BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang didirikan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia di era globalisasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat pada masa sekarang. Banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, salah satunya adalah persaingan antar perusahaan. Dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik mengenai kepuasan kerja pada karyawan operasional tempat billiard

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangannya, usaha di Indonesia memiliki banyak kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui dewasa ini, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini perkembangan usaha semakin pesat. Banyak usaha di

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Hal ini menyebabkan kompetisi dalam dunia bisnis menjadi semakin

Lampiran A. Kuesioner Kepuasan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3, minyak dan gas bumi sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Seorang sales adalah seorang penjual, dimana biasanya penilaian seorang sales

BAB I PENDAHULUAN. kegunaan telepon sangat bervariasi. Tidak hanya ponsel yang mengalami berbagai

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 9 persen di tahun 2011 dibandingkan tahun lalu yang berkisar 8.5 persen.

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

LAMPIRAN. Lampiran 3 : HASIL DATA MENTAH KUESIONER (TABEL), perhitungan apakah. tergolong kepuasan tinggi atau rendah

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam tantangan era globalisasi ini, persaingan antar lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL. LEMBAR PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah..

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

LAMPIRAN I. Validitas dan Reliabilitas. ITEM Validitas. ITEM Validitas

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

PENTINGNYA MEMPELAJARI KEPUASAN KERJA Kepuasan kerja sangat berhubungan dengan kualitas hidup. Hal ini dikarenakan kehidupan individu dihabiskan dilin

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi kegunaannya ( Tujuan pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya lebih mementingkan perhatian pada faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dengan bekerja seseorang dapat memenuhi kebutuhan

Bab 2 Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin kerasnya kompetisi dunia usaha dewasa ini, memaksa perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia kerja semakin ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak pelaksana kegiatan produksi. Begitu pula dengan PT X, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berhenti maka perusahaan akan mengalami kerugian dan kerugian tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Karyawan Analisis Kebutuhan Yang Telah Terpenuhi Kebutuhan Fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peran bagi oraganisasi dalam mencapai tujuanya.

BAB I PENDAHULUAN. dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus-menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pegawai jika tidak mendapatkan kepuasan dalam bekerja, akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AKAN PENGHARGAAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN PERUSAHAAN. Oleh : RASI GRA VIDEKA NIM F

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis dituntut untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya saja dan itu dilakukan secara monoton atau tradisional dari

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB. I PENDAHULUAN. dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam pencapaian

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang terkenal memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan pada setiap organisasi dapat berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan organisasi tersebut. Pada dasarnya, suatu perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan sebesarbesarnya, mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan pegawai, seperti halnya perusahaan yang bergerak dibidang perumahan dan pemukiman. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dibidang perumahan dan pemukiman di Indonesia cukup berkembang. Hal ini terlihat dari banyak bermunculan organisasi atau perusahaan dibidang perumahan dan pemukiman seperti perusahaan milik pemerintah maupun swasta yang menawarkan produknya. Keduanya dituntut untuk bersaing agar dapat mempertahankan dan mengembangkan perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksinya dengan baik dan layak bagi masyarakat. Salah satu perusahaan yang masih bertahan dibidang perumahan dan pemukiman adalah Perusahaan X. Perusahaan X merupakan salah satu badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak dibidang perumahan dan pemukiman yang mendorong pengembangan wilayah yang terarah dan terkendali. Perusahaan X ini merupakan perusahaan berskala besar yang didirikan pada tahun 1974 berdasarkan Peraturan pemerintah. Tugasnya mengemban misi pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dibidang pembangunan perumahan rakyat beserta sarana dan prasarananya, yang mampu mewujudkan lingkungan permukiman 1

