A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

PREVALENSI RETINOPATI DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PASIEN HIPERTENSI DI KLINIK SAINTIFIKASI JAMU HORTUS MEDICUS TAWANGMANGU. Peristiwan R Widhi Astana 1 dan Agus Triyono 1

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

GAMBARAN POLA MAKAN TERHADAP TINGKAT GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGASEM I ABSTRAK

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB 3 METODE PENELITIAN

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

AZIMA AMINA BINTI AYOB

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Gambaran Profil Lipid Terhadap Derajat Hipertensi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DENGAN HIPERTENSI SISTOLIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK ENDOKRIN RUMAH SAKIT UMUM SANGLAH PERIODE JANUARI DESEMBER 2011 A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Endokrin Penyakit Dalam RSUP Sanglah ABSTRAK Tekanan darah tinggi, dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit kronis yang terjadi pada diabetes melitus tipe 2 DM Tipe 2. Salah satu resiko hipertensi yang dapat diubah adalah kolesterol yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang kurang tepat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kadar kolesterol total dengan hipertensi pada pasien di Poliklinik Endokrin RSUP Sanglah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Total sampel pada penelitian ini berjumlah 69 responden. Berdasarkan pada hasil penelitian sampel, didapatkan 19 responden (28%) dengan kadar kolesterol meningkat dan didapatkan 35 responden (51%) dengan hipertensi sistolik pada pasien DM Tipe 2. Dari hasil uji fisher exact didapatkan H0 yang diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol total dengan hipertensi sistolik pada pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Sanglah. Kata kunci: Kadar kolesterol total, hipertensi sistolik, Diabetes Melitus Tipe 2 RELATIONSHIP BETWEEN TOTAL CHOLESTEROL LEVEL AND SYSTOLIC HYPERTENSION IN PATIENTS WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS IN THE ENDOCRINE CLINIC GENERAL HOSPITAL SANGLAH PERIOD JANUARY- DECEMBER 2011 ABSTRACT High blood pressure, known as hypertension is a chronic disease that occurs in type 2 diabetes mellitus (T2DM). One risk of hypertension that can be changed is the cholesterol that caused the consumption of foods that are less precise. The purpose of this study to determine the relationship between total cholesterol levels in patients with hypertension in Sanglah Hospital Endocrine Clinic. This research uses descriptive analytical method. The total sample in this study amounted to 69 respondents. Based on the results of the study sample, obtained 19 respondents (28%) with increased cholesterol levels and obtained 35 respondents (51%) with systolic hypertension in patients with T2DM. From the fisher exact test results obtained H0 accepted, which means there is no significant relationship between total cholesterol levels with systolic hypertension in patients with T2DM in Sanglah Hospital Endocrine Clinic. Keyword: Total cholesterol level, systolic hypertension, Type 2 Diabetes Mellitus 1

PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) mencatat bahwa 65,74% penderita hipertensi berada di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang, tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi hipertensi pada orang dewasa adalah 6-15%, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya. 1 Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyakit kronis yang banyak diderita lanjut usia, dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmhg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan tekanan darah sistolik lebih nyata pada pengidap diabetes melitus, khususnya pada mereka yang usia lanjut dibandingkan hubungannya dengan tekanan darah diastolik yang kurang meyakinkan. pada diabetes mempunyai perjalanan penyakit yang berbeda dengan penderita non-diabetes. 1,2 Pada penderita diabetes, hipertensi lebih dini menimbulkan penyulit-penyulit yang berupa kerusakan organ-organ sasaran. Beberapa faktor resiko terjadinya hipertensi ialah perubahan pola makan yang banyak mengandung kolesterol, protein, dan garam tinggi namun rendah serat pangan. 2,3 Kolesterol termasuk keluarga lemak, zat ini merupakan salah satu dari komponen lemak itu sendiri. Kehadiran lemak sendiri dalam tubuh kita sesungguhnya memiliki fungsi sebagai zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lainnya seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. 4 Dalam menjalankan fungsinya tinggi. 1 Pada pasien dengan diabetes melitus menurut penelitian dan JNC VII batas yang diambil adalah 130/80 mmhg. Dan kenaikan tekanan darah apabila kolesterol dalam tubuh berlebih akan menimbulkan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi 2

lipid dalam plasma. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL. Berbagai perubahan profil lipid tersebut saling terkait satu dengan lain sehingga tidak dapat dibicarakan sendiri-sendiri. Hal ini menyebabkan kolesterol mudah sekali menempel dalam dinding pembuluh darah koroner sehingga menimbulkan plak (timbunan lemak pada dinding pembuluh darah ini disebut dengan plak aterosklerosis). 1,5,6 METODE Penelitian dilakukan di Poliklinik Endokrin RSUP Sanglah Denpasar dari tanggal 18 Januari 2012 sampai dengan 26 Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengelompokkan pasien DM Tipe 2 yang kadar kolesterol meningkat dan kadar kolesterol normal kemudian dibagi lagi berdasarkan hipertensi dan non-hipertensi. Cara pengambilan sampel dari pasien DM Tipe 2 yang datang untuk memeriksakan dirinya di Poliklinik Endokrin RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2011. Sampel data didapat dari rekam medis pasien tersebut, yang meliputi nomor rekam medis, nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, anamnesis, antropometri pasien, tekanan sistolik dan diastolik pasien, kadar kolesterol total, TG, LDL, HDL, diagnosis primer, dan jenis insulin. Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari H0 dan H1. H0 menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar sistolik pada pasien DM Tipe 2. H1 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kadar kolesterol dengan hipertensi sistolik pada pasien DM Tipe 2. Populasi target adalah pasien yang menderita DM Tipe 2. Populasi terjangkau ialah pasien yang menderita DM Tipe 2 yang melakukan pemeriksaan ke Poliklinik Endokrin RSUP Sanglah Denpasar pada periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2011. Sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yang dipakai adalah pasien dengan diagnosis primer DM Tipe 2 dan memiliki catatan lengkap kadar kolesterol total serta tekanan darah sistolik dari data rekam medis. Kriteria eksklusi ialah pasien dengan diagnosis primer selain DM Tipe 2 dan pasien dengan diagnosis DM Tipe 2, namun 3

