BAB I PENDAHULUAN. keadaan sarana prasarana dan peralatan olahraga, keadaan psikologis atlet,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan bangsa yang lain. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemajuan,

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

BAB I PENDAHULUAN. agar tidak kemasukan bola dari regu lawan dengan aturan-aturan tertentu

DONALD HARIANJA J

BAB I PENDAHULUAN. individual maupun olahraga beregu. Biasanya jenis olahraga yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

BAB I PENDAHULUAN. kelompok. 1 kelompok terdiri dari 6 orang. voli merupakan kegiatan fisik

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP VERTICAL JUMP ATLET BOLA VOLI DI UKM BOLA VOLI PUTERA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket

PENGARUH LATIHAN LOMPAT GAWANG DENGAN BEBAN DAN TANPA BEBAN TERHADAP PENINGKATAN VERTICAL JUMP ATLET VOLLY

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga perlu ditingkatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang pada masyarakat Indonesia. Dalam melakukan permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan baik dari segi fisik, teknik, taktik dan mental. Cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... hlm. ABSTRAK... i. LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI... ii. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR...

TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan.

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Reguler PS D-IV, Fisioterapi UEU

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai tuntutan lingkungan hidup terhadap dirinya, untuk dapat. dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

LATIHAN SKIPPING DENGAN TEKNIK HIGH STEP MENINGKATKAN TINGGI LONCATAN PEMAIN BOLA BASKET PUTRA DI SMPN 1 DENPASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki lompatan yang tinggi kecepatan berlari juga sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. dipakai. Beberapa perkembangan tersebut, misalnya digunakanya bola pintar,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BASKET DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

PENGARUH PENAMBAHAN BEBAN LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PEMAIN BOLA VOLI

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. latihan pliometrik. Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

PENGARUH DYNAMIC STRETCHING DAN DEPTH JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER PEMAIN VOLI NASKAH PUBLIKASI

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menunjukkan prestasi dan bersaing dengan bangsa yang lain. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemajuan, kecerdasan dan prestasi suatu bangsa di tingkat regional maupun internasional. Prestasi olahraga adalah salah satu cara untuk memajukan suatu bangsa sehingga dikenal oleh bangsa lain dan disegani dalam setiap penampilan atletnya. Prestasi yang diraih oleh atlet dalam setiap kompetisi, dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu sistem pembinaan, keadaan sarana prasarana dan peralatan olahraga, keadaan psikologis atlet, rasa aman, percaya diri, motivasi, disiplin, dan rutinitas latihan. Kemampuan dasar fisik yang penting dalam olahraga ada beberapa macam yaitu kecepatan, kekuatan, dan daya tahan otot, kelincahan dan koordinasi, daya ledak otot atau power, dan kelenturan. Sasaran latihan kemampuan fisik diarahkan untuk peningkatan kualitas otot, kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot dan ketahanan otot. Olahraga adalah aktifitas fisik yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan-aturan tertentu secara sistematis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain- 1

2 lain yang dilakukan dengan unsur rekreasi 1. Olahraga juga merupakan kegiatan fisik yang bersifat kompetitif dalam suatu permainan, berupa perjuangan tim maupun diri sendiri. Salah satu olah raga yang berbentuk kompetitif tersebut adalah bola basket. Bola basket adalah salah satu olahraga yang sangat diminati oleh kalangan remaja masa kini dan sudah digemari sejak dulu. Dapat ditemukan dimana saja termasuk di sekolah-sekolah, klub-klub basket, dan sebagainya. Di Indonesia sendiri telah sering diadakan kompetisikompetisi bola basket. Adapun pengertian dari bola basket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke dalam keranjang kelompok lawan 2. Masing-masing kelompok beranggotakan satu regu putera atau puteri yang masing-masing regu terdiri dari 5 (lima) orang pemain. Pada permainan basket terdapat beberapa gerakan-gerakan yaitu dribbling, passing, catching, shooting dan pivot. Gerakan-gerakan yang dilakukan tentunya membutuhkan kekuatan otot-otot tungkai yang maksimal terutama pada gerakan shooting, dimana pemain harus memasukan bola ke dalam ring dengan melakukan jump shot. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan jump shot, salah satunya adalah power tungkai. Power adalah kekuatan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Berdasarkan pendapat di atas 1 http://wikipedia/olahraga/id/html diakses 31 Mei 2010 2 Salim, Agus, Buku Pintar Bola Basket, (Bandung : Jembar, 2007)

