BAB II KAJIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

BAB III METODE PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III. GAMBARAN UMUM RUMAH PRODUKSI dan PERLAKUAN PPN ATAS PENYERAHAN PRODUK RUMAH PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

Lampiran 1. Transkrip Wawancara Mbak Olin a. Bagaimana kebijakan atau prosedur untuk membuat sebuah program acara yang baru?

BAB II PROFILE PERUSAHAAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan

Modul ke: TV PROGRAMING STRATEGI PERENCANAAN PROGRAM. Fakultas Ilmu Komunikasi. Aditya Rizky Gunanto. Program Studi Broadcasting.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel).

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. acara televisi itu merupakan hasil dari bentuk komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB 2. Landasan Teori Proses Produksi dan Vox-Pop Acara Freeday di televisi local SBO TV

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi. Radio dan televisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN DAKWAH KULIAH ANGKASA SORE RADIO PTDI UNISA 205 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan siaran-siaran televisi maupun program-program acara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kunci dari sukses tidaknya informasi dapat sampai ke masyarakat. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

BAB II PROFILE PERUSAHAAN. Timur. Atau J berarti Jawa Pos. Karena nama perusahaan ini adalah PT. Jawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia pertelevisian di Indonesia semakin hari semakin maju pesat. Pertelevisian indonesia semulanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam program acara. Hal tersebut menjadikan banyaknya bermunculan televisi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kepribadian masing-masing manusia. menarik perhatian setiap manusia sebagai penontonnya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

#" Karlinah dalam Karlinah, dkk.(1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah. 1 A. Fungsi Informasi, Media massa adalah penyebar informasi

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metodologi dan Perancangan Karya dalam laman ini, penulis akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Programming TV. Tugas Departemen Program. Syaifuddin, S.Sos, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS Teori adalah generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik (Sugiyono, 2005,p.41). karena itu dalam bab ini penulis akan menjelaskan secara sistematis fenomena yang menjadi persoalan penelitian dengan merujuk kepada teori yang pernah dikemukakan oleh beberapa ahli. Berdasarkan penjelasan itu, maka pada bagian akhir akan dipaparkan kerangka pikir dari penelitian ini serta pengertian dari konsep-konsep yang digunakan. 2.1 Strategi Program Televisi. Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran. Strategi program terdiri dari (Morissan, 2008,p.231) : 1. Perencanaan Program. Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli (akuisisi), dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audience yang tersedia pada waktu tertentu. Bagian program stasiun televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan 10

program yang akan disiarkannya. Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum bagian program memutuskan untuk memproduksi, melakukan akuisisi dan kemudian melakukan penjadwalan terhadap suatu program, yaitu : persaingan dan ketersediaan audience. Hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan stasiun saingan. Ketika bagian program merencanakan untuk menayangkan suatu program baru pada pukul 20.00 WIB setiap hari Selasa, maka pengelola program harus melihat apa yang ditayangkan televisi saingan pada jam itu. Apakah televisi saingan juga menayangkan program yang sejenis atau sama sekali berbeda. Jika terdapat program sejenis yang disiarkan berbarengan, maka pengelola program harus mempertimbangkan apakah program baru itu dapat cukup kuat menarik audience dari stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri. Hal kedua yang perlu diketahui adalah ketersediaan audience. Audience yang tersedia pada setiap bagian waktu siaran menjadi faktor menentukan yang harus dipertimbangkan secara cermat oleh pengelola program stasiun televisi dalam pemilihan program dan menentukan waktu penayangan program. Pengelola program televisi juga harus mengetahui siapa audience yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Pada dasarnya setiap jam memiliki komposisi audience yang berbeda. Mengetahui siapa audience televisi pada waktu tertentu sangat penting dalam menentukan program yang akan ditayangkan. Hal ini juga penting bagi pemasang iklan. 11

