PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
No. Komoditi Proses Jenis Barang Implikasi Putusan MA No. 70P/HUM/ Biji Kakao kering fermentasi/non fermentasi

- Biji Kakao kering fermentasi/non fermentasi - Kulit, sekam, selaput dan sisa lainnya dan komposnya, serta limbah untuk pakan ternak

BARANG HASIL PERTANIAN YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHANNYA DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BARANG HASIL PERTANIAN YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHANNYA DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TANGGAL 8 JANUARI 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b. bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan rasa keadilan dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 267/PMK.010/2015 tentang Kriteria dan/atau Rincian Ternak, Bahan Pakan untuk Pembuatan Pa

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PP 12/2001, IMPOR DAN ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Nomor 31 Tahun 2007 Ditetapkan tanggal 1 Mei 2007

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, M E M U T U S K A N :

SALINAN. KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 155/KMK.03/2001 TENTANG

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA. S.t\..LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERJ KEUANGAN REPUBLIK INDONESlA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGANREPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.010/2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

11/PMK.03/ PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 155/KMK.03/2001

Perkembangan Ekonomi Makro

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.03/2007 TENTANG

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XIV/2016 Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Komoditas Pangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

TOPIK: PERTANIAN NON PANGAN

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/KU.340/2/2011 TENTANG

I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

KULIAH KE 9: PERTANIAN PANGAN DAN NON-PANGAN KBLI 2009 PENGERTIAN PERTANIAN 9/6/2016 A PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR BALI

PERTANIAN NON PANGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KLASIFIKASI BAHAN HASIL PERTANIAN (KULIAH KE 1)

KULIAH KE 9: PERTANIAN PANGAN DAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

TINJAUAN MATA KULIAH...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERTANIAN.

KAJIAN KEBIJAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN BEA KELUAR KOMODITAS PERTANIAN

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian...

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN

BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

PENGGOLONGAN WILAYAH, JENIS PERKEBUNAN, DAN BESARNYA STANDAR INVESTASI TANAMAN PERKEBUNAN PER-HA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

Loyang Pembeku Getah Karet - Peralatan Sadap Karet

Talang Getah Karet - Peralatan Sadap Karet

Hand Mangel Karet - Peralatan Sadap Karet

Hand Mangel Elektro Motor Spesifikasi : - Panjang Roll: Cm - Diameter Roll : 4" - Permukaan Roll : Polos Dan Batik - Pengerak : E.

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

TENTANG MENTERI PERTANIAN,

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016

Website

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Written by Uink 1 / 5

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 15 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 10

NERACA BAHAN MAKANAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT KETERANGAN ASAL BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa dalam rangka mendorong perkembangan dunia usaha dan meningkatkan daya saing, khususnya di bidang pertanian, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai; : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor Dan/Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4083) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2003 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor Dan/Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dan Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4315); MEMUTUSKAN: 1

Menetapkan : PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4083) yang telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Pemerintah: 1. Nomor 43 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4217); 2. Nomor 46 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4315), diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 huruf b dan angka 2 diubah, dan angka 3 dihapus, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis adalah: a. barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang; b. makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan; c. barang hasil pertanian; d. bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan; e. dihapus; f. dihapus; g. air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum; dan h. listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 (enam ribu enam ratus) watt. 2. Barang hasil pertanian adalah barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang: a. pertanian, perkebunan dan kehutanan; b. peternakan, perburuan atau penangkapan, maupun penangkaran; atau c. perikanan baik dari penangkapan atau budidaya, yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk yang diproses awal dengan tujuan untuk memperpanjang usia simpan atau mempermudah proses lebih lanjut, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini. 3. dihapus. 2. Ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) diubah dengan menambahkan satu huruf yaitu huruf f dan ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c diubah, sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut : Pasal 2 (1) Atas impor Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis berupa: a. barang modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf a yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak, oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut; b. makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas, dan ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf b; c. bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf d; 2

d. dihapus; e. dihapus; f. barang hasil pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf c, dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. (2) Atas penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis berupa: a. barang modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf a yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak, oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut; b. makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan bake untuk pembuatan makanan temak, unggas, dan ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf b; c. barang hasil pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf c; d. bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf d; e. dihapus; f. dihapus; g. air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf g; dan h. listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6600 (enam ribu enam ratus) watt sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf h, dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Pasal II Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan mempunyai daya lath surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2007. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 Januari 2007 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA ttd HAMID AWALUDIN Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 Januari 2007 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 NOMOR 23 3

