LAMPIRAN IV Peraturan Daerah Kabupaten Nomor... Tahun 2010 KAWASAN CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN PURWOREJO No Nama Lokasi Klasifikasi Konservasi** 1 Situs Prasasti Kayu Desa Borowetan, Kec. Utama Golongan A Arahiwang Banyuurip 2 Pendopo Bupati Utama Golongan A 3 Masjid Agung Darul Mutaqin Utama Golongan A 4 Masjid Santren Bagelen Utama Golongan A 5 Gereja GPIB Utama Golongan A 6 Klentheng Thong Kwie Utama Golongan A Kiong 7 Petilasan WR Desa Somongari, Kec. Madya Golongan B Supratman Kaligesing 8 SD N Madya Golongan B 9 Kompleks SMA N 7 Madya Golongan B 10 Gereja Santa Perawan Madya Golongan B Maria 11 Masjid Al Iman Loano Madya Golongan B 12 Masjid Al Izhar Madya Golongan B 13 Masjid Kawedanan Madya Golongan B _Cangkrep 14 Masjid Sunan Geseng Bagelen Madya Golongan B 15 Masjid Janatunaim Butuh Madya Golongan B 16 Gereja Kristen Kyai Butuh Madya Golongan B Sadrach 17 Masjid Tiban Purwodadi Madya Golongan B Jenarkidul 18 Masjid An Nuur Purwodadi Madya Golongan B 19 Kantor Sekretaris Madya Golongan B Daerah Kabupaten 20 Pendopo Wakil Bupati Madya Golongan B 21 Kantor Badan Madya Golongan B Kepegawaian Daerah (BKD) Kab. 22 Kantor Dinas Madya Golongan B Pengairan 23 Kantor Binamarga Provinsi Jawa Tengah Madya Golongan B 24 Kantor Camat Madya Golongan B 25 Kantor BRIMOB Madya Golongan B 26 Kompleks KODIM Madya Golongan B 0708 27 Rumah Dinas Dandim Madya Golongan B 1
0708 No Nama Lokasi Klasifikasi Konservasi** 28 Rumah Dinas Kasdim Madya Golongan B 0708 29 DKT Madya Golongan B 30 Kompleks Asrama Madya Golongan B Militer 412 31 Kompleks Rumah Madya Golongan B Dinas Militer 412 32 Balai Prajurit Madya Golongan B 33 Andungan Air Minum Madya Golongan B Mudal 34 Kantor Mesin Pompa Madya Golongan B PDAM Tuk Songo 35 Gardu Listrik & Madya Golongan B 36 Museum Tosan Aji Madya Golongan B 37 Alun-alun Kota Madya Golongan B 38 Stasiun Kereta Api Madya Golongan B 39 Stasiun Kereta Api Madya Golongan B 40 Makam Sawunggaling Madya Golongan B 41 Kompleks Makam Cokronagoro I, III & IV Bulus_ Madya Golongan B 42 Makam Cokronegoro II Kayulawang_ Madya Golongan B 43 Makam Gagak Loano Madya Golongan B Handoko 44 Makam Gagak Madya Golongan B Pranolo II 45 Petilasan Nyai Bagelen Madya Golongan B Bagelen 46 Rumah Jend. A. Yani Rendeng_Gebang Madya Golongan B 47 SMP N 4 Madya Golongan C 48 SMP N 2 Madya Golongan C 49 SMP N 1 Madya Golongan C 50 Gereja Kristen Jawa Purwodadi Madya Golongan C 51 Beteng Kalimaro Bagelen Madya Golongan C 52 Bendung Kedung Bener Madya Golongan C Pucang 53 Pintu Air Baledono Madya Golongan C Selis 54 Selis Kali Jali Madya Golongan C 55 Jembatan Kali Jali Bandung, Madya Golongan C 56 Jembatan Ngandul Bagelen Madya Golongan C Kali Bogowonto 57 Tugu Peringatan Bener Madya Golongan C Pembuatan Jalan Magelang- 58 Pemotongan Hewan Baledono Madya Golongan C 2
No Nama Lokasi Klasifikasi Konservasi** 59 Kompleks Pertokoan Madya Golongan C Jl. A. Yani 60 Eks Hotel Indra Madya Golongan C 61 RSPD Kabupaten Madya Golongan C 62 Hotel Puri Mandiri Madya Golongan C 63 Alun-alun Kota Madya Golongan C 64 Makam Eyang Giri Butuh Madya Golongan C Cementhoko 65 Makam Imam Puro Baledono, Madya Golongan C 66 Petilasan Sunan Bagelen Madya Golongan C Geseng 67 Rumah Ibu Sisworo Sindurjan, Madya Golongan C 68 Rumah Bapak Pujiono Ngupasan, Madya Golongan C 69 Rumah Dinas DPR Ngupasan, Madya Golongan C 70 Rumah Ibu Suhardini Dlangu, Butuh Madya Golongan C 71 Rumah Jenderal Sindurjan, Madya Golongan C Panuju 72 Sumur Pinatah Banyuurip 73 Prigi Banyuurip 74 Masjid Banyuurip Banyuurip 75 Andungan Air Minum Keseneng, Pratama Golongan D 76 Jembatan Buh Baledono, Pratama Golongan D Lewung Kali Bogowonto 77 Gedung Bioskop Pratama Golongan D Bagelen 78 Eks Kantor Pratama Golongan D Transmigrasi 79 Kawasan dan/atau bangunan cagar budaya lainnya* *Kawasan dan/atau bangunan cagar budaya lainnya adalah kawasan dan/atau bangunan cagar budaya selain yang sudah tersebut di atas, yang memenuhi kriteria cagar budaya, yaitu: a. Bangunan Cagar Budaya 1. Umur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun; 2. Estetika, berkenaan dengan aspek rancangan arsitektur yang menggambarkan suatu zaman dan gaya/langgam tertentu; 3. Kejamakan, berkenaan dengan bangunan-bangunan, atau bagian dari kota yang dilestarikan karena mewakili kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan; 4. Kelangkaan, berkenaan dengan jumlah yang terbatas dari jenis atau fungsinya, atau hanya satu-satunya di lingkungan atau wilayah tertentu; 5. Nilai Sejarah, berkenaan dengan peristiwa perubahan dan/atau perkembangan Kabupaten, nilai-nilai kepahlawanan, 3
