Kata Kunci: Model Pembelajaran, Smart and Fun Education, SPU, Kurikulum Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERCEPTIONS OF STUDENTS ON THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACHES TO BIOLOGY LEARNING X SMA CLASS SENIOR HIGH SCHOOL 12 PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU

Journal of Innovative Science Education

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

PADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

Alam Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10, Jakarta 13220, Indonesia

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

Unnes Physics Education Journal

RASIONAL KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting yaitu era globalisasi yang membutuhkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN. efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi penting dalam menghadapi globalisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kurikulum 2013 pada semua jenjang pendidikan dasar hingga. menengah. Dalam pengimplementasiannya kurikulum ini telah diuji

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK TERPADU PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD

PROBLEM BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA. Uki Suhendar 1., Arta Ekayanti 2

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia pendidikan tentunya timbul tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD JURNAL

ARTIKEL CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATEMATIKA SMP KELAS VII

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan tersebut diperlukan

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2014),6.

I. PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh. kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi.

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

Santi Widyawati Dosen Prodi Pendidikan Matematika, IAIM NU Metro Abstrak

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JEMBANGAN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

Chairul Huda Atma Dirgatama 1, Djoko Santoso Th 2 1 Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi UNS 2. FKIP UNS Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 BANJURPASAR TAHUN AJARAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam dunia pendidikan, perubahan kurikulum bukanlah suatu hal

Imam Mahadi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang antara satu dan lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

2016 PENERAPAN PEND EKATAN METAKOGNITIF D ALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Transkripsi:

Model Pembelajaran Smart and Fun Education untuk Pembelajaran Sistem Periodik Unsur Berbasis Kurikulum 2013 Dwi Susilo STAI La Tansa Mashiro Jl. Soekarno-Hatta, Pasirjati, Rangkasbitung alkahfitc@yahoo.com Abstrak Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Model pembelajaran Smart and Fun Education (SAFE) memiliki karakteristik pembelajaran yang cerdas dan menyenangkan, sebagai makna dari kata smart dan fun. Model pembelajaran ini berpijak pada multiple intelegensia (kecerdasan majemuk) dan modalitas belajar visual, auditorial dan kinestetik. SPU atau sistem periodik unsur merupakan materi pembelajaran kimia untuk siswa kelas X SMA. Model pembelajaran SAFE memberikan pengalaman belajar untuk seluruh jenis modalitas belajar. Dari analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa; 1) Model pembelajaran Smart and Fun Education sesuai dengan pendekatan saintifik; 2) Model pembelajaran Smart and Fun Education menggunakan strategi pembelajaran siswa aktif (ative learning); 3) Model pembelajaran SAFE sangat tepat digunakan untuk mengajarkan SPU yang berbasis kurikulum 2013. Kata Kunci: Model Pembelajaran, Smart and Fun Education, SPU, Kurikulum 2013 Abstract Curriculum 2013 emphasizes modern pedagogical dimension in learning, using a scientific approach. The learning model Smart and Fun Education (SAFE) has the characteristics of intelligent learning and fun, as the meaning of the word smart and fun. This learning model rests on multiple intelligence (multiple intelligence) and visual learning modalities, auditory and kinesthetic. SPU or the periodic table of chemical elements is a learning material for students of class X High school. SAFE learning models provide a learning experience for all types of learning modalities. From the analysis and discussion, it can be concluded that: 1) learning model Smart and Fun Education in accordance with the scientific approach, 2) learning model Smart and Fun Education students using active learning strategies (ative learning); 3) SAFE Learning model is ideal to use to teach SPU based curriculum 2013. Keywords: Models of Learning, Smart and Fun Education, SPU, Curriculum 2013 64

Jurnal Aksioma Ad-Diniyyah Volume I No. 2, Desember 2013 A. Pendahuluan Kurikulum sebagai sebuah pedoman dalam menentukan arah pendidikan suatu bangsa harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Abad 21 diwarnai dengan persaingan yang kompetitif di segala bidang. Untuk menghadapi era globalisasi diperlukan kemampuan yang berbeda dari era sebelumnya. Keterampilan ini dikenal dengan istilah 21 st Century Skills atau kompetensi Abad 21. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya dan memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan. Kurikulum 2013 hadir sebagai solusi untuk dapat mewujudkan pemudapemudi Indonesia yang memiliki kompetensi Abad 21. Implementasi dari Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran siswa aktif (active learning). Model pembelajaran yang mendukung active learning perlu dikembangkan lebih luas. Praktisi pendidikan diharapkan dapat berperan serta untuk membuat desain model pembelajaran yang dapat menunjang pelaksanaan kurikulum 2013, oleh karena itu, perkenankan penulis memperkenalkan model pembelajaran Smart and Fun Education. B. Model Pembelajaran Smart And Fun Education Model Pembelajaran adalah suatu disain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005) 65

