, 2015 PENGARUH KEKASARAN DASAR SALURAN TERHADAP DISTRIBUSI KECEPATAN PADA SALURAN TERBUKA

dokumen-dokumen yang mirip
2015 KAJIAN PENGARUH APLIKASI BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-08

2015 KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan memerlukan nutrien berupa mineral, air dan unsur hara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan unsur hara

BAB I PENDAHULUAN. dalam peradaban manusia. Untuk setiap pertumbuhannya, tanaman memerlukan zat

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Unsur hara adalah nutrisi atau zat makanan yang bersama-sama dengan air

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama

Kajian Potensi Bionutrien CAF dengan Penambahan Ion Logam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Bionutrien merupakan suatu bahan organik yang mengandung nutrisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan memerlukan nutrien berupa mineral dan air untuk pertumbuhan

@BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Kajian Pengaruh Pemberian Bionutrien CAF 1 dan CAF 2 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Padi (Oryza sativa L)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Tempat, dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

Medan, November 2010 Ketua peneliti, Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP, MSc, PhD

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. LATAR BELAKANG MASALAH. Tanaman kelapa sawit mulai dibudayakan secara komersial pada tahun 1911.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

PENERAPAN BIONUTRIEN KPD PADA TANAMAN SELADA KERITING (Lactuca sativa var. crispa)

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

Novelgro Terra & NPK Organik

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pupuk Organik dan Pupuk Sintesis (Anorganik) Pupuk adalah bahan yang diberikan pada tanah, air atau daun dengan

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

penyumbang devisa terbesar di sektor pertanian, oleh karenanya mempunyai peran

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB 1 PENDAHULUAN... 1

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keragaan terhadap pertumbuhan jagung. Tanaman jagung

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan. budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan permukaan bumi yang dimanfaatkan sebagai media

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Analisis Kuantitatif Unsur Hara Daun Kelapa Sawit Pada Pelepah Ke-17 Sebagai Langkah Optimasi Hasil Panen Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan sumber makanan utama bagi masyarakat Asia pada

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Membangun Perkebunan Kelapa Sawit yang Ramah Lingkungan, Kenapa Tidak?

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay out penelitian. Keterangan :

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting di sektor pertanian, dan khususnya sektor perkebunan. Karena kelapa sawit merupakan salah satu sumber bahan baku produksi minyak goreng juga bahan baku biodiesel. Kelapa sawit adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi besar dibandingkan tanaman pangan lainnya (Kiswanto, 2008). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dilakukan usaha peningkatan kuantitas produksi kelapa sawit. Terdapat berbagai cara atau strategi untuk peningkatan kuantitas produksi buah kepala sawit, salah satu diantaranya yaitu dengan cara menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah. Kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara secara terus menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung tanah dalam penyediaan unsur hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsur hara dari luar dengan cara pemupukan. Proses pemupukan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah sehingga tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pupuk juga dapat menggantikan unsur hara dalam tanah yang hilang karena pencucian (runoff oleh air hujan) dan terserap tanaman menjadi produk yang dihasilkan. Pupuk juga dapat memperbaiki kondisi tanah dan menjaga tanah agar tetap subur (Lukitaningsih, 2008). Kajian Bidang Keahlian (KBK) Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia Prodi Kimia Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2006 mulai melakukan penelitian untuk mengekplorasi potensi biodiversitas Indonesia dalam rangka pengembangan pupuk/nutrien yang ramah lingkungan dan dapat berkontribusi

2 positif pada pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Salah satu target dari penelitian yang dikembangkan untuk menggantikan sebagian atau seluruh fungsi pupuk kimia adalah dengan mensintesis pupuk hayati atau bionutrien. Bionutrien ialah nutrisi yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tanpa merusak kesuburan tanah maupun menyebabkan pencemaran tanah dan air (Nurzaman, 2010). Produk bionutrien yang telah dihasilkan diantaranya bionutrien CAF, AMA, RSR, AGF dan PBAG. Bionutrien diyakini dapat menjadi salah satu solusi dalam mengurangi dampak negatif bagi lingkungan maupun mahluk hidup akibat praktek pertanian modern yang syarat dengan penggunaan bahan bahan kimia (Desyartika, 2011). Secara khusus, bionutrien PBAG telah berhasil disintesis dengan menggunakan bahan dasar tanaman PBAG melalui ekstrasi dalam pelarut organic. Lebih lanjut, berdasarkan kajian kinerja bionutrien PBAG terhadap pertumbuhan padi (Oryza Sativa L), diperoleh laju pertumbuhan tanaman padi dengan konstanta laju pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 0,1181 hari -1 pada bionutrien dosis 10 % dan hasil panen terbanyak terdapat pada padi bionutrien dosis 10 % dengan massa total kering seberat 30,6520 gram (Gustian, 2013). Temuan ini menunjukkan bahwa bionutrient PBAG potensial untuk digunakan sebagai alternative bionutrien untuk pertanian khususnya tanaman padi. Penyiraman bionutrien CAF pada tanaman selada bokor dapat menjadikan konstanta laju pertumbuhan tinggi tanaman sebesar 0,045 minggu -1 pada lahan yang diberi pupuk kandang dan 0,036 minggu -1 pada lahan yang tidak diberi pupuk kandang. Sedangkan dengan penyemprotan bionutrien CAF pada dosis 10% pada tanaman kentang dapat memberikan konstanta laju pertumbuhan tinggi tanaman sebesar 0,021 minggu -1 (Sempurna, 2008). Bionutrien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup bagi tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman. Bionutrien itu sendiri merupakan hasil ekstraksi tanaman potensial yang digunakan sebagai sumber nutrien untuk tanaman. Seperti halnya pupuk, bionutrien mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, dan K. Sebagian unsur hara yang terkandung dalam bionutrien berada dalam bentuk senyawa organik (Kurniasih, 2009). Selain di sektor pertanian, peran pupuk/

