BAB II KONSEP PEMBIAYAAN MURABAHAH MENURUT FIQIH ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MURABAHAH. kata ribh yang artinya keuntungan. Sedangkan secara istilah, pengertian

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BANK SYARIAH. Dosen Pengampu : Dra. SITI MUHAYATI, M.A. Disusun Oleh : FAJAR SUMANTO

1. Analisis Hukum Islam Terhadap Bentuk Dan Tata Cara Akad Ija>rah Sale. menghadapi resiko-resiko yang disebabkan karena suatu musibah yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, di mana

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS BAGI HASIL PADA AKAD APLIKASI MULTI SUKUK DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SALE AND LEASE BACK (BA I DAN IJA>RAH) DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA) DI SURABAYA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

MEKANISME PEMBIAYAAN MURABAHAH Oleh : Naili Rahmawati, M.Ag.* 1

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

AL MURABAHAH DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI ( ) DHYKA RACHMAENI ( )

IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA MANGKANG KOTA SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PRULINK. SYARIAH RUPIAH FIXED INCOME FUND di PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE SYARIAH SURABAYA

BAB IV. A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Barang Promo di Sophie Martin Bc Kho Pwee Bing Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA NASABAH YANG MELUNASI HUTANG SEBELUM MASA JATUH TEMPO DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

TADZKIROH DEWAN SYARI AH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA NOMOR: 10/TK/DSP-PKS/1430H TENTANG FASILITAS KREDIT BANK KONVENSIONAL

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

Konversi Akad Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. E-Commerce bukan sesuatu hal yang asing bagi kalangan dunia bisnis

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB II JUAL BELI DAN AKAD DALAM ISLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dalam kegiatannya mengeluarkan produk-produk syari ah dan

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

AKAD JUAL-BELI MURABAHAH

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB II UJRAH DAN H{IWA>LAH DALAM HUKUM ISLAM

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GARANSI DALAM JUAL BELI HARDWARE KOMPUTER

II. TINJAUAN PUSTAKA

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen risiko menurutbank Indonesia adalah. serangkaianprosedur dan metode yang digunakanuntuk mengidentifikasi,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan watak yang berbeda-beda. Namun, kesemuanya itu telah diciptakan dengan

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM. Secara etimologi, jual beli (البيع) adalah proses tukar menukar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank dapat menghimpun dana dari masyarakat secara langsung dari

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dikarenakan dari hasil penyaluran pembiayaan bank dapat

ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO

BAB II LANDASAN TEORI

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

Transkripsi:

BAB II KONSEP PEMBIAYAAN MURABAHAH MENURUT FIQIH ISLAM A. Tinjauan Umum Pembiayaan Murabahah 1. Pengertian pembiayaan Murabahah Salah satu skim pembiayaan dalam konteks figih yang paling banyak digunakan oleh perbankan Islam adalah pembiayaan jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini dalam sejarah Islam lazim terjadi dilakukan pada masa Rasulullah dan para sahabatnya. Sejak awal munculnya dalam kajian fiqih, kontrak ini tampaknya telah digunakan murni untuk tujuan dagang. Secara sederhana konsep murabahah adalah diartikan sebagai suatu bentuk jual beli dengan adanya komisi atau suatu bentuk penjualan barang dengan harga awal ditambah keuntungan yang disepakati. Di dalam Al- Qur an pembahasan secara langsung mengenai pembiayaan murabahah tidaklah ada, walaupun terdapat beberapa ayat yang menunjukkan kajian yang terkait dengannya seperti pembahasan mengenai jual beli ataupun permasalahan keuntungan dan kerugian dalam suatu perdagangan. Demikian pula halnya dengan hadist-hadist Rasulullah SAW. Murabahah menurut Adiwarman Karim (2003: 103) adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 17

