I. PENDAHULUAN. Perusahaan Leasing memiliki peran yang cukup penting dalam pembiayaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ( Februari, 2015 ).

BAB I PENDAHULUAN. seperti leasing, factoring kartu kredit dan sebagainya. Target pasar dari model

1. PENDAHULUAN. Semakin maju dan berkembangnya teknologi serta bertambahnya jumlah penduduk yang

Jumlah kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha makin berkembang belakangan ini seiring dengan globalisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan perhatian yang serius untuk kegiatan-kegiatan dan kemajuan. tertentu maupun hasil operasinya selama satu periode.

BAB I PENDAHULUAN. pemberian kredit dalam bentuk barang berupa kendaraan atau yang lainnya.

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Kebutuhan suatu kendaraan

BAB I PENDAHULAN. dan diteliti; organisasi merupakan sarana mencapai sasaran sebab itu banyak

II. LANDASAN TEORI. Lembaga pembiayaan mempunyai beberapa bidang usaha, yaitu : 1. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)

ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pembiayaan kepada masyarakat sesuai dengan. kebutuhannya.kehadiran industri pembiayaan (multifinance) di Indonesia

PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

BAB IV PEMBAHASAN. Kerugian tersebut disebabkan oleh gagalnya usaha pembiayaan kendaraan bermotor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan dalam melakukan operasional

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN DENGAN METODE SISA HARGA KONTRAK DAN METODE LONG END INTEREST PADA PT. BII FINANCE DAN PT. MANDIRI TUNAS FINANCE

BAB I PENDAHULUAN. Bank mempunyai peranan yang sangat penting di dalam membantu dan

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Penjualan Kredit ( Piutang ) :

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan harus mencari alternatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

BAB 1 PENDAHULUAN. non-bank yang kegiatan utamanya adalah pemberian kredit untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam membangun atau mengembangkan suatu usaha dibutuhkan modal awal. menyediakan sejumlah dana untuk keperluan modal.

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

Bab IV Lembaga Pembiayaan Dalam Kegiatan Bisnis Hukum Bisnis Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

I. PENDAHULUAN. usaha lembaga pembiayaan nonbank ini amat beragam dan sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK Gambaran Umum Kredit Konsumtif pada Bank X

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /SEOJK.05/2016

BAB II LANDASAN TEORI. (1991:24), menyatakan bahwa kredit mempunyai arti : percaya.dalam bahasa Belanda istilahnya vertrouwen, dalam bahasa

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Analisis Perhitungan Metode Bunga Penjualan Angsuran Pada PT.Adira Dinamika Multi finance Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan bank dan semakin

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN. dan beragam akibat perkembangan dan keterbukaan pasar, sehingga terjadilah persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik. dalam segala aspek, terlebih dari aspek ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut

BAB V PENUTUP. Cabang Pekanbaru mengenai pelaksanaan kerjasama antara Profesional Collector (Prof

BAB I PENDAHULUAN. mampu dari segi finansial dan secara otomatis telah meningkatkan daya beli

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MENGENAI ANALISIS SENGKETA JAMINAN FIDUSIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ABSTRACT. Key words: Accounting Information Systems, Arrears, Collection. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan kinerja pembiayaan di tahun yang lalu.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

Judul : Prosedur Penagihan Piutang di PT. Astra Internasional Tbk. AUTO 2000 Kantor Cabang Sanur ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perusahaan dihadapkan pada tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Diskusi dan Analisis Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

Pertemuan Ketiga PIUTANG

BAB I PENDAHULUAN. Laba yang optimal dapat diperoleh melalui peningkatan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika pertumbuhan perekonomian di Indonesia sangatlah pesat. Manajemen

I. PENDAHULUAN. Bisnis alat berat / alat konstruksi semakin bergairah seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. pelanggan sehingga meningkatkan penjualan perusahaan.

BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK. 1.1 LatarBelakangPemilihanBidang dan Objek Kuliah Kerja Praktek

Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Finance Lease. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Consumer

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai dan pencapaian tujuan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kehidupan dunia bisnis yang mengalami perkembangan dan perubahan. membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan

Lampiran 1. Daftar istilah

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bisnis utamanya adalah pembiayaan retail sepeda motor Honda baik baru maupun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB I PENDAHULUAN. satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, berdasarkan Pancasila dan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Poduk leasing syariah di Adira Finance Surabaya.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perusahaan Leasing memiliki peran yang cukup penting dalam pembiayaan barang-barang modal atau barang konsumtif. Jenis barang yang dibiayai pun terus meningkat. Jika sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan kendaraan bermotor, kini berkembang pada keperluan kantor, manufaktur, konstruksi dan pertanian. Hal ini mengindikasikan multi finance kian dikenal dan diandalkan oleh pelaku usaha nasional. Perusahaan leasing sebagai perusahaan yang membiayai penjualan secara kredit, umumnya memiliki tujuan untuk meningkatkan laba perusahaan melalui peningkatan jumlah barang yang dibiayainya. Namun pembiayaan kredit tersebut selalu berkaitan dengan waktu yang akan datang, yang berarti mengandung unsur ketidakpastiannya atau risiko. PT. Mandiri Tunas Finance merupakan perusahaan non bank yang bergerak di bidang pembiayaan. Jenis ini pembiayaan yang ditangani PT. Mandiri Tunas Finance meliputi customer, sewa menyewa biasa dan anjak piutang. Namun saat ini PT. Mandiri Tunas Finance lebih memfokuskan pada usaha pembiayaan konsumen (consumer financing) terutama automative consumer financing dalam bentuk penyediaan dana bagi para customer yang ingin membeli kendaraan

2 bermotor (mobil atau sepedah motor) dengan pembayaran secara bertahap/angsuran. PT. Mandiri Tunas Finance menetapkan pembayaran angsuran dengan jangka waktu 12, 18, 24, 30, 36 bulan. Semakin lama jangka waktu pembayaran yang diberikan, maka akan semakin besar pula persentase piutang tak tertagihnya. Keterlambatan dalam perlunasan angsuran yang dilakukan oleh customer merupakan salah satu risiko yang ditimbulkan akibat pengaruh investasi. Tidak semua customer dapat melunasi angsuran pembayaran dengan baik, hal ini dapat dilihat dari klasifikasi angka kredit yang bermasalah pada PT. Mandiri Tunas Finance yang masih saja terdapat tunggakan dari tahun ketahun. Pada tabel 1 dan 2 memperlihatkan adanya banyaknya jumlah unit kredit bermasalah pada PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung.

3 Tabel 1. Klasifikasi Angka Kredit Bermasalah pada PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung Tahun 2011 Berdasarkan Lamanya Tunggakan Bermasalah Lancar Macet WO Total Over Tanggal Not Yet Due TOTAL 31-180 > 180 Due 1-30 Hari Hari Hari Unit % Unit % Unit % Unit % Unit % Unit % 31 Januari 2011 678 4,1 378 2,3 17 0,1 1.073 6,5 15.442 93,5 16.515 100 28 Februari 2011 767 4,7 382 2,4 47 0,3 1.196 7,4 15.054 92,6 16.250 100 31 Maret 2011 632 4,0 403 2,5 78 0,5 1.113 7,0 14.868 93,0 15.981 100 30 April 2011 637 4,1 381 2,4 111 0,7 1.129 7,2 14.557 92,8 15.686 100 31 Mei 2011 534 3,5 434 2,8 152 1,0 1.120 7,3 14.318 92,7 15.438 100 30 Juni 2011 604 4,0 355 2,3 187 1,2 1.146 7,5 14.116 92,5 15.262 100 31 Juli 2011 507 3,4 279 1,9 171 1,2 957 6,4 13.906 93,6 14.863 100 31 Agustus 2011 493 3,3 261 1,8 194 1,3 948 6,4 13.874 93,6 14.822 100 30 September 2011 893 6,1 279 1,9 222 1,5 1.394 9,5 13.326 90,5 14.720 100 31 Oktober 2011 437 3,0 319 2,2 236 1,6 992 6,9 13.385 93,1 14.377 100 30 November 2011 705 5,0 304 2,2 223 1,6 1.232 8,8 12.781 91,2 14.013 100 31 Desember 2011 412 3,0 328 2,4 235 1,7 975 7,2 12.539 92,8 13.514 100 Dari tabel 1, dapat kita lihat bahwa bulan Januari 2011 total angka kredit bermasalah berjumlah 1.073 unit atau sebesar 6,5% dari total penjualan sebanayak 16.515 unit. Pada bulan Februari 2011 angkanyapun meningkat menjadi 1.196 unit atau sebesar 7,4 % dari total penjualan 15.981. tetapi pada bulan Maret hingga bulan Agustus 2011 perusahaan mengalami situasi yang bisa dikatakan tidak stabil karena terjadi penurunan dan kenaikan angka kredit bermasalah secara terus-menerus dimulai angka 1.113, 1.129, 1.120, 1.146, 957, 948. Hingga pada bulan September 2011 angka kredit bermasalah kembali melonjak mencapai 1.394 unit atau sebesar 9,5% dari penjualan 14.720, dan pada bulan Oktober hingga

