BAB V. Dewa-dewi lain yang sering dipuja

dokumen-dokumen yang mirip
19. Koan Im Po Sat (Guan Yin Pu Sa) 觀音菩薩

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公

LAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui

Dewa-Dewa Taoisme Yang Terkemuka

三官大帝. San Guan Da Di.

15. Thian Siang Sing Bo (Tian Shang Sheng Mu) 天上聖母. mereka menjadi pengawalnya. Pada usia 28 tahun, yaitu pada masa. poanthian.blogspot.

水神海神. (Shui Xian, Hai Shen) Dewa Air dan Dewa Laut

Wen Chang Di Jun, Kui Dou Xing Jun, Zhu Yi Fu Zi Dewa Pelindung Kaum Terpelajar

Dewa Panjang Usia (Peng Zu, Ma Gu, Zhou Gong dan Tao Hua Nu)

( 城隍爺, 文武判官, 七爺, 八爺 )

Tee Cong Ong Pauw Sat Di Zang Wang Pu Sa. Pendamping kiri: To Ming Hwe Sio (Dao Ming Ho Sang) Pendamping kanan: Bien kong (Min Gong)

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB VI. Sembahyangan lain dan asal usulnya

Dewa Pelindung Masyarakat Nan An a). Guang Ze Zun Wang b). Guo Fen Yang Gong

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

瑤池金母西王大天尊. (Yao Chi Jin Mu Dewi Penguasa Langit Barat)

Penjelasan 7 Jenis Kertas Sembayang (Kertas Mulia)

Tay Sing Ci Sing Sian Su Khonghucu. (Da Cheng Zhi Sheng Xian Shi Gongfuzi)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEMBAHYANG ONDE. Persiapan Sin Cia. Oleh : Marga Singgih. Jakarta, Desember 2017

BAB V PENUTUP. Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 )

BAB I PENDAHULUAN. tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah

Kura-kura dan Sepasang Itik

tuo jiao, 托腳, tuo tuan, 托槫 kaki pendukung, balok miring menahan gording diatasnya dan ujung lain bertumpu pada balok melintang.

Cd 1 Title 1. Cd 1 Title 2

DEWA - DEWI KELENTENG. DISUSUN OLEH : Ir. E. SETIAWAN KWA THONG HAY YAYASAN KELENTENG SAMPOOKONG GEDUNG BATU - SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga

Tiga Sumpah Agung. Hal 1.

Ahli Ibadah dengan Pelacur yang Cantik Jelita Sebuku Roti Penebus Dosa

BAB II LANDASAN TEORI

Sejarah Masuknya Tathagata Usnishavijaya Dharani ke

shan, 山, shan qiang, 山牆, tembok berbentuk gunungan, kopwand, ampig, bagian atas tembok berbentuk sudut puncak pada atap pelana.

SEJARAH BERDIRINYA TEMPAT IBADAH TRI DHARMA (T.I.T.D.) HWIE ING KIONG, MADIUN

MAKALAH ISLAM. Sam Poo Kong: Akulturasi Budaya Islam- Tiongkok

I. 1. LATAR BELAKANG I. 1. A. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

Batu yang Menjadi Roti

Gambar 38. Perkiraan denah ming-tang 明堂, dengan 4 ruang skywell, dian-jing 天井 disekeliling ruang pusat. (

Aku Juga Berpikir Hal Yang Sama Untuk Beberapa Waktu. Dapatkah Kau Merekomendasikan Seorang Utusan Yang Pantas Untuk Menjalankan Rencana Ini?

LEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PARAHU

KOO ONG KUAN SEE IEM KENG

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).

Tionghoa, Dulu dan Sekarang (1)

Putri Sinar Alam dan Putri Sinar Kaca (Cerita Rakyat dari daerah Jabung)

24:1 Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam segala hal.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang

Bab 1: Tiga Pahlawan Saling Mengangkat Saudara di Taman Persik; Satu Kemenangan Mengguncangkan Para Pemberontak di Medan Perang

BAB III DESKRIPSI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat

1. Bagaimana Mordekhai dan orang-orang Yahudi menerima berita itu?

Prasasti pembangunan, perbaikan bangunan klenteng Xie Tian Gong

E-Book Kalender Feng Shui 2012

MENGAMPUNI ORANG LAIN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang. yang diungkapkan oleh para ahli bahasa.