4 4 18 Sedangkan dalam literatur murabahah di definisikan sebagai jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah. Bentuk jual beli ini berlandaskan pada sabda Rasulullah SAW dari Syuaib ar Rumy r.a: Artinya : Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan : pertama, menjual dengan pembayaran tangguh (murabahah), kedua, muqarradhah (nama lain dari mudharabah) dan ketiga mencampuri tepung dengan gandum untuk kepentingan rumah, bukan untuk diperjualbelikan (dalam Zainul arifin, 2002: 25). Murabahah adalah kontrak jual beli atas barang tertentu dalam transaksi jual beli tersebut penjual harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan dan tidak termasuk barang haram. Demikian juga harga pembelian dan keuntungan yang diambil dan cara pembayarannya harus disebutkan dengan jelas. Adapun yang menjadi landasan dari pembiayaan murabahah adalah Al-Qur an ayat 29 dari surat an-nisa yang : tã οt pgïb šχθä3s? βr& HωÎ) È ÏÜ t6ø9$î/ Μà6oΨ t/ Νä3s9 uθøβr& (#þθè=à2ù's? Ÿω (#θãψtβ#u š Ï%!$# $yγ ƒr' tƒ $VϑŠÏmu öνä3î/ tβ%x.!$# βî) öνä3 à Ρr& (#þθè=çfø)s? Ÿωuρ öνä3ζïiβ<ú#ts? Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

19 Para ulama generasi awal seperti Imam Malik dan Syafi i yang secara khusus mengatakan bahwa jual beli Murabahah adalah boleh hukumnya, Bahkan Imam Syafi i dalam kitabnya al-umm mengatakan bahwa : Jika seseorang menunjukkan suatu barang kepada seseorang dan berkata belikanlah aku barang seperti ini dan aku akan memberikanmu keuntungan sekian, lalu orang tersebut membelikannya, maka jual beli ini adalah sah hukumnya. Dan seorang ulama pengikut mazhab Hanafi menganggap bahwa murabahah ini adalah sah hukumnya dengan pertimbangan terpenuhinya syarat-syarat yang mendukung adanya suatu akad jual beli dan juga karena adanya beberapa pihak yang membutuhkan keberadaan transaksi itu. Dalam teknis perbankan, murabahah adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barang (penjual) dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Bank memperoleh keuntungan jual beli yang disepakati bersama. Rukun dan syarat murabahah adalah sama dengan rukun dan syarat dalam, fiqih, sedangkan syarat-syarat lain seperti barang, harga dan cara pembayaran adalah sesuai dengan kebijakan bank yang bersangkutan. Harga jual bank adalah harga beli dari pemasok ditambah keuntungan yang disepakati bersama. Jadi nasabah mengetahui keuntungan yang diambil bank.

4 ( 3 4 20 2. Landasan syariah pembiayaan murabahah a. Al Qur an z ÏΒ ß süø ±9$# çµäü 6y tftƒ Ï%!$# ãπθà)tƒ $yϑx. āωî) tβθãβθà)tƒ Ÿω (#4θt/Ìh9$# tβθè=à2ù'tƒ š Ï%!$# (#4θt/Ìh9$# tπ ymuρ yìø t7ø9$# ª!$# ymr&uρ (#4θt/Ìh9$# ã WÏΒ ßìø t7ø9$# $yϑ ΡÎ) (#þθä9$s% öνßγ Ρr'Î/ y7ï9 sœ Äb yϑø9$# yš$tã ï tβuρ «!$# n<î) ÿ çνãøβr&uρ y#n=y $tβ ã&s#sù 4 yγtfρ$sù ϵÎn/ ÏiΒ πsàïãöθtβ çνu!%ỳ yϑsù šχρà$î# yz $pκïùöνèδ( Í $ Ζ9$# Ü= ysô¹r& y7í s9'ρé'sù Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. b. Al-Hadist Hadist yang dapat dijadikan rujukan dasar akad transaksi al- Murabahah, adalah hadist riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah :

