BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bidang kehidupan yang banyak. didik) untuk memperoleh kedewasaaan jasmani, rohani maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : NARTI A

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan paradigma barunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan alat utama untuk memberikan cara berpikir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN**

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

BAB II KAJIAN TEORETIS

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. bersikap sebagai penyeimbang supaya tidak terjadi hal-hal negatif dalam. Definisi belajar menurut Slameto yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi metode discovery

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB V PEMBAHASAN. dua bagian yaitu kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PUBLIKASI ILMIAH

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

PENINGKATAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE MONTESSORI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, bangsa Indonesia masih mengalami hambatan dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB I PENDAHULUAN. kualitas/mutu kehidupan manusia. Pendidikan ini terjadi melalui serentetan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional guru

SKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang menganggap bahwa matematika itu sangat sulit dan membosankan. Padahal tidak semua anggapan mereka itu benar.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

2015 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam. saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut boleh jadi berupa sikap, minat atau nilai.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peran. Kemampuan seorang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada manusia yang disebabkan oleh perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap. Proses belajar terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidup karena adanya interaksi terhadap lingkungan sekitar. Azhar Arsyad (1996:9) mengemukakan Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengerahkan perubahan pada diri siswa secara terencana,baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Sehubungan dengan hal tersebut perubahan hasil belajar siswa dapat meliputi aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang diharapkan akan diperoleh dengan baik bagi siswanya yang memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam suatu proses belajar mengajar motivasi adalah hal yang penting karena keberadaanya sangat berarti bagi kegiatan pembelajaran siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atas memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran. Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin, motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik. a. Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. b. Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

2 Berdasarkan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar pada diri seseorang yang telah di jelaskan di atas, motivasi tersebut sangat penting dalam menumbuhkan rasa percaya diri, semangat belajar, bersosialisasi yang baik, dan sebagainya. Motivasi yang bekerja dalam diri individu mempunyai kekuatan yang berbeda beda. Sehubungan dengan hal tersebut Sardiman (2006 :102) mengemukakan bahwa ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi belajar adalah sebagai berikut: Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh, Menunjukan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain, Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, Dapat mempertahankan pendapatnya,tidak mudah melepaskan apa yang diyakini; senang mencari dan memecahkan masalah. Apabila siswa memiliki motivasi belajar seperti yang dijelaskan di atas, maka siswa memiliki motivasi yang memadai sehingga akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas. Siswa yang demikian tidak akan mudah mendapatkan pengaruh gangguan dari sekitarnya dan akan menunjukkan hasil belajar yang baik. Apabila siswa yang memiliki motivasi kuat maka hasil belajar yang dicapai juga akan optimal. Siswa yang kurang memiliki motivasi dalam belajar dapat dilihat melalui ciri-ciri yang dikemukakan Ahmadi dan Supriyono (2004:75) yaitu...mereka yang motivasi belajarnya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya sering mengalami kesulitan belajar Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka siswa yang kurang memiliki motivasi belajar merupakan siswa yang kurang memiliki dorongan dalam dirinya dalam mengerjakan tugas dan berprestasi. Siswa tersebut kurang semangat dan mudah putus asa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya memerlukan dorongan dari luar dirinya. Di sini tugas guru pembimbing adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga mereka mau belajar. Seorang guru hendaknya memahami bagaimana kondisi peserta didiknya, serta selalu membangkitkan semangat peserta didiknya dalam belajar. Selain itu, guru juga perlu memahami peranan motivasi bagi peserta didik. Sebagai seorang guru seharusnya mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik, jika guru berusaha memberikan pemahaman kepada