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TESIS PENELITIAN RUMAH IBADAT KELENTENG DENGAN KAJIAN ILMU FENG SHUI STUDI KASUS PADA BANGUNAN RUMAH IBADAT KELENTENG HOK LING MIAU, GONDOMANAN,

E-Book Kalender Feng Shui 2009

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELASAIN MASALAH MENGENAI MITOS-MITOS MENYESATKAN DI SEKITAR FENG SHUI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

LAMBANG ORNAMEN LANGIT - LANGIT RUANG KWAN TEE KOEN KLENTENG KWAN TEE KIONG YOGYAKARTA DITINJAU DARI FILSAFAT CHINA

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 19 dari 60.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

`Lampiran 1. Ringkasan Cerita Mukashi Banashi. Urashima Tarou. dia melihat sekumpulan anak sedang menangkap seekor kura-kura.

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat

Elisa, Manusia Mujizat

Written by Administrator Sunday, 17 November :31 - Last Updated Thursday, 27 March :12

Mempertimbangkan Pendekatan Saudara

KOMPETENSI 5 CERITA MENARIK. Standar Kompetensi Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Elisa, Manusia Mujizat

Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata)

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya:

L; re.- o~ ChNs+ rl'l&oil,si'a tt '

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan,

RAJA ISRAEL YANG PERTAMA

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

Elisa, Manusia Mujizat

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Dengan berhati-hati dan waspada Kyai Singoprono mengelilingi sawahnya, dan Kyai Singoprono merasa tentram, sebab tanamannya tak satupun yang rusak.

Yeremia, Laki-laki yang Menangis

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Elisa, Manusia Mujizat

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 29 JANUARI 2017 (07.00 & 09.30) (MINGGU IV SESUDAH EPIFANI) PARA PEMILIK KEBAHAGIAAN

TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA

Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

NAMA RASI TIONGHOA TERTULIS DALAM KOTAK. (RONAN, C.A. ET AL. 2000:VOL2)... 55

Sadhana Botol Harta Raja Naga

Teguran Allah kepada Musa. Ditulis oleh Wiki

Transkripsi:

BAB V. Dewa-dewi lain yang sering dipuja Sekalipun tidak memiliki arca ataupun meja pemujaan di klenteng Po An Thian, namun dewa-dewa berikut ini erat kaitannya dalam pemujaan Taois dan Buddhis pada umumnya dan pemujaan di klenteng Po An Thian pada khususnya. 1. Sam Koan Tay Te (San Guan Da Di) 三官大帝 Sam Koan Tay Te disebut juga Sam Kay Kong (San Jie Gong), adalah dewata penguasa alam, yang terdiri dari : a. Thian Koan (Tian Guan 天官 ) atau Penguasa Udara / Langit. Menguasai peredaran matahari, bulan, bumi dan planet lainnya serta udara yang dikandungnya. Turun ke dunia pada tanggal 15 bulan 1 Imlek, sehingga disebut Siang Goan (Shang Yuan). Gelarnya adalah Ci Wie Tay Te (Zi Wei Da Di 紫微大帝 ). b. Tee Koan (Di Guan 地官 ) atau Penguasa Darat / Bumi. Menguasai terciptanya planet-planet, manusia, binatang dan tumbuhan. Turun ke dunia pada tanggal 15 bulan 7 Imlek, sehingga disebut Tiong Goan (Zhong Yuan). Gelarnya adalah Jing Hi Tay Te (Qing Xu Da Di 凊虛大帝 ). c. Cui Koan (Shui Guan 水官 ) Penguasa Air. Menguasai semua yang berhubungan dengan air dan peredarannya. Turun ke dunia pada tanggal 15 bulan 10 Imlek, sehingga disebut Hee Goan (Xia Yuan). Gelarnya adalah Tong Hi Tay Te (Dong Xu Da Di 洞虛大帝 ). Pemujaan kepada Sam Koan Tay Te bertujuan untuk mendapatkan Berkah, Pengampunan Dosa dan Perlindungan dari Bencana. 2. Su Tay Thian Ong (Si Da Tian Wang) 四大天王 Su Tay Thian Ong atau Empat Raja Langit, disebut juga Su Tay Kim Kong (Si Da Jin Gang), merupakan dewata Buddhis. Dalam bahasa Sansekerta disebut Catumaharajika atau Empat Maha Raja, yaitu : a. Dhrtarastra, Dewa bagian Timur. Disebut juga Pengawal Putih Penjaga Negara, Raja dari para Gandharba dan Pisaca. 124