21 Artinya : Allah SWT berfirman : Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh Al- Hakim, dari Abu Hurairah) 3. Syarat Pembiayaan murabahah Wahbah az-zuhaili mengatakan bahwa di dalam transaksi murabahah ini persyaratan yang harus dipenuhi antara lain adalah : a. Diketahuinya harga pokok Dalam jual bel murabahah ini, penjual diharuskan untuk memberitahukan secara jelas harga pokok atau harga awal dari suatu barang yang akan dijual kepada pembeli untuk menghindari terjadi transaksi yang tidak jelas (gharar) di antara kedua belah pihak. b. Diketahuinya keuntungan yang ditetapkan Pihak penjual ketika melakukan transaksi dengan pembeli diwajibkan untuk menjelaskan berapa dan bagaimana keuntungan (marjin keuntungan) yang akan ditetapkan dari barang yang dijual, dan hal itu merupakan unsur terpenting yang mendukung terjadinya transaksi yang saling rela ( an taradin) di antara kedua belah pihak. c. Harga pokok merupakan sesuatu yang dapat diukur, dihitung dan ditimbang dengan nilai, baik ketika terjadi transaksi jual beli yang pertama ataupun sesudahnya.

22 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan dalam kajian fiqih Islam transaksi murabahah ini adalah sah dan boleh hukumnya dengan alasan adanya kebutuhan masyarakat akan jenis transaksi ini. Sementara itu, secara umum para ulama berbeda pendapat tentang biaya yang dapat dibebankan pada harga jual beli barang terkait dengan pengertian keuntungan yang disepakati mark-up dalam transaksi murabahah. a. Mazhab Maliki membolehkan adanya biaya-biaya yang langsung dan tidak langsung yang terkait dengan transaksi jual beli dengan ketentuan dapat memberikan nilai tambah pada barang tersebut. b. Mazhab Syafi i membolehkan untuk membebankan biaya-biaya yang secara umum timbul dalam suatu transaksi jual beli, kecuali biaya tenaga kerjanya sendiri karena komponen ini sudah termasuk dalam keuntungannya. Begitu pula dengan biaya-biaya yang tidak menambah nilai barang tidak boleh dimasukkan sebagai komponen biaya. c. Mazhab Hambali mengatakan bahwa semua biaya yang langsung maupun tidak langsung dapat dibebankan pada harga jual selama biayabiaya itu harus dibayarkan kepada pihak ketiga dan dapat menambah nilai barang yang dijual tersebut. d. Mazhab Hanafi membolehkan untuk membebankan biaya-biaya yang secara umum dapat timbul dalam suatu transaksi jual beli, dan tidak boleh mengambil keuntungan berdasarkan biaya-biaya yang semestinya ditanggung oleh si penjual.

23 Keempat mazhab tersebut menyepakati untuk tidak membolehkan pembebanan biaya langsung yang berkaitan dengan pekerjaan yang semestinya dilakukan oleh penjual maupun biaya-biaya langsung yang berkaitan dengan hal-hal yang berguna. Disamping itu mereka juga membenarkan pembebanan biaya tidak langsung yang dibayarkan kepada pihak ketiga dan pekerjaan itu harus dikerjakan oleh pihak ketiga tersebut. 3. Skema Murabahah Secara umum, aplikasi perbankan dari pembiayaan murabahah dapat digambarkan dalam skema berikut ini : Negosiasi &persyaratan Akad jual beli Bank Bayar Nasabah Beli barang Suplier Penjual Kirim Terima barang Gambar 1 Skema Pembiayaan Murabahah

24 4. Resiko dan Manfaat pembiayaan murabahah Sesuai dengan sifat transaksi pembiayaan murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus diantisipasi. Murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syariah yaitu adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem pembiayaan murabahah juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah. Di antara kemungkinan resiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai berikut : a. Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar angsuran. b. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut. c. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan, barang tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian, bank mempunyai risiko untuk menjualnya kepada pihak lain. d. Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah

25 bebas melakukan apapun terhadap asset miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. B. Pengelolaan pembiayaan murabahah Murabahah pada prinsipnya bank syariah akan membeli barang lalu menjualnya kepada nasabahnya dengan mengambil marjin keuntungan. Bank memberikan waktu tangguh bayar kepada nasabahnya selama 30 hari, 60 hari atau jangka waktu lain yang disepakati bersama. Kaidah dan hal-hal yang berhubungan dengan murabahah antara lain : a. Ia harus digunakan untuk barang-barang yang halal. b. Biaya aktual dari barang yang akan dijualbelikan harus diketahui oleh pembeli. c. Harus ada kesepakatan kedua belah pihak (pembeli dan penjual) atas harga jual yang termasuk di dalamnya harga pokok penjualan (cost of goods sold) dan margin keuntungan. d. Jika ada perselisihan atas harga pokok penjualan, pembeli mempunyai hak untuk menghentikan dan membatalkan perjanjian. e. Jika barang yang akan dijual tersebut dibeli dari pihak ketiga, maka perjanjian jual beli yang dengan pihak pertama tersebut harus sah menurut syariat Islam. f. Murabahah memegang kedudukan kunci nomor dua setelah prinsip bagi hasil dalam bank Islam, ia dapat diterapkan dalam :