2 sesuai dengan rencana pengembangan wilayah perkotaan. Kegiatan operasional perusahaan ini didukung penuh oleh 7 (tujuh) kantor regional yang memungkinkan kiprahnya tersebar diseluruh kawasan di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan Perusahaan X ini memerlukan kemampuan pengelolaan seluruh sumber daya perusahaan secara efektif agar dapat memberikan hasil optimal bagi perusahaan. Salah satu sumber yang paling penting bagi kelangsungan suatu perusahaan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) karena mempengaruhi perusahaan secara langsung. SDM pada Perusahaan X disebut sebagai pegawai yang memiliki jabatan sebagai asisten manager dan staf yang dikepalai oleh manager Masing-masing jabatan memiliki tugasnya sendiri, asisten manager bertugas melaksanakan penyelenggaraan sasaran dan rencana-rencana yang telah dibuat oleh manager. Sedangkan pegawai staf bertugas membantu asisten manager dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah dan pedoman dari asisten manager. Pegawai pada Perusahaan X dituntut dapat berfikir kreatif, menetukan strategi baik dalam produk maupun pemasarannya agar Perusahaan X dapat terus bertahan dan berkembang dibidang perumahan dan pemukiman. Untuk itu, Perusahaan X harus memberikan kenyamanan bekerja bagi pegawai agar dapat mencapai target dari perusahaan. Cara perusahaan untuk memberikan kenyamanan bagi pegawainya dengan menambah satu misi baru pada tahun 2004 yaitu meningkatkan kepuasan para pegawai. Pihak perusahaan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pegawai dalam bekerja, seperti: memberikan bonus kepada pegawai yang memiliki prestasi dan pemerataan bonus pada setiap pegawai terhadap penjualan rumah yang mencapai target yang ditetapkan regional masing-masing. Perusahaan X juga

3 memberikan fasilitas bagi para pegawai seperti jaminan kesehatan baik untuk pribadi maupun keluarga dengan bekerja sama dengan rumah sakit tertentu dan pegawai mendapatkan tunjangan hari tua yang didasarkan pada tingkat golongan kepegawaiannya serta memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk menyampaikan ide atau pendapatnya demi kemajuan perusahaan. Selain itu juga, pihak perusahaan menumbuhkan rasa kekeluargaan antara pegawai agar terjalin hubungan baik dalam bekerja seperti diadakannya arisan dan pada hari jumat setiap pegawai melakukan olah raga bersama. Melalui hal tersebut perusahaan memiliki harapan apabila mereka dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan pegawai maka kepuasan kerja pegawai akan meningkat dan mempengaruhi kemajuan perusahaan. Adnyani (dalam www.jiptunair.com, 2005) mengemukakan penelitiannya bahwa kepuasan pekerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemajuan perusahaan saat ini maupun kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang. Misi baru yang dikeluarkan ini tetap saja tidak memberikan dampak positif bagi perusahaan karena hasil rekap yang dilakukan oleh pihak perusahaan bagian personalia pada bulan Maret sampai Juni 2007 sekitar 35% pegawai masih saja datang terlambat yaitu pukul 09.00 atau 10.00 wib, padahal jam kantor sudah ditetapkan datang pukul 08.00wib. Sekitar 18,3% pegawai tidak masuk kantor tanpa adanya pemberitahuan kepada atasan dan 46,7% pegawai datang sesuai dengan jam kantor yang sudah ditetapkan. Padahal absensi ini digunakan untuk menentukan besarnya bantuan uang transpor serta uang makan bagi pegawai. Menurut salah seorang dibagian personalia, keterlambatan atau ketidakhadiran pegawai membuat pekerjaan yang harus diselesaikan menjadi tertunda.