Dalam versi Tiongkok disebut Dong Fang Chi Guo Tian Wang ( 東方持國天王 ) atau Raja Langit Penyangga Negara, dijabat oleh Mo Le Siu (Mo Li Shou). Digambarkan sebagai raja yang membawa seekor ular atau cambuk sakti, serta sebuah kantong. b. Virudhaka, Dewa bagian Selatan. Disebut juga Pengawal Biru Pengawas Pertumbuhan, Raja dari para Kumbhanda. Di versi Tiongkok disebut Nan Fang Zeng Chang Tian Wang ( 南方增長天王 ) atau Raja Langit Penguasa Pertumbuhan, dijabat oleh Mo Le Jing (Mo Li Qing). Digambarkan sebagai raja yang berwajah bengis dan brewokan, membawa sebuah gelang dan pedang lima unsur. c. Virupaksa, Dewa bagian Barat. Disebut juga Pengawal Merah Bermata Jauh, Raja dari para Ular dan Naga. Dalam versi Tiongkok disebut Xi Fang Guang Mu Tian Wang ( 西方廣目天王 ) atau Raja Langit Pelihat Jauh, dijabat oleh Mo Le Hong (Mo Li Hong). Digambarkan sebagai raja yang membawa Payung Pusaka yang disebut Payung Pengacau Jagat. d. Vaisramana atau Dhanada, Dewa bagian Utara. Disebut juga Pengawal Kuning Banyak Mendengarkan, Raja dari para Raksasa dan Yakha. Dalam versi Tiongkok disebut Bei Fang Duo Wen Tian Wang ( 北方多聞天王 ) atau Raja Langit Yang Mashur, dijabat oleh Mo Le Hay (Mo Li Hai). Digambarkan sebagai raja yang membawa sebuah alat musik sejenis mandolin dengan empat dawai. Gambar Su Tay Tian Ong sering kali ditampilkan dalam susunan dewata Buddhisme yang lengkap, berdiri disekeliling Te Cong Ong Po Sat, dan berada di sebelah bawah Bun Cu Po Sat dan Po Hian Po Sat. 3. Su Tay Goan Swee (Si Da Yuan Shuai) 四大元帥 Sebenarnya dewata ini tidak ada hubungannya dengan klenteng Po An Thian. Namun sengaja ditambahkan dengan maksud memperjelas perbedaannya dengan dewata Su Tay Tian Ong, dan sekaligus menambah wawasan kita. 125

Su Tay Goan Swee adalah empat Jendral Penjaga Pintu Kahyangan, yang masing-masing menguasai bagian Timur, Selatan, Barat dan Utara. Tidak begitu jelas mengenai asal usul dewata ini, namun sempat disinggung sedikit pada novel Hong Sin, mereka adalah Wang Mo, Yang Sen, Kao Yu Chien dan Li Hsin Pa, yang diangkat menjadi Su Tay Goan Swee. Namun versi lain mengatakan bahwa Su Tay Goan Swee adalah Lie Ceng (Li Jing ayah Li Ne Zha), Bun Tiong (Wen Zhong atau Wen Tai Shi jendral dari kerajaan Zhou Wang), Tio Kong Beng (Zhao Gong Ming terkenal juga sebagai dewa kekayaan), dan seorang dari keluarga Ma yang tidak jelas namanya. 4. Oey Te (Huang Di) 黃帝 Oey Te atau Huang Di dikenal sebagai seorang kaisar yang pertama kali memperkenalkan sistem tata pemerintahan dan sistem peribadatan. Jaman Oey Te terkenal sebagai jaman yang gemilang, sebab di jaman itu mulai dipekenalkan adanya pembangunan rumah, pembuatan perabot, perahu, kereta, busur, panah, dan kompas penunjuk arah. Sistem penanggalan Imlek yang sekarang dipakai, adalah hasil dari perhitungan tahun menurut peredaran bulan yang diketemukan oleh Oey Te. Isterinya yang bernama Lwee Cu (Lei Zu) adalah pencetus pertenunan sutera. Ia mengajarkan rakyatnya membuat pakaian. 5. Ciao Kun Kong (Zao Jun Gong) 灶君公 Ciao Kun Kong atau Ciao Kun Ya (Zao Jun Ye), sering disebut juga Ciao Ong Ya (Zao Wang Ye) atau Su Bing Ciao Kun (Si Ming Zao Jun) atau Dewa Dapur. Termasuk dewa yang paling populer di kalangan masyarakat Tionghoa. Walaupun berkedudukan di dapur, tapi Ciao Kun Kong termasuk dewa yang berkedudukan tinggi, sebab ia yang mencatat semua kebajikan dan kebaikan yang dilakukan oleh tiap-tiap penghuni rumah. Konon menurut cerita, Ciao Kun Kong adalah cucu dari Oey Te (Huang Di), yang sudah dipuja sejak jaman dinasti Zhou (770 221 SM). Namun ada juga cerita yang mengatakan bahwa ia adalah 126

