Annisa Carina Sutrisno Mujiyono

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA BUATAN GURU KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER I MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA SMA NEGERI 10 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI

ANALISIS SOAL UJIAN BIOLOGI SEMESTER I SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS X SEMESTER II MATA PELAJARAN BIOLOGI MAN I PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JURNAL

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XI AKUNTANSI

ANALISIS DESKRIPTIF SOAL MATEMATIKA PADA SELEKSI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA/SMK TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN 2013/2014 KABUPATEN JEMBER

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

Penulis 1: Irma Widyastuti Penulis 2: Siti Umi Khayatun Mardiyah Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Wika Sevi Oktanin & Sukirno 35-44

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016 Rahmatika Rahayu & M. Djazari 85-94

PENGUASAAN MATERI PESERTA DAN KUALITAS SOAL OLIMPIADE BIOLOGI SMA TINGKAT KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 E-JURNAL RINA SEPTIYANI NIM.

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPA TERPADU SMP NEGERI 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN BUTIR SOAL LATIHAN UJIAN NASIONAL EKONOMI AKUNTANSI DI MAN MAGUWOHARJO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM

JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN ALL DISTRICTS OF TUMIJAJAR, ACADEMIC YEAR

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER II IPA/BIOLOGI KELAS VIII MTsN KOTA SOLOK TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI PAJAK

PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PADA MATA PELAJARAN TEKSTIL DIKELAS X BUSANA BUTIK SMK NEGERI 6 SURABAYA

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL

ANALISIS KUALITAS SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL BIOLOGI KELAS X DAN XI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DI SMAN 1 KAMPAK BERDASARKAN TEORI TES KLASIK

ANALISIS BUTIR SOAL TES PENJAJAKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi,

PENGARUH VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS X.D SMA N 1 TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI.

Abstrak. Kata Kunci: Validitas,Tingkat Kesukaran, Buku Sekolah Elektronik, Mata Pelajaran Ekonomi. Abstract

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMK

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER I BIDANG STUDI IPA KELAS VIII SMPN 2 RANAH BATAHAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL LIDIA FITRI NIM.

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Tika Dwi R dkk, Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal...

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL TRY OUT BENTUK OBJEKTIF PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII JURUSAN AKUNTANSI SMK KARTINI JEMBER TAHUN AJARAN

TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR-BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

ANALISIS PENGETAHUAN DAN KESULITAN BELAJAR SISWA TENTANG VIRUS DI KELAS X SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

Journal of Elementary Education

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: KUALITAS TES SUBJEKTIF BUATAN GURU BIDANG STUD I BIOLOGI SMKN 4 ACEH BARAT DAYA ABSTRAK

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Ferina Widya Wiyanti et al., : Pengembangan Tes Matematika Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi...

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI WANGON

BAB I PENDAHULUAN. memainkan peranan hidup secara tepat. 1. pasal 3). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

PEMBELAJARAN GROUP TO GROUP EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kelas X Jurusan Akuntansi SMK PGRI 4 Bandar

Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Pelatihan Radiografi Tingkat 1 [Bagiyono] ISSN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Muslikah Purwanti 81-94

ANALISIS BUTIR TES UJIAN AKHIR MADRASAH MATA PELAJARAN BAHASA ARAB SISWA MADRASAH ALIYAH TAHUN AJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. saat semester II Tahun Ajaran 2013/2014, yaitu pada tanggal 9 s.d 25 Januari

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

PENYUSUNAN DAN ANALISIS BUTIR SOAL MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF DI SMK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF MATERI GERAK TUMBUHAN DAN HAMA PENYAKIT TUMBUHAN KELAS VIII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diteliti untuk menarik kesimpulan. Model yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 2, Juni 2014

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang menekankan

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

NENENG NURIA SANTI NIM

Transkripsi:

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 37, NO. 2, SEPTEMBER 2014:145-152 TINGKAT RANAH DAN KUALITAS SOAL YANG DIBUAT OLEH GURU SMK SWASTA Annisa Carina Sutrisno Mujiyono Abstrak: Tujuan penelitian mengetahui tingkat ranah dan kualitas soal yang dibuat guru Program Keahlian Teknik Bangunan SMK dengan data berupa dokumen soal buatan guru Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK swasta dan jawaban dari peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui: pertama, ranah kognitif soal yang dibuat oleh guru pada tingkatan aspek pemahaman dan tingkatan aspek aplikasi hampir memenuhi kriteria ideal, tingkatan aspek pengetahuan terlalu banyak dari kriteria ideal. Tingkatan aspek analisis dan tingkatan aspek sintesis terlalu kecil dari kriteria ideal sedangkan tingkatan aspek evaluasi tidak tersedia; kedua, kualitas soal yang dibuat oleh guru menghasilkan validitas soal sangat jelek dan reliabilitas soal tingkat sedang. Indeks kesukaran didominasi soal yang mudah yaitu sebesar 67,19% dan daya beda yang jelek yaitu sebesar 55,84%. Kata-kata Kunci: tingkat ranah, kualitas soal, guru G Abstract: Domains level and Quality of Questions Created by Vocational High School Teacher. This research is a descriptive study, in which the data is obtained in the form of questions documents made by Vocational High School Teacher for subjects in Construction Engineering Program and the answers of the questions from the students. The results of this research reveals: first, the cognitive problems made by teachers at the level of understanding aspects and level of application aspects almost fulfill the ideal criteria. On the other hand, the level of knowledge aspects has too many questions compred to the ideal criteria. In addition, the level of analysis aspects and levels of synthesis aspects has fewer questions compared to the ideal criteria. Meanwhile, the levels of evaluation aspects have no available questions; second, in term of the quality of the questions made by the teachers, the results show that the questions have very low validity and moderate reliability. The index of questions difficulty is dominated by easy level question, which is at 67.19%, and low power of difference, which is at 55.84%. Keywords: domains level, quality of questions, teacher uru sebagai tenaga profesional dibidang pendidikan mempunyai peran yang penting dalam membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi hasil pembelajaran. Annisa Carina adalah mahasiswa Pascasarjana PKJ Universitas Negeri Malang. Email: anisa_carina@yahoo.co.id. Sutrisno dan Mujiyono adalah Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Alamat Kampus: Jl. Semarang 5 Malang 65145. 145

146 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 37, NO. 2, SEPTEMBER 2014:145-152 Ahmadi (2004: 100) mengemukakan, evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu pembelajaran yang diberikan berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan atau bahkan gagal sama sekali. Evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan dengan mengadakan suatu tes prestasi belajar peserta didik guna mengetahui hasil dari proses pembelajaran. Menurut Mulyasa (2006: 260) tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang dilakukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran. Tes prestasi belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah menjalani proses pembelajaran. Menurut Susilo (2011: 115) kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kemampuan: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Tenaga pendidik hendaknya memiliki kemampuan profesional sebagai guru, serta dapat memahami cara membuat soal dengan kualitas tinggi dan memahami dengan benar tingkatan ranah yang akan digunakan dalam menyusun soal. Soal yang akan diujikan kepada peserta didik tidak terpaku pada satu kategori tingkatan ranah saja, apalagi tingkatan ranah soal yang rendah seperti hafalan atau ingatan, tetapi dapat mencakup keseluruhan tingkatan ranah dan memiliki tingkatan ranah yang tinggi, menganalisis suatu soal, sehingga akan tercapai kesempurnaan soal. Ketidakvalidan suatu tes dapat merugikan peserta didik, orang tua, dan sekolah tempat mereka belajar. Bagi peserta didik, hasil belajar atau nilai yang diperoleh merupakan gambaran tentang kemampuan mereka selama mengikuti proses pembelajaran, yang dapat mempengaruhi keberhasilannya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi dan dalam meniti kariernya di masyarakat terutama untuk SMK yang dituntut mampu mencetak peserta didik yang siap kerja dan berani berkompetisi dalam dunia usaha. Tetapi pada kenyataannya masih ada beberapa guru yang belum cukup mampu membuat soal dengan baik. Kurniawati (2008: 48) mengemukakan bahwa kinerja guru membuat soal sampai saat ini masih rendah. Sehingga nilai peserta didik sebagai umpan balik dalam suatu proses pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Kegiatan pokok yang dilakukan guru dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik adalah, membuat soal atau disebut juga instrumen tes. Menurut Thoha (1990: 109) suatu tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut juga mampu memberikan validitas yang cukup tinggi sesuai dengan maksud diadakan tes tersebut. Guru sebagai tenaga pendidik hendaknya memiliki kemampuan dalam menyusun soal dengan baik, terutama soal yang akan diujikan kepada peserta didik guna mendapatkan suatu penilaian yang valid. Agar mendapatkan soal yang baik, guru diharapkan menguasai tingkatan ranah yang digunakan dalam penyusunan soal dan syarat-syarat dalam menyusun soal yang valid. Menurut Sudjana (1989: 136) proporsi soal merupakan model perbandingan soal mudah-sedang-sukar yang dibuat 3-4-3. Artinya, 30,00% soal kategori mudah, 40,00% soal kategori sedang, dan 30,00% soal kategori sukar. Soal yang tergolong kategori mudah yaitu pengetahuan dan pemahaman memiliki proporsi jumlah yang seimbang. Misalkan 30,00% soal kategori mudah, maka 15,00% adalah soal tingkat pengetahuan, dan 15,00% soal tingkat pemahaman. Soal yang tergolong kategori sedang yaitu aplikasi dan analisis memiliki proporsi jumlah yang seimbang. Misalkan 40,00% soal kategori sedang, maka 20,00% adalah soal tingkat aplikasi dan 20,00% soal tingkat analisis. Soal yang tergolong kategori sukar yaitu sintesis dan evaluasi. Sintesis dan evaluasi sendiri memiliki proporsi jumlah yang seimbang. Misalkan 30,00% soal kategori su-