tidak memiliki catatan lengkap dalam hal kadar kolesterol total serta tekanan darah sistoliknya dalam rekam medis. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif analitik. Secara deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi. Kemudian untuk melihat tingkat signifikasi hubungan anatara variabel bebas/independen (kadar kolesterol total) dengan variabel tergantung/dependen (hipertensi sistolik). Dilakukan uji Fisher exact. Hipotesis H0 ditolak jika p 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara kadar sistolik. HASIL Tabel 1. Klasifikasi Kadar Kolesterol Total menurut Adult Treatment Panel III, 2001 Tekanan darah Batasan < 200 mg/dl Desirable (diharapkan masih aman) 200-240mg/dl Boderline (harus diwaspadai untuk mudah dikendalikan) > 240 mg/dl Tinggi Tabel 2. Klasifikasi menurut Joint National Committee VII Kategori Sistolik (mmhg) Dan/ atau Diastolik (mmhg) Normal 120 Dan < 80 Pre hipertensi tahap 1 tahap 2 120-139 Atau 80-89 140-159 Atau 90-99 160 Atau 100 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan total 69 orang sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan data pada Tabel 3 pasien yang diukur kadar kolesterolnya yang paling dominan adalah pasien DM Tipe 2 dengan kadar kolesterol normal yaitu 50 orang (72%). Tabel 3. Data Observasi Kadar Kolesterol Total Klasifikasi Frekuensi Klasifikasi Normal < 200mg/dl Agak tinggi 200-240mg/dl Tinggi > 240mg/dl 50 Normal < 200mg/dl 13 Agak tinggi 200-240mg/dl 6 Tinggi > 240mg/dl Total 69 Total 4

Pada Tabel 4 menunjukan klasifikasi tingkat hipertensi sistolik dan dengan tekanan darah sistolik yang mendominasi keseluruhan sampel. pada data ini ditemukan 34 (49%) Tabel 4. Data Observasi Tekanan Darah Sistolik (mmhg) Klasifikasi Normal Pre tahap 1 tahap 2 Total <130 130 139 mmhg 140 159 mmhg 160 mmhg mmhg Frekuensi 34 14 9 12 69 (%) 49 20 13 18 106 Untuk data pada Tabel 5 diperoleh hubungan antara kadar sistolik pada pasien DM Tipe 2. Pada adalah kadar kolesterol total yang normal. Begitu juga untuk hipertensi tahap 1 dan 2 yang didominasi oleh kadar kolesterol normal. kelompok hipertensi yang mendominasi Tabel 5. Jumlah Pasien Sistolik dengan Kadar Kolesterol Total Kolesterol Normal Pre Total Total/ Tahap 1 Tahap 2 Sistolik Normal 26 12 6 6 50 Agak tinggi 5 2 3 4 14 Tinggi 3 0 0 2 5 Total 34 14 9 12 69 Tabel 6. Hasil Crosstabulasi Kadar Kolesterol Total dengan Sistolik non hipertensi hipertensi hipertensi Total kolesterol normal 26 24 50 kolesterol meningkat 8 11 19 Total 34 35 69 5

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan uji Chisquare atau Fisher exact melalui crosstabulasi. Hasil crosstabulasi antara kadar sistolik dapat dilihat pada tabel 6. Hasil crosstabulasi memiliki tingkat kebermaknaan yang tidak signifikan yakni 0,463 (p 0,05). Dan dari hasil uji hipotesis komparatif pada Fisher exact (dapat dilihat pada Tabel 7) menyatakan tidak terdapat hubungan kadar s sistolik. Hal ini ditunjukan dari nilai Significancy 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji deskriptif, pada pasien DM Tipe 2 dengan kadar kolesterol yang tinggi mendominasi adalah pasien dengan non-hipertensi. Hal ini berbanding lurus dengan hasil uji hipoteis komparatif pada Fisher exact yang mengemukakan tidak adanya hubungan antara kadar kolesterol total dengan hipertensi sistolik. SIMPULAN Pada penelitian ini disimpulkan tidak terdapat hubungan antara kadar sistolik pada pasien DM Tipe 2. Diperlukan penelitian lanjutan dengan rancangan penelitian yang lebih baik, dengan sampel yang lebih banyak dan bervariasi untuk membuktikan adanya hubungan antara kadar kolesterol total dengan hipertensi sistolik. DAFTAR PUSTAKA 1. Hecht HS, Superko HR. Electron beam tomography and National Cholesterol Education Program guidlines in asymptomatic women. J Am Coll Cardiol 2001;37:h 1506-11. 2. Arora Sariko.2010. Renal function in diabetic nephropathy. World Journal od Diabetes. 1(2):h 48-56. 3. Ravnskov U. Is Atherosclerosis Caused By High Cholesterol. QJ Med.2001;95:h 397-403. 4. Pellizzon MA. Diet Induced Atherosclerosis/ Hypercholesterolemia In Rodent Models.Brief scientific Literature Review. Oktober 2008. 5. Prodjosudjadi W. : Mekanisme Dan Penatalaksanaan. Berkala NeuroSains. Juni 2000. 6

6. Handayani SA. Faktor-Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di Semarang Dan Sekitarnya. Universitas Diponegoro. Semarang 2003. 7