Thio Siang (Zhang Sheng). Ia adalah pemuda kaya yang karena pengaruh Li Hai Tang - perempuan jahat yang dijadikan isteri keduanya -, akhirnya jatuh pailit. Suatu hari pada saat dia mengemis, tanpa sengaja ia masuk ke dalam rumah bekas isterinya yang pertama, Guo Ding Xiang. Karena malu bertemu dengan bekas isterinya, Thio Siang bersembunyi dalam tungku di dapur Ding Xiang, sampai akhirnya mati terbakar tanpa sengaja. Mengetahui bahwa yang mati di dalam tungku adalah bekas suaminya, Ding Xiang menjadi begitu sedih hingga meninggal. Arwah kedua suami-isteri ini akhirnya diangkat sebagai Dewadewi Dapur oleh Giok Hong Tay Te. Arca Ciao Kun Kong umumnya ditampilkan dalam wujud seorang pemuda hartawan. Perayaan kepada Ciao Kun Kong ada dua kali, yaitu : - Tanggal 24 bulan 12 Imlek, disebut Ciao Kun Kong Naik Melapor, disebut sembahyang Sang Sien. - Tanggal 4 bulan 1 Imlek, disebut Ciao Kun Kong Turun, disebut sembahyang Cie Sien. 6. Toa Pek Kong (Da Bo Gong) 大伯公 Toa Pek Kong merupakan nama salah satu dewa yang cukup terkenal, terutama di daerah Penang, Malaysia dan Sumatera. Nama Toa Pek Kong sering disalah tafsirkan oleh masyarakat Tionghoa, sehingga menjadi sebutan umum bagi semua arca dewa yang dipuja. Setiap ada perayaan pawai kirab arca dewata, selalu disebutkan sebagai arak-arakan Toa Pek Kong, Dewa Dapur yang naik melapor disebut sebagai Toa Pek Kong Naik. Memang di daerah asalnya (Tiongkok), Toa Pek Kong tidak dikenal, sebab ia termasuk dalam tokoh dewa daerah / tokoh setempat. Menurut cerita, Toa Pek Kong asalnya adalah seorang pelajar yang bernama Zhang Li, yang lari dari Fujian ke Malaysia pada masa pemerintahan kaisar Qian Long (1736-1790 M). Ia seorang yang jujur serta banyak menolong penduduk, sehingga ketenarannya sampai ke pulau Sumatera. Setelah kematiannya, ia dianggap sebagai dewa oleh masyarakat setempat dan disebut Toa 127

