BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Novia Srie Rahayu,2013

dokumen-dokumen yang mirip
2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pendidikan dijelaskan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia lahir ke dunia, telah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah daya upaya manusia untuk berkembang lebih maju, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan cepat yang terjadi sebagai peningkatan IPTEK berdampak

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan keberhasilannya ditentukan oleh

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Konsep model pembelajaran berbasis masalah berdasarkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

BAB I PENDAHULUAN. seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN. sikap mental siswa (Wiyanarti, 2010: 2). Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Faraserianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia yang berkualitas perlu disiapkan untuk berpartisipasi. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. ini laju informasi dan teknologi berjalan dengan sangat cepat. Begitu juga dengan

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Rita Kusumawardani A

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh. kehidupan, termasuk juga dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Kelas VI Sekolah Dasar Full-Day Darul Ilmi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah.

BAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam


BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Serli Alpiani Agustin,2013

BAB I PENDAHULUAN. Maka sangat dibutuhkan peranan yang sangat penting dalam mengatasi persoalan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

hanya diajarkan ilmu eksak saja tetapi juga ilmu agama. Sibuk bekerja dan pengetahuan yang kurang memadai mengenai ilmu agama menjadi alasan sebagian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

REFLEKSI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MAN 1 SURAKARTA

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM IMERSI DI SMP NEGERI 3 PATI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diikuti, sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR. SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pkn SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang

OLEH: Keswati NIM : K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kegunaan penelitian. Pembahasan secara rinci masing-masing kajian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Namun terkait

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

1. PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia khususnya Lampung masih banyak. menggunakan pembelajaran yang bersifat tradisional. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam penguasaan ilmu dan teknologi agar sejajar dengan bangsa-bangsa maju di

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. media untuk melakukan pecakapan kepada orang lain. Pada umumnya di

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masa sekarang tempat dan waktu bukan lagi penghalang untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup (Faturrahman, 2012: 2). Sedangkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

BAB I PENDAHULUAN. formal. Pendidikan formal di masyarakat lebih dikenal sebagai sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk jalur pendidikan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini sistem pendidikan di Indonesia menjadi bahan perdebatan di kalangan masyarakat. Mulai dari mutu pendidikan yang berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan siswa dalam memperoleh pendidikan yang baik, bagaimana pemahaman siswa terhadap materi-materi pelajaran yang disampaikan, sampai sistem kurikulum seperti apa yang tepat diberikan kepada siswa di sekolah. Tuntutan zaman dan pemenuhan kebutuhan akan memperoleh pendidikan yang berkualitas menuntut sekolah-sekolah di Indonesia harus memiliki sistem dan metode pendidikan yang baik agar dapat memecahkan krisis pendidikan di Indonesia. Saat ini sekolah-sekolah berlomba dalam mengembangkan kurikulum guna meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya. Mulai dari pengembangan kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga pengajar yang berkualitas hingga sistem kurikulum yang diterapkan di sekolah. Sistem kurikulum adalah kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Namun sayangnya usaha peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia kurang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh UNESCO, hal tersebut dapat terlihat dari jumlah waktu belajar sekolah di Indonesia yang terlalu lama bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang telah mengikuti standar belajar UNESCO yaitu 800 jam pertahun untuk anak Sekolah Dasar, sedangkan waktu belajar anak Sekolah Dasar di Indonesia mencapai 1.400 jam pertahun, hal tersebut tentu saja sudah melebihi jam belajar yang telah di tetapkan oleh UNESCO. 1