Perencanaan program melibatkan berbagai keputusan tidak saja mengenai program itu sendiri namun juga berbagai aspek yang terlibat seperti nama program, cara penyajian program (kemasan) dan hal-hal yang terkait dengan pelayanan kepada audience dan pemasang iklan. Audience tidak saja melihat suatu program dari penampilannya semata namun juga hal-hal yang berada di luar itu sebagaimana dikemukakan Belch & Belch bahwa : consumers look beyond the reality of the product and its ingredients. Dengan demikian, audience juga akan mempertimbangkan aspek-aspek seperti kualitas, nama, kemasan program, dan bahkan perusahaan yang berada di belakang suatu program yang kesemuanya membentuk persepsi audience terhadap program dan media bersangkutan. Memilih satu nama bagi suatu program merupakan kegiatan yang penting ditinjau dari perspektif promosi karena nama program berfungsi menyampaikan atribut dan makna. Dalam memilih nama suatu program, pengelola program harus memilih nama yang dapat menginformasikan konsep program dan dapat membantu menempatkan atau memposisikan program di memori otak audience. Suatu nama program harus dapat menyampaikan menfaat yang diperoleh audience jika mereka menonton/mendengarkan program bersangkutan dan pada saat yang sama juga menciptakan image bagi program itu. Kemasan (packaging) adalah aspek lain dari strategi pemasaran yang perannya dirasa semakin penting dewasa ini. Bagi pengelola program penyiaran, kemasan dapat diartikan segala sesuatu yang perlu dilakukan 12

untuk menarik perhatian audience melalui penampilan (appearance) suatu program yang mencakup antara lain misalnya : pembawa acara (presenter), busana yang dikenakan, penampilan latar belakang (background), bumper program yang menarik. Kemasan program menjadi penarik bagi konsumen untuk memberikan perhatian pada suatu program sehingga mampu meberikan kesan pertama yang baik. Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audience. Namun, jumlah audience yang banyak bukanlah satu-satunya tujuan lain selain mendapatkan audience yang besar. Dalam melakukan perencanaan, pengelola program atau programmer harus memutuskan atau menetapkan apa tujuan suatu program sebelum membeli atau memproduksi program. Banyak orang mengatakan bahwa selera audience adalah sesuatu yang sulit diterka, namun ada satu hal yang pasti tidak ada program yang pernah sukses dengan mengabaikan tujuannya. Tujuan utama televisi komersial pada umumnya adalah untuk mendapatkan audience sebanyak-banyaknya guna menarik pemasang iklan. 2. Produksi dan Pembelian Program. Manajer program bertanggung jawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain atau akuisisi (membeli). Dalam hal perencanaan program memutuskan untuk memproduksi sendiri program 13

yang diinginkan, maka tugas tersebut dilakukan oleh bagian produksi atau departemen produksi stasiun penyiaran. Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide atau gagasan. Ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi. Ide atau gagasan dapat berasal dari mana saja dan dari siapa saja. Terkadang gagasan untuk membuat program dapat berasal dari media massa, misalnya dari siaran radio, surat kabar, dan sebagainya. Media massa memberi ide untuk membuat program. Program bisa diperoleh dengan cara membeli atau memproduksinya sendiri. Suatu program yang dibuat sendiri oleh media penyiaran disebut dengan istilah in-house production atau produksi sendiri. Jika program dibuat pihak lain, berarti stasiun penyiaran membeli program itu. Dengan demikian, dilihat dari siapa yang memproduksi program, maka terdapat dua tipe program yaitu program yang diproduksi sendiri dan program yang diproduksi pihak lain. Banyak sedikitnya jumlah program yang dibuat sendiri dan program yang dibeli sangat bervariasi diantara berbagai stasiun penyiaran. Kapan suatu program sebaiknya diproduksi sendiri oleh stasiun penyiaran dan kapan sebaiknya suatu program diproduksi pihak lain, hal ini biasanya ditentukan oleh kondisi stasiun bersangkutan. Pada dasarnya, stasiun televisi menginginkan program itu diproduksi sendiri dengan satu alasan, yaitu lebih bisa menghemat pengeluaran. Jika stasiun penyiaran bisa mengoptimalkan 14