Pek Kong (mirip riwayat Tek Hay Cin Jin). Klenteng Toa Pek Kong yang terkenal terdapat di Batam, Riau. 7. Pat Sian (Ba Xian) 八仙 Apabila diamati, sebenarnya Pat Sian sama populernya dengan Hok Lok Siu. Banyak ornamen-ornamen persembahyangan yang menggunakan gambar ataupun ukiran dari Pat Sian atau Delapan Dewa. Cerita Pat Sian sendiri sama populernya dengan cerita Sun Go Kong maupun riwayat Puteri Miao San. Pat Sian atau delapan dewa itu adalah : d. Lie Thi Koay (Li Tie Guai) Sering diesbut juga Tie Guai Li, atau Li si tongkat besi. Ia adalah penduduk asli Shan Zhou, yang hidup pada jaman dinasti Sui (581 618 M). dan bernama asli Li Hian (Li Xuan). Terdapat dua versi mengenai riwayatnya, yang pertama diceritakan bahwa ia adalah seorang yatim piatu yang sering disiksa oleh kakak tirinya. Suatu hari ia melarikan diri dengan membawa luka parah pada kakinya dan diketemukan oleh See Ong Bo (Xi Wang Mu). Sejak itu ia menjadi murid See Ong Bo hingga mencapai kedewaan. Versi lain mengatakan bahwaa ia adalah murid dari Thay Siang Lo Kun. Suatu hari ia diundang ke gunung Hoa San oleh Thay Siang Lo Kun. Untuk memenuhi undangan itu, ia meninggalkan badan kasarnya, dan ia menyuruh seorang muridnya untuk menjaga jasadnya agar tidak diganggu selama tujuh hari. Malangnya, sebelum hari ketujuh, sang murid dipanggil pulang karena ibunya sakit keras. Terpaksa ia membakar jasad Li Hian, karena dianggap gurunya tidak mungkin hidup lagi. Sewaktu Li Hian pulang dan mendapati bahwa jasadnya sudah tidak ada lagi, terpaksa ia memasuki badan seorang pengemis pincang yang baru saja mati. Dengan berbadan seorang pengemis yang memakai tongkat besi karena pincang dan berbekal buli-buli arak, ia berkelana dan menolong 128

banyak orang. Ia terkenal sebagai dewa yang suka menyembuhkan orang. e. Ciong Lie Koan (Zhong Li Quan) Ciong Lie Koan sering disebut juga dengan nama Han Ciong Lie (Han Zhong Li). Ia adalah seorang jendral dar kota In Tiong, gelarnya adalah Ceng Yang Cu (Zheng Yang Zi). Suatu ketika ia kalah berperang dengan tentara musuh, lalu ia melarikan diri ke gunung Zhong Nan Shan. Di gunung itu ia bertemu dengan Lie Thi Koay, yang kemudian menurunkan ilmu kedewaan kepadanya. Ia sering menolong penduduk miskin dengan merubah tembaga menjadi emas dan perak. Versi lain dari Ciong Lie Koan menceritakan bahwa ia adalah seorang pendeta Taois yang bernama Ciong Lie Cu (Zhong Li Zi). Suatu hari sewaktu ia sedang bersemedi dalam gua, tiba-tiba sebuah kitab muncul dihadapannya. Setelah dibuka dan dipelajarinya, ternyata isinya adalah ilmu kedewaan. Setelah berhasil melatih ilmu tersebut, pada suatu hari muncullah seekor bangau dan kemudian menerbangkannya ke alam dewa. Ciong Lie Koan biasanya digambarkan sebagai seorang yang gemuk, berwajah ramah, berjenggot panjang, memakai baju yang selalu terbuka perutnya, dan membawa kipas bulu. f. Lu Tong Pin (Lu Dong Bin) Lu Tong Pin adalah seorang bupati yang hidup pada sekitar permulaan abad IX, pada jaman pemerintahan kaisar Yi Zong. Karena negara kacau akibatat pemberontakan dan saran-sarannya tidak pernah diperhatikan, maka kemudian ia meletakkan jabatan dan pergi berkelana. Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan Ciong Li Koan, yang kemudian mengajarinya ilmu pedang dan ilmu kedewaan di gunung Ciong Lam San. Setelah mencapai kedewaan, ia berkelana dan banyak menolong penduduk. Gelarnya ada bermacam-macam, yaitu : Hui To Jin (Hui Dao Ren), Tun Yang Cu (Chun Yang Zi), dan Hu Yu Tee Kun (Fu You Di Jun). 129