3 menyebutkan dua unsur penting dalam power yaitu : kekuatan otot dan kecepatan, dalam mengerahkan tenaga maksimal. Teknik dasar yang dominan dilakukan dalam bermain basket adalah gerakan lompatan dan gerakan itu disebut juga vertical jump yang merupakan salah satu gerakan yang dapat diukur. Vertical jump adalah suatu kemampuan untuk naik ke atas melawan gravitasi dengan menggunakan kemampuan otot 3. Sedangkan definisi vertical jump adalah selisih dari jangkauan lompatan dan jangkauan berdiri. Pada vertical jump terdiri dari beberapa fase yaitu: countermovement, propulsion, flight, landing 4. Mekanisme dari gerak vertical jump adalah sebagai berikut: vertical jump diawali dengan gerakan countermovement (merupakan awal gerakan dimana pada fase ini diawali dengan berdiri tegak lalu melakukan fleksi hip, knee dan ankle joint), propulsion (merupakan lanjutan dari gerakan counter movement dimana gerakan ini diawali dengan fleksi hip, knee dan ankle joint menuju gerakan take off ), flight (fase ini diawali gerakan take off menuju landing), landing (terdiri dari gerakan landing untuk menuju end of the movement) 5. Dalam melakukan vertical jump memerlukan komponenkomponen pendukung dan salah satunya adalah otot. Otot merupakan 3 Ostoji SM, Stojanovi M, Ahmetovi Z, Vertical Jump, 2010, diakses 31 Mei 2010; http://en.wikipedia.org/wiki/vertical_jump. 4 Paul Grimshaw, et al. Sport and Exercise Biomechanics.2007: Taylor and Francis. New york 5 Ibid,.

4 salah satu komponen yang dapat menghasilkan gerakan serta kekuatan otot yang maksimal sangatlah penting bagi peningkatan pada vertical jump. Otot skelet merupakan suatu jaringan yang dapat dieksitasi yang kegiatannya berupa kontraksi, sehingga otot mempunyai kemampuan ekstensibilitas, elastisitas dan kontraktilitas. Karena kemampuannya maka otot skelet dapat menggerakkan bagian-bagian skelet sehinga dapat menimbulkan gerakan. Pada tungkai terdapat beberapa macam otot dan salah satunya adalah otot quadriceps yang berfungsi sebagai penopang, pada saat berjalan, berlari, menendang, melompat, naik turun tangga maupun stabilisasi pada saat melakukan aktifitas ataupun latihan. Otot Quadriceps merupakan salah satu otot pada sendi lutut. Hubley dan Wells (1983) menyatakan bahwa aktivasi dari otot quadriceps femoris mempunyai peran 50% dalam vertical jump. Terkait dengan fungsinya dalam menghasilkan gerakan ekstensi knee maka otot ini merupakan otot yang berperan penting dalam menghasilkan gerakan vertical jump. Oleh karena itu agar dapat melakukan gerakan vertical jump yang maksimal pada atlet basket maka dibutuhkan kekuatan otot quadriceps yang maksimal pula, sehingga menghasilkan penampilan otot yang optimal dan resiko cidera pada saat bermain basket dapat diminimalisir. Fisioterapi sebagai tenaga profesional yang sempurna untuk mempromosikan, membimbing, memberikan resep, dan mengupayakan

