PANDUAN HIDUP ROHANI DARI IBU CLARA FEY: MELALUI JALAN AKSI - KONTEMPLASI

dokumen-dokumen yang mirip
A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

TATA IBADAH Minggu Adven I

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis

SPIRITUALITAS EKARISTI

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

MEREFLEKSIKAN KEHIDUPAN KELUARGA BERSAMA YUSUF DAN MARIA

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Pola Hidup Kerajaan Allah

TAHUN B - Hari Minggu Paskah VI 10 Mei 2015 LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis 10: )

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR JEMAAT BERHIMPUN

Pertanyaan Alkitab (24-26)

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

Tahun C Hari Minggu Prapaskah III Penyelidikan Pertama Calon Baptis

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

Suster-suster Notre Dame

Apakah bahasa roh boleh dipakai dalam acara doa bersama? Apa artinya bahasa roh adalah tanda untuk orang yang tidak beriman (lih. 1Kor 14:22)?

GPIB Immanuel Depok Minggu, 08 Januari 2017

Th A-B-C : Hari Raya Penampakan Tuhan

Pertemuan Pertama. Allah Yang Murah Hati

Yesus yang terkasih, selamatkanlah kami dari tipuan nabi palsu itu. Yesus yang terkasih, lindungilah kami dengan DarahMu Yang Berharga.

Pikirlah tentang Allah Bila. Saudara Berdoa

Th A Hari Minggu Adven III

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS

Perayaan Ekaristi HARI MINGGU BIASA KE-32

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ).

M1 (Menerima) Bacalah Injil Yohanes 11: 1-44 dengan hati yang haus sambil berdoa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

A. JEMAAT BERHIMPUN LITURGI KEBAKTIAN UMUM DAN SYUKUR HUT KE-67 BPK PENABUR (19 JULI JULI 2017) HARMONI DALAM KEBERAGAMAN

GPIB Immanuel Depok Minggu, 11 September 2016

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1

TIDAK MESTI BESAR, HEBAT, BANYAK

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

GPIB Immanuel Depok Minggu, 27 September 2015

---- saat teduh---- (berdiri) ~ MENGHADAP TUHAN ~ Jemaat Menyanyi: GB No. 15 : bait 1 kantoria Haleluya, Puji Tuhan -1-

Pnt. : Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? J : TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! Sela

Written by Tim carmelia.net Published Date

LITURGI BULAN KELUARGA GMIT JEMAAT BET EL OESAPA TENGAH MINGGU, 01 OKTOBER 2017 TEMA: MENJADI KELUARGA YANG MENGGARAMI DAN MENERANGI

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 14 JANUARI 2018 (MINGGU SESUDAH EPIFANI II - HIJAU) MERESPON PANGGILAN TUHAN, BERSAKSI BAGI-NYA

Suster-suster Notre Dame

GPIB Immanuel Depok Minggu, 18 Oktober 2015 TATA IBADAH HARI MINGGU XXI SESUDAH PENTAKOSTA

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Apa yang dimulai dengan ketaatan sederhana pada panggilan Yesus akhirnya mengubah hidup mereka, dan pada puncaknya, mengubah dunia.

LITURGI BULAN KELUARGA GMIT JBOT Minggu, 29 Oktober 2017 TEMA: Keluarga: Tempat Menabur dan Merawat Benih-benih Kasih kepada Allah dan Sesama.

Peringatan Arwah Semua Orang Beriman 2 November MISA 2 LITURGI SABDA

Minggu, 29 Oktober 2017 Pk , 08.00, & WIB

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Menemukan Rasa Aman Sejati

KEBEBASAN DARI KEKUATIRAN DAN KEGELISAHAN Bagian ke-2

Pendidikan Agama Kristen Protestan

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Ya Tuhan Kami Puji Nama-Mu Besar KJ 7:1,4. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI

Tahun C - HARI MINGGU BIASA XXX LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Sir 35: 12-14, Doa orang miskin menembusi awan

Pertumbuhan Dalam Masyarakat

Dalam-pelajaran ini saudara akan mempelajari...

TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH PASKAH

SIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Dan. 7 : 13-14) Kekuasaan-Nya kekal adanya. Bacaan diambil dari Nubuat Daniel

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

WORLDWIDE BROTHERHOOD

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 19 NOVEMBER 2017 (MINGGU BIASA) HIDUP YANG BERTANGGUNG JAWAB

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

GPIB Immanuel Depok Minggu, 31 Januari 2016 TATA IBADAH MINGGU IV SESUDAH EPIFANI

Thn A Hari Minggu Biasa III - 22 Januari 2017

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Kalender Doa Oktober 2016

TAHUN B - Pesta Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yusuf 28 Desember 2015

GPIB Immanuel Depok Minggu, 13 Nopember 2016

Roh Kudus GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA. Roh Kudus adalah satu pribadi. Pesan Gembala Minggu, 13 Mei 2012 Pdt Sutadi Rusli

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

A. JEMAAT BERHIMPUN. PERSIAPAN Saat Teduh/Doa Pribadi Latihan Lagu-Lagu & Pembacaan Warta Lisan Saat Hening

GPIB Immanuel Depok Minggu, 11 Juni 2017

TATA IBADAH HARI MINGGU XX SESUDAH PENTAKOSTA

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 26 FEBRUARI 2017 (MINGGU TRANSFIGURASI) KEMULIAAN TUHAN MEMULIHKAN KEHIDUPAN

GPIB Immanuel Depok Minggu, 15 Nopember 2015 TATA IBADAH HARI MINGGU XXV SESUDAH PENTAKOSTA

Tata Ibadah Umum I & II GKI Soka Salatiga Minggu, 17 September 2017 Pukul & WIB MELEPAS MAAF

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI Yoh 14: Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI

Tata Ibadah Minggu Adven I Minggu, 27 Nopember 2016 TATA IBADAH. Minggu Adven I

Perayaan Ekaristi HARI MINGGU BIASA KE-10

2. NYANYIAN JEMAAT Carilah Dulu Kerajaan Allah PKJ 103:1,3,4

TATA IBADAH MINGGU XX SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 22 Oktober

(mempelai wanita) & (mempelai pria) MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN. Dipimpin oleh

GPIB Immanuel Depok Minggu, 29 Mei 2016 TATA IBADAH HARI MINGGU II SESUDAH PENTAKOSTA

kerana Bapamu yang Jadilah Sempurna, di Syurga Sempurna Jangan takut untuk menjadi Santa-Santo milineum baru! Sto.

Transkripsi:

Sr. María del Rocío, Konperensi 2009-2014 PANDUAN HIDUP ROHANI DARI IBU CLARA FEY: MELALUI JALAN AKSI - KONTEMPLASI Kebaktian Ibu Clara dapat dikatakan: selalu hidup di hadirat Allah. Jalan persatuan yaitu ( ) selalu menghayati komuni atau persatuan dengan Tuhan melalui terus menerus hidup di hadapan dan dengan pengantin jiwa kita dengan setia. (Konperensi 19-02-1854) Cara paling baik untuk mencapai kesempurnaan terletak dalam hidup di hadirat Tuhan dan dengan Tuhan. Barangsiapa berusaha untuk selalu sadar akan kehadiran Tuhan, maka di dalam kesadaran ini, kekuatan dan bantuan akan ditemukan dalam segala peristiwa. (Renungan IV, hal. 339) Untuk selalu hidup bersatu dengan Tuhan, Clara mengusulkan kepada para susternya, satu jalan yang dapat diuraikan sbb.:. 1. Sering menerima komuni dan merindukannya 2. Persiapan batin untuk menerima komuni kudus 3. Kesadaran, bahwa Jesus dalam bentuk hosti tinggal dalam diri kita 4. Tetap tinggal bersatu dengan Tuhan yang kita terima dalam ekaristi 5. Mengenal Tuhan dalam sesama dan melayani-nya dalam sesama RINGKASAN: HIDUP DALAM AKSI DAN KONTEMPLASI MEMPERERAT SATU SAMA LAIN