3 siswa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan bagi siswa. Oleh sebab itu dengan belajar maka apa yang dicita-citakan siswa akan tercapai. Selain itu guru juga harus bisa memberikan suasana yang nyaman dan kondusif, sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara siswa dengan guru dan tercipta perasaan suka terhadap pelajaran yang disampaikan guru. Guru juga harus menyiapkan bahan ajar yang menarik dan menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan. Pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan pola-pola pendukung yang merealisasikan suatu pembelajaran seni tari. Hubungan antara strategi dan metode pembelajaran digambarkan sebagai suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, yang kemudian diimplementasikan ke dalam berbagai metode dan teknik yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung. Hamzah B Uno (2009: 9) menyebutkan bahwa pemilihan strategi pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria berikut: Orientasi strategi pada tugas pembelajaran, relevan dengan isi atau materi pembelajaran, metode dan teknik yang digunakan difokuskan pada tujuan yang ingin dicapai, media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indra peserta didik secara simultan Hal di atas menunjukan bahwa pemilihan strategi pembelajaran tidak dapat diberikan dengan begitu saja. Pemilihan strategi harus melihat pada faktor-faktor lainnya yang mendukung seperti media pembelajaran, metode atau teknik serta orientasi strategi pada tugas pembelajaran. Selain itu juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik siswa serta situasi dan kondisi lingkungan dimana proses belajar tersebut akan berlangsung. Pada penelitian ini fokus penelitian untuk mengetahui pengaruh strategi Lightening the Learning Climate terhadap motivasi belajar khususnya terhadap siswa SMP yang berada pada usia remaja sebagaimana diungkapkan oleh Rumini & Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa. Karakteristik siswa SMP yang memasuki usia remaja tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri yang diungkapkan Sri Rumini (1995:32), yaitu: Keadaan perasaan dan emosi yang sangat peka, sehingga tidak stabil. Implikasi keadaan emosi yang peka dan tidak stabil menimbulkan semangat belajar yang fluktuatif. Keadaan mental, khususnya kemampuan berpikirnya mulai sempurna atau kritis dan dapat melakukan abstraksi.

4 Oleh karena itu guru harus memperhatikan pemilihan materi yang sesuai dengan karakteristik siswa SMP, sehingga siswa dapat diarahkan menjadi remaja yang tumbuh dengan kepribadiannya. Dengan pembelajaran tari di SMP adalah proses aktivitas siswa arahan dan bimbingan untuk mempelajari materi mata pelajaran seni tari. Melalui kegiatan pembelajaran seni tari diharapkan mampu memberikan kesempatan untuk seseorang dalam memperoleh berbagai pengalaman- pengalaman seni. Pelajaran tari bukan bertujuan untuk mempelajari sikap gerak saja, namun juga sikap mental, kedisiplinan, sehingga pendidikan tari itu menjadi media pendidikan.setelah mengikuti pembelajaran tari ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan remaja tersebut. Pembelajaran tari di sekolah diharapkan dapat menumbuhkan motivasi untuk menghargai kesenian. Di dalam proses pembelajaran tari, guru harus dapat menciptakan suasana yang menenangkan kepada siswa. Proses pembelajaran yang terlalu formal di kelas dapat membuat kejenuhan pada siswa, sehingga konsentrasi terhadap suatu materi yang disampaikan oleh guru tidak langsung dapat diterima seutuhnya oleh siswa. Untuk itu guru hendaknya mampu memberikan susasana yang nyaman dan menyenangkan agar siswa lebih tertarik untuk mempelajari pelajaran seni tari, sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa. Agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal. Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam upaya mengembangkankreativitas dan sikap inovatif subjek didik. Untuk itu perlu dibi na dan dikembangkan kemampuan professional guru untuk mengelola program pengajaran dengan strategi pembelajaran yang kaya dengan variasi. Seni tari merupakan suatu konsep pembelajaran yang terlihat mudah namun setelah dilakukan memerlukan waktu untuk dapat memahami dan menerima materi seni tari, sehingga seni tari dianggap mata pelajaran yang penting untuk dipelajari. Namun masih banyak peserta didik yang menganggap bahwa seni tari adalah mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Hal ini dimungkinkan adanya penggunaan strategi pembelajaran yang tidak tepat. Penggunaan strategi yang tidak sesuai tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, menjadi guru atau pendidik harus mampu menggunakan

5 strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap materi yang diajarkan, agar pemahaman materi bisa diterima peserta didik dan yang terpenting peserta didik senang dalam belajar seni tari. Adapun strategi pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan oleh pengajar untuk merencanakan kegiatan belajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengantisipasi kelemahan strategi pembelajaran konvensional adalah strategi pembelajaran Lightening the Learning Climate (menghidupkan suasana belajar). Strategi pembelajaran Lightening the Learning Climate merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk menghidupkan suasana belajar, sehingga dengan strategi pembelajaran Lightening the Learning Climate dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengesankan, kebersamaan dalam pembelajaran, demokrasi. Pada akhirnya peserta didik lebih tertarik untuk mempelajari seni tari, sehingga akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pemilihan strategi Lightening the Learning Climate ini diberikan kepada siswa SMP yang berada pada usia remaja yang pada dasarnya mereka sudah memasuki pergaulan yang luas dan memiliki pola pikir sendiri serta tidak menerima informasi apa adanya, sehingga pada proses pembelajaran siswa mudah merasa jenuh dalam menerima materi dari guru yang memberikan suasana yang tidak nyaman dalam pelaksanaan pembelajaran. Strategi Lightening the Learning Climate ini cocok diterapkan terhadap usia mereka dimana dalam proses pembelajarannya, siswa tidak akan jenuh dan bosan karena suasana pembelajaran yang menegangangkan. Namun disini siswa akan merasa rileks dengan proses belajar yang bernuansa informal. Maka strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar seni tari dengan suasana yang menyenangkan. Sehingga siswa dapat mengasah kemampuannya dengan baik dalam membuat suatu gagasan untuk membuat sebuah kreasi. Untuk menyikapi semua itu, maka peneliti memandang perlu mengadakan penelitian melalui kegiatan pembelajaran terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode Lightening the Learning Climate. Untuk itu peneliti mengangkatnya kedalam sebuah penelitian dengan judul PENERAPAN STRATEGI LIGHTENING THE