4 Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Regional (RKAP) kinerja Perusahaan X khususnya kantor Regional II tidak memuaskan, kantor Regional II tetap mengalami kerugian karena penjualan rumah tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu tahun 2004 hanya dapat mencapai 50,59% dari target yang ditetapkan, tahun 2005 mencapai 51,69% dari target yang ditetapkan, tahun 2006 mencapai 62,08% dari target yang ditetapkan dan untuk tahun 2007 ini mengalami penurunan hasil penjualan rumah menjadi 24,05% dari target yang ditetapkan. Menurut salah satu pegawai kantor Regional II mengatakan bahwa penurunan pada tahun 2007 tersebut dikarenakan pegawai yang bekerja di Perusahaan X rata-rata sudah kurang produktif dimana pegawai yang muda terhitung hanya sedikit. Pegawai yang ada kebanyakan pegawai yang berusia diatas 45 tahun dengan masa kerja yang lama yaitu sekitar diatas 15 tahun sehingga beberapa pegawai mempersepsikan pekerjaannya itu merupakan suatu rutinitas sehari-hari dan kebanyakan dari pegawai di kantor Regional II sudah memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP). Pada tahun 2007 ini sering terjadi unjuk rasa yang dilakukan oleh pegawai perusahaan tersebut. Unjuk rasa yang dilakukan oleh pegawai pada tanggal 15 Juli 2007 merupakan perilaku non-produktif yang ditimbulkan dari ketidakpuasan pegawai. Pegawai mengajukan beberapa tuntutan yaitu menuntut pergantian direksi harus sesuai dengan kompetensinya, masalah akan dilakukannya regrouping yang memungkin sekitar 50% pegawai di Regional II tersebut akan di rumahkan dan menuntut masalah bonus dimana pegawai mempersepsikan tidak adanya pemerataan yang adil dari bonus yang ada. Perilaku ini terbukti menunjukkan penurunan kinerja perusahaan dalam mencapai target penjualan rumah.

5 Tindakan unjuk rasa ini akan dapat merugikan pihak perusahaan dan dapat menurunkan kinerja perusahaan. Perilaku-perilaku non-produktif diatas seperti absensi, unjuk rasa dan produktivitas yang menurun, menurut Robbins (2003) merupakan indikator dari ketidakpuasan. Menurut salah satu pegawai, ketidakpuasan pegawai tidak membuat mereka keluar dari perusahaan karena usia pegawai yang tidak memungkin mereka untuk bekerja ditempat lain dan pegawai puas atas tunjangan-tunjangan yang diberikan oleh pihak perusahaan seperti tunjangan kesehatan baik pribadi maupun keluarga, hal tersebut yang membuat pegawai tetap bekerja di Perusahaan X. Menurut Ivancevich & Matteson (2002 : 121), kepuasan kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan tersebut merupakan hasil dari persepsi pegawai terhadap pekerjaannya dan menunjukkan derajat yang cukup baik antara pegawai dan organisasi. Kepuasan kerja harus diperhatikan, agar pegawai dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tuntutan perusahaan. Kepuasan kerja ini antara lain dapat diperoleh dari faktor yang penting antara lain pay (gaji), work it self (pekerjaan itu sendiri), promotion opportunities (kesempatan promosi), supervision (cara pengawasan), coworkers (kerjasama dengan rekan kerja), working conditions (kondisi kerja), job security (rasa aman dalam bekerja). Berdasarkan wawancara awal dengan 8 orang pegawai dengan jabatan yang berbeda-beda mengenai kepuasan kerja pegawai, diperoleh hasil bahwa sebanyak 25% pegawai merasa kurang puas terhadap rekan kerja, diantaranya responden mengatakan bahwa mereka tidak nyaman karena sering terjadi persaingan dan kecemburuan diantara rekan kerja dan responden mengatakan bahwa mereka kurang kompak dalam suatu team (team work). Sedangkan sebanyak 75% pegawai lainnya