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAFUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Sebagai pelaksanaan dari ketentuan Pasal 16B ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2003. Dalam rangka mendorong perkembangan dunia usaha khususnya di bidang pertanian, maka perlu diberikan fasilitas kemudahan perpajakan berupa penetapan barang hasil pertanian sebagai Barang Kena Pajak yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) Ayat (2) Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Yang dimaksud dengan "Perusahaan Air Minum" adalah Perusahaan Air Minum milik Pemerintah dan/atau Swasta. Termasuk dalam pengertian air bersih yang disalurkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah air bersih yang diserahkan dengan cara lain seperti penyerahan melalui mobil tangki air. Huruf h TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4697 4

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TANGGAL 8 JANUARI 2007 BARANG HASIL PERTANIAN YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHANNYA DIBEBASKAN DART PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI No. KOMODITI PROSES JENIS BARANG I. PERKEBUNAN 1. Kakao - Buah 2. Kopi - Buah 3. Kelapa Sawit - Buah -Cangkang 4. Aren - Nira - Daun/batang 5. Jambu Mete - Biji Mete 6. Lada - Buah 7. Pala - Biji - Buah - Bunga - Kulit Ari 8. Cengkeh - Bunga - Tangkai/daun 9. Karet - Getah 10. Teh - Daun - Dipetik, diperam, dikupas, fermentasi/tanpa fermentasi, - Dipetik, diperam, dikupas, fermentasi/tanpa fermentasi, - Dipetik, diperam, dikupas, fermentasi/tanpa fermentasi,, disangrai - Dipetik, dibrondol - Dipetik, direbus, dirontokkan, dicacah, dipress,, dipecah, dipisahkan (cangkang dan inti sawit) - Disadap - Dipotong, dicacah, fermentasi - Dipetik, tidak dikupas (tanpa dikacip) - Dipetik,, dikemas, tidak dikemas - Dipetik, dipisahkan, dicelup/ tanpa dicelup, - Dipetik, dipisahkan, direndam, dikupas, - Dipetik, dipotong, - Dipetik, dipotong, - Dipetik, - Dipetik, dikupas, - Dipetik, - Dipetik, - Disadap, koagulasi - Disadap, koagulasi, digiling, dianginkan - Disadap, koagulasi, digiling, dianginkan, diputar, diawetkan - Dipetik, dihamparkan, dilayukan/difermentasi,, sortasi - Biji Kakao kering fermentasi/ non fermentasi - Kulit, sekam, selaput dan sisa lainnya dan komposnya, serta limbah untuk pakan ternak - Biji Kopi Kering - Biji Kopi sangria - Kulit, sekam, selaput dan sisanya dan komposnya serta limbah untuk pakan ternak - Tandan Buah Segar (TBS) - Cangkang, ampas, daun dan komposnya serta limbah untuk pakan temak - Tempurung basah/kering - Nira aren - Daun, ampas dan komposnya - Mete Gelondong (mete berkulit) - Kacang Mete Basah/Kering, limbah untuk pakan ternak - Lada hitam - Lada putih - Biji Pala Kering (berkulit dan dikupas) - Buah Pala Kering, Fuli - Bunga Pala - Fuli - Cengkeh Kering - Tangkai dan daun cengkeh Kering - Slab - Sheet angina - Lateks pekat - Daun teh kering fermentasi/non fermentasi 5

