FUNGSI CAMAT DALAM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA MUARA BENGKAL KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN SAWAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volume 2 No. 2 Tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INTISARI PP NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN OLEH : SADU WASISTIONO

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2006 TENTANG K E L U R A H A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

TUGAS CAMAT DALAM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA PANTAI HARAPAN KECAMATAN BIDUK-BIDUK KABUPATEN BERAU

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2012 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGELOLAAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 26 TAHUN 2006 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 01 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 59 Tahun : 2014

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS

Transkripsi:

ejournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (3): 1085-1094 ISSN 2338-3615, ejournal.ip.ac.id Copyright 2013 FUNGSI CAMAT DALAM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA MUARA BENGKAL KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR Nuji 1 Abstrak Fungsi Camat Dalam Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Di Desa Muara Bengkal Kecamatan Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur. Dengan Indikator: Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa, Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat desa, Melakukan pembinaan, pengawasan tertib administrasi pemerintah desa, dan Faktor penghambat dalam pembinaan penyelenggaraan Pemerintah Desa. Kata Kunci: Fungsi Camat,Pembinaan, Pemerintahan Desa, Kutai Timur Pendahuluan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahannya menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Prinsip penyelenggaraan desentralisasi adalah otonomi seluasluasnya dalam arti daerah diberikan Kewenangan mengatur dan mengurus semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pementah. Daerah memiliki Kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Kebijakan otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, secara eksplisit memberikan otonomi yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah. Pemerintah Daerah harus mengoptimalkan pembangunan daerah yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah daerah dan masyarakat di daerah Lebih di berdayakan sekaligus diberi tanggung jawab yang Lebih besar untuk mempercepat laju pembangunan daerah. Pengaturan penyelenggaraan kecamatan baik dari sisi pembentukan, kedudukan, tugas dan fungsinya secara legalistik diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sebagai perangkat daerah, Camat mendapatkan pelimpahan 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: jack.doank33@yahoo.com

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 3, 2013: 1085-1094 Kewenangan yang bermakna urusan pelayanan masyarakat. Selain itu kecamatan juga akan mengemban penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan. Dalam pasal 21 peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 Tentang Kecamatan tugas Camat dalam membina penyelenggaraan pemerintahan Desa atau Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf f, meliputi: 1. Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan Desa atau Kelurahan; 2. Memberikan bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi pelaksanaan administrasi Desa atau Kelurahan; 3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala Desa atau Lurah; 4. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat Desa atau Kelurahan; 5. Melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan Desa atau Kelurahan di tingkat kecamatan; dan 6. Melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah Desa atau Kelurahan di tingkat kecamatan kepada Bupati/Walikota Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Bab VI pasal 63 tentang Perencanaan Pembangunan Desa pada ayat 1 menyatakan bahwa Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah desa disusun perencanaan pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten/kota. Dengan demikian, Fungsi Camat dalam penyelenggaraan pementahan lebih sebagai pemberi makna Pemerintahan di wilayah kecamatan Muara Bengkal, Atas dasar pertimbangan demikian, maka Camat secara filosofis Pemerintahan dipandang masih relevan untuk menggunakan tanda jabatan khusus sebagai perpanjangan tangan dari bupati/walikota di wilayah kerjanya. Camat sebagai pemimpin organisasi pemerintah kecamatan memegang tanggung jawab yang cukup besar terhadap maju mundurnya suatu kecamatan. Dalam hal ini camat harus benar-benar dapat menggerakkan dan mengarahkan pegawainya, sehingga nantinya tidak menimbulkan hambatan dalam proses dan dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa di Desa Muara Bengkal Kecamatan Muara Bengkal. Sebagai pimpinan yang tertinggi di kecamatan, camat mempunyai kewajiban dan wewenang untuk menggerakkan dan memberikan arahan kepada bawahannya agar dapat memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat Desa Muara Bengkal. Dari uraian di atas camat memiliki wewenang untuk melakukan pembinaan terhadap aparatur pemerintahan desa dalam menyelenggarakan pemerintahan Desa Muara Bengkal dalam Meningkatkan kesejahteraan daerah dan masyarakat Desa Muara Bengkal. 1086