6 merasa puas terhadap rekan kerja karena pekerjaan satu sama lain saling terkait sehingga pekerjaan yang diberikan oleh atasan dapat dikerjakan bersama dengan rekan kerja yang lain. Sebanyak 37,5% pegawai merasa tidak puas terhadap kondisi kerja, diantaranya responden mengatakan bahwa mereka tidak nyaman dengan lingkungan kerjanya dan responden mengatakan bahwa kondisi kerja di Perusahaan X tidak mendukung produktifitas. Sedangkan sebanyak 62,5% pegawai lainnya merasa puas terhadap kondisi kerja, diantaranya responden mengatakan bahwa fasilitas dan alat yang disediakan oleh perusahaan sudah terpenuhi dan responden mengatakan bahwa bahwa kondisi kerja di Perusahaan X sudah mendukung produktifitas. Oleh karena adanya keragaman kepuasan pegawai dalam bekerja maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai gambaran tingkat kepuasan kerja pada pegawai Perusahaan X di Kantor Regional II Kota Jakarta. 1.2 Identifikasi Masalah Bagaimana gambaran tingkat kepuasan kerja pada pegawai Perusahaan X di Kantor Regional II Kota Jakarta. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja pada pegawai perusahaan X di Kantor Regional II Kota Jakarta

7 1.3.2 Tujuan Penelitian Untuk memperoleh gambaran lebih lanjut mengenai tingkat kepuasan kerja pada pegawai perusahaan X di Kantor Regional II Kota Jakarta yang dijaring melalui 7 (tujuh) faktor kepuasan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis 1. Memberikan informasi tentang kepuasan kerja pegawai kepada bidang ilmu Psikologi Industri. 2. Memberikan informasi kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis ataupun penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja pada pegawai. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Memberikan informasi kepada pihak perusahaan mengenai tingkat kepuasan pegawai di perusahaan X di Kantor Regional II Kota Jakarta. 2. Memberikan informasi kepada pihak perusahaan mengenai faktor-faktor yang dapat memunculkan kepuasan atau ketidakpuasan kerja. 1.5 Kerangka Pikir Setiap pegawai Perusahaan X di Kantor Regional II yang memutuskan untuk bekerja di perusahaan tersebut dilatarbelakangi oleh kebutuhan yang berbedabeda. Kebutuhan yang dimiliki oleh setiap pegawai mendorong pegawai untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan yang mereka miliki tersebut. Menurut

8 Maslow (dalam Stephen P. Robbins, 2003), kebutuhan yang harus dipenuhi oleh individu yaitu kebutuhan tingkat rendah seperti kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan keamanan dan kebutuhan tingkat tinggi, seperti kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri. Pegawai yang bekerja di Perusahaan X kantor regional II lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan fisiologis. Namun, juga dapat memenuhi kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri yang dimiliki oleh seorang pegawai. Demikian juga pada saat pegawai bekerja di Perusahaan X Kantor Regional II. Setiap pegawai yang bekerja di Perusahaan X memiliki kebutuhan, harapan dan nilai yang berbeda-beda saat masuk ke dalam perusahaan. Nilai mengandung unsur pertimbangan dalam arti nilai mengemban gagasan-gagasan pegawai mengenai apa yang benar, baik atau apa yang diinginkan. Nilai yang dimiliki pegawai bersifat stabil dan bertahan karena telah dibawa pegawai sejak mereka masuk ke dalam perusahaan tersebut. Nilai yang dimiliki oleh pegawai juga mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku pegawai yang bersangkutan. Selain membawa nilai, pegawai Perusahaan X di Kantor Regional II memiliki kebutuhan yang harus terpenuhi. Kuat lemahnya suatu kebutuhan dipengaruhi oleh faktorfaktor yang terdapat dilingkungan sehingga kebutuhan setiap pegawai bervariasi dari waktu ke waktu. Pegawai Perusahaan X di Kantor Regional II juga memiliki harapan kepada pihak perusahaan, seperti mendapatkan gaji yang dapat mencukupi secara material, adanya tunjangan dalam bekerja dan kesejahteraan dalam bekerja. Pegawai akan merasakan kepuasan terhadap pekerjaan apabila pegawai merasa bahwa nilai, kebutuhan dan harapannya dapat atau telah dipenuhi oleh perusahaan. Sebaliknya, pegawai akan merasakan tidak adanya kepuasan terhadap

