PERAN PENGAWASAN INTERN DALAM RANGKA PTN BLU

dokumen-dokumen yang mirip
Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS

Disampaikan Dalam Forum Diskusi Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan ITS Menjadi PTNBH INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

H. JAMAL WIWOHO, S.H., : : : 1/ : S1 FH UNS, S2 PPS UNDIP, S3 DOKTOR ILMU HUKUM UNDIP : BERKELUARGA, 1 ISTRI, 3 ANAK

ARAH DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEKDIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

Curiculum Vitae. Pekerjaan : - Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti

DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

OPTIMALISASI PERAN SPI DALAM PENGAWASAN DI PERGURUAN TINGGI

Disampaikan Dalam Seminar Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan di UNIVERSITAS TIDAR

PENGELOLAAN AKUNTABILITAS PK BLU Oleh:

KEBIJAKAN AUDIT INVESTIGASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN BLU

PERAN SPI DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI

PENGUATAN MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

Disampaikan pada Rapat Koordinasi Penyusunan Sistem Monitoring dan Informasi Pengawasan Bekasi, 10 April 2017

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN, PENGAWASAN INTERNAL DI LIGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

PERUBAHAN PARADIGMA PERTANGGUNGJAWABAN PENELITIAN

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Inspektur Jenderal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

PENGUATAN PERAN SPI DALAM KERANGKA PENINGKATAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI

Disampaikan Dalam Kegiatan Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Solo 24 April 204

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

PEMERIKSAAN KEUANGAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI) DI PERGURUAN TINGGI

PEMERIKSAAN KEUANGAN

Fungsi SPI PTN. 4. Pemantauan dan pengkoordinasian tindak lanjut hasil pemriksaan internal dan eksternal

Disampaikan Dalam Workshop Pengembangan Kelembagaan Dan Penyusunan Bisnis Plan Kolaborasi badan Pengelola Usaha UNS dengan Industri Bisnis

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

Pengantar. Jamal Wiwoho Prasetyo Hadi P Sasmini. Pengantar Filsafat Hukum 1

PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN SNMPTN SBMPTN

KEBIJAKAN TEKNIS KERJASAMA PENGAWASAN TAHUN 2016 ITJEN KEMENRISTEKDIKTI DENGAN BPKP

KEBIJAKAN ANGGARAN DAN PELAPORAN KEUANGAN. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 19 Agustus 2015

Disampaikan Dalam Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal dalam Melakukan Audit PBJ Hotel Lor In Sentul Jawa Barat

PEMBINAAN PNS MELALUI SISTEM KARIR DAN PRESTASI KERJA BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011

STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO PADA PERGURUAN TINGGI

PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

disampaikan dalam seminar nasional kompetensi lulusan fakultas hukum dalam menghadapi MEA 2015 Yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas

Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Dosen S1, S2, S3 UNS Solo

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

PERAN MAHASISWA PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Dosen S1, S2,

Peran ormas Pemuda dalam Pilkada serentak: Mampukah Melahirkan Pemimpin Yang Berkemajuan?

PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DALAM PENGELOAAN KEUANGAN SNMPTN- SBMPTN

PEMERINGKATAN PERGURUAN TINGGI MENUJU PENDIDIKAN TINGGI YANG BERKUALITAS

ORGANISASI PERUSAHAAN TERMASUK MERGER, AKUISISI DAN KONSOLIDASI

Prof. Dr. Jamal Wiwoho S.H., M.Hum. (Pembantu Rektor II / Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Pengawalan dan Pengawasan Isu Strategis Inspektorat Jenderal Kemristekdikti

Prof. Dr. Jamal Wiwoho S.H., M.Hum.

PERAN DEWAS PENGAWAS PTN BLU ; KONFLIK DAN PERMASALAHAN

PENGELOLAAN PTS YANG BAIK DAN MEKANISME PENGAWASANNYA

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

17 OKTOBER KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI INDONESIA Oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH.M.Hum

Prof. Dr. Jamal Wiwoho S.H., M.Hum. Pembantu Rektor II / Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

POLITIK HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum.

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 KEMENRISTEKDIKTI

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama

BOPTN dan BPPTNBH. Bahan Biro Perencanaan dalam Rakor Pengawasan Bersama Itjen-BPKP. Solo, 28 Februari 2017

HASIL REVIU LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 DAN PROBLEMATIKANYA

POLITIK HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum.