Fungsi Camat Dalam Pembinaan Pemerintahan Desa (Nuji) Kerangka Dasar Teori Camat Camat adalah pemimpin yang di tunjuk langsung oleh Bupati/Walikota untuk membantu pemerintah Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah dan otonomi daerah sebagai pemimpin Camat mempunyai peran yang sangat penting dalam pemerintahan kecamatan. Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Bab IV Pasal 126 ayat (4) : Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul sekretaris daerah Kabupaten/Kota dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ayat (5) : Camat d alam menjalankan tugastugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris Daerah kabupaten/kota Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Bab IV Pasal 14 pada ayat 1 Kecamatan merupakan perangkat Daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat Pada ayat 2 Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008, tentang kecamatan. Camat atau sebutan lain adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan Kewenangan pemerintahan dari Bupati atau Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, pada Pasal 15 Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi: a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat. b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum. c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan. f. Membina penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan dan g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum di laksanakan pemerintahan desa atau kelurahan. Dan dilanjutkan pada pasal 21 peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 Tentang Kecamatan tugas Camat dalam membina penyelenggaraan pemerintahan Desa atau Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf f, meliputi : 1087

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 3, 2013: 1085-1094 a. Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan Desa atau Kelurahan; b. Memberikan bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi pelaksanaan administrasi Desa atau Kelurahan; c. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala Desa atau Lurah; d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat Desa atau Kelurahan; e. Melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan Desa atau Kelurahan di tingkat kecamatan; dan f. Melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah Desa atau Kelurahan di tingkat kecamatan kepada Bupati/Walikota Kemudian di lanjutkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten Kutai Timur Nomor 47 Tahun 2010 tentang tugas Pokok dan Fungsi Camat di lingkungan Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Kutai Timur sebagai berikut: a. Tugas Pokok Menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan sebagian otonomi daerah yang di limpahkan oleh Bupati dalam wilayah Kecamatan. b. Fungsi 1. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat, upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum; 2. Penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan; 3. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; 4. Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan; 5. Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Desa dan atau Kelurahan; 6. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau Kelurahan; dan 7. Pelaksanaan Kewenangan pemerintahan yang di limpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek Perizinan, Penetapan, penyelenggaraan, dan Kewenangan lain yang di limpahkan. Pembinaan Pereturan pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 pasal 99 menjelaskan bahwa pembinaan pemerintahan sebagai mana di maksud dalam pasal 98 ayat (1) meliputi: a. Memberikan pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan; b. Memberikan pedoman tentang bantuan pembiayaan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota kepada desa; c. Memberikan pedoman dan pelatihan; 1088

Fungsi Camat,Pembinaan Fungsi Penyelenggaraan Camat Dalam Pembinaan Pemerintah Desa Pemerintahan di Desa Muara Desa Bengkal (Nuji) d. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; e. Memberikan pedoman dan standar tanda jabatan, pakaian dinas dan atribut bagi Kepala Desa serta perangkat desa; f. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan; g. Memberikan pengarahan atas prestasi yang di laksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan; h. Menetapkan bantuan keuangan langsung kepada Desa; i. Melakukan pendidikan dan pelatihan tertentu kepada aparatur pemerintah daerah yang bertugas membina pemerintahan desa; j. Melakukan penelitian tentang penyelenggaraan pemerintahan desa pada desa-desa tertentu; k. Melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi pembangunan perdesaan; dan l. Pembinaan lainnya yang di perlukan. Menurut Miftah Thoha (2003:7-9) Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, perubahan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Pembinaan selain menekankan aspek rasionalitas dan teknikal, juga sangat memberikan perhatian pada hubungan kemanusiaan dan kebutuhan sosialnya. Menurut Widjaj (2001:139) mengatakan bahwa pembinaan adalah suatu proses pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian di awali dengan mendirikan, menumbuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang di sertai usaha perbaikan, dan akhirnya mengembangkan, dengan demikian pembinaan adalah sejauh mana usaha dari kegiatan mengenai perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, penyusunan program, koordinasi pelaksanaan dan pengawasan suatu pekerjaan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan dengan semaksimal mungkin. Pembinaan menurut Winkel (2002:29) di sebutkan bahwa pembinaan adalah bantuan yang di berikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa agar dia mencapai kedewasaan. Secara sederhana pembinaan merupakan suatu aktivitas sadar dari orang dewasa guna membantu dan membimbing orang yang belum dewasa agar menjadi dewasa, baik jasmani maupun rohani. Selain itu menurut efendi (2003:24) di sebutkan bahwa pembinaan adalah pendidikan dalam rangka perbaikan dan perbaharuan suatu kondisi pada orang perorangan, kelompok maupun dalam aspek bidang kehidupan tertentu secara langsung termasuk di dalamnya bidang ekonomi, bidang sosial budaya dan bidang politik, sehingga dengan mulai pendidikan itu dapat mencapai titik maksimal. 1089