penggunaan peralatan dan tenaga manusia yang tersedia, mengapa harus membayar kepada pihak lain. Stasiun penyiaran biasanya sudah memiliki reporter dan juru kamera sebagai karyawan yang menerima gaji setiap bulannya. Adakalanya stasiun penyiaran, meminta pihak lain untuk memproduksi suatu program. Biasanya ini terjadi jika stasiun penyiaran tidak memiliki peralatan produksi yang memadai, namun memiliki ide untuk dikembangkan. Ini berarti ide atau gagasan berasal dari stasiun penyiaran namun produksi dilakukan pihak lain. Jika dilihat asal mula program televisi, ditinjau dari siapa yang memproduksi program, maka dapat membagi program sebagai berikut : a. Program yang dibuat sendiri (In-House Production), biasanya adalah program berita (news programme) dan program yang terkait dengan informasi misalnya : laporan khusus, infotainment, laporan kriminalitas, fenomena sosial, perbincangan (talk show), biografi tokoh, feature, film dokumenter. Program yang menggunakan studio misalnya : game show, kuis, musik, variety show juga termasuk program yang dibuat sendiri. b. Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan misalnya : program drama (film, sinetron, telenovela), program musik (videoklip), program reality show, dan lain-lain. 15

Suatu program hiburan dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan banyak peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama, yaitu : tahap praproduksi atau perencanaan, tahap produksi, dan tahap pascaproduksi. Tahap praproduksi atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses ini disebut juga dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali. Tahap pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pascaproduksi antara lain penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, dan lain-lain. 16

3. Eksekusi Program. Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer program juga perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita (news) dalam hal program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau berita penting (breaking news). Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan teknik penempatan acara yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang optimal. Penempatan acara yang kurang baik membuat program itu menjadi sia-sia. Pembagian waktu program adalah menentukan jadwal penyangan suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audience, yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi pada jam tertentu. Pada prinsipnya siaran televisi harus dapat menemani aktivitas apa pun. Aktivitas audience pada umumnya memiliki pola yang sama pada setiap bagian hari, apakah pagi, siang, atau malam hari. 17

Programmer menyusun jadwal acara berdasarkan aktivitas audience ini. Berdasarkan pembagian siklus aktivitas audience mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, maka waktu siaran dibagi ke dalam lima segmen. Setiap segmen memiliki ciri-ciri atau sifat audience yang berbeda. Secara umum, programmer membagi siaran menjadi beberapa bagian : 1. Prime Time jam 19.30 23.00 2. Late Fringe Time jam 23.00 01.00 3. All Other Time jam 01.00 10.00 4. Day Time jam 10.00 16.30 5. Fringe Time jam 16.30 19.30 Prime time merupakan waktu siaran televisi yang paling banyak menarik penonton. Selain itu, penonton yang berada pada segmen ini sangat beragam (tua, muda, anak-anak, dan sebagainya). Stasiun televisi biasanya akan menempatkan program acara yang paling bagus pada segmen ini karena jumlah audience-nya yang besar. Selain itu, acara prime time juga harus bisa dinikmati semua kalangan termasuk anak-anak. Strategi penyiaran. Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungannya sendiri. Program siaran juga harus bersaing dengan waktu makan, membaca buku, dan kegiatan pribadi lainnya yang dilakukan audience di rumah atau di mana saja. Pengelola program idealnya akan berupaya agar audience dapat terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media 18

penyiaran bersangkutan. Salah satu strategi agar audience tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda, dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini, audience diharapkan tidak akan pindah saluran jika ia tidak ingin berisiko kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu. 4. Pengawasan dan Evaluasi Program. Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan. Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kinerja keduanya tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan. Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Misalnya, jumlah dan komposisi audience yang menonton atau mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset rating. Jika jumlah audience yang tertarik dan mengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang 19

ditargetkan, maka proses pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat mencapai target semula. Manajer program sering disebut sebagai pelindung (protector) atas lisensi atau izin siaran yang diperoleh stasiun penyiaran. Hal ini disebabkan manajer program bertanggung jawab untuk memastikan bahwa program stasiun sudah berjalan sesuai dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin. Menurut Peter Pringle, dalam hal pengawasan program (program control), manajer program harus melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran. b. Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku. c. Memelihara catatan (records) program yang disiarkan. d. Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program. e. Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat. Misalnya dengan para pemasok program, lembaga lisensi lagu dan rekaman, stasiun jaringan, dan lain-lain. f. Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang sudah dianggarkan. 20