No. KOMODITI PROSES JENIS BARANG 11 Tembakau - Daun - Dipetik, dirajang, /diomprong, disortasi - Dipetik,, disortasi 12 Tebu - Batang - Ditebang - Ditebang, dipotong 13 Kapas - Buah Dipetik,, dipisahkan dari biji, digaruk, disisir 14 Kapuk - Buah Dipetik, pemisahan gelondong, pemecahan gelondong 15 Rami, Rosella, Jute, Kenaf, Abaca dan lainnya - Batang Dipotong, dikupas, direndam, dicuci, 16 Kayumanis - Kulit Batang Dipotong, dikupas, ditumbuk, - Tembakau Rajang basah/kering - Tembakau Lembaran basah/ kering - Batang Tebu - Pucuk Tebu - Kapas hasil garuk dan sisir - Kapas ddak digaruk dan tidak disisir - Biji Kapas - Kapuk hasil garuk dan sisir Kapuk Gelondong - Biji dan Kulit Kapuk Serat Mentah/Diolah tanpa pintal - Kulit Kayu Manis dan Bunganya; Lembaran - Tumbuk 17 Kina - Kulit Batang Dikupas, Kulit Kina Kering lembaran/tumbuk 18 Panili - Buah/biji Dipetik,, dirajang Buah/biji Vanili Kering 19 Nilam - Daun Dipetik, dirajang, dijemur Daun Nilam (Segar atau Kering) 20 Jarak Pagar - Buah Dipetik, diperas Biji, ampas 21 Sereh - Daun Dipetik, dirajang, dijemur Daun Sereh (Segar atau Kering) 22 Atsiri - Daun, akar, bunga, buah 23 Kelapa - Buah - Kulit Buah (Sabut) - Tempurung - Batang 24 Tanaman Perkebunan dan Sejenisnya - Batang, biji, daun Dipetik, dirajang, dijemur - Dipetik - Dipetik, dicungkil, - Dipetik, dikupas, dicacah - Dipetik, dikupas, - Dipotong dalam bentuk segar atau diawetkan Distek, dicangkok, diokulasi dan sejenisnya Daun Atsiri (Segar atau Kering) - Kelapa segar - Kopra - Sabut Kering - Batok kelapa kering - Bahan kayu (Glugu) Stek, Cangkokan, Okulasi dan Bahan Tanaman Lainnya 6

No. KOMODITI PROSES JENIS BARANG II. HORTIKULTURA A. Buah-Buahan 1 Pisang - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas 2 Jeruk (siam, keprok, pamelo) - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, degrading, dikemas 3 Mangga - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas 4 Salak - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dioven, dikemas/tidak dikemas 5 Nanas - Buah Dipetik, dikupas, dipotong, direndam, dikering, dikemas 6 Belimbing - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas 7 Manggis - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas 8 Rambutan - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas 9 Durian - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, kupas, didinginkan, dibekukan, dikemas Pisang segar, dingin Jeruk segar Mangga segar, utuh, potong Salak segar Nanas segar, utuh, potong, kulit, ampas Belimbing segar Manggis segar Rambutan segar, utuh, kupas Durian utuh, kupas, dingin, beku 10 Melon, semangka, pepaya dan sejenisnya - Buah Dipetik, dikupas, dipotong, diiris, direndam,, didinginkan, dikemas 11 Duku, bangkuang, nangka, cempedak, dan sejenisnya - Buah Dipetik, dikupas, dipotong, diiris, direndam,, didinginkan, dikemas Buah segar/dingin, utuh, potong Buah utuh, kupas, dingin, beku 7

B. Sayuran 1 sayuran daun Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu rendah 2 sayuran buah Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu rendah 3 sayuran umbi Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu rendah 4 sayuran jamur Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu rendah Sayuran segar, utuh, cacah, dingin Sayuran segar, utuh, cacah, dingin Sayuran segar, utuh, cacah, dingin Sayuran segar, utuh, cacah, dingin C. Tanaman Hias dan Obat 1 Tanaman hias Dipindah utuh, diberi media/tanpa media, dikemas/tanpa dikemas 2 Tanaman potong - Daun, Bunga Dipetik, dipotong, direndam larutan penyegar, diikat, dibungkus/digulung, dikepak (packing) Tanaman hias bunga dan tanaman hias berdaun, dalam media Daun dan bunga potong kemas/tidak dikemas 3 Tanaman obat - Buah - Daun - Biji - Umbi - Batang, kulit, bunga dan lain-lain III. TANAMAN PANGAN Dipetik, diiris,, dikemas - Segar, simplisia kering - Segar, simplisia kering - Segar, simplisia kering - Segar, simplisia kering - Segar, simplisia kering 1 Padi - Dipotong, dirontokkan,dipisahkan - Dipotong, dirontokkan,, dikuliti, dipisahkan - Dipotong, dirontokkan,, dikuliti, dipisahkan, disosoh - Dipotong, dirontok, dirajang, 2 Jagung - Dipetik, dicacah - Dipetik, dicacah, - Dipetik, dicacah, - Dikeringkan - Dikeringkan, dicacah - Dipotong, dicacah, 3 Kacang Tanah - Polong - Dipanen/dicabut, dibersihkan - Dipanen/dicabut, dibersihkan,, dipecah, dikuliti - Merang - Sekam - Bekatul, dedak - Jerami dan Komposnya - Tongkol utuh/cacah basah/kering - Bonggol utuh/cacah - Daun lembaran/cacah basah/kering - Klobot lembaran/cacahbasah/kering - Batang utuh/cacah basah/kering - Kacang tanah gelondong segar - Kacang tanah gelondong kering - Kacang ose kering; berkulit ari/tidak berkulit 8