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA MENCIPTAKAN TATA KELOLA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Etika dan Problematika Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Oleh Pembantu Rektor II Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

SOSIALISASI LHKPN, GRATIFIKASI DAN WHISTLEBLOWER MEMBANGUN PERINGATAN DINI DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO PENGAWASAN INTERNAL

Sistem Pengendalian Internal dan Pemeriksaan Pengelolaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Oleh : Lutfi Harris, M.Ak., Ak. Satuan Pengawasan Internal

PENDIDIKAN TINGGI SWASTA (PTS) YANG BERKUALITAS DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Konsep dan Problematika Pengadaan Barang dan Jasa di Daerah

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

IMPLEMENTASI PARADIGMA ITJEN

Strategi Pengendalian Resiko Pada PTN BLU

KELEMBAGAAN UNIT PENGEMBANGAN USAHA (UPU) DI UNS

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. Inspektur Jenderal Kemristekdikti

PENTINGNYA KONTRAK BISNIS DAN PENYELESAIAN SENGKETA

DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM MONITORING DAN INFORMASI PENGAWASAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERAN PENGAWASAN INTERN DALAM RANGKA PTN BLU OLEH : PROF. DR. JAMAL WIWOHO, SH, M.HUM. INSPEKTUR JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI Disampaikan di Universitas Tanjungpura Pontianak Tanggal 17 Maret 2016 1

Nama Tempat tgl lahir Tempat tinggal Pendidikan Status HP e-mail Website Twitter Facebook : : : : : : : : : : Prof Dr. H. JAMAL WIWOHO, S.H., M.Hum. Magelang, 8 November 1962 Jl Manunggal 1/43 Solo, Jateng 0271-856848 S1 FH UNS, S2 Hukum Ekm & Tek Undip, S3 PDIH Undip Berkeluarga, 1 Istri, 3 Anak 08122601681 jamal@jamalwiwoho.com atau jamalwiwoho@yahoo.com www.jamalwiwoho.com @jamalwiwoho jamalwiwoho Pekerjaan Pengalaman : - Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti : - Wakil Rektor II UNS Surakarta - Ketua forum PR II / WR II Se Indonesia - Sekretaris Prodi S3 Ilmu Hukum FH UNS - Dosen S1/S2/S3 FH UNS Solo - Lain-lain: Reviewer Nasional DP2M Dikti, Tim PAK Dikti, Instruktur Brevet, Konsultan DPRD Ngawi- Jatim, DPRD Karanganyar-Jateng, DPRD Surakarta, DPRD Balikpapan, Konsultan IAPI, Konsultan Pemda Ngawi, Pemda Magetan Jatim, Pemkot Gorontalo, Saksi Ahli di beberapa Pengadilan, dll. Dosen S2/S3 tidak tetap di Univ Diponegoro, Univ Trisakti Jkt, Univ Taruma Negara Jkt, Univ Djuanda Bogor, Univ Swadaya Gunung Jati Cirebon, Univ Slamet Riyadi dan UNSA Solo, Univ Brawijaya Malang (disertasi) dll. 2

Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. 3

TUJUAN SPI Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern: Menjaga kekayaan organisasi. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. Mendorong efisiensi. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen 4

1) Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. 2) Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls). Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan. 5

Membantu manajemen dalam mengendalikan dan memastikan keberhasilan kegiatan organisasi Menciptakan pengawasan melekat, menutupi kelemahan dan keterbatasan personel, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan. Audit, dengan keterbatasan waktu dan biaya audit Membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel dan pendekatan audit yang akan diterapkan Membantu auditor dalam memastikan efektifitas 6

SPI BPKP Satuan Pengawasan yang dibentuk untuk terlaksananya pengawasan terhadap satuan tugas unit kerja Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, yang selanjutnya disingkat BPKP adalah aparat Pengawasan Intern pemerintah yang bertanggungjaewab langsung kepada Presiden Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal atau nama lainnya yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri/pimpinan lembaga Inspektorat Propinsi Inspektorat Propinsi adalah aparat pengawasan intern pemerintah bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Inspektorat Kabupaten/kota Inspektorat Kabupaten /kota adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota 7

PERGESERAN FUNGSI PENGAWASAN INTERNAL Lingkup Paradigma Lama Paradigma Baru Fungsi Watchdog Mengungkap temuan Menggangu obyek Reaktif Watchdog, Konsultan & Katalisator Memecahkan Masalah Membantu Klien Proaktif Sifat/Rekomendasi Post Audit Korektif Post & Prea Audit Korektif, Preventif, Prediktif Pendekatan Subyek-Obyek Win-Lose Subyek-Subyek (Patnership) Win-win Organisasi Memenuhi Ketentuan Alat/Tools Manajemen Pusat Unggulan Indikator Kinerja Jumlah Temuan Jumlah Bantuan/Manfaat Pencapaian Good Govermance 8