Salah satu cerita yang menarik dari riwayat Lu Tong Pin adalah cerita burung kertas. Suatu ketika Lu Tong Pin masuk ke sebuah kedai, ia memesan beberapa macam masakan dan arak. Setelah selesai makan kenyang, Lu Tong Pin pergi begitu saja tanpa membayarnya. Anehnya, perempuan pemilik kedai hanya diam saja. Esok harinya, Lu Tong Pin kembali melakukan hal yang sama, ia makan sekenyangnya dan pergi begitu saja. Pada hari ketiga, Lu Tong Pin kembali makan di kedai itu. Kali ini selesai dia makan, ia mengeluarkan sebuah kertas, melipat-lipatnya dan membuat sebuah burung kertas. Kemudian burung kertas tersebut ditempelnya di dinding kedai, dan ia memanggil perempuan pemilik kedai. Ia lalu berkata kepada pemilik kedai, Aku telah beberapa hari makan di kedaimu tanpa bayar, maka biarlah burung kertas di dinding itu sebagai pembayarannya. Bila ada tamu yang ingin dihibur, maka ia cukup memanggil si burung, dan burung itu akan turun dari dinding ke meja tamu tersebut. Setelah mendapat makan dan minum sekedarnya, ia akan kembali lagi. Setelah itu Lu Tong Pin pergi. Pemilik kedai juga tidak menaruh perhatian pada ucapannya. Suatu hari si pemilik kedai iseng-iseng mengatakan pada seorang tamunya, bahwa burung kertas yang di dinding bisa dipanggilnya. Sang tamu-pun mencobanya. Sungguh aneh, burung kertas itu tiba-tiba berubah jadi burung betulan dan terbang ke meja tamu tadi. Setelah mematuk beberapa butir kacang, ia lalu terbang kembali dan menjadi burung kertas yang menempel di dinding. Akibat kejadian ini, maka kedai itu menjadi semakin ramai dikunjungi orang, sampai akhirnya menjadi sebuah kedai yang terbesar. Akhirnya setelah beberapa bulan berlalu, Lu Tong Pin kembali lagi makan di kedai itu. Ia menanyakan kepada pemilik kedai, bagaimana dagangannya. Pemilik kedai menjawab dan berterima kasih karena dagangannya jadi laris sejak ada burung kertas. Sekarang ia sudah punya cukup banyak tabungan. Kemudian Lu Tong Pin memberikan wejangan agar pemilik kedai senantiasa bersikap 130

dermawan. Lalu ia mengebut burung kertas di dinding dengan tangannya, maka sekejap kemudian burung itu menjelma menjadi burung bangau yang besar. Lu Tong Pin kemudian naik di atas punggung bangau itu dan terbang pergi. Lu Tong Pin biasanya digambarkan sebagai seorang pengelana yang menyandang pedang di punggungnya. g. Thio Ko Lo (Zhang Guo Lao) Menurut cerita, Thio Ko Lo asalnya adalah laba-laba putih yang mendapatkan unsur matahari dan bulan selama ia bertapa. Akhirnya ia dapat memperoleh wujud sebagai manusia. Konon bila ia bepergian, ia mengendarai seekor keledai yang dapat menempuh jarak ribuan mil dalam sehari. Bila sudah sampai di tempat tujuan, maka keledai itu dilipat seperti kertas dan dimasukkan dalam jubahnya. Suatu ketika kaisar Xuan Zhong tertarik mendengar kisah Thio Ko Lo, maka ia mengutus menterinya untuk mengundang ke istana. Sebelum Thio Ko Lo tiba, kaisar sempat bertanyaa kepada pendeta istana, siapakah sebenarnya Thio Ko Lo itu. Pendeta yang bernama Ye Fa Shan menjawab bahwa bila ia mengungkapkan riwayat Thio Ko Lo, maka setelah selesai bercerita ia pasti akan mati. Hanya Thio Ko Lo yang dapat menghidupkannya kembali, itupun bila kaisar mau meminta maaf kepada Thio Ko Lo, dan kaisar harus menghadap dengan cara bertelanjang kaki dan tanpa memakai mahkota kaisar. Kaisarpun menyanggupinya, dan akhirnya Ye Fa Shan mati setelah bercerita bahwa Thio Ko Lo adalah jelmaan dari laba- laba putih. Setelah Thio Ko Lo tiba, kaisarpun menyambut Thio Ko Lo dan dengan melepas mahkota dan alas kakinya, ia memohon maaf atas kelancangannya serta memohon kepada Thio Ko Lo agar sudi menghidupkan kembali Ye Fa Shan. Thio Ko Lo-pun memenuhi permintaan kaisar. Selang beberapa tahun kemudian, kaisar kembali ingin berjumpa dengan Thio Ko Lo. Ia mengirim utusan untuk mengundang Thio Ko Lo, tapi Thio Ko Lo sudah mengetahui maksud kaisar 131