2.2 Produksi Program Televisi. Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser profesional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu, selain menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai, dan memiliki makna. Apa yang disebut nilai itu akan tampil apabila sebuah produksi acara bertolak dari suatu visi. Dengan kata lain produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi (Wibowo 2007,p.23). Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser profesional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu : (Wibowo 2007,p.24). 1. Materi Produksi. Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu. Seorang produser profesional dengan cepat mengetahui apakah materi atau bahan yang ada di hadapannya akan menjadi materi produksi yang baik atau tidak. Seorang produser ketika ia berhadapan dengan suatu karya cipta, seperti musik, lagu atau lukisan, gagasannya mulai tergerak. Bahan yang berada di hadapannya akan merangsang kepekaan kreatifnya. Kemudian dengan segera ia melihat apakah musik, lagu atau lukisan itu dapat dicipta menjadi suatu program musik atau program bunga rampai (feature) yang menarik. 21

Kepekaan kreatif dalam melihat materi produksi ini, dimungkinkan oleh pengalaman, pendidikan, dan sikap kritis. Selain itu, visi akan banyak menentukan kesanggupannya menjadikan materi produksi itu berkualitas. Visi sangat menentukan pilihan materi produksi. Seorang produser yang tidak memiliki visi akan memilih materi produksi sembarangan saja. Namun, seorang produser yang bervisi akan memilih materi produksi sangat selektif dan kritis. Ia sungguh-sungguh memilih materi yang bermutu dan bernilai sebab hanya materi yang bagus yang dapat diolah menjadi suatu produksi yang berbobot. Suatu kejadian yang istimewa biasanya merupakan materi produksi yang baik untuk program-program dokumenter atau sinetron. Tentu saja kejadian itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang kejadian dan hal-hal lain yang perlu untuk menjadikan program itu sebuah program yang utuh. Untuk itu, masih diperlukan riset yang lebih mendalam agar semua data yang bersangkut paut dengan materi produksi itu lengkap. Semakin lengkap data yang diperoleh semakin mudah diolah menjadi program yang baik. Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau sinetron (film televisi). Mungkin juga gagasan itu langsung menjadi konsep program, seperti gebyar dan gelar musik, tari atau program hiburan yang lain. Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan 22

menjadi program. Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program berbeda-beda. Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment. Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program yang baik. 2. Sarana Produksi. Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Produser menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Untuk itu, sebuah daftar lengkap (equipment list) dari seluruh peralatan yang dibutuhkan harus dibuat. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Sebaiknya setiap unit memiliki daftar peralatan (equipment list) sendiri-sendiri. Daftar itu setiap kali dapat dipakai untuk mengecek kelengkapan peralatan. Daftar itu dipakai untuk meneliti kembali ketika produksi selesai dan peralatan harus dikembalikan 23

lagi dengan lengkap. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan utama seorang produser, ketika ia mulai dalam perencanaan produksinya. Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio. Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya bergantung pada program yang akan diproduksi. Produksi musik live show memerlukan jumlah peralatan berlipat untuk setiap unit dibandingkan dengan produksi Electronic News Gathering (ENG) untuk liputan berita yang sering kali hanya menggunakan satu kamera, satu mik, dan satu lampu. Di dalam perencanaan, daftar peralatan (equipment list) berikut ini sangat perlu dibuat untuk mengetahui jumlah dan macam peralatan yang dipakai. Sebab jumlah dan macam peralatan yang dipakai ini, kemudian berpengaruh pada penentuan jumlah kerabat kerja (crew) dan perencanaan anggaran produksi (production budget). Meskipun bobot produksi sama sekali tidak ditentukan oleh kecanggihan peralatan. Ukuran standar, lalu selebihnya kreatifitas pribadi atau tim yang menangani peralatan itu. Proses kreatif ditentukan bukan oleh peralatan, melainkan oleh kemauan dan kemampuan kreatif. Betapapun kecanggihan peralatan, di tangan seorang yang hanya terampil, tanpa kreatifitas dan visi, alat itu sulit menghasilkan sesuatu yang bernilai. Sebaliknya, di tangan seorang yang terampil dan memiliki visi, alat menjadi sarana yang mampu menyajikan hasil produksi secara maksimal. Bermutu dalam kualitas, bernilai dalam bobot. 24