PENGENDALIAN INTERN PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Menristekdikti wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada SPIP 9

Mengendalikan UUD 45: KEMRISTEKDIKTI: Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara PERPRES NO. 13 TAHUN 2015 sebagian fungsi pendidikan dengan -/- 20% dari APBN dan mencerdaskan kehidupan bangsa 150 satker 120.000 orang pegawai Rp41,507 T APBN P Rp92,478 T Aset Penerimaan dan penggabungan P3D Ristek dengan Dikti 10

5 14 11 PTN Unit Utama 35 Program Nasional 118 Kegiatan Mandatori Satker non PTN Kopertis 38 Dari data lingkup audit tersebut, disusun Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan menggunakan pendekatan Audit Berbasis Risiko Hibah dan PHLN termasuk dalam data Program Nasional yang menjadi salah satu lingkup pengawasan Itjen Kemristekdikti 11

Belanja Negara APBNP 2015 Anggaran Pendidikan (20.39%) Rp.406,70 T (37,5%) (Rp. Milyar) Belanja Pemerintah Pusat 152.451,7 1. Kementerian Ristek dan Dikti 41.507,7 2. Kementerian Dikbud 53.278,5 3. Kementerian Agama 48.662,0 4. K/L lainnya 9.003,4 (62,5%) p. Milyar) Belanja Transfer Daerah 254.252,3 1. Anggaran Pendidikan dalam DBH 2. DAK Pendidikan 3. Anggaran Pendidikan dalam DAU 1,337.7 10,041.3 134,970.3 4. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 5. Tunjangan Profesi Guru 6. Anggaran Pendidikan dalam OTSUS 7. Dana Insentif Daerah 8. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 1,096.0 70,252.7 4,234.7 1,664.5 31,298.3 12

Penerimaan Rp. 1. 898 T Belanja Rp. 2. 121 T Defisit Rp. 273,2 T Untuk Pelayanan Umum KEMRISTEKDIKTI 2016 RP. 37.987.978.612.000,- Rp. 975.881.712.000, Untuk Pendidikan Rp.37.022.096.900.000,13

PAGU ANGGARAN KEMRISTEKDIKTI TAHUN 2016 (PER PROGRAM PER FUNGSI) NO 1 2 3 4 5 6 7 PROGRAM / FUNGSI (1) *) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pelayanan Umum (Ristek) Pendidikan Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Akuntabilitas Pelayanan Umum (Ristek) Pendidikan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti Pelayanan Umum (Ristek) Pendidikan Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pelayanan Umum (Ristek) Pendidikan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Iptek dan Dikti Pelayanan Umum (Ristek) Pendidikan Penguatan Riset dan Pengembangan Pelayanan Umum (Ristek) Pendidikan Penguatan Inovasi Pelayanan Umum (Ristek) Pendidikan Total Fungsi Pelayanan Umum ( Ristek) Total Fungsi Pendidikan TOTAL Catatan: *) Alokasi anggaran untuk PTN yang terdiri dari: PAGU ANGGARAN 2016 (SEBELUM RAKER DAN RDP) (2) 28.354.264.876.000 175.842.812.000 28.178.422.064.000 50.475.000.000 50.475.000.000 939.920.000.000 169.500.000.000 770.420.000.000 6.062.976.061.000 6.062.976.061.000 1.436.981.771.000 356.930.000.000 1.080.051.771.000 1.052.752.004.000 173.000.000.000 879.752.004.000 90.608.900.000 90.608.900.000 965.881.712.000 37.022.096.900.000 37.987.978.612.000 PAGU ANGGARAN 2016 (SETELAH RAKER DAN RDP) (3) 28.327.184.876.000 175.842.812.000 28.151.342.064.000 50.475.000.000 50.475.000.000 967.000.000.000 169.500.000.000 797.500.000.000 6.062.976.061.000 6.062.976.061.000 1.436.981.771.000 356.930.000.000 1.080.051.771.000 1.052.752.004.000 173.000.000.000 879.752.004.000 90.608.900.000 90.608.900.000 965.881.712.000 37.022.096.900.000 37.987.978.612.000 a) Gaji dan Tunjangan PNS dan Operasional Perkantoran Rp. 9,3 T b) Tunjangan profesi dosen dan kehormatan Guru Besar Rp. 4,4 T c) Tunjangan Kinerja Rp. 950 M d) PNBP/BLU PTN Rp. 10,1 T e) BOPTN Non Penelitian dan BPPTN-BH Rp 2,972 T SELISH (4=3-2) (27.080.000.000) (27.080.000.000) 27.080.000.000 27.080.000.000-14