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 3, 2013: 1085-1094 Mangunhardjana (2004:17) mengatakan bahwa unsur -unsur dalam pembinaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Isi sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan para peserta pembinaan maupun berhubungan dengan pengalaman mereka. 2. Isi tidak selalu teoritis, tetapi praktis dalam arti dapat dibahas dan di kembangkan dari berbagai pandangan dan pengalam para peserta, dapat di praktekkan dalam kehidupan nyata. 3. Isi tidak terlalu banyak, tetapi disesuaikan dengan daya tangkap peserta dengan waktu yang tersedia. Pemerintahan Desa Berkaitan dengan pemerintahan yang terkandung dalam pemerintahan desa sebagai kegiatan yang berkenaan dengan fungsi negara, maka perlu di kemukakan pengertian dari pemerintahan. Menurut Deddy Supriady Beratakusumah, (2004 : 24) Pemerintahan Desa terdiri atas Kepala Desa atau yang di sebut dengan nama lain dan perangkat Desa. Istilah Kepala Desa dapat di sesuaikan dengan kondisi sosial budaya Desa setempat. Ia di pilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat. Menurut Widjaja, (2003 : 3) Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa. Menurut Yuliati, (2003 : 24) Desa adalah tempat asal, tempat tinggal negara asal, atau tanah leluhur yang merajuk pada kesatuan hidup, dengan kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas. Sedangkan menurut Tjenreng (2002:1) pemerintahan merupakan kumpulan daripada kegiatan yang di selenggarakan oleh organisasi, Badan, lembaga atau pejabat negara yang telah di tetapkan dan di lakukan untuk kepentingan umum. Peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Bab I Pasal (1) ayat (6) tentang pemerintahan desa menjelaskan bahwa pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan badan permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang di akui dan di hormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia, Dalam ayat (7) Pasal (1) dalam Peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 juga menyebutkan bahwa pemerintah desa atau yang di sebut dengan nama lain adalah kepala Desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Kemudian ayat (5) Pasal (1) da lam Peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 juga menyebutkan Desa atau yang di sebut dengan nama lain, selanjutnya di sebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan 1090

Fungsi Camat Dalam Pembinaan Pemerintahan Desa (Nuji) masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang di akui dan di hormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Metode Penelitian Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif sebagai mana yang di kemukakan oleh Arikunto (2005 : 234) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang di maksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu menurut gejala apa adanya pada saat penelitian di lakukan. Dengan begitu peneliti akan berusaha menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan yang pada saat penelitian di lakukan. Hasil Penelitian dan pembahasan Melakukan Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Kepala Desa pembinaan terhadap Kepala Desa lebih diarahkan tentang pengelolaan ADD seperti misalnya tentang Rancangan Kerja Anggaran dan Laporan Keuangan (SPJ) yang akan disampaikan ke Badan Pemberdayaan Masyarakat (BAPEMAS) Kabupaten Kutai Timur. Sedangkan dalam pengawasan camat menciptakan suatu sistem koordinasi yang terpadu sehingga tidak terjadi putus komunikasi antara kecamatan, desa dan kelompok masyarakat yang ada di wilayah desa tersebut. Pembinaan terhadap Kepala Desa sangat dibutuhkan di mana Kepala Desa juga membutuhkan pemahaman, arahan, dan bimbingan misalnya merancang kerja dan dana anggaran contohnya pembangunan jembatan, perbaikan jalan, rehabiltas bangunan, atau pembangunan sarana prasarana di desa, itu telah diatur anggarannya sesuai yang telah direncanakan sebelumnya yang anggarannya telah disepakati bersama melalui forum musyawarah desa yang telah dituangkan dalam Rancangan Kerja Anggaran (RKA), sehingga penyaluran dana tepat pada sasaran yang membutuh dan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan (Wawancara 30 Maret 2012). Melakukan Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Perangkat Desa pembinaan dan pengawasan lebih ditekankan pada memfasilitasi dalam upaya pemberdayaan Desa dan Daerah. Pengertian memfasilitasi dimaksud adalah melalui pemberian pedoman, bimbingan, dan pelatihan. untuk lebih memberikan peran kepada Badan Perwakilan Desa dan Daerah dalam mewujudkan fungsinya sebagai badan pengawasan terhadap pelaksanaan hak untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat Desa, Camat memberikan pengarahan-pengarahan yang konferhensip kepada pemerintah Desa agar proses penyelenggaraan pemerintahan Desa benar-benar 1091

