PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA HOME INDUSTRY WINGKO BABAT CAP TIGA KELAPA MUDA DENGAN FULL COSTING METHOD. Oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN FULL COSTING METHOD MELALUI PENGHITUNGAN HPP SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM TAHU PAK DARIYO. Andri Eka Permatasari

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE

ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL BOLA PLASTIK PADA UD. BUMI PUTRA

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD PADA UMKM KERUPUK CAP LAKSA YOHANA SAPUTRI

PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI FULL COSTING METHOD PADA PABRIK TAHU TN. Oleh : Vivi Rohmawati Fakultas Ekonomi dan bisnis

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK

PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PRODUK BANDENG PRESTO MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

ANALISA PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD PADA UKM WINGKO BABAT CAP LOKOMOTIF BAPAK SUMARDI. Paridipta Bagus Rahadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY KUEH ALEN-ALEN CAP KETELA POHONG LANCAR JAYA WONOSOBO

Kata kunci: harga pokok produksi, full costing, variable costing, harga jual

PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN COST PLUS PRICING MENGGUNAKAN PENDEKATAN FULL COSTING

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE FULL COSTING PADA USAHA TEPUNG TAPIOKA DAUN WARU

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh

Ni Made Rahayu Megawati. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Analisis Harga Pokok Produksi Roti Berdasarkan Metode Full Costing dan Variable Costing

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO)

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

1. Pendahuluan. Serat Acitya Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang ISSN : , Vol. 7 No. 1, 2018

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Activity Bassed Costing untuk Menentukan Harga Pokok Produksi di UD. Tiga Rasa Kraksaan Probolinggo

Amelia A.A Lambajang, Analisis Biaya Produksi. ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABEL COSTING PT.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK KONVEKSI PADA CV.

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang)

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED MMT DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA UMKM RAJA CETAK & PRINTING SEMARANG

Silvia Porawouw, Analisis Perbandingan Metode Penentuan

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

PENERAPAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN HPP DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK DUPA PADA UD GANESHA

PRODUCTION COST ANALYSIS OF SUMBER GIZI NABATI ENTERPRISE IN PEKANBARU CITY

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY VANIA BAKERY DI SEMARANG. Oleh : Ary Erlinda Setiyani

PENERAPAN JOB ORDER COSTING METHOD DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PANEL LISTRIK PADA CV.

Oleh: Ester Laksita Akni. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

Tugas Akhir. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Program Studi Akuntansi Jususan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Biaya Menurut Variable Costing Untuk Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Pada Perusahaan Kue Bangket Tokin.

PENINGKATAN DAYA SAING PERUSAHAAN TERHADAP KOMPETITOR MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN METODE JOB ORDER COSTING SEBAGAI PENENTU COST OF GOODS MANUFACTURED (Studi Kasus pada Youdesign Digital Printing Semarang)

Nienik H. Samsul, Perbandingan Harga Pokok.. PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING UNTUK HARGA JUAL CV.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN METODE FULL COSTING PADA PEMBUATAN ETALASE KACA DAN ALUMUNIUM DI UD. ISTANA ALUMUNIUM MANADO

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PRODUK TAHUBAXO IBU PUDJI BERDASARKAN FULL COSTING METHOD

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

PENENTUAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE JOINT COST BY PRODUCT PADA UMKM BANDENG MUTIARA HATI. Nilam Setiyo Rini.

Lita Mandasari, Kusni Hidayati, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan

Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV. Intan Abadi Di Samarinda

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PERLAKUAN PRODUK SAMPINGAN PADA UD. SARI NADI SINGARAJA TAHUN 2012

ABSTRACT. Keywords: Cost of Production - Full Costing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA CV. PITULAS SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN COST OF GOODS PRODUCTION BABY SHOES DENGAN MENGGUNAKAN JOB ORDER COSTING METHOD PADA UKM LITTLE E-NICE SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING CV PUTRA JAYA ROTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI KARTU UNDANGAN DAN AMPLOP DINAS PADA CV. KARUNIA INDAH

Transkripsi:

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA HOME INDUSTRY WINGKO BABAT CAP TIGA KELAPA MUDA DENGAN FULL COSTING METHOD Oleh : Maria Susana Ika Adi Lis Tyaningrum Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT A production activity needs a sacrifice of economic resources which is the cost of a product in order to produce goods or service to be marketed. All those will be the basis in determining the cost of production. The determination of the cost of production is very important, due to increase the competition among one company and another company in producing a quality product with a competitive price. In this thesis in the Home Industry Wingko Babat Cap Tiga Kelapa Muda become the object of research used for the calculation of the cost of production. The aim of the present research is analyze the production cost calculation of wingko babat by the company and the full costing method. The type and source of data used in this research is primary data collected myself from the company by the interview and secondary data obtained through appropriate literature with the title. The method of calculating the cost of production used in this research is the full costing method. Based on the result of research by the author, it can be concluded that the calculation of the cost of production by using full costing Rp 24.273.719,00 and the cost of production per unit Rp 800,00 while calculating the cost of production according to the method of the company Rp 22.476.800,00 and the cost per unit Rp 700,00. There is a difference between the production cost of Rp 1.796.919,00 and the difference in cost of production per unit Rp 100,00. Keywords : cost of production, full costing

PENDAHULUAN Latar Belakang Di Indonesia saat ini telah banyak dijumpai industri-industri rumahan atau yang lebih dikenal dengan home industry. Home industry saat ini sangat membantu pemerintah dalam menghadapi masalah perekonomian negara khususnya masalah pengangguran. Biasanya industri-industri rumahan merekrut para karyawan dari lingkungan tempat tinggal mereka sendiri atau bisa juga karyawan dari luar kota. Perusahaan-perusahaan ataupun industri-industri yang telah didirikan harus mempunyai strategi ataupun metode yang tepat agar produk-produk yang dihasilkan tetap bisa bersaing dan hendak bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan, karena kemajuan dunia usaha dewasa ini jauh berkembang dengan pesat, baik dalam skala besar maupun kecil serta banyaknya industri yang terus bermunculan akan menimbulkan persaingan diantara industri sejenis maupun yang tidak sejenis untuk dapat menguasai pasar akan hasil produk perusahaan tersebut (Sihite dan Sudarno, 2012). Menurut Ilham dan Sudarno (2013), perkembangan sektor home industry yang ada di Indonesia menyiratkan adanya potensi yang besar jika dapat dikelola maupun dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Semakin berkembangnya perusahaan, semakin kompleks aktivitas-aktivitas yang dijalankan. Sering kali terdapat beberapa kendala dalam industri rumahan, salah satunya kendala dalam keuangan, baik berupa modal awal hingga perhitungan harga pokok produksi (HPP). Selain itu, masalah-masalah yang muncul dalam sektor home industry adalah laporan mengenai biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Para pelaku usaha dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi (HPP) biasanya kurang terperinci. Permasalahan Harga pokok produksi (HPP) berawal dari tidak adanya suatu proses pencatatan yang baik yang dilakukan oleh para pelaku usaha. Usaha home industry Wingko Babat Cap Tiga Kelapa Muda merupakan usaha kecil yang bergerak dalam bidang produksi manufaktur makanan yang produksinya dilakukan setiap hari. Dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi (HPP), usaha home industry wingko babat ini masih menggunakan metode pencatatan yang masih sederhana yaitu masih ada beberapa biaya overhead yang digunakan untuk memproduksi wingko babat tetapi belum dimasukkan dalam komponen biaya produksi. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan harga pokok produksi wingko babat yang dilakukan oleh home industry wingko babat cap tiga kelapa muda dan yang dilakukan dengan menggunakan metode full costing.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biaya Menurut beberapa ahli, definisi biaya dapat diartikan sebagai berikut: 1) Daljono (2005) biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan atau manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang. 2) Hansen dan Mowen (2009) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi. 3) Mulyadi (2005) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang mungkin akan terjadi untuk tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian yang ada di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang. Obyek Biaya Menurut Usry dan Hammer (1994), obyek biaya didefinisikan sebagai beberapa unit, kegiatan, atau fenomena di mana rencana dibuat untuk mengakumulasi dan mengukur biaya. Unit, kegiatan, atau fenomena tersebut mungkin memuat sebuah unit produk, tumpukan atau partai unit yang sama, semua unit yang selalu memproduksi produk tertentu, pesanan, kontrak, proyek, proses, fungsi, tujuan, organisasi, departemen, segmen, lokasi atau kesatuan cabang usaha lain. Klasifikasi Biaya Carter (2009), Klasifikasi biaya adalah sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan biaya, yaitu: A. Biaya dalam hubungannya dengan produk 1. Biaya manufaktur atau biaya produksi Biaya manufaktur atau biaya produksi adalah sebagian jumlah dari tiga elemen biaya, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. 2. Beban komersial Beban komersial terdiri dari dua klasifikasi umum, yaitu : a. Beban pemasaran b. Beban administratif B. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi 1) Biaya variabel

Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas, dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas. 2) Biaya tetap Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat atau menurun. 3) Biaya semivariabel Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. C. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi atau segmen lain 1) Departemen produksi Di departemen produksi, operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. 2) Departemen jasa Di departemen jasa, jasa diberikan untuk keuntungan departemen lain. Meskipun departemen jasa tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi, biaya departemen ini merupakan bagian dari biaya overhead dan juga merupakan biaya dari produk. D. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi Biaya dapat diklasifikasikan sebagai: 1) Belanja modal (capital expenditure) Suatu belanja modal dimaksudkan untuk memberikan manfaat pada periodeperiode mendatang dan dilaporkan sebagai asset. 2) Belanja pendapatan (revenue expenditure) Belanja pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. E. Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi Menurut Supriyono (1983) untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen data biaya dikelompokkan di dalam: 1) Biaya relevan (Relevant Cost) 2) Biaya tidak relevan (Irrelevant Cost) Harga Pokok Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2009), harga pokok produksi adalah total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Menurut Witjaksono (2006), harga pokok produksi adalah sejumlah nilai aktiva (asset), tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan. Dari beberapa pengertian harga pokok yang ada di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan sesuatu yang telah dikorbankan selama periode tertentu guna mencapai suatu penghasilan.

Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi Terdapat tiga unsur-unsur harga pokok produksi menurut Harnanto dalam Sihite dan Sudarno (2012), yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tak langsung atau biaya overhead pabrik. 1) Biaya bahan baku Biaya bahan baku meliputi harga pokok dari bahan-bahan yang dapat diidentifikasikan sebagai bagian dari produk jadi. 2) Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung meliputi gaji dan upah dari seluruh tenaga kerja yang secara langsung dapat diidentifikasi dengan kegiatan-kegiatan dalam mengolah bahan menjadi produk jadi. 3) Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan penolong, gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung, serta biaya produksi tidak langsung lainnya. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Mulyadi (2005), pada perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk: 1) Menentukan Harga Jual Produk 2) Memantau Realisasi biaya produksi 3) Menghitung Laba Rugi Periodik 4) Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Pengumpulan harga pokok produksi menurut Abdullah (2012), dapat dikelompokan menjadi dua metode, yaitu: 1) Metode harga pokok pesanan Metode harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi biaya perpetual yang menghimpun biaya menurut pekerjaan-pekerjaan tertentu. 2) Metode harga pokok proses Metode harga pokok proses bertujuan untuk menentukan harga pokok atau biaya per unit yaitu dengan membagi biaya pada suatu periode tertentu dengan jumlah unit produk yang dihasilkan pada periode tersebut. Sedangkan menurut Witjaksono (2006), sistem akumulasi biaya harus sesuai dengan sistem produksi, dan dikenal dua sistem akumulasi biaya, yaitu: 1) Sistem biaya pesanan (job order costing) 2) Sistem biaya proses (process costing)

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Mulyadi (2005), dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan, yaitu: 1) Full Costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Biaya overhead pabrik tetap Harga pokok produksi 2) Variable Costing Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Harga pokok produksi Obyek Penelitian METODE PENELITIAN Obyek penelitian dilaksanakan di usaha home industry wingko babat cap tiga kelapa muda, yang berlokasi di Jalan Gajah Mungkur Dalam No. 109 Semarang. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri dari perusahaan yang diperoleh dari keterangan-keterangan serta penjelasan-penjelasan dari perusahaan yang

berhubungan langsung dengan penelitian ini yang dilakukan dengan cara seperti wawancara kepada pemilik usaha atau dengan bagian produksi. 2. Data Sekunder diperoleh melalui literatur yang sesuai dengan judul penelitian, jurnal, serta hasil penelitian terdahulu. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak tertentu, seperti pihak pemilik usaha ataupun dengan pihak bagian produksi guna untuk memberikan keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Studi Kepustakaan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur ataupun sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode Analisis Data Penelitian yang dilakukan kali ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif merupakan analisis data yang merekomendasikan susunan harga pokok produksi yang seharusnya dalam metode ini dinyatakan dengan angka-angka. Metode deskriptif kuantitatif yang diperlukan dalam penulisan penelitian kali ini adalah : 1. Metode Full Costing Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi baik tetap maupun variabel ke dalam harga pokok produksi berikut ini : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Biaya overhead pabrik tetap Harga pokok produksi 2. Susunan Harga Pokok Produksi Untuk merekomendasikan harga pokok produksi pada perusahaan, maka harga pokok produksinya dapat dilihat sebagai berikut : Biaya persediaan awal Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Biaya persediaan akhir Harga pokok produksi sebelum pajak ()