Ribu Rp NO. 1 A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 B. 1 2 3 C. 1 2 3 D. 1 2 E. URAIAN P A G U A P B N - P 2015 PAGU ANGGARAN 2016 U S U L AN SETELAH RAKER D A N RDP PERUBAHAN SETELAH RAKER U S U L AN SETELAH D A N RDP RAKER D A N RDP VS T E R H A D A P P A G U P A G U A P B N - P 2015 A N G A R A N 2016 6=(5-4) 7=(5-3) 14.270.000 (8.676.596.338) 243.426.140 (75.610.000) (6.500.000) 33.050.000 (27.080.000) (787.080.000) (185.000.000) (50.000.000) (204.593.524) (320.406.476) 50.000.000 50.000.000 2 PRIORITAS N A S I ON AL Beasiswa Bidikmisi dan Beasiswa Lainnya Beasiswa SM3T Beasiswa K N B BOPTN BOPTN N o n Penelitian (Non PTN-BH) BOPTN (Penelitian) N o n PTN-BH BOPTN (Penelitian) PTN-BH B O P T N ( Penelitian Inovasi ) N o n P T N B H (Desa Inovasi) Bantuan Pendanaan PTN-BH SN M PTN dan SBMPTN LPTK yang direvitalisasi Beasiswa Dosen S2/S3 Peningkatan sarana dan prasarana P T Pengabdian Pada Masyarakat Pendirian P T Baru dan Ak a d emi Komunitas Pelaksanaan Program Hibah Pembinaan PTS Kegiatan B AN PT (Termasuk L A M PTKes) Percepatan Insinyur PRIORITAS K/L Pelaksanaan Kegiatan K emahas iswaan di P T N dan Politeknik & KOPERTIS Pelaksanaan Kegiatan di Kopertis Kegiatan Tusi dan P eng awasan ( 7 Eselon I ) BELANJA MENGIKAT Belanja Pegawai. Pemeliharan dan Operasional Perkantoran Tunjangan Kinerja Tunjangan Profesi D o s e n dan Guru Besar PHLN DAN RM PENDAMPING PHLN RM Pendamping PNBP/BLU 3 17.654.340.509 3.093.576.260 365.610.000 33.720.000 4.550.000.000 1.935.000.000 944.593.524 320.406.476-4 8.963.474.171 3.337.002.400 290.000.000 73.270.000 3.790.000.000 1.750.000.000 790.000.000-5 8.977.744.171 3.337.002.400 290.000.000 66.770.000 3.762.920.000 1.750.000.000 740.000.000 50.000.000 1.250.000.000 200.000.000 1.651.708.576 6.901.800.000 32.075.000 525.850.673 300.000.000 479.181.022 160.983.140 1.250.000.000 26.000.000 919.051.771 328.150.000 200.000.000 1.006.546.690-1.222.920.000 26.000.000 919.051.771 326.000.000 50.000.000 200.000.000 992.276.690 - (27.080.000) (2.150.000) 50.000.000 (14.270.000) - (27.080.000) (200.000.000) 26.000.000 (732.656.805) (6.901.800.000) (32.075.000) (199.850.673) (250.000.000) 200.000.000 513.095.668 (160.983.140) 134.495.200 183.702.682 12.906.894.861 9.212.495.121 105.000.000 901.546.690 14.783.344.896 9.368.933.782 105.000.000 887.276.690 14.783.344.896 9.368.933.782 (14.270.000) - (29.495.200) 703.574.008 1.876.450.035 156.438.661 3.694.399.740 2.749.273.961 2.183.728.700 565.545.261 8.918.074.254 950.000.000 4.464.411.114 2.162.233.657 1.811.164.993 351.068.664 10.106.497.486 950.000.000 4.464.411.114 2.162.233.657 1.811.164.993 351.068.664 10.106.497.486 JUMLAH 42.707.764.607 37.022.096.900 37.022.096.900-950.000.000 770.011.374 (587.040.304) 1.188.423.232 (5.685.667.707) 15

