BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia untuk pembangunan. Olahraga merupakan kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan. yaitu Athlon atau athlum yang berarti lomba atau

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

II. TINJAUAN PUSTAKA. ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu dengan satu kaki dan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Melalui olahraga akan dapat ditingkatkan kekuatan keterampilan kerja, kesegaran jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

Pengaruh Latihan Pliometrik antara Box Jump dan Leaps terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas XI Geomatika SMK Negeri 1 Bireun

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

2016 PENGARUH LATIHAN POWER LENGAN MENGGUNAKAN MODEL LATIHAN PULL OVERPASS DAN PULL OVER TERHADAP HASIL LEMPARAN PADA ATLET LEMPAR LEMBING JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif karena,

PREDIKSI PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG DITINJAU DARI FAKTOR KEMAMPUAN FISIK SISWA PUTRA SMP

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK

BAB II KAJIAN TEORITIK

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun tingkat internasional (yang diselenggarakan oleh IAAF). Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

I. PENDAHULUAN. Sejak jaman olimpiade kuno sampai dengan olimpiade modern, tujuan pelompat jauh dalam

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B A B I PENDAHULUAN. 1. Nomor lari ( jarak pendek,menengah dan jauh), 2. Nomor jalan cepat (20 km dan 50 km)

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan. melakukan berbagai macam gerak.

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

PERBEDAAN PENGARUH METODE PENGAJARAN DIRECT DAN INDIRECT TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DITINJAU DARI BODY MASS INDEX

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

BAB I PENDAHULUAN. dunia, karena di dalam atletik mempunyai banyak jenis dan nomor. Seperti

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan tubuh tetap dalam keadaan sehat. Olahraga juga bertujuan

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, serta emosi yang selaras, serasi dan seimbang. Olahraga dapat membantu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Olahraga juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan prestise suatu bangsa. Melalui prestasi olahraga, nama suatu bangsa dapat menjadi harum di mata negara lain. Latihan fisik dalam setiap cabang olahraga merupakan pondasi utama dalam pembinaan teknik, taktik serta mental selanjutnya. Semua komponen biomotor harus dapat dikembangkan untuk menunjang prestasi atlet. Dengan modal fisik yang prima tentunya atlet akan dapat menguasai tahap latihan selanjutnya. Pembinaannya meliputi faktor fisik, teknik, taktik, dan mental. Selama ini pada praktek pembinaan prestasi, latihan yang diberikan lebih menekankan pada faktor teknik. Sedangkan kondisi fisik belum dibina secara maksimal, hal ini bisa disebabkan bahwa faktor fisik dianggap telah terwakili pada saat perkuliahan praktek sehingga kondisi fisik secara otomatis meningkat. Anggapan tersebut kurang benar, karena olahraga atletik memerlukan unsur kondisi fisik tersendiri sehingga membutuhkan pembinaan fisik 1

2 yang lebih tepat. Unsur kondisi fisik yang diperlukan antara lain, power, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, koordinasi, dan fleksibilitas togok. Menurut Lilik Sudarwati (2007: 8) faktor fisik berhubungan dengan struktur morfologis berkaitan erat dengan bentuk tubuh atlet yang ideal, misalnya tinggi badan dan berat badan atlet. Sementara itu, struktur anthropometrik berhubungan dengan pengukuran kemampuan atlet dalam melakukan gerakan-gerakan yang berkaitan dengan cabang olahraga yang digelutinya. Fisik yang prima merupakan salah satu aset penting yang harus dipertahankan seorang atlet. Faktor fisik berhubungan dengan postur tubuh yang ideal juga berkaitan dengan daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, agilitas, koordinasi gerak, dan kekuatan seorang atlet, baik dalam latihan maupun dalam menghadapi pertandingan. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya (Sajoto, 1995: 810). Kondisi fisik yang baik tidak dapat dicapai hanya melalui olahraga itu sendiri, tetapi harus dilakukan pula dengan melalui proses latihan. Menurut Sajoto (1990:5), prestasi olahraga ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah : 1) faktor biologis, 2) faktor psikologis, 3) faktor lingkungan dan 4) faktor penunjang. Faktor biologis atau fisik yaitu yang berkaitan dengan struktur, postur dan kemampuan biomotorik yang ditentukan secara genetik, merupakan salah satu faktor penentu prestasi yang terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu : kekuatan (strength), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), daya tahan (endurance), daya ledak (explosive power), keseimbangan (balance) dan koordinasi (coordination). Apabila kondisi fisik seseorang baik maka akan bermanfaat untuk :