Carina, dkk., Tingkat Ranah dan Kualitas Soal 147 kar, maka 15,00% adalah soal tingkat sintesis dan 15,00% soal tingkat evaluasi. Dikemukakan Joesmani (1988: 15) bahwa penyusunan soal tes diperhatikan tentang bobot soal atau item sukar, sedang, dan mudah dalam proporsi yang seimbang. Pada umumnya 30,00% dengan bobot item sukar, 40,00% sedang, dan 30,00% mudah. Suatu tes dapat dikatakan sebagai alat pengukur yang baik apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Semakin tepat hasil pengukuran yang dicapai, maka kualitas tes tersebut akan semakin baik pula. Menurut Sanjaya (2008: 335) segala alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria, yaitu kriteria validitas dan reliabilitas. Pernyataan senada dikemukakan Nurkancana (1986: 127) bahwa suatu tes dapat dikatakan sebagai tes yang baik atau tes yang buruk dengan cara ditinjau dari beberapa segi, yaitu validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya beda. Menurut Thoha (1990: 110) validitas merupakan acuan kelayakan yang menterjemahkan hasil tes. Suatu tes dapat disebut valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki validitas yang dapat dipertanggungjawabkan, maka data yang masuk dan kesimpulan akan menjadi salah. Thoha (1990: 118) mengemukakan bahwa reliabilitas sering diartikan dengan keajegan. Suatu tes memiliki keajegan apabila tes tersebut dipakai mengukur berulang-ulang hasilnya sama. Pernyataan senada dikemukakan Indrakusuma (1978: 38) bahwa suatu tes yang reliabilitas, berarti tes itu dapat dipercaya. Suatu tes dapat dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap. Artinya suatu tes yang sama diberikan kepada peserta didik berlainan waktu, maka peserta didik tersebut akan memperoleh hasil yang sama. Suatu tes tidak boleh terlalu rendah dan tidak juga terlalu sukar. Menurut Arifin (2009: 266) indeks kesukaran soal adalah seberapa besar derajat atau tingkat kesukaran suatu soal. Hal ini dapat diartikan jika sebuah soal yang terlalu mudah dapat dijawab dengan benar oleh semua peserta didik, maka soal tersebut bukan soal yang baik. Begitu pula dengan soal yang sukar tidak dapat dijawab dengan benar oleh semua peserta didik, soal tersebut juga bukan soal yang baik. Anastasi (1997: 134) mengemukakan indeks diskriminasi atau daya beda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan kemampuan peserta didik yang mengikuti tes. Pernyataan senada dikemukakan Arikunto (2009: 211) bahwa daya beda merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik berkemampuan tinggi dengan peserta didik berkemampuan rendah. Jadi, setiap butir soal harus memiliki daya beda agar benar-benar mampu mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat penguasaannya. Berdasarkan penelitian analisis butir soal yang sudah ada, peneliti belum menemukan analisis soal yang dilakukan di SMK terutama untuk Program Keahlian Gambar Bangunan. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi tingkat ranah dan kualitas soal yang dibuat guru swasta. METODE Sampel penelitian ini adalah SMK swasta di Lamongan yaitu SMK PGRI 1 Lamongan. Data yang dikumpulkan yaitu berupa soal mata pelajaran Program Keahlian Teknik Bangunan dan jawaban peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Proses perhitungan persentase ranah soal dilakukan seperti pada Persamaan 1, yaitu dengan cara mengalihkan hasil bagi skor riil dengan skor ideal de-