1. Membangun komitmen seluruh jajaran Kemristekdikti, mulai dari pimpinan sampai staf terbawah. 2. Membangun sinergitas dengan pihak-pihak terkait (BPKP, Auditi, dan pihak ekternal lainnya) 3. Mengoptimalkan Kapasitas Inspektorat Jenderal: a. Mengoptimalkan peran dan layanan Inspektorat Jenderal audit kinerja, pemberian peringatan dini, dan konsultasi. b. Mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia Inspektorat Jenderal dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. c. Menerapkan praktik-praktik pemeriksaan intern yang profesional. d. Meningkatkan akuntabilitas dan manajemen kinerja Inspektorat Jenderal secara baik. e. Membangun hubungan dan budaya organisasi yang baik dengan pihakpihak lain yang terkait. f. Menerapkan struktur tata kelola yang baik. 4. Mengoptimalkan Kapasitas dan Peran Satuan Pengawas Intern (SPI) PTN: a. Meningkatkan peran dan fungsi SPI sebagai pengawal PTN b. Mengupayakan penegasan struktur organisasi SPI PTN c. Meningkatkan kapabilitas SDM SPI PTN 16

TUGAS ITJEN: Menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kemristek dan Dikti PERPRES NO. 13 TAHUN 2015 1. 2. 3. 4. 5. KEGIATAN AUDIT REVIU EVALUASI PEMANTAUAN PENGAWASAN LAINNYA PENGAWALAN TUGAS DAN FUNGSI KEMENRISTEK DAN DIKTI Mencegah Mendorong MengarahkanMenghentikan 17

(1) Pengendalian internal perjalanan dinas, seperti kelemahan penyusunan SOP, TOR dan RAB, pengawasan penerbitan surat tugas, pengawasan pertanggung jawaban pelaksanaan perjalanan dinas. (2) Aturan internal yang mengatur narasumber FGD, rapat koordinasi. (3) Kejelasan output untuk membedakan narasumber dan peserta. (4) Koordinator Kegiatan seringkali tdk mencatat dan membukukan pengelolaan dana yang diterimanya (5) Belum adanya SOP baku mengenai mekanisme pembayaran UP dan TUP. (6) SOP pengadaan barang (7) Up dating inventarisasi aset (8) Lemahnya catatan pendistribusian barang habis pakai (9) Dokumentasi dan pelaporan kegiatan 18

(1) Perjalanan Dinas a. tidak melakukan perjalanan dinas b. tidak menerima lumpsum sesuai standard biaya c. tandatangan tidak sesuai d. pejabat penandatangan lembar SPPD tidak sesuai e. pelaksana perjalanan dinas melakukan absensi di kantor f. tidak ada surat penugasan g. salah penjumlahan sehingga terdapat lebih bayar h. pelaksana perjalanan dinas tidak jelas lembaganya (2) Pengadaan Barang a. tidak diketahui berapa unit barang yg diadakan dan berapa harga per unit barang b. kelebihan pembayaran atas pelaksanaan kegiatan yg dilaksanakan oleh EO c. pengadaan tidak didukung bukti yg sah d. pengadaan tidak didukung dokumen penawaran e. pengadaan tidak ada bukti penerimaan barang Pembayaran Narasumber a. tandatangan berbeda; di daftar hadir, form honor dan lembar pertanggung jawaban b. narasumber tidak jelas instansinya c. ketidaksesuaian jumlah narasumber dan peserta rapat (3) 19

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU 1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. kekayaan negara yang dipisahkan) Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian dijual kepada publik Tidak mengutamakan mencari keuntungan (laba) Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada instansi induk Pendapatan BLU dapat digunakan langsung Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Profesional NonPNS Bukan sebagai subyek pajak 2

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PTN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PTN SATKER Mengandalkan APBN Sebagai Sumber Pendukung Utama PTN BLU Kombinasi APBN dan PNBP BH Pengelolaan Seluas-luasnya Baik APBN dan Sumber lainnya 2 1

Pendapatan dapat digunakan langsung Belanja flexible budget dengan ambang batas. Pengelolaan Kas pemanfaatan idle cash, hasil untuk BLU Pengelolaan Piutang dapat memberikan piutang usaha, penghapusan piutang sampai batas tertentu 5. Utang dapat melakukan utang sesuai jenjang, tanggung jawab pelunasan pada BLU 6. Investasi jangka panjang ijin Menkeu 7. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dari aturan umum pengadaan, barang inventaris dapat dihapus BLU 8. Remunerasi sesuai tingkat tanggung jawab dan profesionalisme 9. Surplus/Defisit surplus dapat digunakan untuk tahun berikutnya, defisit dapat dimintakan dari APBN. 10. Pegawai : PNS dan Profesional Non-PNS 11. Organisasi dan nomenklatur (diserahkan kepada K/L & BLU ybs dengan persetujuan Menpan & RB) 1. 2. 3. 4. 2 2

Jangan Sampai Seperti ini!!! Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Mantan Menteri Agama 23

24