itu. Ia kemudian berpura-pura mati dan menyuruh muridnya untuk menguburkan jenasahnya di hadapan utusan kaisar. Setelah utusan kaisar kembali ke istana, murid Thio Ko Lo cepat-cepat membuka kubur gurunya, tetapi ternyata sudah kosong. Thio Ko Lo sudah pergi ke alam dewa karena memang sudah waktunya menjadi dewa. Thio Ko Lo biasanya digambarkan sebagai seorang yang membawa alat musik Yu Gu (berwujud tabung dari bambu dengan dua tongkat sebagai pemukulnya). h. Han Siang Cu (Han Xiang Zi) Han Siang Cu sebenarnya anak yatim piatu yang diasuh oleh pamannya yang bernama Han Bu Kong, seorang pejabat pemerintah. Sejak kecil Siang Cu memang gemar menolong dan jujur. Setelah dewasa, ia pergi mencari ilmu kedewaan dan berguru kepada Ciong Lie Koan. Karena tekun belajar dan berlatih, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama, ia berhasil mencapai tingkatan dewa. Suatu ketika ia mendengar bahwa pamannya yang sedang mengadakan upacara memanggil hujan. Bermacam-macamm pendeta telah diundang dan telah mencoba mendatangkan hujan, namun tidak ada satupun yang berhasil. Karena kasihan melihat sang paman, maka Siang Cu menyamar menjadi seorang petapa dan mencobanya. Hanya dalam waktu sekejap setelah Siang Cu membaca mantera, langit menjadi mendung dan hujan deraspun tiba. Sang paman masih belum percaya akan kesaktian petapa jelmaan Siang Cu itu. Ia bertanya, Sebenarnya mantera siapa yang manjur, apakah pendeta-pendetanda?. Agar pamannya yakin, akhirnya Siang Cu berterus terdahulu ataukah mantera terang, Harap paman tidak gusar, sebenarnya hamba adalah Siang Cu keponakan paman sendiri. Sekarang hamba telah mencapai kedewaan, hujan yang turun itu adalah hasil mantera hamba, kalau paman tidak percaya, silahkan lihat keluar, karena tadi hamba memohon agar hujan turun dan airnya setinggi lutut. 132

Setelah melihat keluar dan apa yang dikatakan Siang Cu tepat sekali, maka Han Bu Kong baru percaya. Han Siang Cu biasanya digambarkan sebagai seorang pelajar tampan yang senantiasa membawa seruling bambu. i. Co Kok Kiu (Cao Guo Jiu) Co Kok Kiu adalah adik dari permaisuri kaisar Ren Zong dari dinasti Song. Karena tidak puas melihat kelakuan salah seorang saudaranya yang semena-mena terhadap rakyat, Co Kok Ku akhirnya menjual semua hartanya dan membagikannya kepada rakyat miskin. Ia kemudian pergi mengasingkan diri ke sebuah gunung. Suatu hari sewaktu ia sedang khusuk bersembahyang kepada Thian, tiba-tiba dari langit datanglah dua dewa ke hadapannya. Salah seorang dewa itu bertanya kepada Kok Kiu, Engkau bersembah sujud kepada Thian, sesungguhnya Thian ada dimana? Cu Kok Kiu menjawab, Thian Yang Maha Kuasa sesungguhnya berada di dalam hati kita yang bersih. Kemudian kedua dewa itu menjelaskan bahwa ia adalah Ciong Lie Koan dan Lu Tong Pin, dan ia berniat mengajak Cu Kok Kiu untuk memepelajari ilmu dewa karena berjodoh. Cu Kok Kiu akhirnya mengikuti Ciong Lie Koan dan Lu Tong Pin dan melatih diri menjadi dewa. Cu Kok Kiu biasanya ditampilkan sebagai seorang yang berpakaian pejabat kerajaan dan membawa alat musik semacam castanet. j. Ho Sian Kouw (He Xian Gu) Ho Sian Kouw adalah satu-satunya dewa wanita dalam Pat Sian. Ia lahir di tepi sungai Yun Mu Xi, kabupaten Zengcheng propinsi Guangdong. Konon menurut cerita, sewaktu berumur 14 tahun ia bermimpi didatangi seorang dewa yang mengatakan bahwa kalau ia memakan bubuk In Bo Hun, maka tubuhnya akan menjadi enteng. Karena penasaran dengan mimpinya, ia lalu mencoba memakan bubuk In Bo Hun. Ternyata impiannya benar, sedikit demi sedikit tubuhnya terasa enteng, ringan seperti kapas. Suatu hari ia bertemu dengan Lie Thi Koay, yang 133