148 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 37, NO. 2, SEPTEMBER 2014:145-152 ngan seratus persen. Rendahnya efektivitas pendidikan dapat dilihat dari rendahnya efektivitas ketanalisis yang digunakan adalah teknik persentase menurut ranah kognitif Sudjana, (1989: 135) terlihat pada Tabel 1. Setelah melakukan proses perhitungan persentase, hasilnya dimasukkan ke dalam analisis kriteria pencapaian penelitian validitas soal. Analisis yang digunakan adalah teknik persentase menurut Akbar dan Sriwijaya (2010: 213) terlihat Tabel 2. skor riil Pencapaian= 100%...(1) skor ideal Tabel 1. Kriteria Persentase Ranah Kognitif Kriteria Ideal Persentase (%) Sukar 30,00 Sedang 40,00 Mudah 30,00 (Sudjana, 1989: 135) Tabel 2. Kriteria Pencapaian Analisis Kualitas Soal Kriteria Persentase Pencapaian (%) Sangat Valid 75,01-100,00 Cukup Valid 50,01-75,00 Kurang Valid 25,01-50,00 Tidak Valid 00,00-25,00 (Akbar dan Sriwijaya, 2010: 213) HASIL Tingkat ranah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkatan ranah kognitif pada soal, berupa keterampilan intelektual yang dibagi menjadi enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Analisis tingkat ranah setiap butir soal terhadap Tabel 3. Hasil Tingkat Ranah Butir Soal terhadap Kriteria Ideal Tingkatan Ranah Kognitif Σ Butir Soal kriteria ideal tingkat ranah soal lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama 71,92% soal adalah pada tingkat ranah kognitif pengetahuan dan pemahaman. Bila dibandingkan dengan kriteria ideal menunjukkan, bahwa soal tingkatan pengetahuan dan pemahaman adalah terlalu banyak. Kedua 20,19% soal adalah pada tingkat aplikasi dan analisis. Bila dibandingkan dengan kriteria ideal, menunjukkan bahwa soal tingkatan aplikasi dan analisis adalah kurang banyak. Ketiga 7,89% soal adalah pada tingkat sintesis dan evaluasi. Bila dibandingkan dengan kriteria ideal, menunjukkan bahwa soal tingkatan sintesis dan evaluasi adalah kurang banyak. Bila dilihat lebih detail lagi, dapat dihitung berdasarkan persentase setiap tingkatan aspek ranah kognitif terhadap kriteria ideal Tabel 4, yang dapat menjelaskan sebagai berikut. (1) Tingkatan aspek pengetahuan memiliki persentase 50,16%. Bila dibandingkan dengan kriteria ideal, tingkatan aspek pengetahuan adalah sangat lebih banyak. (2) Tingkatan aspek pemahaman memiliki persentase 21,77%. Bila dibandingkan dengan kriteria ideal, tingkatan aspek pemahaman adalah mendekati sesuai. (3) Tingkatan aspek aplikasi memiliki persentase 16,40%. Bila dibandingkan dengan kriteria ideal, tingkatan aspek aplikasi adalah mendekati sesuai. (4) Tingkatan aspek analisis dalam penelitian ini memiliki persentase 3,79%. Bila dibandingkan dengan kriteria ideal, tingkatan aspek analisis adalah sangat kurang banyak. (5) Tingkatan aspek sintesis memiliki per- Persentase Butir Soal (%) Kriteria Ideal (%) Keterangan Pengetahuan dan Pemahaman 228 71,92 30,00 Terlalu banyak Aplikasi dan Analisis 64 20,19 40,00 Kurang banyak Sintesis dan Evaluasi 25 7,89 30,00 Kurang banyak Total 317 100,00