3 (1) peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, (2) peningkatan dalam kekuatan, keseimbangan dinamis, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik, (3) ekonomi gerak yang lebih baik dalam latihan, (4) ekonomi gerak yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan dan (5) responden cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan. Hampir disetiap cabang olahraga, unsur kondisi fisik seperti kecepatan, kekuatan, keseimbangan dinamis, daya tahan, keseimbangan dan koordinasi sangat diperlukan. Besar kecilnya kebutuhan akan unsur kondisi fisik berbeda-beda tergantung pada karakteristik dari cabang olahraganya. Lompat jauh merupakan salah satu nomor atletik yang menarik untuk diteliti, karena dari tahun ke tahun pada perlombaan lompat jauh selalu terjadi pemecahan rekor. Dalam perlombaan lompat jauh, seorang pelompat akan bertumpu pada balok tumpuan sekuat-kuatnya untuk mendarat di bak lompat sejauh mungkin. Menurut Aip Syarifuddin (1992: 90) lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas, ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama (mungkin di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Karena lompat jauh termasuk nomor lompat yang diperlombakan, maka diperlukan metode latihan yang tepat untuk meningkatkan prestasi. Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tumpuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah letak pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari tolakan sampai batas terdekat dari letak

4 pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Dalam lompat jauh terdapat bermacam-macam gaya yang umum dipergunakan oleh para pelompat, yaitu gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style), dan gaya jalan di udara (walking in the air). Perbedaan antara gaya lompatan yang satu dengan yang lainnya, ditandai oleh keadaan sikap dan badan waktu melayang di udara. Jadi, mengenai awalan, tumpuan, melayang dan mendarat, bahwa ketiga gaya tersebut prinsipnya sama. Menurut Aip Syarifudin (1992:73), teknik dasar dalam lompat jauh yaitu : (1) Awalan atau ancang-ancang adalah gerakan permulaan untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan lompatan. Kecepatan yang diperoleh dari hasil awalan ini disebut dengan kecepatan horisontal, yang sangat berguna untuk membantu kekuatan tolakan ke atas, ke depan (pada lompat jauh atau lompat jangkit). (2) Tumpuan/tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horisontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dapat dilakukan dengan baik dengan menggunakan kaki kiri maupun kanan, tergantung kaki mana yang lebih dominan. (3) Melayang di udara. Sikap badan diudara harus diusahakan melayang selama mungkin di udara serta dalam keadaan seimbang dan yang paling penting pada saat melayang ini adalah melawan rotasi putaran yang timbul akibat dari tolakan. Selain itu juga untuk mendapatkan posisi mendarat yang paling ekonomis dan efisien. (4) Sikap Mendarat. Melakukan pendaratan adalah bagian akhir dari lompat jauh. Keberhasilan dalam lompat jauh terletak pada pendaratan. Pada pendaratan yang mulus akan berpengaruh terhadap jarak, keselamatan dan keindahan. Pada lompat jauh kondisi fisik yang sangat dominan diperlukan adalah kecepatan, power otot tungkai, power otot perut dan koordinasi. Untuk memperoleh suatu hasil