9 pekerjaan atau memiliki derajat kepuasan rendah apabila pegawai merasa kebutuhan dan harapannya kurang atau tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan. Salah satu upaya Perusahaan X dengan mengeluarkan misi baru, yaitu memberikan fasilitas bagi para pegawai seperti jaminan kesehatan baik untuk pribadi maupun keluarga dengan bekerja sama dengan rumah sakit tertentu dan memberikan kebebasan pada para pegawai dalam menyalurkan pendapat atau ide-ide untuk kemajuan perusahaan. Perusahaan X berharap pegawai akan merasakan kepuasan terhadap pekerjaan sehingga dapat memacu pegawai untuk bekerja menjadi lebih baik lagi dan tetap bertahan di perusahaan yang bersangkutan. Ivancevich & Matteson (2002 : 121) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap yang dimiliki oleh seseorang terhadap pekerjaanya. Kepuasan kerja berasal dari persepsi pegawai terhadap pekerjaannya dan derajat kesesuaian individu dengan organisasi. Bila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu objek, ia akan cenderung bersedia untuk menerima, menolong dan mendukung. Begitu pula sebaliknya, bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap obyek, maka ia cenderung untuk berprilaku menolak, merusak, menghukum atau menghancurkan obyek tersebut (Lilly M. Berry, 1998 : 296). Faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja menurut Ivancevich & Matteson (2002 :121) adalah pertama Pay (gaji/upah) adalah jumlah upah atau gaji yang diterima dan dirasakan adil. Pay bisa berupa gaji atau upah, maupun tunjangan. Pegawai Perusahaan X kantor Regional II akan merasa puas apabila upah, bonus dan tunjangan diberikan berdasarkan kebijakan yang sudah ditetapkan dan dilaksanakan secara adil. Pegawai akan merasa tidak puas apabila pemerataan bonus yang tidak adil. Dengan kata lain bahwa pegawai akan merasa tidak puas jika

10 pegawai tidak dibayar sesuai dengan apa yang mereka lakukan untuk perusahaan tersebut. Kedua Work it self (pekerjaan itu sendiri) adalah tugas-tugas pekerjaan yang dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar serta bertanggung jawab. Pegawai akan menjadi lebih semangat untuk melakukan pekerjaannya jika pegawai dipercaya atau diberi tanggung jawab untuk menggunakan keputusannya sendiri dalam menyelesaikan tugas. Pekerjaan itu sendiri di feedback oleh atasan agar pegawai dapat mengetahui apakah mereka memiliki hasil yang telah dicapai. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi pegawai untuk bekerja di perusahaan tersebut. Ketiga Promotion opportunities (kesempatan promosi) adalah tersedianya kesempatan untuk maju atau tersedianya kesempatan untuk kenaikan jabatan. Kesempatan promosi memiliki tujuan untuk menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan, yang dikatakan pada topik ini bahwa suatu perusahaan sebisa mungkin memberikan promosi kepada pegawai atas kesetiaan dan juga performance pegawai yang bersangkutan. Jika perusahaan tidak memberikan peluang untuk adanya promosi, pegawai akan merasa bahwa perusahaan tidak menghargai usaha dan juga keberadaannya ditempat itu. Hal ini dapat membuat pegawai yang bersangkutan merasa tidak puas bekerja di perusahaan tersebut. Keempat Supervision (cara pengawasan) adalah atasan mampu memimpin bawahan baik secara teknikal maupun interpersonal. Atasan diharapkan dapat memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pegawai. Pegawai pada semua tingkat organisasi menginginkan penghargaan dan pengakuan dari atasan maupun perusahaan berdasarkan prestasi pegawai dalam bekerja. Pegawai tidak