6 LEARNING CLIMATE DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA KELAS VII SMPN 19 BANDUNG. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran tari, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Bagaimana Proses Pelaksanaan Pembelajaran tari dengan strategi Lightening the Learning Climate untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VII SMPN 19 Bandung? 2. Bagaimana Hasil Pembelajaran Tari dengan strategi Lightening the Learning Climate untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VII SMPN 19 Bandung? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan judul penelitian serta latar belakang masalah yang sudah peneliti paparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran tari menggunakan strategi Lightening the learning climate untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMPN 19 Bandung. 2. Untuk memperoleh data mengenai hasil pembelajaran menggunakan strategi Lightening the learning climate untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMPN 19 Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Guru Sebagai bahan acuan atau pedoman untuk pembelajaran seni tari yang akan dilaksanakan selanjutnya dan sebagai bahan evaluasi mengenai pembelajaran seni tari yang telah dilakukan, sehingga memotivasi guru agar lebih kreatif dan inovatif 2. Siswa Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar seni tari melalui Lightening the Learning Climate yang akhirnya siswa dapat lebih meningkatkan minat dalam pembelajaran seni

7 tari dan dapat memperoleh ilmu pengetahuan menegenai pembelajaran seni tari dengan suasana yang rileks dan menyenangkan. 3. Peneliti Dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman,serta keterampilan dalam mengembangkan model pembelajaran juga memberikan wawasan yang luas, sehingga dapat dijadikan pengalaman yang berguna baik untuk sekarang dan yang akan datang. 4. Lembaga Memberikan kontribusi ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran seni tari dan sebagai sebuah langkah untuk mengembangkan pendidikan sebagai efek dari perkembangan ilmu pengetahuan untuk kemajuan Indonesia. E. Struktur Organisasi Untuk memahami alur pikir pada penulisan skripsi, maka perlu adanya struktur organisasi yang bermanfaat sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian ini. Penulisan skripsi ini akan disajikan dalam lima bab, sebagai berikut: BAB I : PEDAHULUAN Bab ini membahas tentang pendahuluan yang di dalamnya terdapat uraian pokok mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penulisan skripsi. Latar belakang berisi uraian tentang apa yang menjadi masalah penelitian berkaitan dengan dengan judul, serta alasan mengapa masalah itu perlu diteliti. Rumusan masalah memuat tentang masalah yang ada, dalam bentuk pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Manfaat penelitian ini berisi uraian tentang manfaat hasil penelitian bagi siswa, guru, peneliti sendiri dan bagi peneliti lain. BAB II : LANDASAN TEORITIS Bab ini berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi tentang landasan teoritikyang mencakup pembelajaran tari pada siswa SMP dan pengertian strategi Lightening the Learning Climate. Kerangka pemikiran berisi tentang tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis yang mencakup landasan

8 Psikologi Siswa dalam penerapan Strategi Lightening the Learning Climate. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau submasalah yang diteliti yang mencakup aplikasi Lightening the Learning Climate (Menghidupkan suasana belajar) dalam pembelajaran tari. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai metode penelitian,termasuk beberapa komponen yaitu lokasi dan sasaran penelitian,desain peneltian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik pengolahan data serta terakhir memaparkan tahap-tahap penelitian, iantaranya yaitu pra penelitian, pelaksanaan penelitian dan penulisan hasil penelitian. BAB IV : PEMBAHASAN Pada bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan memaparkan mengenai hasil penelitian yang diperoleh, diantaranya gambaran lokasi penelitian. Proses penerapan strategi Lightening the Learning Climate dalam pembelajaran tari Kelas VII di SMPN 19 Bandung. Peningkatan motivasi belajar setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan strategi Lightening the Learning Climate, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir merupakan bagian penutup dari skripsi ini yang berupa kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis temuan penelitian. Kesimpulan berisi tentang jawaban atas pertanyaan dari penelitian atau rumusan masalah. Saran memuat tentang rekomendasi yang ditujukan untuk para pengguna hasil penelitian.