3 nutrient juga sangat signifikan dalam membantu proses pertumbuhan tanaman dalam industri perkebunan, salah satunya perkebunan kelapa sawit. Secara umum, kebutuhan pupuk/nutrient pada perkebunan kelapa sawit dalam satu tahun cukup signifikan yaitu sebesar 9,1 kg/tahun dengan rincian urea 2,5 kg/tahun, KCL 3kg/tahun, Krisit 2,5kg/tahun, SP36 1kg/tahun, dan borax 0,1kg/tahun dilakukan dalam 2 kali pemupukan (kiswantoiwel.wordpress.com). Pemenuhan kebutuhan nutrien ini, masih dominan dipenuhi dari sediaan pupuk sintesis. Namun disisi lain, penggunaan pupuk sintesis dalam jumlah banyak menimbulkan penurunan kualitas tanah, yang dapat berimplikasi pada penurunan produktifitas kelapa sawit. Pemanfaatan bionutrien diharapkan dapat berkontribusi dalam membantu pertumbuhan dan meningkat produktifiitas kelapa sawit. Sampai saat ini, belum ada penelitian terkait yang secara khusus mengkaji tentang pengaruh penggunaan bionutrien terhadap produktifitas kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit dapat digolongkan ke dalam beberapa varietas berdasarkan umur dan perkembangan tanamanya, diantaranya ada TM-5 (masa tanam 8 tahun, dikategorikan dalam umur muda yang memiliki ciri fisiologis memiliki ketinggian 1,5-2,3 meter dengan rata-rata tandan hasil panen 15-20 kg/tandan) TM-8 ( masa tanam 11 tahun, dikategorikan dalam usia muda yang memiliki ciri fisiologis memiliki ketinggian 2,5-3,5 meter dengan rata-rata tandan hasil panen 20-35 kg/tandan) TM-13 ( masa tanam 16 tahun, dikategorikan dalam usia dewasa yang memiliki cirri fisiologis memiliki ketinggian 4-6,5 meter dengan rata-rata tandan hasil panen 20-35 kg/tandan). Secara khusus, pada tanaman kelapa sawit TM 13 ini sudah 4 tahun tidak dilakukan pemupukan, sehingga bisa di bilang kekurangan nutrisi. Karena kekurangan nutrisi tersebut tanaman sawit TM 13 ini menjadi stress dan berdampak pada kemunculan bunga jantan yang lebih sering daripada bunga betina. Padahal jika ingin meningkatkan produksi seharusnya bunga betina yang harus lebih banyak muncul. Pada TM 13 ini, banyak sekali kasus aborsi yaitu bunga betina yang mati akibat kekurangan nutrisi. Tanaman kelapa sawit dengan TM 13 memiliki tingkat produksi tandan yang masih produktif, namun jika

4 kekurangan nutrisi tanaman kelapa sawit akan berdampak pada kemunculan bunga jantan yang lebih sering. Tanaman kepala sawit dengan TM yang berbeda diprediksikan memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda tergantung prioritas pertumbuhannya. Oleh karena itu dilakukan penelitian berkelompok pada tanaman kelapa sawit dengan perbedaan umur tanaman muda, remaja dan dewasa untuk melihat pengaruh aplikasi bionutrien pada tanaman kelapa sawit dengan umur muda, remaja dan dewasa. Bionutrien S267 merupakan penyempurnaan dari bionutrien PBAG yang ditambahkan dengan ion logam dan mikro nutrien yang ditambahkan yang diharapkan dapat meningkatkan produksi hasil panen tanaman dengan meningkatkan pertumbuhan bunga betina. Guna penelitian lebih lanjut tentang bionutrien PBAG dalam meningkatkan produksi tanaman, dilakukan penelitian pada tanaman keras. Salah satu tanaman keras yang memiliki nilai komoditas eksport yaitu kelapa sawit. Dalam penelitian ini akan dilakukan aplikasi bionutrien S267 pada tanaman kelapa sawit yang berumur tanam TM-05, TM-08, dan TM-13. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bionutrien S267 terhadap produktifitas tanaman kelapa sawit TM-13. 1.2 Rumusan masalah Dalam penelitian ini akan diuji kinerja bionutrien sebagai pupuk alternatif terhadap peningkatan produktifitas tanaman kelapa sawit. rumusan masalah penelitian adalah bagaimana pengaruh aplikasi bionutrien S267 terhadap produktifitas tanaman kelapa sawit TM-13?. Adapun, kajian produktifitas tanaman kelapa sawit dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan parameter bunga betina, jumlah tandan, massa tandan, dan randemen minyak dari tanaman kelapa sawit. 1.3 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang pengaruh aplikasi bionutrien S267 terhadap produktifitas tanaman kelapa sawit TM-13 ditinjau dari

5 parameter Bunga betina, jumlah tandan, massa tandan, dan randemen minyak dari tanaman kelapa sawit. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah penggunaan bionutrien S267 dapat menggantikan pupuk-pupuk sistesis. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Skripsi ini tersusun atas lima bab, yang terdiri dari bab I tentang pendahuluan, bab II tentang Tinjauan pustaka, bab III tentang metode penelitian, bab IV tentang hasil dan pembahasan, bab V tentang kesimpulan dan saran, daftar pustaka, serta lampiran.