1. Sering menerima komuni dan merindukannya Clara Fey menekankan arti iman dan kasih untuk menghidupi latihan rohani: Marilah kita percaya dengan teguh, bahwa di atas altar sungguh-sungguh hadir Kristus, Anak Allah yang hidup (Mat. 16:16) Marilah kita membiarkan diri diresapi oleh kepercayaan ini, sehingga kita akan selalu dapat menghadap Tuhan dengan khidmat dan cinta yang besar, dan mendapatkan semua yang kita mohon. (Renungan III, hal. 237) Mempercayai dan menghayati kehadiran Jesus dalam ekaristi bahwa Ia datang untuk tinggal di dalam kita adalah awal peran kita untuk memberi kesaksian. Bila kita menerima komuni, hendaknya kita mewajibkan diri dengan sukarela untuk menghidupi panggilan kita dengan konsekuen. Sakramen Mahakudus di altar adalah sakramen cinta, yang merupakan bukti terbesar dari cinta yang luar biasa. Sakramen itu adalah Sang Cinta sendiri. tetapi cinta merindukan cinta; cinta juga mengobarkan cinta. (Renungan III, hal. 190) 2. Persiapan batin untuk menerima komuni kudus Latihan rohani ini menuntut ketenangan batin sebagai persiapan untuk menyambut komuni kudus. Dan kalau bicara mengenai ketenangan batin, berarti tidak hanya menjadi tenang untuk mawas diri dan mengucapkan beberapa doa persiapan untuk menerima komuni kudus. Ibadat memang memungkinkan untuk menjadi mawas diri semacam itu, sehingga kita dapat mengatakan kepada Yesus dari iman yang dalam: Tuhan, aku tidak pantas Engkau datang padaku, tetapi berkatalah sepatah kata saja, maka aku akan sembuh. Tuhan, aku tidak pantas bila Engkau datang padaku, kuakui ini dari dasar lubuk jiwaku. Tetapi meskipun demikian, harus kuakui juga kepapaanku supaya aku tidak Kau tinggalkan. Ya Tuhan, kerendahan hati menahanku dari-mu, tetapi cinta mendorongku kepada-mu. Mengapa Engkau selalu begitu lemah-lembut dan baik hati? - Mengapa Engkau memperlihatkan diri kepadaku melalui kebaikan hati-mu yang besar? Mengapa Engkau memanggilku? - Mengapa Engkau memikatku? - Mengapa Engkau tidak mengabaikan aku? - Tuhan, lihatlah apa yang Kau buat, kok Engkau mau bersatu dengan aku yang papa ( ). Karena itu, selamatkanlah martabat-mu sendiri, buatlah sendiri kemah-mu di dalam hatiku, dan berkatalah sepatah kata saja, sepatah kata penuh kuasa, maka jiwaku akan sembuh. (Renungan III, hal. 181f)

Apa arti kata-kata ini? Bagaimana aku dapat menghayatinya? Bagaimana kata-kata itu bisa tetap hidup? 3. Kesadaran, bahwa Jesus dalam bentuk hosti tinggal dalam diri kita Tidak ada seorangpun di antara kita yang dapat memberi kesaksian dengan meyakinkan akan pengakuan iman resmi ini bila hidupnya tidak kontemplatif. Kita hanya dapat melakukannya bila mempunyai kemampuan untuk mengenalinya dalam hidup harian kita, bahwa Tuhanlah yang berkarya di dan melalui kita, di dan melalui sesama. Bila kita menerima komuni, kita menerima seluruh Tubuh Kristus, tidak hanya sebagian dari Tubuh Kristus. Dan siapakah Tubuh Kristus itu, bila bukan sesama suster kita di komunitas, orang-orang di sekeliling kita, yang dengan dan untuk mereka kita bekerja... Apakah kita juga sungguh-sungguh menerima mereka? Dengan ramah dan penuh kasih? Atau hanya bagian-bagian tertentu yang enak bagi kita, yang berguna dan tidak membebani kita? Seandainya kita hidup dari iman, maka cinta di hati kita akan kuat, pandangan kita terarah lebih tinggi, tidak terlalu melihat ke orang-orang di sekeliling kita, tetapi terarah kepada Tuhan yang memberikan mereka ke kalangan kita, dan justru melalui mereka, Ia ingin dicintai. (Nasihat-nasihat kapitel, 18-11-1882, Jilid 2, hal. 43) Karena itu, para susterku yang terkasih, ada sesuatu yang harus kita buat: menyerahkan diri dengan hati penuh cinta kepada Tuhan, mempersembahkan diri kepada-nya tanpa menghiraukan diri sendiri dan cinta diri kita. Kita harus mencintai Dia saja dan semua milik-nya; Ya, semua orang, demi cinta kepada-nya.. Hendaknya kita berani dalam cinta ini dan berani dalam merindukannya. Dalam hal ini tidak ada kata terlalu banyak. Tidak, di sini kita dapat mencintai sebanyak-banyaknya sedapat dan semau kita. Tidak pernah kita akan cukup mencintai Sang Cinta Tertinggi. (Renungan IV, hal. 231-232) Bila aku menerima tubuh Kristus, aku juga menerima ajaran-nya, artinya, aku menghayati Injil dan mempraktekkannya. Lalu kutambahkan latihan dalam hidup