11 membutuhkan penghargaan yang sangat besar, tapi pujian dari atasan maupun perusahaan yang sebisa mungkin haruslah diberikan secara tulus. Hal ini akan membuat pegawai merasa puas, dihargai dan berusaha untuk mempertahankan ataupun meningkatkan pola kerjanya dan apabila tidak terpenuhi maka pegawai akan merasa tidak puas. Kelima Coworkers (kerjasama dengan rekan kerja) adalah rekan-rekan kerja yang menunjukkan sikap bersahabat dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Hal ini akan membantu mengembangkan suatu perasaan setia kawan dan teamwork dalam diri pada pegawai dalam suatu perusahaan seperti Perusahaan X Kantor Regional II yang menumbuhkan rasa kekeluargaan antara pegawai seperti mengadakan arisan, hari olah raga setiap hari jumat sehinga menumbuhkan sikap kerjasama, keterbukaan komunikasi, dukungan dari rekan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga apabila hal ini terpenuhi maka akan menimbulkan rasa puas pada diri pegawai Perusahaan X Kantor Regional II sedangkan apabila tidak terpenuhi maka akan menimbulkan rasa tidak puas. Keenam Working conditions (kondisi kerja) adalah kondisi lingkungan kerja fisik yang nyaman dan mendukung produktivitas dalam bekerja. yang disebut kondisi kerja (working conditions) adalah lingkungan dimana orang-orang bekerja memiliki suatu efek yang luar biasa pada tingkat kebanggaan pegawai untuk dirinya dan untuk pekerjaan yang dilakukan seperti pada Perusahaan X Kantor Regional II. Perusahaan X Kantor Regional II menyediakan ruangan bagi para pegawainya berdasarkan masing-masing bagian sehingga dapat tercipta kenyamanan dalam bekerja.

12 Faktor yang terakhir adalah Job security (rasa aman dalam bekerja) yaitu keyakinan individu bahwa posisi atau jabatannya cukup aman, tidak ada rasa khawatir akan adanya pemutusan hubungan kerja secara sepihak atau secara tibatiba. Pegawai di Perusahaan X Kantor Regional II juga membutuhkan keselamatan yang masih layak pakai sehingga hal tersebut dapat menimbulkan perasaan puas, apabila sebaliknya tidak terpenuhi, akan menimbulkan perasaan tidak puas. Pegawai akan mempersepsikan ketujuh faktor kepuasan kerja diatas secara berbeda. Menurut Kreitner & Kinicky (2001 : 225) apabila kebutuhan pegawai banyak terpenuhi di tempat kerja maka pegawai akan menunjukkan sikap positif yaitu bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tempat kerjanya dan pegawai merasakan kepuasan dalam bekerja. Sedangkan apabila kebutuhan pegawai banyak yang tidak dapat terpenuhi di tempat kerjanya maka pegawai akan menunjukkan sikap negatif yaitu bekerja tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tempat kerjanya dan pegawai akan merasakan ketidakpuasan dalam bekerja. Kepuasaan kerja para pegawai menjadi hal yang penting karena dapat memperngaruhi produktivitas, turn over dan absenteeism karena kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual, setiap pegawai di Perusahaan X kantor Regional II akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang ada di dalam dirinya sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja setiap pegawai itu bervariasi. Menurut Lilly M. Berry (1998 : 288-292), faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai adalah usia dan tingkat pekerjaan, pendidikan dan jenis kelamin. Usia dan tingkat pekerjaan, pegawai yang berusia lanjut akan lebih puas daripada pegawai yang berusia muda, salah satu alasannya mungkin nilai-nilai dari