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 3, 2013: 1085-1094 terlaksana dengan baik sesuai dengan peraturan dan perudang-undangan yang berlaku. Selain itu juga Camat melakukan pembinaan terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur pemerintahan Desa Misalnya memberikan pelatihan tentang tata cara pengoperasian perangkat komputer, dan melakukan pengawasan tentang kedisiplinan kerja aparatur pemerintah Desa agar para aparatur pemerintahan memiliki sekil yang tinggi dan disiplin kerja yang tinggi dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan Desa Melakukan Pembinaan Dan Pengawasan Tertib Administrasi Pemerintahan Desa. Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi Pemerintahan Desa merupakan tanggung jawab seorang pemimpin dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin yang harus dilakukan seorang Camat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi Camat mengadakan pengawasan terhadap bidang pengadministrasian pembangunan dan bidang keuangan. Sedangkan dalam pengawasan Camat melakukan sosialisasi tentang pelaksanaan penyelenggaraan sistem atau prosedur administrasi pemerintahan tentang cara pembuatan surat dinas dan format surat resmi kepemerintahan. Faktor Penghambat Fungsi Camat Dalam Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Di Desa Muara Bengkal Kecamatan Muara Bengkal. Faktor-faktor penghambat peran Camat dalam pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa adalah hal-hal dalam pelaksanaan kegiatan yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Camat dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Akses Jalan Yang Kurang Memadai Yang menjadi faktor penghambat yaitu akses jalan yang kurang memadai dengan jalan yang rusak dan jarak ibu kota dengan desa-desa yang ada cukup jauh, salah satunya yaitu desa yang cukup jauh yaitu Desa Mulupan perjalanan yang ditempuh sekitar 2 jam perjalanan, yang kedua Desa Senambah dengan 1 jam perjalanan, itu perjalanan yang ditempuh waktu normal bila tidak terjadi hujan, kalau hujan bisa jadi perjalanan memakan waktu yang cukup lama, dikarenakan jalan yang rusak dan berlumpur. faktor ini yang menghambat terlaksananya pembinaan yang diberikan kepada desa-desa yang ada di Kecamatan Muara Bengkal. Dan aparatur desanya juga jarang mengikuti pelatihan di kecamatan Muara Bengkal dikarenakan faktor jalan yang kurang memadai untuk menuju ke ibu kota Kecamatan Muara Bengkal. 1092