Carina, dkk., Tingkat Ranah dan Kualitas Soal 149 sentase 7,89%. Bila dibandingkan dengan kriteria ideal, tingkatan aspek sintesis adalah sangat kurang banyak. (6) Tingkatan aspek evaluasi memiliki persentase 0,00%. Bila dibandingkan dengan kriteria ideal, tingkatan aspek evaluasi adalah sangat kurang banyak atau sama sekali tidak memenuhi kriteria ideal. Tabel 4. Hasil setiap Tingkatan Ranah Kognitif terhadap Kriteria Ideal Tingkatan Aspek Ranah Kognitif Persentase (%) Kriteria Ideal (%) Keterangan Pengetahuan 50,16 15,00 Sangat lebih banyak Pemahaman 21,77 15,00 Mendekati sesuai Aplikasi 16,40 20,00 Mendekati sesuai Analisis 3,79 20,00 Sangat kurang banyak Sintesis 7,89 15,00 Sangat kurang banyak Evaluasi 0,00 15,00 Sangat kurang banyak Total 100,00 100,00 Tabel 5. Hasil Analisis Biserial Kategori Jumlah Persentase (%) Sangat baik 5 1,58 Baik 19 5,99 Cukup 58 18,30 Kurang baik 80 25,24 Jelek 71 22,40 Sangat jelek 84 26,50 Total 317 100,00 Analisis kualitas soal yang pertama adalah analisis validitas soal, dilakukan dengan menggunakan analisis biserial. Hasil analisis biserial dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, soal buatan guru yang memiliki kategori sangat jelek menduduki persentase terbanyak yaitu sebesar 26,50%. Berarti soal buatan guru memiliki validitas jelek, sehingga kualitas soal kurang baik. Analisis kualitas soal kedua adalah dengan menggunakan analisis reliabilitas soal. Berdasarkan analisis reliabilitas, soal buatan guru menghasilkan nilai reliabilitas 0,41, termasuk dalam kategori sedang. Berarti soal buatan guru memiliki reliabilitas sedang, sehingga kualitas soal kurang baik. Analisis kualitas soal ketiga adalah dengan menggunakan indeks kesukaran soal. Hasil analisis indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6, soal buatan guru sebagian besar adalah soal dengan indeks kesukaran mudah. Hal ini ditunjukkan pada kategori mudah memiliki persentase terbanyak yaitu sebesar 67,19%, dengan demikian soal buatan guru memiliki indeks kesukaran yang didominasi soal mudah, sehingga kualitas soal kurang baik. Analisis kualitas soal keempat adalah dengan menggunakan daya beda soal. Tabel 6. Hasil Analisis Indeks Kesukaran Kategori Jumlah Persentase (%) Sukar 13 4,10 Sedang 91 28,71 Mudah 213 67,19 Total 317 100,00 Tabel 7. Hasil Analisis Daya Beda Kategori Jumlah Persentase (%) Sangat jelek 60 18,93 Jelek 177 55,84 Cukup 51 16,09 Baik 28 8,83 Baik sekali 1 0,32 Total 317 100,00 Hasil analisis daya beda dapat dilihat pada Tabel 7. Dapat dilihat hasil persentase terbesar yaitu pada kategori jelek sebesar 55,84%, dengan demikian soal buatan guru memiliki daya beda yang jelek, sehingga kualitas soal kurang baik. Dari analisis kualitas soal dengan menggunakan analisis validitas, reliabili-