13 pekerjaan pegawai yang sudah berusia lanjut telah berubah selama mereka bekerja. Pengaruh untuk bekerja ditempat lain tidak sekuat pada pegawai yang berusia lebih muda. Pegawai yang berusia lebih lanjut pun akan semakin puas terhadap tingkat pekerjaannya, karena sudah semakin jarangnya kesempatan promosi yang diberikan oleh perusahaannya. Sedangkan pada tingkat pendidikan, pendidikan dapat membantu mengembangkan nilai-nilai tertentu dalam bekerja. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa pegawai yang berpendidikan tinggi lebih melibatkan diri pada tugas-tugas yang dianggapnya penting dan berarti, daripada rekan-rekan keja mereka yang kurang berpendidikan. Ketidakpuasan juga lebih mungkin jika nilai dalam bekerja banyak yang tidak tercapai, seperti pekerjaan yang tidak menantang atau pekerjaan yang monoton. Pada jenis kelamin, pria dan wanita sama-sama puas terhadap pekerjaannya, karena mereka memiliki value (nilai) yang berbeda. Pria dan wanita berbeda dalam apa yang mereka enggap penting dalam bekerja. Value pada pria adalah self-direction atau kemandirian dalam bekerja dan extrinsic rewards (seperti gaji atau upah dan kesempatan promosi), sedangkan value pada wanita adalah pekerjaan yang menarik dan social rewards (seperti sekan kerja yang baik dan hubungan yang baik dengan supervisor). Oleh karena itu, usia dan tingkat pekerjaan, pendidikan serta jenis kelamin dari pegawai yang bersangkutan juga akan dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja pegawai yang bersangkutan. Perbedaaan persepsi pada masing-masing pegawai di Perusahaan X Kantor Regional II kota Jakarta terhadap pekerjaannya akan membuat tingkat kepuasan kerja yang dirasakan pegawai menjadi berbeda satu dengan yang lainnya. Pegawai yang puas akan lebih menunjukkan perilaku yang positif tentang perusahaan tempat ia bekerja dan berusaha untuk menjalin kerja sama

14 yang baik dengan rekan sekerjanya. Selain itu, pegawai yang puas akan menjadi lebih bangga terhadap tugasnya melebihi tuntutan tugas tersebut karena mereka ingin membalas perasaan positif yang mereka rasakan terhadap pekerjaan mereka (Stephen P. Robbins, 2003 : 105 106). Sedangkan pada pegawai yang merasa tidak puas akan menunjukkan perilaku seperti tidak bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku di Perusahaan X di Kantor Regional II serta tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam bekerja. Ketidakpuasan yang dirasakan oleh pegawai tentang pekerjaan akan membuat pegawai memiliki perasaan yang negatif tentang pekerjaan mereka. Hal ini akan memunculkan perilaku non produktif yang akan dapat menghambat pencapaian tujuan dari Perusahaan X Kantor Regional II.

15 Adapun skema kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut : Faktor yang mempengaruhi (Lilly M. Berry, 1998) : Usia dan Tingkat pekerjaan Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Pegawai Perusahaan X kantor regional II - Nilai - Kebutuhan - Harapan Kepuasan kerja Puas Tidak puas Ivancevich (2002) : pay (gaji), work it self (pekerjaan itu sendiri), promotion opportunities (kesempatan promosi), supervision (cara pengawasan), coworkers (kerjasama dengan rekan kerja), working conditions (kondisi kerja), job security (rasa aman dalam bekerja). Skema 1.1 Kerangka Pikir

16 1.6 Asumsi 1. Setiap pegawai yang bekerja di Perusahaan X memiliki nilai, kebutuhan dan harapan yang berbeda 2. Kepuasan kerja pegawai dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia dan tingkat pekerjaan, dan pendidikan. 3. Ketujuh faktor kepuasan kerja akan dirasa berbeda pada pegawai Perusahaan X kantor Regional II Jakarta sehingga sikap pegawai terhadap tujuh faktor kepuasan kerja akan berbeda satu sama lain. 4. Sikap pegawai terhadap ketujuh faktor kepuasan kerja akan menggambarkan kepuasan maupun ketidakpuasan kerja pada pegawai Perusahaan X di Kantor Regional II kota Jakarta.