Fungsi Camat Dalam Pembinaan Pemerintahan Desa (Nuji) Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kualitas Sumber daya manusia merupakan salah satu yang juga menjadi faktor penghambat fungsi Camat dalam pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu sebagian dari aparatur pemerintahan desa masih ada yang belum bisa mengoperasikan perangkat komputer karena kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masih Kurang dan di latar belakangi oleh faktor pendidikan yang rendah. Komputer adalah alat satu penunjang kinerja aparatur pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki masih sangat kurang ini sebagai faktor internal yang dihadapi oleh Camat dalam membina pemerintahan desa penyebabnya di latar belakangi oleh pendidikan yang rendah. kurangnya wawasan dan pengalaman yang dimiliki aparatur pemerintah desa merupakan salah satu indikator yang menghambat fungsi camat dalam pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa. Salah satunya dalam mengoperasikan perangkat komputer banyak dari sebagian aparatur pemerintah desa yang belum bisa menggunakan komputer, aparatur pemerintah desa dituntut harus bias mengoperasikan perangkat komputer, karena komputer sangat menunjang kinerja dari aparatur pemerintah desa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Penutup Berdasarkan data-data yang dikumpulkan penulis tentang Fungsi Camat Dalam Membina Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Muara Bengkal Kecamatan Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur dan dihubungkan dengan tujuan penelitian maka penulis mengambil kesimpulan: 1. Fungsi camat dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa di mana camat memberikan pembinaan tentang pengelolaan Anggaran Dana Desa (ADD), misalnya verifikasi tentang Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan pengawasan terhadap laporan keuangan/surat penanggung jawab kegiatan yang di lakukan oleh Desa (SPJ). 2. Fungsi camat dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat desa, camat memberikan pengarahan tentang proses penyelenggaraan pemerintah Desa, memberikan pembinaan terhadap peningkatan Kualitas aparatur pemerintah Desa dan pengawasan tentang kedisiplinan kerja pemerintah desa dalam rangka pembinaan dan pengawan perangkat desa. 3. Fungsi camat dalam melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi desa camat memberikan bimbingan tentang administrasi, pembangunan dan keuangan dan mengadakan sosialisasi tentang bagaimana pelaksanaan penyelenggaraan sistem administrasi pemerintahan yang baik dan penyampaian teknis proses penerbitan surat tanah (segel) di desa selain itu juga camat mengadakan studi banding dan mengadakan pelatihan tentang administrasi desa dalam rangka melaksanakan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi. 1093

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 3, 2013: 1085-1094 4. Faktor penghambat peran Camat dalam pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu : a. Akses jalan yang kurang memadai dan jarak ibu kota Kecamatan dengan desa yang cukup jauh contoh desa yang paling jauh dari ibu kota Kecamatan Muara Bengkal adalah Desa Mulupan dengan 2 jam perjalanan, perjalanan yang ditempuh di waktu normal bila tidak terjadi hujan, dan kalau hujan bisa jadi perjalanan memakan waktu yang cukup lama. b. Kualitas aparatur pemerintah masih kurang karena dilatarbelakangi faktor pendidikan yang rendah contohnya dalam mengoperasikan perangkat komputer, sebagian dari aparatur pemerintah desa belum bisa menggunakannya. Camat Muara Bengkal harus memperhatikan masalah akses jalan yang ada di Kecamatan Muara Bengkal dengan mengajukan permohonan bantuan perbaikan fasilitas jalan kepada Bupati Kutai Timur, agar proses pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak Kecamatan kepada Desa yang ada di pedalaman bisa berjalan dengan baik. Pihak Kecamatan harus lebih memperhatikan aparatur pemerintah desa yang belum bisa mengoperasikan komputer yaitu dengan cara memberikan pelatihan atau Diklat kursus tentang pengoperasian alat administrasi seperti komputer, misalnya menempatkan satu-persatu tempat kursus di setiap desa-desa yang ada di Kecamatan Muara Bengkal. Daftar Pustaka Beratakusumah, Deddy Supriadi, 2004. Otonomi Penyelenggaraan pemerintahan Daerah, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Efendi, Mahrizal, 2003. Pembinaan Ekonomi dan budaya Indonesia, Penerbit PN Balai Pustaka, Jakarta. Mangunhardjana, 2004. Pembinaan arti dan Metodenya. Kanisius, Jokjakarta. Nuji, 2012, Fungsi Camat Dalam Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan desa di Desa Muara Bengkal Kecamatan Muara Bengkal Kabaupaten Kutai Timur, Universitas Mulawarman. Thoha, Miftah, 2003. Pembinaan Organisasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tjenreng, Bahadrudin. 2002. Pengantar Ilmu pemerintahan. Jakarta, CV Armco. Widjaja, A.W, 2001. Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Winkel, 2002. Dampak Pembangunan Dan pendidikan Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Daerah, DEPDIKBUD, Yogyakarta. Yuliati, 2003. Pemerintahan Desa. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1094