150 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 37, NO. 2, SEPTEMBER 2014:145-152 tas, indeks kesukaran, dan daya beda seperti di atas, hasil analisis capaian validitas soal buatan guru secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8, hasil analisis kualitas soal yang dibuat oleh guru secara keseluruhan masuk pada kategori soal yang tidak valid. Hal ini menunjukkan bahwa guru masih belum memiliki kompetensi yang cukup baik dalam membuat soal dengan kualitas yang baik/tingkat kevalidan yang tinggi. Tabel 8. Capaian Validitas Soal Kriteria Bila dilihat persentase antara soal yang sangat valid sampai soal yang tidak valid didasarkan pada penyusunan soal, maka dapat dilihat pada Tabel 9. Dilihat dari Tabel 9, soal buatan guru tidak ada yang masuk capaian kriteria sangat valid dan cukup valid. Tetapi ada 50,00% soal buatan guru adalah kurang valid dan 50,00% soal buatan guru adalah tidak valid. Artinya hanya 50,00% guru yang mempunyai kemampuan menyusun soal dengan kurang baik, sedangkan 50,00% guru lainnya tidak mempunyai kemampuan menyusun soal. PEMBAHASAN Hasil Pencapaian (%) Kategori Valid 72 Tidak 22,71 valid Tidak valid 245 Tabel 9. Capaian Tingkat Validitas Soal Capaian Kriteria Hasil Pencapaian (%) Sangat valid 0,00 Cukup valid 0,00 Kurang valid 50,00 Tidak valid 50,00 Total 100,00 Berdasarkan analisis tingkat ranah soal buatan guru pada tingkatan aspek pengetahuan memiliki persentase sebesar 50,16%, artinya jauh lebih besar dari kriteria ideal 15,00%. Tingkatan aspek pemahaman memiliki persentase sebesar 21,77%, artinya mendekati sesuai dari kriteria 15,00%. Tingkatan aspek aplikasi memiliki persentase sebesar 16,40%, artinya mendekati sesuai dari kriteria ideal 20,00%. Tingkatan aspek analisis memiliki persentase sebesar 3,79%, artinya sangat kurang banyak dari kriteria ideal 20,00%. Tingkatan aspek sintesis memiliki persentase sebesar 7,89%, artinya sangat kurang banyak dari kriteria ideal 15,00%. Sedangkan pada tingkatan aspek evaluasi memiliki persentase sebesar 0,00%, artinya sangat kurang banyak atau sama sekali tidak memenuhi kriteria ideal 15,00%. Hasil penelitian sesuai penelitian Indrawanto (2012: 56-57) bahwa perolehan ranah kognitif pada mata pelajaran ekonomi siswa Kelas X di SMAN 3 Sidoarjo memiliki perolehan ranah kognitif pada tingkat pengetahuan (27,99%), tingkat pemahaman (25,28%), tingkat aplikasi (17,92%), tingkat analisis (18,01%), tingkat sintesis (0,00%), dan tingkat evaluasi (10,81%). Namun demikian hasil ini tidak sesuai dengan pendapat Sudjana (1989: 136) yang menyebutkan bahwa proporsi ranah kognitif merupakan model perbandingan soal mudah-sedang-sukar yang dibuat 3-4-3. Artinya, 30,00% soal kategori mudah, terdiri dari: 15,00% adalah soal tingkat pengetahuan dan 15,00% soal tingkat pemahaman. 40,00% soal kategori sedang, terdiri dari: 20,00% adalah soal tingkat aplikasi dan 20,00% soal tingkat analisis. 30,00% soal kategori sukar, terdiri dari: 15,00% adalah soal tingkat sintesis dan 15,00% soal tingkat evaluasi. Berdasarkan hasil dan pembahasan, ranah kognitif soal yang dibuat oleh guru pada tingkatan aspek pemahaman dan tingkatan aspek aplikasi hampir memenuhi kriteria ideal. Tingkatan aspek pengetahuan terlalu besar dari kriteria ideal. Tingkatan aspek analisis dan tingkatan aspek sintesis terlalu kecil dari kriteria ideal, sedangkan tingkatan aspek evaluasi