No. KOMODITI PROSES JENIS BARANG 4 Ubi Kayu - Umbi - Batang - Daun - Dicabut, dibersihkan, dikupas, - Dicabut, dibersihkan, dikupas, dicacah/dirajang - Dicabut, dibersihkan,dikupas, diparut, diperas, dipres, - Dipotong - Dipetik, Dikeringkan 5 Ubi Jalar - Dicabut, dibersihkan - Dicabut, dibersihkan, - Dikupas, dipotong, 6 Kacang hijau, gude, dan kacang lainnya - Polong 7 Talas, Garut, gembili dan umbi lainnya - Dipanen/dicabut, dibersihkan - Dipanen/dicabut, dibersihkan,, dipecah, dikuliti - Dicabut, dibersihkan - Dicabut, dibersihkan, dikupas, dipotong, - Gaplek - Umbi rajang/cacah;basah/kering - Onggok (limbah) - Stek ubikayu, potongan/ cacah/ batang - Daun singkong basah/kering - Ubi jalar - Ubi jalar utuh/rajang/cacah; basah/kering/dingin/beku - Kacang polong segar/kering/ dingin/beku - Kacang ose kering; berkulit ari/tidak - Ubi segar Ubi utuh/rajang/cacah; basah/kering/dingin/beku IV. PETERNAKAN 1 Sapi, Kerbau, Kambing/domba, babi dan Ternak lainnya - Ternak dewasa - Kulit - Buntut, lidah, kikil, tulang - Hati dan jeroan lainnya(edibeloffal) 2 Unggas (ayam, itik, puyuh dan lain-lain) - Unggas - Tanpa diolah - Disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas/tanpa dikemas - Digarami, dikapur, diasamkan, atau diawetkan secara lain - Digarami, direbus - Digarami, direbus - Tanpa diolah - Disembelih, dibersihkan, utuh/ potongan, bentuk segar maupun beku - Telur - Dikumpulkan, dibersihkan, diasinkan, dikemas 3 Ternak Perah (Susu) - Ternak perah(susu) Diperah, didinginkan, dipanaskan tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dikemas bahan lainnya, dikemas/tidak dikemas - Bakalan - Ternak hidup - Daging; segar/dingin/beku - Karkas dan non karkas; segar/ dingin/beku - Jangat dan kulit mentah tidak disamak - Buntut, lidah, kikil, segar/ kering/ dingin/beku - Hati dan jeroan, segar/kering/dingin, beku - Unggas hidup - Daging; segar/dingin/beku termasuk bulu - Karkas dan non karkas; segar/ dingin/ beku, termasuk jeroan dan tulang - Telur berkulit segar/asin - Susu segar pasteurisasi tidak dipekatkan dan tidak mengandung tambahan gula/ bahan pemanis lainnya; dingin 9