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Usaha home industry wingko babat cap tiga kelapa muda sudah melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan metode yang masih sederhana. Usaha home industry ini hanya memperhitungkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Masih ada beberapa BOP yang belum dimasukkan oleh perusahaan dalam memperhitungkan harga pokok produksi wingko babat. No Tabel 4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Wingko dengan Metode Perusahaan Kebutuhan Keterangan Satu Bulan Harga (Rp) Jumlah (Rp) 1 Tepung ketan 4 paket 1.000.000/paket 4.000.000 2 Kelapa 600 kg 11.000/kg 6.600.000 3 Gula pasir 4 sak 475.000/sak 1.900.000 4 Garam 30 bungkus 1000/bungkus 30.000 5 Putasium 1 kg 80.000 80.000 6 Perasa Cokelat ½ liter 130.000 130.000 Nangka ½ liter 170.000 170.000 Durian ½ liter 200.000 200.000 7 Kertas pelapis 100 kg 14.000/kg 1.400.000 8 Kertas amplop 33.600 buah 23/buah 772.800 9 Tas 1.680 buah 800/buah 1.344.000 10 Gas elpiji 30 tabung 75.000/tabung 2.250.000 11 Daun pisang 1.200.000 12 Biaya tenaga kerja ESTIMASI PERUSAHAAN 2.400.000 Total Biaya 22.476.800 Jumlah Produksi (biji) 33.600 Harga Pokok Produksi per biji 668,952381 Pembulatan 700 Pembahasan Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Wingko Babat dengan Menggunakan Cara Perusahaan dan Metode Full Costing. Tabel 4.24 Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Wingko Babat dengan Menggunakan Cara Perusahaan dan Metode Full Costing

Keterangan Harga pokok produksi Harga pokok produksi per biji Metode full costing (Rp) Metode perusahaan (Rp) Selisih (Rp) 24.273.719 22.476.800 1.796.919 800 700 100 Berdasarkan tabel 4.24 diketahui adanya perbedaan nilai dari hasil perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan menurut metode perusahaan dengan metode full costing. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan menurut perusahaan. Nilai yang dihasilkan dengan menggunakan metode full costing sebesar Rp 24.273.719,00 sedangkan nilai yang dihasilkan menurut metode perusahaan sebesar Rp 22.476.800,00 sehingga terdapat selisih perhitungan harga pokok produksi sebesar Rp 24.273.719,00 Rp 22.476.800,00 = Rp 1.796.919,00. Perhitungan dengan menggunakan metode full costing memiliki nilai yang lebih tinggi karena semua biaya dihitung secara rinci yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik yang bersifat tetap maupun variabel sedangkan perhitungan harga pokok produksi menurut metode perusahaan memiliki nilai yang rendah karena dalam metode perusahaan belum memasukkan biaya overhead pabrik keseluruhan. Perusahaan hanya merinci biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik namun biaya overhead pabrik yang dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi hanya biaya bahan penolong seperti gula pasir, garam, putasium, perasa, kertas pelapis, kertas amplop, tas, gas, dan daun pisang. Biaya listrik, biaya air, biaya telepon, biaya pembelian tepung kanji, biaya bensin, biaya pemeliharaan kendaraan, dan biaya penyusutan kendaraan, mesin, dan peralatan tidak di bebankan oleh perusahaan dalam perhitungan harga pokok produksi. Maka dari itu, perhitungan harga pokok produksi menurut metode perusahaan memiliki nilai jauh lebih kecil dibanding dengan menggunakan metode full costing. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing mempunyai keuntungan, yaitu untuk memperkecil kesalahan yang terjadi pada perhitungan harga pokok produksi serta dapat mengetahui selisih BOP yang timbul jika BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguhnya terjadi, sehingga menghindari terjadinya pembebanan BOP lebih dan pembebanan BOP kurang. Metode full costing akan membantu dalam penentuan harga pokok produksi yang maksimal, maka dalam metode full costing BOP baik yang berperilaku tetap maupun variabel dibebankan pada produk atas dasar BOP yang sesungguhnya. Kemaksimalan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dapat membantu menetapkan harga jual yang wajar, sehingga dapat menentukan laba yang lebih tepat dan akurat.