26 1) Pembiayaan pengadaan barang 2) Pembiayaan pengeluaran letter of credit (L/C) g. Murabahah akan sangat berguna sekali bagi seseorang yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana pada saat itu ia kekurangan likuiditas. Ia meminta pada bank agar membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat diterima. Harga jual pada pemesan adalah harga beli pokok plus margin keuntungan yang telah disepakati. Kaidah ini akan di jadikan bank syariah untuk mengelola pembiayaan murabahah. Selain itu juga mendasarkan pada fatwa tentang murabahah sesuai dengan Dewan syariah nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000 sebagai berikut : 1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariat Islam. 3. Bank mempunyai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. 4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. 5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. 6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus

27 memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. 7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. 8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah. 9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank. Dengan kaidah dan fatwa murabahah, bank syariah akan membeli barang, lalu menjualnya kepada nasabahnya dengan mengambil marjin keuntungan. Pengelolaan pembiayaan murabahah sesuai dengan fatwa Dewan syariah nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000 meliputi : 1. Hutang dalam Murabahah a. secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan hutangnya kepada bank. b. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsuran.

28 c. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan hutangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan. 2. Ketentuan uang muka sesuai dengan Dewan syariah nasional No: 13/DSN- MUI/IV/2000 a. Dalam akad pembiayaan murabahah, lembaga keuangan syariah (LKS) dibolehkan untuk meminta uang muka apabila kedua belah pihak bersepakatan. b. Besar jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan. c. Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang muka tersebut. d. Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta tambahan kepada nasabah. e. Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, LKS harus mengembalikan kelebihannya kepada nasabah. 3. Agunan/jaminan a. Jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan pesanannya. b. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.

29 4. Penundaan pembayaran dalam murabahah a. Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian hutangnya. b. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 5. Bangkrut dalam murabahah Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutangnya, bank harus menunda taguhan hutang sampai ia menjadi sanggup kembali atau berdasarkan kesepakatan. C. Pengawasan Pembiayaan Murabahah Pembiayaan murabahah merupakan kegiatan utama bank, sebagai usaha untuk memperoleh laba, tetapi rawan resiko yang tidak saja dapat merugikan bank tapi juga berakibat kepada masyarakat penyimpan dan pengguna dana. Oleh karena itu bank syariah harus menerapkan fungsi pengawasan. Pengawasan merupakan suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengkoreksi bila perlu dengan maksud pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula(manullang, 2001: 173) Pengawasan yang dilakukan pada pengelolaan pembiayaan murabahah adalah

30 dengan menerapkan fungsi pengawasan yang bersifat menyeluruh (multi layers control), dengan tiga prinsip utama menurut Zainul Arifin (2002: 242-243) yaitu : 1. Prinsip pencegahan dini (early warning system) Pencegahan dini adalah tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang dapat merugikan bank dalam pembiayaan, atau terjadinya praktek-praktek pembiayaan yang tidak sehat. 2. Prinsip pengawasan melekat (built in control) Pengawasan melekat dimana bagian pembiayaan melakukan pengawasan sehari-hari untuk memastikan bahwa kegiatan pembiayaan telah berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dan ketentuan-ketentuan operasional lainnya dalam pembiayaan. 3. Prinsip pemeriksaan internal (internal audit) Pemeriksaan internal merupakan upaya lanjutan dalam pengawasan pembiayaan, untuk lebih memastikan bahwa pembiayaan dilakukan dengan benar sesuai dengan kebijakan pembiayaan, dan telah memenuhi prinsipprinsip pembiayaan yang sehat serta mematuhi ketentuan yang berlaku dalam pembiayaan.