5 serta mengelola kegiatan olahraga (WCPT, 2010) dapat berperan aktif dalam memberikan program latihan untuk meningkatkan kemampuan atlet dalam berolahraga, salah satunya atlet basket. Adapun di dalam lampiran posisi fisioterapi sebagai ahli dalam bidang olahraga yang telah ditentukan oleh WCPT, di dalamnya terdapat teknik-teknik latihan yang meliputi: latihan aerobik dan anaerobik, kelas aerobik (low impact, high impact, dance, step), latihan kekuatan dan pelatihan kemampuan yang terdiri dari: aktif (konsentrik, eksentrik, isometrik, isokinetik, open chain, closed chain, provioceptive neuromuscular facilitation), resistif, core atau latihan stabilisasi postural, prinsip SAID (Specific Adaptation, to Imposed Demands), latihan postural, latihan fleksibilitas (elastis stretch, plastic stretch, static, ballistic, cybernetic stretch, propioceptive neuromuscular facilitation), keseimbangan dan latihan vestibular, koordinasi, kecepatan, dan ketangkasan latihan, latihan pernapasan, relaksasi latihan, program latihan air, pelengkap latihan (Tai Chi, Yoga, Pilates, Feldenkrais, Alexander). Dengan adanya latihan-latihan ini maka diharapkan fisioterapi olahraga dapat semakin berkembang dan lebih dikenal lagi 6. Terdapat beberapa tehnik latihan pada latihan penguatan. Dengan pemberian latihan penguatan maka akan menyebabkan hipertropi pada otot tipe IIa (fast twitch fibers dan slow twitch fibers). Salah satu latihan 6 Australian Physiotherapy Association, Position Statement: Evidence regarding therapeutic exercise in physiotherapy. APA, Melbourne, Australia, 2006. diakses 6 Juni 2010; http://apa.advsol.com.au/physio_and_health/media/download/2006/evidencerega rdingtherapeuticexerciseinphysiotherapy.pdf

6 penguatan yang bertujuan untuk meningkatkan vertical jump adalah latihan tuck jump dan depth jump. Latihan tuck jump dan depth jump merupakan salah satu bentuk latihan berbeban yang mampu memberikan keuntungan sekaligus meningkatkan baik pada kemampuan kekuatan, kecepatan, daya ledak dan kontrol motorik, dengan mengikuti prinsip latihan yang benar dan sesuai dengan tujuan menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-gerakan eksplosif 7. Chu mengatakan bahwa latihan tuck jump dan depth jump adalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Istilah lain dari latihan tuck jump dan depth jump adalah stretch-shortening cycle. Sedangkan gerakan tuck jump dan depth jump dirancang untuk menggerakkan otot pinggul dan tungkai, dan gerakan otot khusus yang dipengaruhi oleh bounding, hopping, jumping, leapping, skipping, ricochet 8. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Markovic (2007) menyimpulkan bahwa latihan tuck dan dept dapat meningkatkan power tungkai dengan hasil pada depth jump 87%, knee tuck jump 85%, squat jump 47%, drop jump 47%. Dengan dosis aplikasi latihan tuck dan dept selama 6 minggu, 3 kali per minggu dilakukan 2 3 set dengan jumlah pengulangan 8 7 Lubis, Johansyah. Mengenal Latihan Pliometrik. diakses 6 Juni 2010; http://www.koni.or.id/files/documents/journal/4.%20mengenal%20latihan%20pliometri k.pdf 8 Ibid.,hlm. 6

7 12 kali dengan periode istirahat 2 3 menit di sela - sela set (Kisner & Colby, 1996) 9. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan memaparkannya dalam bentuk skripsi dengan judul Perbedaan Efek Pemberian Latihan Tuck Jump dan Depth Jump Terhadap Peningkatan Vertical Jump Pada Atlet Basket Pemula. B. Identifikasi Masalah Dalam permainan bola basket, terdapat gerakan-gerakan yang penting yaitu dribbling, passing, catching, shooting dan pivot. Gerakangerakan yang dilakukan membutuhkan kekuatan otot-otot tungkai yang maksimal terutama pada gerakan shooting, dimana pada gerakan ini pemain harus memasukan bola ke dalam ring dengan melakukan lompatan tinggi (jump shot). Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan jump shot, yaitu propiosepsi, kekuatan otot, stabilitas atau daya tahan otot, power, dan kelenturan. Power yaitu kekuatan otot dan kecepatan, dalam mengerahkan tenaga maksimal. Adapun komponen-komponen pendukung terhadap peningkatan power tungkai adalah fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi, kekuatan dan daya tahan. Dan dari komponen-komponen pendukung tersebut yang dapat diukur salah satunya adalah vertical jump. 9 Zadah Faidlullah, Hilmi, Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump Dan Knee Tuck Jump Terhadap Hasil Tendangan Lambung Atlit Sepak Bola Pemula Di SMP Al-Firdaus Surakarta, skripsi sarjana (Surakarta : Program Studi D IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan, 2009), diakses 2 Juni 2010; http://www.docstoc.com/docs/49804960/pengaruh-latihan- PLIOMETRIK-DEPTH-JUMP-DAN-KNEE-TUCK-JUMP