No. KOMODITI PROSES JENIS BARANG V. HASIL HUTAN A. Hasil Hutan Kayu 1. Kayu - Bagian dari pohon yang dipotong, dikuliti dengan tangan ataupun tidak, diberi bahan pengawe maupun tidak, dihilangkan getahnya atau tidak, menjadi batang dengan ukuran diameter 30 (tiga puluh) cm atau lebih - Bagian dari pohon yang dipotong, dikuliti dengan tangan ataupun tidak, diberi bahan pengawet maupun tidak, dihilangkan getahnya atau tidak, menjadi batang dengan ukuran diameter kurang dari 30 (tiga puluh) cm 2. Kelapa Sawit - Kayu Bagian dari pohon yang dipotong, diberi bahan pengawet atau tidak 3. Karet - Kayu Bagian dari pohon yang dipotong, diambil getahnya atau tidak, diberi bahan pengawet atau tidak 4. Bambu - Batang Bagian dari pohon yang dipotong, diawetkan atau tidak, - Kayu bulat besar - Kayu bulat kecil Kayu bulat kelapa sawit Kayu bulat karet Bambu bulat kering B. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) 1. Rotan - Batang rotan yang telah mengalami pembersihan dan peruntian tetapi belum mengalami pencucian dan - Batangan rotan yang telah dibersih-kan, penggosokan dan pengeringan dan pengawetan dengan asap belerang (Washed dan Sulphurized) 2. Gaharu Dicincang, dipilah diambil bagian gaharunya, 3. Agathis - Kopal 4. Shorea - Damar mata kucing 5. Kemiri - Biji 6. Tengkawang - Biji Pembersihan kulit, dikoak, ditampung getahnya sampai mengeras Pembersihan kulit, dikoak, ditampung getahnya sampai mengeras Buah dikupas kulitnya, biji dipecah atau tidak, daging biji Buah dikupas kulitnya, biji dipecah daging biji - Rotan asalan - Rotan bundar WS (Washed dan Sulphurized) Gubal gaharu dan Kamedangan Kopal Damar Biji kemiri kering, daging biji kering Biji tengkawang 10

NO KOMODITI PROSES JENISBARANG VI. PRODUK PERIKANAN DAN KELAUTAN 1. Udang, artemia - Diangkat, dikumpulkan dengan keranjang/karung - Pendinginan menggunakan es, potong kepala Segar, dingin dengan atau tanpa kepala 2 Ikan (termasuk ikan hias) - Dipasarkan hidup atau mati yang penanganan awalnya melalui cara: Didinginkan Dibekukan - pengumpulan dan pengangkutan ikan utuh di perairan umum atau di laut dalam satu kesatuan usaha maupun tidak - Penanganan ikan hidup dengan pemberian, oksigen dan/atau dipingsankan (dibius, diturunkan suhunya) - Penanganan ikan mati dengan pencucian, penyiangan, pengesan/ pendinginan dan pengeringan - Penanganan ikan mati dengan pembekuan dalam keadaan utuh, dikuliti, dikupas, dan/atau tanpa kepala, dan isi perut - Ikan umpan hidup dan/atau ikan mati yang telah dilakukan penanganan awal - Ikan hidup - Ikan segar utuh - Ikan kering - Ikan beku - Ship ikan, kulit ikan, tulang ikan, hati ikan. 3 Rumput laut - Dipotong/diangkat, dikumpulkan - Perendaman ataupun penjemuran/pengeringan Rumput laut basah, kering 4 Kerang, tiram, remis - Diangkat, dilepas, dikumpulkan - Pencucian/depurasi, pengupasan, pemberian es Hidup, segar, dingin, kupas 11

5 Kepiting, Rajungan - Diseser/dijaring - Dicuci, diikat, direbus, dikupas, di-es Hidup, daging rebus, dingin 6 Teripang - Diseser/dikumpulkan - Penambahan oksigen dan penambahan es Segar, kering, asap 7 Lobster - Diangkat, dilcumpulkan dengan keranjang/karung - Penambahan es Lobster hidup, segar, dingin dan beku 8 Cumi/ Sotong, Gurita, Siput - Penanganan ikan mad dengan pencucian, penyiangan, pengesan/ pendinginan, penggaraman, perebusan, pengasapan, dan pengeringan - Penanganan ikan mati dengan pembekuan dalam keadaan utuh, dikuliti, dikupas, dan/atau tanpa kepala, dan isi perut Cumi/Sotong, Gurita, Siput: dingin dan beku PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd YUDHOYONO Salinan sesuai dengan aslinya DR. H. SUSILO BAMBANG SEKRETARIAT NEGARA RI Kep raturan Perundangundangan onomian dan Industri 12