kemudian mengajarinya ilmu dewa. Berkat ketekunannya berlatih, maka dalam waktu sebentar saja ia sudah menjadi hebat. Ia dapat berjalan dengan cepat sekali, mencapai ribuan li dalam waktu sehari. Kaisar Bu Cek Thian (Wu Ze Tian) yang mendengar kehebatannya, berniat mengundangnya ke istana. Dengan dikawal ratusan pengawal, Ho Sian Kouw ditandu menuju istana kaisar. Ternyata setelah sampai di istana, tandu yang tadinya berisi Ho Sian Kouw sudah kosong melompong. Rupanya secara diam-diam, Ho Sian Kouw melayang pergi menuju ke alam dewa karena sudah saatnya ia menjadi dewa. Ho Sian Kouw biasanya digambarkan sebagai seorang gadis yang membawa setangkai teratai mustika atau membawa sebuah kebutan. k. Na Cay Ho (Lan Cai He) Na Cay Ho adalah tokoh yang paling eksentrik dari Pat Sian, sebenarnya ia adalah seorang pemuda, namun karena wataknya yang feminim maka ia sering dianggap sebagai waria. Konon menurut cerita ia adalah jelmaan dari dewa Cia Ka Tay Sian, yang karena telah melakukan pelanggaran maka diturunkan ke dunia. Karena watak Na Cay Ho yang aneh, ia sering berpenampilan berbeda-beda. Kadang ia memakai satu sandal saja pada kakinya, kadang ia menarik-narik rencengan uang logam, dan kadang-kadang ia membawa keranjang berisi bunga-bunga. Setelah bertemu dengan Lie Thi Koay dan diajari ilmu kedewaan, maka ia akhirnya menjadi salah satu dewa dalam Pat Sian. 8. Sam Po Hud (San Bao Fo) 三寶佛 Sam Po Hud dalam bahasa Sansekerta disebut Triratna Buddha, yang terdiri dari : 134

l. Ji Lay Hud (Ru Lay Fo) atau Sakyamuni Buddha. (lihat keterangan sebelumnya) m. O Mi To Hud (O Mi Tuo Fo) atau Amitabha Buddha. O Mi To Hud disebut juga dengan Bu Liang Siu Hud (Wu Liang Shou Fo). Konon menurut cerita ia adalah seorang raja yang menjadi bhikshu, bernama Dharmakarsa. Ia mengucapkan 48 janji di hadapan Buddha Lokesvaraja, untuk menyelamatkan makhluk yang sengsara. Setelah mencapai kesempurnaan, ia membangun tanah Sukhavati. O Mi To Hud merupakan simbol dari Dharma (Fa Bao). n. Yok Su Hud ( Yao Shi Fo) atau Bhaisajya Guru Buddha. Yok Su Hud dikenal sebagai guru penyembuhan. Sewaktu menjadi Bodhisatva, ia pernah mengucapkan 12 janji untuk menolong makhluk yang sengsara, 7 janji diantaranya adalah membebaskan manusia dari penyakit badaniah. Yok Su Hud merupakan simbol dari Sangha (Seng Bao). 9. Tay Su Ci Po Sat (Da Shi Zhi Pu Sha) 大勢至菩薩 Tay Su Ci Po Sat adalah salah satu Bodhisatva yang terkemuka dalam aliran Sukhavati (Tanah Suci). Dalam bahasa Sansekerta namanya adalah Mahasthamaprapta Bodhisatva, artinya Bodhisatva yang memiliki kemampuan universal. Sewaktu Amitabha menjadi Buddha, Tay Su Ci dan Koan Im adalah muridmuridnya. Apabila Koan Im adalah pencerminan sifat welas-asih, maka Tay Su Ci adalah pencerminan sifat kebijaksanaan. Menurut salah satu Sutra Mahayana, Apabila saatnya Koan Im mencapai ke-buddha-an dan menggantikan Amitabha, maka Tay Su Ci akan menggantikan kedudukan Koan Im sebagai Po Sat. Tay Su Ci digambarkan memiliki kekuatan yang amat besar, apabila ia menggoyangkan tangannya, maka di bumi ini akan timbul gempa. Secara umum jarang dipuja sendirian, biasanya bersama-sama dengan O Mi To Hud dan Koan Im Po Sat. Perayaan Shejidnya diperingati pada tanggal 13 bulan 7 Imlek. 135