PENUTUP Kesimpulan 1. Usaha home industry wingko babat cap tiga kelapa muda telah melakukan perhitungan harga pokok produksi, tetapi dalam melakukan perhitungan masih dengan menggunakan metode yang sederhana. Biaya-biaya yang dihitung oleh usaha home industry wingko babat ini sebagai biaya produksi meliputi biaya tepung ketan, biaya kelapa, biaya gula pasir, biaya garam, biaya putasium, biaya perasa, biaya kertas pelapis, biaya kertas amplop, biaya tas, biaya gas elpiji, biaya daun pisang, dan biaya tenaga kerja. Masih ada beberapa biaya overhead pabrik yang belum diperhitungkan dalam proses produksi, yaitu biaya listrik, biaya air, biaya telepon, biaya bensin, biaya pemeliharaan kendaraan, biaya penyusutan mesin, kendaraan, dan peralatan, serta biaya pembelian tepung kanji yang digunakan untuk membuat lem. Hasil perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebesar Rp 22.476.800,00 dan harga pokok produksi per biji adalah Rp 700,00. 2. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing diperoleh hasil sebesar Rp 24.273.719,00 dan harga pokok produksi per biji Rp 800,00. Hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing memiliki nilai yang lebih tinggi, karena biaya-biaya yang ada dalam proses produksi dihitung secara terperinci. 3. Perbedaan perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dan metode perusahaan terletak pada pembebanan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Perusahaan tidak membebankan biaya tenaga kerja pemilik, karena pemilik juga ikut terlibat dalam proses pembuatan wingko babat dan biaya overhead pabrik belum dibebankan secara keseluruhan, sehingga hasil yang diperoleh kurang tepat dan akurat. Saran 1. Sebaiknya usaha home industry wingko babat cap tiga kelapa muda menggunakan metode full costing dalam memperhitungkan harga pokok produksi karena dengan menggunakan metode full costing lebih terperinci dan lebih akurat dibandingkan dengan metode yang digunakan oleh perusahaan. 2. Sebaiknya usaha home industry wingko babat cap tiga kelapa muda memperhitungkan biaya tenaga kerja pemilik, karena pemilik juga ikut terlibat dalam proses pembuatan wingko babat dan memperhitungkan biaya overhead pabrik secara terperinci seperti biaya listrik, biaya air, dan biaya telepon agar mendapatkan hasil yang lebih tepat dan akurat. 3. Dalam menentukan harga pokok produksi wingko babat metode yang tepat digunakan oleh perusahaan adalah metode full costing, karena metode full costing dapat menunjukan BOP yang sesungguhnya terjadi. BOP yang sesungguhnya terjadi yang seharusnya juga diperhitungkan oleh perusahaan meliputi biaya listrik, air, telepon, biaya bensin, pemeliharaan kendaraan, biaya penyusutan mesin, kendaraan, dan peralatan serta biaya pembelian tepung kanji.

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Wasilah dan Firdaus A Dunia. 2012. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat Batubara, Helmina. 2013. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing Pada Pembuatan Etalase Kaca Dan Alumunium Di UD. Istana Alumunium Manado. Jurnal EMBA. Vol. 1 No. 3, Hal. 217-224 Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat Daljono. 2005. Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok & Pengendalian. Semarang: BP Undip Hansen, Don R dan Maryanne M mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi ke-8 (Diterjemahkan oleh : Deny Arnos Kwary). Jakarta: Penerbit Salemba Empat Ilham dan Sudarno. 2013. Penentuan HPP Percetakan Sablon Otakkanan Production di Yogyakarta. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. 2 No. 2, Hal. 1-14 Lambajang, Amelia A. A. 2013. Analisis Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Metode Variabel Costing PT. Tropica Cocoprima. Jurnal EMBA. Vol. 1 No. 3, Hal. 673-683 Lasena, Sitty Rahmi. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. Dimembe Nyiur Agripro. Jurnal EMBA. Vol. 1 No. 3, Hal. 585-592 Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok Produksi. Yogyakarta: Andi Offset Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Samsul, Niniek H. 2013. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing Dan Variable Costing Untuk Harga Jual CV. Pyramid. Jurnal EMBA. Vol. 1 No. 3, Hal. 366-373 Sihite, Lundu Bontor dan Sudarno. 2012. Analisi Penentuan Harga Pokok Produksi Pada Perusahaan Garam Beryodium (Studi Kasus Pada UD. Empat Mutiara). Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. 1 No. 2, Hal. 1-15 Supriyono. 1983. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta: BPFE Usry, Milton F dan Hammer Lawrence H. 1994. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta: Erlangga Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Jakarta: Graha Ilmu