peristiwa kejuangan bangsa Indonesia, ketokohan, politik, sosial, budaya serta nilai arsitektural yang menjadi simbol nilai kesejarahan pada tingkat nasional dan/atau Daerah; 6. Memperkuat Kawasan, berkenaan dengan bangunan-bangunan dan/atau bagian kota yang karena potensi dan/atau keberadaannya dapat mempengaruhi serta sangat bermakna untuk meningkatkan kualitas dan citra lingkungan di sekitarnya; 7. Keaslian, berkenaan dengan tingkat perubahan dari bangunan cagar budaya baik dari aspek struktur, material, tampang bangunan maupun sarana dan prasarana lingkungannya; 8. Keistimewaan, berkenaan dengan sifat istimewa dari bangunan dimaksud; 9. Tengeran atau landmark berkenaan dengan keberadaan sebuah bangunan, baik tunggal maupun jamak dari bangunan atau lansekap yang menjadi simbol/karakter suatu tempat atau lingkungan tersebut. b. Lingkungan Cagar Budaya 1. Umur, berkenaan dengan usia lingkungan terbangun, paling sedikit seusia bangunan yang telah ditetapkan atau diduga sebagai bangunan cagar budaya; 2. Keaslian, yaitu keberadaan lingkungan cagar budaya yang masih asli, baik lengkap maupun tidak lengkap; 3. Nilai Sejarah, berkenaan dengan peristiwa perubahan dan/atau perkembangan Kabupaten, nilai-nilai kepahlawanan, peristiwa kejuangan bangsa Indonesia, ketokohan, politik, sosial, budaya yang menjadi simbol nilai kesejarahan pada tingkat nasional dan/atau daerah untuk memperkuat jati diri bangsa; 4. Kelangkaan, berkenaan dengan tatanan tapak atau tatanan lingkungan yang jarang ditemukan; 5. Ilmu Pengetahuan, berkenaan dengan ilmu dan pengetahuan yang berkaitan dengan lingkungan cagar budaya. **Jenis Konservasi: 1. Konservasi Bangunan Bersejarah Golongan A Konservasi bangunan cagar budaya Golongan A (Preservasi) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. bangunan dilarang dibongkar dan/atau diubah; b. apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak berdiri, dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali seperti semula sesuai dengan aslinya; c. pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama/sejenis atau memiliki karakter yang sama dengan mempertahankan detail ornamen aslinya; d. dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian perubahan fungsi sesuai rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk aslinya; dan e. di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama. 4
2. Konservasi Bangunan Bersejarah Golongan B Konservasi bangunan cagar budaya Golongan B (restorasi/rehabilitasi atau rekonstruksi) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. bangunan dilarang dibongkar kecuali apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak, sehingga dapat dilakukan pembongkaran; b. dalam hal bangunan cagar budaya sudah tidak utuh lagi maka apabila dilakukan pembangunan harus sesuai dengan bentuk aslinya dan tidak boleh membongkar bagian bangunan yang masih ada; c. pemeliharaan dan perawatan bangunan cagar budaya harus dilakukan tanpa mengubah tampang bangunan, warna dan detail serta ornamen bangunan; d. dalam upaya restorasi/rehabilitasi atau rekonstruksi dimungkinkan adanya perubahan tata ruang bagian dalam, sepanjang tidak mengubah struktur utama bangunan; dan e. di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama. 3. Konservasi Bangunan Bersejarah Golongan C Konservasi bangunan cagar budaya Golongan C (revitalisasi/adaptasi) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. perubahan bangunan dapat dilakukan dengan syarat tetap mempertahankan tampang bangunan utama termasuk warna, detail dan ornamennya; b. warna, detail dan ornamen dari bagian bangunan yang diubah disesuaikan dengan arsitektur bangunan aslinya; c. penambahan bangunan di dalam tapak atau persil hanya dapat dilakukan di belakang bangunan cagar budaya dan harus disesuaikan dengan arsitektur bangunan cagar budaya dalam keserasian tatanan tapak; dan d. fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana kota. 4. Konservasi Bangunan Bersejarah Golongan D a. Bangunan cagar budaya yang keberadaannya dapat membahayakan keselamatan lingkungan sekitarnya dapat dibongkar dan dapat dibangun kembali sesuai dengan aslinya dengan cara demolisi; b. Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan tata cara pelaksanaan demolisi sebagaimana dimaksud pada huruf a diatur dengan Peraturan Bupati. 5