2 Yang menjadi permasalahan dalam hal ini yaitu kita belum bisa secara efektif dan efisien memaksimalkan sistem pembelajaran yang baik, karena jam belajar yang panjang bukanlah jaminan seorang siswa akan menjadi lebih pandai. bahkan bisa jadi sebaliknya. Jam belajar ini dirasa dapat mengeksploitasi anak, misalnya dalam salah satu artikel dalam portal web gaya belajar, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi (2011), mengungkapkan bahwa: Istilah wajib belajar saat ini salah. Mengenyam pendidikan bagi anak merupakan hak bukan kewajiban, justru yang wajib adalah pemerintah harus menyediakan tempat belajar yang menyenangkan. Seharusnya semua orang dapat belajar itu terkait dengan pengalaman yang menyenangkan. Anakanak pada dasarnya sejak kecil senang belajar, yang membuat mereka tidak senang gara-gara sekolah itu dibuat menjadi susah, pekerjaan rumahnya dan kurikulumnya yang terlalu padat. Untuk meningkatkan prestasi akademik anak, para orang tua melakukan berbagai upaya, baik itu dengan memasukan anak ke Fullday School, les privat maupun bimbingan belajar yang menyita waktu bermain anak. Jika kita ingin meninjau ulang berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, semuanya berpusat pada bagaimana cara menggembleng siswa dan mencekoki siswa dengan materi-materi yang sudah ditetapkan oleh kurikulum di Negeri ini. Semua berorientasi pada kuantitas bukan kualitas. Meskipun secara kuantitas jam belajar di Indonesia melebihi jam belajar di Jepang atau Perancis, apakah kualitas dari proses belajar yang berlangsung di Indonesia dapat lebih baik dibandingkan kedua negara tersebut?. Bila dibandingkan dengan anak-anak di Jepang jenjang yang sama hanya memerlukan waktu 30 jam atau 32 jam dalam seminggu untuk anak disekolah di Perancis, dua negara yang sistem pendidikannya diakui cukup baik di Dunia. Di Australia bahkan jam belajarnya hanya 25 jam dalam seminggu. Bisa dibayangkan betapa besar tekanan yang dialami siswa baik dari orang tua, guru baik dari lingkungan sekitar. Siswa dituntut untuk belajar dengan waktu selama 42 jam dalam seminggu bahkan jam belajarnya melebihi jam belajar kedua negara

3 tersebut. Lalu pertanyaan yang muncul apakah hasil yang dicapai sistem pendidikan di Indonesia dapat maksimal? Sebagian besar sekolah di Indonesia masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh para guru. Pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru, dalam rentang waktu kurang lebih setengah hari dari pukul 07.00 sampai 12.00. Namun beberapa orang beranggapan bahwa pembelajaran konvensional ini dirasa kurang maksimal dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehingga berbagai instansi pendidikan melakukan berbagai upaya yang mereka harapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan oleh sekolah-sekolah di Indonesia agar mampu meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu upaya yang sedang marak diterapkan di sekolah-sekolah adalah melalui sistem kurikulum Fullday. Fullday School merupakan sebutan untuk sekolah-sekolah yang menerapkan pembelajaran selama sehari penuh. Sekolah tersebut menerapkan kurang lebih 8 jam belajar dalam sehari, yakni mulai dari jam 07.00 WIB sampai dengan jam 15.30 WIB. Selain materi pelajaran sebagaimana yang telah ditetapkan departemen pendidikan nasional, para siswa juga dibekali pendidikan akhlak dan keterampilan hidup (life skill). Kelebihan sistem kurikulum Fullday ini, yaitu: dapat mengefektifkan waktu belajar siswa dan memaksimalkan seluruh potensi siswa, sehingga siswa akan mendapat banyak keuntungan secara akademis dibandingkan dengan anakanak yang half day school atau sekolah konvensional biasa, Orang tua tidak khawatir terhadap keberadaan putra-putrinya, antara lain pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lebih lama, terencana dan terarah, dapat meningkatkan

4 kualitas atau mutu pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan, bagi guru bisa langsung mengawasi dan menilai kemampuan siswa di bidang edukatifnya, dapat lebih mendekatkan hubungan antara guru dengan siswa, karena guru adalah salah satu motivator siswa dalam belajar. Disamping kelebihan yang telah dipaparkan sebelumnya, sistem kurikulum Fullday ini pun memiliki kekurangan, yaitu diantaranya: anak akan menjadi semakin jauh dari budaya daerahnya sendiri karena tidak ada waktu lebih untuk berinteraksi dengan lingkungannya, bisa menanamkan rasa individual yang semakin tinggi terhadap lingkungan sekitarnya, kognitif sosialnya tidak terasah dengan baik karena tidak beragamnya ruang interaksi bagi mereka, meskipun nantinya muncul berbagai sistem pendidikan yang baik bagi anak, dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, namun bila tidak adanya perhatian, pendampingan dan kasih sayang dari orang tua, maka pendidikan itu tetap akan kurang bagi proses perkembangan dan hasil belajar mereka, ketika anak merasa jenuh, terutama jika bermasalah dengan guru, mereka akan merasa tertekan, dan jika mengalami kelelahan fisik, maka mereka bisa sakit. Guru pun bisa mengalami kelelahan, sehingga mengalami kesulitan mengembangkan diri, hal ini dianggap sebagai suatu sistem pendidikan yang hanya meunggulkan nilai akademisnya saja, dan tidak memperhatikan nilai-nilai kejiwaan yang lainnya. Selain dari kekurangan tersebut, pada kenyataanya di lapangan, tidak sedikit siswa yang merasa jenuh setelah melakukan kegiatan belajar selama kurang lebih delapan jam pelajaran di sekolah, sehingga pada saat siswa pulang dari sekolah, mereka enggan untuk belajar kembali di rumah. Hal ini karena lamanya rentang waktu belajar di sekolah, sehingga mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat, dampaknya siswa merasa lemah, lesu dan cepat mengantuk. Hal ini dikhawatirkan dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa, karena siswa dapat efektif menerima pelajaran jika kondisi fisiknya dalam keadaan fit.