8 Pada vertical jump sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan yang paling utama adalah otot. Kekuatan otot yang maksimal sangat berpengaruh terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. Dimana kekuatan otot tersebut dapat ditingkatkan melalui pemberian latihan, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan vertical jump. Latihan penguatan memiliki banyak variasi, tetapi yang akan dibahas lebih lanjut adalah latihan tuck jump dan depth jump. Pada latihan tuck jump merujuk kepada peningkatan kemampuan kelompok kerja otot tungkai, dimana pada latihan ini dilakukan dengan cara melakukan 1 kali lompatan ke atas dengan 2 tungkai diangkat sampai setinggi dada. Latihan knee tuck jump fokus dengan 60% kecepatan dan 40% kekuatan. Sedangkan pada latihan depth jump bertujuan untuk meningkatkan power tungkai dengan cara melompat dari bangku kemudian mendarat, disusul dengan melompat setinggi-tingginya, dalam latihan depth jump fokus latihan dengan 40% kecepatan dan 60% kekuatan. Selain terjadi peningkatan kekuatan otot, pada latihan ini juga terjadi peningkatan kecepatan kontraksi otot, dimana keduanya merupakan faktor penentu terjadinya power, jika keduanya meningkat maka power juga akan meningkat dan secara paralel akan terjadi juga peningkatan kemampuan vertical jump pada atlet basket.

9 Untuk mengukur kekuatan otot-otot tungkai dan efek pemberian kedua latihan tersebut terhadap peningkatan vertical jump, maka dilakukan test kemampuan vertical jump dengan sargent test. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan keterbatasan waktu yang ada, maka pembatasan penelitian ini hanya dibatasi pada perbedaan efek pemberian latihan tuck jump dan depth jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada efek peningkatan latihan tuck jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket pemula? 2. Apakah ada efek peningkatan latihan depth jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket pemula? 3. Apakah ada perbedaan efek peningkatan latihan tuck jump dan depth jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket pemula?

10 E. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan efek pemberian latihan tuck jump dan depth jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui efek pemberian latihan tuck jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. b. Untuk mengetahui efek pemberian latihan depth jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. F. Manfaat Penulisan 1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi fisioterapi sehubungan dengan manfaat pemberian latihan tuck jump dan depth jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. b. Untuk melihat efek pemberian latihan tuck jump dan depth jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. 2. Bagi institusi pelayanan a. Sebagai referensi tambahan untuk mengetahui intervensi fisioterapi dengan menggunakan pemberian latihan tuck jump dan depth jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. b. Agar fisioterapis dapat memberikan pelayanan fisioterapi yang tepat berdasarkan ilmu pengetahuan fisioterapi.

11 3. Bagi institusi pendidikan a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan informasi untuk program fisioterapi. b. Sebagai bahan pembanding penelitian selanjutnya. 4. Bagi peneliti a. Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan kesempatan bagi penulis untuk mempelajari manfaat pemberian latihan tuck jump dan depth jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. b. Sebagai suatu kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan 5. Bagi Klub Basket Memberi masukan akan pentingnya terapi latihan tuck jump dan depth jump dalam mendukung latihan fisik untuk meningkatkan vertical jump serta prestasi bermain para atlet basket tersebut. 6. Bagi Peserta Penelitian Menambah pengetahuan dalam meningkatkan prestasi diri dalam bermain baket dan cara-cara mengolah potensi prestasi diri tersebut dengan terapi latihan fisik yang telah diberikan.