5 yang optimal dalam lompat jauh, selain atlet harus memiliki daya ledak, kecepatan, ketepatan dan koordinasi gerakan, juga harus memahami dan menguasai teknik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut serta dapat melakukannya dengan cepat, tepat dan lancar. Power otot merupakan komponen gerak yang sangat penting dalam menunjang aktivitas fisik yang bersifat eksplosif seperti gerakan lompat, karena power otot tungkai merupakan salah satu komponen fisik yang sangat dominan peranannya dalam setiap gerakan-gerakan eksplosif tubuh. Power merupakan komponan kondisi fisik yang hampir ada pada setiap cabang olahraga. Pentingnya Power otot tungkai pada saat melakukan gerakan melompat pada nomor lompat jauh, dikarenakan pada saat tolakan, melompat untuk mencapai suatu ketinggian yang lebih dominan berperan adalah gerakan yang bersifat eksplosif. Power otot tungkai dapat menimbulkan kekuatan yang lebih besar dalam melompat secara vertikal jika ada pantulan yang mendahului untuk menempatkan otot-otot di bawah regangan yang membebani. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, gerakan-gerakan lompat pada saat melakukan lompatan untuk mencapai suatu ketinggian merupakan gerakan yang membutuhkan kekuatan dan kecepatan otot tungkai atau Power otot tungkai. Kecepatan adalah hasil gerak yang diakibatkan oleh kontraksi otot. Maka dari itu kemampuan dan pengembangan kecepatan ditentukan oleh tipe otot yang dimiliki seseorang. Individu yang otot putihnya lebih dominan, kecenderungan memiliki gerakan yang cepat walaupun cepat mengalami kelelahan. Seseorang yang mempunyai tipe otot putih lebih dominan, bila diikuti dengan latihan yang terencana, sistematis serta berkesinambungan, semangat memungkinkan orang tersebut memiliki

6 tingkat kecepatan gerak yang baik. Metode yang dapat dikembangkan untuk melatih kecepatan diantaranya menggunakan metode interval training dan sirkuit training. Kaitannya kecepatan dengan lompat jauh yaitu berawal kecepatan yang diperoleh dari hasil awalan yang disebut dengan kecepatan horizontal kemudian beralih menjadi kecepatan vertikal setelah menumpu untuk mengangkat seluruh anggota badan ke atas depan. Peranan kecepatan adalah untuk membantu memberi kekuatan pada saat melakukan tolakan ke atas depan. Dengan demikian apabila seorang pelompat jauh dalam melakukan tolakan ke atas depan. Dengan kecepatan lari yang maksimal maka pelompat tersebut dapat mengangkat tubuhnya dengan maksimal pula. Semakin tinggi membawa tubuhnya ke atas maka semakin jauh jarak lompatan yang dicapai. Agar dapat menghasilkan daya tolakan yang besar, maka langkah lari awalan dilakukan dengan cepat, mantap dan menghentak-hentak Ada beberapa faktor yang dapat menentukan terjadinya suatu peningkatan prestasi dalam olahraga. Sajoto (1995) menyatakan, peningkatan suatu prestasi dalam olahraga tidak terlepas dari faktor-faktor penentu penentuan prestasi yaitu 1) aspek biologis seperti potensi (kemampuan dasar tubuh), fungsi organ-organ dan saraf tubuh, struktur dan fungsi tubuh. 2) aspek psikologi seperti intelektual, motivasi, kepribadian. 3) aspek lingkungan seperti lingkungan sosial, sarana dan prasarana, cuaca/iklim dan keluarga. 4) aspek penunjang seperti pelatih, program latihan yang baik atau sistematis, dana dan penghargaan. Keadaan kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi pula terhadap aspekaspek kejiwaan seperti peningkatan motivasi kerja, semangat kerja, rasa percaya diri, ketelitian dan lain sebagainya. Dalam konteks yang lebih khusus yaitu dalam kegiatan