Soedjadi (1999:101) menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik. Secara sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian: teknik metode pendekatan strategi model Model pembelajaran smart and fun lahir sebuah refleksi pembelajaran penulis. Sejak menjadi pendidik di Pondok Pesantren La Tansa pada bulan januari tahun 2004, penulis mencoba beberapa pendekatan pembelajaran. Seiring perjalanan waktu, dalam setiap memulai kegiatan belajar mengajar, penulis mencoba membangkitkan motivasi siswa dengan membuat salam kimia. Setiap kita ucapkan Chemistry Science maka siswa akan menjawab dengan serentak Smart and Fun. Kalimat tersebut diucapkan dengan penuh semangat disertai dengan gerakan tangan kanan seperti hormat dengan tiga jari dibuka dan jari kelingking serta jari manis dilipat ke dalam. Kebiasaan ini, penulis praktekkan kepada seluruh kelas yang memperoleh mata pelajaran kimia. Model pembelajaran Smart and Fun Education (SAFE) memiliki karakteristik pembelajaran yang cerdas dan menyenangkan, sebagai makna dari kata smart dan fun. Model pembelajaran ini berpijak pada multiple intelegensia (kecerdasan majemuk) dan modalitas belajar visual, auditorial dan kinestetik. Secara umum disain model pembelajaran Smart and Fun Education mengacu pada pola berikut ini, Gambar 2. Disain Model Pembelajaran Smart and Fun Education. 66

Langkah-langkah model pembelajaran Smart and Fun Education meliputi : 1. Pembentukan kelompok Smart Student. Pembentukan kelompok dilakukan dengan berbagai cara yang kreatif berdasarkan multiple intelegent (Spasial, linguistic, intra personal, musical, natural, b interpersonal, lateral) 2. Fun Competition. Kompetisi dengan penuh keceriaan, dan berbasis materi ilmu kimia. Rancangan kompetisi selalu melibatkan gaya belajar auditorial, visual dan kinestetik 3. Reward/Punisment. Reward kita berikan pada peserta yang berprestasi. Punisment yang mendidik kita berikan pada yang kalah 4. Evaluasi. Penilaian secara autentik selama proses dan setelah pembelajaran. C. Kurikulum 2013 Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari KBK yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP tahun 2006. Substansi pengembangan antara lain menambahkan materi esensial yang belum terdapat pada KTSP 2006, mempertahankan materi yang masih relevan, dan menghilangkan materi yang dianggap tidak esensial. Kurikulum 2013 mengedepankan pengalaman personal melalui pendekatan saintifik. Substansi pendekatan saintifik dapat diperoleh melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik yaitu penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (Permendikbud No.69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum) Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat 67

manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan prinsip pembelajaran yang: 1) Berpusat pada peserta didik, 2) Mengembangkan kreativitas peserta didik, 3) Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang 4) Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan 5) Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pengalaman belajar tersebut dapat diperoleh melalui proses pembelajaran aktif (active learning). Untuk mendukung implementasi kurikulum 2013 diperlukan model-model pembelajaran baru yang dapat menyesuaikan karakteristik materi dan peserta didik. D. Sistem Periodik Unsur Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat, perubahan materi, dan energi yang menyertainya (Parning, 2000). Ilmu kimia 68

berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari, seperti peristiwa pembuatan makanan, perkaratan, pembakaran sampah, pembuatan sabun, dan sebagainya. Salah satu materi kimia yang dipelajari di tingkat SMA adalah sistem periodik unsure (SPU). Karakteristik materi SPU lebih menekankan pada konsep dan perkembangan tabel periodik unsur. Materi SPU secara garis besar dibagi menjadi 3 sub pokok bahasan yang meliputi, sejarah perkembangan sistem periodik unsur, penentuan golongan dan periode, dan sifat-sifat periodik unsur. E. Kesimpulan Gambar 1. Tabel Periodik Unsur (Sumber: http://pearl1.lanl.gov/periodic/default.htm) 1. Model pembelajaran Smart and Fun Education sesuai dengan pendekatan saintifik. 2. Model pembelajaran Smart and Fun Education menggunakan strategi pembelajaran siswa aktif (ative learning). Model pembelajaran SAFE sangat tepat digunakan untuk mengajarkan SPU yang berbasis kurikulum 2013. DAFTAR PUSTAKA De Porter, B & Hernacki, M. (1999). Quantum Learning. Bandung. Kaifa Nuh, Muhammad. (2013). Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum. Jakarta. Kemendiknas Permata, Nilam (2012). Tunjukkan Dirimu!. Jakarta. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menegah Kementerian Pendidikan Nasional Senjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 69

Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Senjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Usman, Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 70