3. Biaya Produksi. Tidak terlalu sederhana merencakan biaya untuk suatu produksi. Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan finansial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan yaitu : a. Financial Oriented. Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Kalau keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi. Misalnya, tidak menggunakan artis kelas satu yang pembayarannya mahal, menggunakan lokasi syuting yang tidak terlalu jauh, konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari atas kemungkinan keuangan. b. Quality Oriented. Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan. Produksi dengan orientasi budget semacam ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun finansial. Atau produksi yang diharapkan menjadi produksi yang sangat bernilai dan berguna bagi masyarakat. Untuk menghasilkan 25

kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser boleh melibatkan semua orang nomor satu di bidangnya. Merencanakan anggaran (budget) merupakan suatu hal yang tidak begitu mudah. Seluruh unsur yang memerlukan biaya harus dihitung dan tidak boleh terlupakan ; oleh siapa dan darimana biaya itu akan dibayarkan. Oleh karena itu, kita perlu memiliki lembar perencanaan anggaran yang dipakai untuk memperhitungkan semua biaya, berdasarkan pembedahan naskah (script breakdown). Apabila produksi berorientasi pada kemungkinan keuangan yang ada (financial oriented) maka jumlah biaya produksi yang sudah jelas itu harus diurai sehingga memenuhi semua kebutuhan termasuk biaya tak terduga. Apabila produksi berorientasi pada kualitas produksi (quality oriented) maka anggaran dapat disusun dengan kemungkinan yang lebih longgar dan fleksibel. 4. Organisasi Pelaksanaan Produksi. Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang, misalnya para artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat dimana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat yang bersangkut-paut dengan masalah perijinan. Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksanaan produksi yang serapi-rapinya. Suatu organisasi 26

pelaksana produksi yang tidak disusun secara rapi akan menghambat jalannya produksi, berarti kerugian waktu dan uang. Dalam hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser atau sering disebut produser pelaksana atau production manager. Ia mendampingi sutradara dalam mengendalikan organisasi. Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang mengatur keuangan dan membayar kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Sementara itu, sekretariat mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan surat menyurat, kontrak, dan perijinan. Tanggung jawab untuk pelaksanaan dari organisasi yang bersifat lapangan ini dipikul oleh bagian yang disebut unit manager. Bagian ini menanggung tugas dari dua sisi sekaligus ; sisi organisasi dan sisi artistik. Ia yang menjadi penghubung antara unit organisasi di bawah sekretariat dan produser pelaksana dengan unit artistik di bawah sutradara. Bidang yang langsung dibawah koordinasi pelaksana unit manager, misalnya perijinan, transportasi, konsumsi, dan akomodasi. Lokasi, setting/dekorasi, property (perlengkapan), kostum, dan make-up, pelaksanaan lapangan berada dalam koordinasi unit manager, tetapi segi artistik sepenuhnya di bawah tanggung jawab art designer atau art director. Untuk itu, sebuah organisasi produksi memerlukan pembagian tugas yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas. Daftar anggota kerabat kerja dengan tugas masing-masing diperlukan untuk mengontrol seluruh pekerjaan sehingga kalau ada hambatan segera diketahui dimana dan siapa yang bertanggung jawab. 27

5. Tahap Pelaksanaan Produksi. Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standard operation procedure (SOP), seperti berikut : a. Pra-produksi. 1) Penemuan ide. Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset, dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. 2) Perencanaan. Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. 3) Persiapan. Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan, dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. 28

Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan. b. Produksi. Setelah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerjasama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting list) dari setiap adegan. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar asli (original material/row foot-age) dibuat catatannya (logging) untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing. c. Pasca-produksi. Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu : pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer. 29

1) Editing offline dengan teknik analog. 2) Editing online dengan teknik analog. 3) Mixing (pencampuran gambar dan suara). 4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier. 5) Editing online dengan teknik digital. 30

2.3 Originalitas Penelitian. Tabel 2.1 Originalitas Penelitian Nama Judul Tujuan Metode Hasil Christy Natalina Eleonora. Strategi Pembuatan Program Harian Mengetahui strategi pembuatan Deskriptif Eksploratif Nuria Maryati. Dewi Puspita Sari. pada Stasiun Televisi Berlangganan Info Channel Balikpapan Tahun 2009. Strategi Produksi Program Teenlicious Di Global TV Untuk Meningkatkan Kualitas Program. Strategi Kreatif Program Acara BBM di JTV. program harian yang dilakukan oleh Info Channel di tahun 2009. Mengetahui strategi produksi program televisi mulai praproduksi, produksi, sampai dengan pasca produksi. Selain itu juga untuk mengetahui kualitas sebuah program televisi dengan menggunakan analisis SWOT. Mendeskripsikan strategi kreatif program acara BBM pada stasiun JTV. Menggunakan metode kualitatif dengan menghasilkan suatu uraian mendalam. Kualitatif Deskriptif. Info Channel menjalankan strategi yang sama dengan media penyiaran lainnya untuk tahapan praproduksi, produksi, sampai pasca produksi. Namun manajemen gotong royong dan kekeluargaan harus diberlakukan di Info Channel untuk mengatasi keterbatasan SDM dan teknologi. Karena dalam penelitian ini, keterbatasan SDM dan teknologi merupakan faktor utama dalam penentuan strategi pembuatan program. Tim produksi sudah melakukan kinerja yang baik dalam pembuatan program Teenlicious di Global TV. Untuk meningkatkan kualitas programnya, tim produksi selalu menyangkan kontenkonten yang menarik disukai oleh penonton. 31

2.4 Kerangka Pikir Penelitian. JTV (Jawa Pos MediaTelevisi) BBM (B-CAK Bareng Mak Bongky) Strategi Kreatif Perencanaan Program Kekuatan dan kelemahan stasiun televisi saingan. Ketersediaan audience Nama Program Produksi dan Pembelian Program Tahap praproduksi Tahap produksi Tahap pascaproduksi Eksekusi Program Pembagian waktu siaran Strategi penyiaran Pengawasan dan Evaluasi Program Laporan riset rating Kemasan program Tujuan Program JTV adalah salah satu stasiun televisi lokal yang berada di Surabaya, yang mempunyai salah satu program acara yang menjadi salah satu program acara unggulan di JTV, dan program acara ini cukup diminati oleh masyarakat Surabaya, yaitu BBM (B-CAK Bareng Mak Bongky). Selain diminati oleh mayoritas masyarakat Surabaya, program acara yang baru berjalan kurang lebih satu tahun, BBM juga mempunyai rating yang tinggi dan cukup stabil. Sehingga menimbulkan pertanyaan dari peneliti mengapa program acara BBM bisa memiliki rating yang tinggi. Untuk mengetahuinya, penulis melihat dari sudut pandang proses dari sebuah strategi kreatif yang dilakukan oleh tim acara BBM. 32

Penulis menggunakan strategi program acara yang ditawarkan oleh Morissan (2008), yaitu melalui perencanaan program (kekuatan dan kelemahan stasiun saingan, ketersediaan audience, nama program, kemasan program, dan tujuan program), produksi dan pembelian program (tahap praproduksi, tahap produksi, dan tahap pascaproduksi), eksekusi program (pembagian waktu siaran, dan strategi penayangan), pengawasan dan evaluasi program (laporan riset rating). 33