7 olahraga, maka kondisi fisik seseorang akan sangat berpengaruh bahkan menentukan penampilan gerak, karena kondisi fisik yang baik, seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1998), akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem organ tubuh antara lain berupa 1) Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2) Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan dan daya tahan dan komponen kondisi fisik yang lainnya. 3) Gerak akan lebih baik atau ekonomis pada waktu latihan. 4) Pemulihan atau recovery yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5) Respon yang cepat dari organ tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon itu diperlukan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi lompat jauh yaitu proporsi tubuh (rasio antrhopometrik) baik itu tinggi badan, berat badan, panjang tungkai ataupun faktor antropometrik yang lain. Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin., (1996:60) mengatakan bahwa karakteristik yang akan dijadikan atlet bibit unggul adalah salah satunya memiliki bentuk tubuh proporsional yang ideal yang sesuai dengan olahraga yang diminatinya. Ukuran anthropometrik adalah ukuran eksternal bagian-bagian tubuh (Verduci, 1980:215). Pengukuran anthropometrik mencakup dua tipe pengukuran. Pertama, yaitu yang berkenaan dengan dimensi-dimensi tubuh. Kedua, yaitu yang berkenaan dengan komposisi tubuh. Pengukuran dimensi tubuh berupa pengukuran panjang atau besarnya bagian-bagian. Sedangkan pengukuran komposisi tubuh berupa pengukuran mengenai kandungan lemak tubuh atau unsur-unsur pembentukan berat badan lainnya.

8 Ukuran panjang bagian-bagian tubuh menentukan keserasian bentuk tubuh secara keseluruhan. Dalam struktur tubuh, panjang tungkai atau tinggi badan terbentuk dari panjang kaki dan panjang togok terdapat variasi antara individu. Ada individu yang cenderung panjang kakinya, ada yang lebih panjang togoknya, dan ada yang seimbang. Panjang kaki ditentukan oleh panjang tungkai atas, tungkai bawah, dan telapak kaki. Perbandingan antara ketiga bagian pembentuk panjang kaki inipun terdapat variasi. Perbandingan ukuran bagian-bagian tubuh dengan tinggi badan setiap individu atau secara singkat disebut rasio ukuran antropometrik, dapat memberikan nilai relatif bagi setiap individu yang dapat dibandingkan dengan individu yang lain. Anthropometri untuk menghasilkan tolakan yang besar dalam lompat jauh adalah panjang telapak kaki, panjang tungkai, panjang lengan dan tinggi badan yang secara biomekanika dapat mempengaruhi tolakan kaki seseorang ketika melompat. Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa pembinaan prestasi atletik di surakarta. Indikator utama yang dapat dilihat adalah untuk mahasiswa Pembinaan Prestasi Atletik lompat jauh khususnya di Surakarta sudah mendapatkan atau memiliki teknik lompat jauh yang baik dan sudah mengikuti berbagai event/perlombaan ditingkat daerah ataupun universitas. Berdasarkan uraian di atas, dari beberapa sumber yang menjelaskan faktor faktor dan beberapa macam tes yang mempengaruhi lompat jauh yang semuanya berhubungan dan mempunyai peranan dari kondisi fisik dan antropometri maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian, dengan judul Faktor Antropometri dan Kondisi Fisik Sebagai Penentu Prestasi Lompat Jauh (Analisis

9 Faktor Penentu Prestasi Lompat Jauh pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi UNS dan UTP di Surakarta) B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis melakukan identifikasi terhadap permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah faktor antropometri dan kondisi fisik yang menentukan prestasi lompat jauh. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah sebelumnya, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Mengukur panjang telapak kaki, rasio panjang tungkai dan tinggi badan, panjang lengan, kecepatan, power otot tungkai, power otot perut, koordinasi mata kaki dan fleksibilitas togok pada lompat jauh. 2. Sampel penelitian adalah mahasiswa pembinaan prestasi atletik lompat jauh UNS dan UTP di Surakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah Faktor faktor antropometri dan kondisi fisik manakah yang menentukan prestasi lompat jauh? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor antropometri dan kondisi fisik yang

10 menentukan prestasi lompat jauh pada mahasiswa pembinaan prestasi atletik lompat jauh UNS dan UTP di Surakarta. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini, dapat dibagi menjadi berikut: 1. Secara teoritis mendukung dan memperkaya ilmu pengetahuan pada faktor antropometri dan kondisi fisik sebagai penentu prestasi lompat jauh. 2. Memberikan acuan dan masukan bagi siswa putra dalam pembinaan prestasi atletik lompat jauh. 3. Bagi peneliti secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pembanding dan pertimbangan bila peneliti lain akan mengadakan penelitian yang relevan.