5 Namun demikian, penyelenggara sistem Fullday School semakin bertambah, seperti sekolah dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor yang menerapkan kurikulum fullday school dan animo masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya ke sekolah tersebut semakin meningkat. Bertambahnya penyelenggara Fullday School tentu ada suatu kekhasan tertentu yang dimiliki oleh Fullday School tersebut. Selain itu, apakah jam belajar Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor dapat membuat siswa merasa tereksploitasi atau merasa jenuh selama mengikuti pelajaran di sekolah? Merujuk pada permasalahan di atas maka penulis membuat judul penelitian sebagai berikut Studi Implementasi Kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang ( Studi Deskriptif di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, peneliti mengidentifikasi adanya faktor yang menjadi daya tarik dalam Fullday School, sehingga menarik animo masyarakat sebagai pilihan untuk menyekolahkan putraputrinya. Salah satu daya tarik dari Fullday School adalah kurikulum yang diterapkan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengajukan masalah penelitian mengenai Implementasi Kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang. 2. Perumusan Masalah a. Rumusan Masalah Umum: Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana Implementasi Kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang?.

6 b. Rumusan Masalah Khusus: Berdasarkan rumusan masalah umum tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada sub masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah tujuan kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang? 2) Bagaimanakah isi kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang? 3) Bagaimanakah metode/strategi kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang? 4) Bagaimanakah evaluasi kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang? 5) Kendala apa yang dihadapi dalam penerapan kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor- Sumedang? C. Tujuan Penelitian Dari setiap kegiatan tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui Implementasi Kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu: 1. Untuk memperoleh informasi mengenai tujuan kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang dilihat dari komponen tujuan. 2. Untuk memperoleh informasi mengenai isi kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang.

7 3. Untuk memperoleh informasi mengenai metode/strategi kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor- Sumedang. 4. Untuk memperoleh informasi mengenai evaluasi kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang. 5. Untuk memperoleh informasi mengenai kendala yang dihadapi dalam penerapan kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantaranya, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi umum mengenai Implementasi Kurikulum Fullday School di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang. Data yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan bahan masukan, pertimbangan, dan kajian bagi kelanjutan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis: a. Sekolah yang diteliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi, atau dokumentasi sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil kebijakan mengenai sistem pembelajaran seperti apa yang efektif digunakan guna meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang positif, terutama sebagai pengembang kurikulum dan pembelajaran. c. Peneliti Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan wawasan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam, serta menjawab

8 rasa keingintahuan peneliti mengenai implementasi Fullday School. Peneliti juga berharap mendapatkan pengalaman langsung mengenai kajian keilmuan Teknologi Pendidikan dan keterkaitannya dalam mengelola sistem pembelajaran seperti apa yang mampu meningkatkan hasil belajar dan kualitas pendidikan. D. Struktur Organisasi Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitia ini terdiri dari lima Bab sesuai dengan panduan karya tulis ilmiah (2012) yang telah ditentukan oleh Universitas Pendidikan Indonesia, lengkapnya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Pada bab I ini membahas mengenai: A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan penelitian D. Manfaat penelitian E. Struktur Organisasi penulisan Bab II Kajian Teori. Pada bab II ini membahas mengenai: A. Konsep Kurikulum 1. Konsep Kurikulum 2. Komponen Kurikulum 3. Model Pengembangan Kurikulum 4. Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/MI B. Kurikulum dan Pembelajaran C. Konsep belajar dan Pembelajaran 1. Konsep Belajar 2. Konsep Pembelajaran D. Konsep Kurikulum Fullday School 1. Pengertian Fullday School 2. Kurikulum Fullday School

9 3. Struktur Kurikulum Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor 4. Karakteristik Fullday School E. Sekolah Dasar Islam Terpadu F. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Bab III Metode Penelitian, pada bab III ini dibahas mengenai metodologi dari penelitian yang dilakukan: A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian B. Desain penelitian C. Metode penelitian D. Definisi operasional E. Instrumen Penelitian F. Teknik uji instrumen G. Teknik analisis data H. Langkah-langkah penelitian Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab IV ini terdiri dari: A. Deskripsi hasil penelitian B. Pembahasan hasil penelitian Bab V Kesimpulan dan Saran. Dalam bab V ini terdapat dua hal pokok yaitu kesimpulan yang berisikan point utama dari hasil penelitian dan juga saran atau rekomendasi.