Carina, dkk., Tingkat Ranah dan Kualitas Soal 151 tidak tersedia. Hal ini berarti soal buatan guru belum memenuhi proporsi tingkat ranah soal secara ideal dengan proporsi seimbang yang terdiri dari: 30,00% bobot mudah, 40,00% bobot sedang, dan 30,00% bobot sukar. Berdasarkan analisis kualitas soal buatan guru swasta, hasil validitas soal masuk kategori sangat jelek dengan bobot sebesar 26,50%. Hasil reliabilitas soal tergolong sedang yaitu sebesar 0,41. Hasil indeks kesukaran soal didominasi soal mudah dengan bobot sebesar 67,19%. Hasil daya beda soal tergolong jelek dengan bobot 55,84%. Hasil penelitian sesuai penelitian Gunawan (2011: 41-46) bahwa butir soal evaluasi pelajaran Akuntansi di SMK Kota Blitar belum secara optimal memenuhi kriteria kelayakan soal (validitas, indeks kesukaran, dan daya beda). Kelayakan soal dari kriteria validitas soal hanya 33,33%, klasifikasi indeks kesukaran tergolong mudah yaitu sebesar 81,00%, dan daya beda jelek sebesar 36,60%. Indeks kesukaran pada soal yang dibuat oleh guru SMK swasta didominasi soal mudah, sehingga bukan termasuk soal dengan kualitas yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2009: 266) yang mengemukakan bahwa soal yang terlalu mudah dapat dijawab dengan benar oleh semua peserta didik, maka soal tersebut bukan soal yang baik. Hasil validitas belum sesuai dengan pendapat Thoha (1990: 110) yang mengemukakan validitas merupakan acuan kelayakan yang menterjemahkan hasil tes. Berarti semakin tepat hasil pengukuran yang dicapai, maka kualitas tes akan baik pula. Sehingga hasil validitas yang diharapkan agar soal menjadi optimal adalah validitas yang baik. Sedangkan hasil validitas pada soal yang dibuat oleh guru SMK swasta sangat jelek, sehingga bukan termasuk soal dengan kualitas yang baik. Hasil reliabilitas belum sesuai dengan pendapat Thoha (1990: 118) yang mengemukakan bahwa reliabilitas sering diartikan dengan keajegan. Suatu tes memiliki keajegan apabila tes tersebut dipakai mengukur berulang-ulang hasilnya sama. Reliabilitas yang diharapkan adalah hasil yang tinggi. Sedangkan hasil reliabilitas soal yang dibuat oleh guru SMK swasta tergolong sedang, sehingga bukan termasuk soal yang ajeg dan bukan termasuk soal dengan kualitas yang baik. Dilihat dari hasil daya beda masih belum sesuai dengan harapan Anastasi (1997: 134) yang mengemukakan setiap butir soal harus memiliki daya beda agar benar-benar mampu mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat penguasaannya. Daya beda yang diharapkan adalah hasil yang baik, sedangkan daya beda pada soal yang dibuat oleh guru SMK swasta tergolong jelek, sehingga bukan termasuk soal yang mampu mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat penguasaannya dan bukan termasuk soal dengan kualitas yang baik. Berdasarkan hasil dan pembahasan, kualitas soal yang dibuat oleh guru menghasilkan validitas soal sangat jelek dan reliabilitas soal tingkat sedang. Indeks kesukaran didominasi soal yang mudah yaitu sebesar 67,19%, dan daya beda yang jelek yaitu sebesar 55,84%. Hal ini berarti soal buatan guru belum termasuk kualitas soal yang ideal jika ditinjau dari segi validitas, indeks kesukaran, reliabilitas, dan daya beda. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian terhadap soal yang dibuat guru, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, ranah kognitif soal yang dibuat oleh guru pada tingkatan aspek pemahaman dan tingkatan aspek aplikasi hampir memenuhi kriteria ideal. Tingkatan aspek pengetahuan terlalu besar dari kriteria ideal. Tingkatan aspek analisis dan tingkatan aspek sintesis terlalu kecil dari kriteria ideal, sedangkan tingkatan aspek evaluasi tidak tersedia. Kedua, kualitas soal yang dibuat oleh guru menghasilkan

152 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 37, NO. 2, SEPTEMBER 2014:145-152 validitas soal sangat jelek dan reliabilitas soal tingkat sedang. Indeks kesukaran didominasi soal yang mudah yaitu sebesar 67,19% dan daya beda yang jelek yaitu sebesar 55,84%. Peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut. Pertama, bagi guru diharapkan dapat membuat soal sesuai ketentuan yang berlaku sehingga penggunaan tes benar-benar dapat mengukur sejauh mana peserta didik menangkap materi yang telah diajarkan guru. Kedua, hendaknya Kepala Sekolah mengadakan seminar atau pelatihan untuk guru SMK swasta tentang tata cara pembuatan soal yang baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketiga, bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dilanjutkan pada populasi yang lebih luas untuk mengetahui kualitas guru dalam menyusun soal secara luas. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, A. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Akbar, S. & Sriwijaya, H. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: Cipta Medika. Anastasi, A. 1997. Tes Psikologi. Jakarta: PT. Prenhallindo. Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik dan Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Gunawan, E. 2011. Kompetensi Guru dalam Menyusun Butir Soal pada Mata Pelajaran Akuntansi di Sekolah Menengah Kejuruan Kota Blitar. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Indrakusuma, A.D. 1978. Evaluasi Pendidikan: Penilaian Hasil-hasil Belajar. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP MALANG. Indrawanto, A. 2012. Studi Komperatif Penerapan Metode Student Teams Achievement Divisions dan Group Investigation dalam Perolehan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X di SMAN 3 Sidoarjo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Joesmani. 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kurniawati, D. 2008. Validasi Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Geografi Semester Dua Kelas X di SMA Negeri Kepanjen Kabupaten Malang Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurkancana, W. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Sudjana, N. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Susilo, H. 2011. Lesson Studi Berbasis Sekolah: Guru Konservatif Menuju Guru Inovatif. Malang: Bayumedia. Thoha, C. 1990. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.