harianku. Itulah cara yang dihidupi oleh Ibu Clara. Pada masa sekarang ini ada banyak kemungkinan yang ditawarkan kepada kita untuk berdoa dengan Sabda Allah, memeditasikan dan merenungkannya, dan kalender liturgi menghubungkan kita ke dalam sejarah keselamatan. 4. Tetap tinggal bersatu dengan Tuhan yang kita terima dalam ekaristi Sering berkunjung ke tabernakel bukan kebiasaan mengulang doa singkat atau panjang. Salah satu cara, bagaimana Clara memberi semangat kepada para susternya untuk hidup di hadapan Tuhan yaitu setiap bulan atau jarak waktu lain yang rutin, memberikan kalimat-kalimat pendek dari Kitab Suci atau gagasan dari peringatan orang kudus hari itu. Teks-teks itu merupakan alat bantu untuk latihan rohani, atau dapat dikatakan: kebaktian, yang memungkinkan untuk mengarahkan satu pandangan ke Tuhan dan yang lain ke sesama. Dan aku? Bagaimana cara aku membaca Kitab Suci? Bagaimana aku memberinya bentuk dalam hidupku? Apakah Sabda Tuhan mengubahku bila memintaku berbalik? Atau arti Sabda itu kuubah supaya cocok untukku? Clara juga menyarankan untuk mencari akal, supaya tetap terjalin dengan Tuhan. Cara ini merupakan rangsangan dari luar yang dapat mengingatkan akan kehadiran Tuhan. Terlepas dari itu, tanda yang telah dipilih (bunyi lonceng, detak jam, bel pintu, gambar Tuhan) harus diikuti oleh ungkapan yang mencerminkan persatuan dengan Tuhan (satu kalimat, diam, pandangan). Pokoknya, kebaktian ini harus sederhana dan mudah. 5. Mengenal Tuhan dalam sesama dan melayani-nya demi sesama Ya, kebaktian bagi Clara Fey berarti sering berkunjung ke tabernakel sepanjang hari itu untuk bertanya kepada Yesus: apa yang akan Kau lakukan?, dan sepanjang hari itu juga merenungkan Yesus dalam tabernakel-tabernakel hidup di dalam sesama susterku, untuk melayani mereka persis seperti yang dilakukan oleh Yesus. Satu mata harus sibuk untuk melayani sesama, harus peka akan kebutuhannya; mata yang lain harus tetap diarahkan kepada Sang Mempelai. Satu tangan harus sibuk bekerja untuk sesama, yang lain harus selalu berpegang pada Tuhan. Dengan satu

tangan kita harus memikul beban sesama, dengan tangan yang lain hanya untuk bersandar pada Kekasih kita. Satu kaki harus mencari domba yang hilang seperti Gembala yang baik, yang lain harus teguh berdiri di serambi Jerusalem. - Dengan cara ini setiap kegiatan dibersihkan dan dikuduskan. (Renungan IV, hal. 31) RINGKASAN: HIDUP DALAM AKSI DAN KONTEMPLASI MEMPERERAT SATU SAMA LAIN Bila kita membiasakan diri untuk selalu bekerja dengan dan di hadirat Tuhan, maka tidak akan ada yang kurang, maka semuanya akan berhasil sehingga Tuhan dapat menjadi pemimpin dan penolong setia kita. Lalu kita tidak dapat salah jalan. Marilah kita berusaha menyatukan hidup kontemplatif dan aktif. Jiwa yang selalu bersatu dengan Tuhan, hidup dalam kontemplasi yang tinggi, biarpun punya banyak pekerjaan. Tuhan juga mengatakannya kepada Santa Katharina dari Siena: Ingatlah Aku, maka aku akan mengingatmu. Berusahalah untuk selalu hidup di hadirat-ku, untuk menjalankan dengan baik ibadat-ibadatmu, mengerjakan semuanya dengan rajin, menekuni apa yang harus dikerjakan, lainnya akan Kuurus. Terutama dalam biara, orang harus berusaha, selalu kembali ke intinya. Inti ini, pusatnya, adalah Jesus dalam Sakramen Mahakudus. Jiwa yang mengandalkan Tuhan dengan bersahaja dan rendah hati untuk apa saja yang dilakukan, akan mampu menjalankan hal-hal besar bagi Tuhan. (Konperensi 08-09-1850) Dahulu adalah waktu untuk mencari. Kami mencari dan menemukan. Dalam rentetan tahun yang panjang kami mencari karena harta karun itu sangat besar dan berlimpah. Lama kami mencari, tetapi menemukan sedikit, supaya digerakkan untuk mencari lagi. Sekarang, adalah waktu untuk memiliki, memahami, bersukacita. Laut terbentang luas di depan pandangan kita; marilah kita terjun ke dalamnya, menyelam ke dasar! Biarlah kita lebur di dalam Tuhan, biarlah kita kehilangan diri sendiri, marilah kita semua menjadi hamba dalam cinta yang sempurna! (P. Sartorius, 6-6-1867)