4 bulan Desember perusahaan kembali lagi mengalami situasi yang bisa dikatakan tidak stabil karena terjadi penurunan dan kenaikan angka kredit bermasalah. Jika ingin melihat tunggakan yang masih saja terjadi dari tahun-ketahun, kita dapat membandingkan angka kredit bermasalah pada tahun 2011 dengan angka kredit bermasalah pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2012. Tabel 2. Klasifikasi Angka Kredit Bermasalah pada PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung Tahun 2012 Berdasarkan Lamanya Tunggakan. Bermasalah Lancar Macet WO Total Over Tanggal Not Yet Due TOTAL 31-180 > 180 Due 1-30 Hari Hari Hari Unit % Unit % Unit % Unit % Unit % Unit % 31 Januari 2012 557 4,2 321 2,4 256 1,9 1.134 8,6 12.090 91,4 13.224 100 28 Februari 2012 710 5,4 326 2,5 283 2,1 1.319 10 11.920 90,0 13.239 100 31 Maret 2012 513 3,9 360 2,7 317 2,4 1.190 9 12.065 91,0 13.255 100 30 April 2012 495 3,7 353 2,7 330 2,5 1.178 8,9 12.027 91,1 13.205 100 31 Mei 2012 534 4,1 373 2,9 361 2,8 1.268 9,7 11.800 90,3 13.068 100 30 Juni 2012 529 4,1 384 3,0 388 3,0 1.301 10 11.701 90,0 13.002 100 31 Juli 2012 464 3,6 401 3,1 401 3,1 1.266 9,8 11.704 90,2 12.970 100 31 Agustus 2012 475 3,7 382 3,0 428 3,3 1.285 9,9 11.664 90,1 12.949 100 30 September 2012 692 5,3 416 3,2 436 3,4 1.544 11,9 11.415 88,1 12.959 100 31 Oktober 2012 446 3,5 487 3,8 472 3,7 1.405 10,9 11.433 89,1 12.838 100 30 November 2012 568 4,4 507 4,0 509 4,0 1.584 12,4 11.235 87,6 12.819 100 31 Desember 2012 434 3,5 527 4,2 505 4,0 1.466 11,7 11.088 88,3 12.554 100 Sumber : PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung 2012

5 Jika dibandingkan dengan tabel 1, kondisi angka kredit bermasalah yang terjadi di tahun 2012 tak jauh beda. Hal ini dapat dilihat dari total angka kredit over due pada bulan Januari 2012 yang mengalami kenaikan 60 unit atau sebesar 2,1% dari bulan Januari tahun 2011. Selain itu, total angka over due bulan Februari mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga mencapai 1.319 unit atau sebesar 10% dari total penjualan 13.239 unit. Kondisi pada bulan Maret sampai bulan Desember perusahaan mengalami situasi yang bisa dikatakan tidak stabil karena terjadinya penurunan dan kenaikan angka kredit bermasalah secara terus menerus dari dimulai angka 1.190, 1.178, 1.268, 1.301, 1.266, 1.285, 1.544, 1.405, 1.584, 1.466. Penggolongan kredit bermasalah dikatagorikan berdasarkan lamanya tunggakan, yaitu : Tunggakan kredit 1-30 hari Tunggakan kredit 31 180 hari Tunggakan kredit > 180 hari golongan lancar golongan macet Write Off (Hapus Buku) Penggolongan kredit dengan golongan macet dan write off (hapus buku) merupakan golongan kredit bermasalah yang sudah ditangani bagian remedial. Sedangkan golongan lancar dengan tunggakan 1-30 hari di katagorikan sebagai golongan kredit bermasalah yang masih ditangani bagian collector. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis Laporan Akhir ini dengan judul FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET PADA PT. MANDIRI TUNAS FINANCE

6 1.2 Permasalahan Penjelasan pada latar belakang yang memperlihatkan banyaknya kredit bermasalah di PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung pada Tahun 2011-2012, oleh karena itu permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini adalah : Apa yang menjadi penyebab kredit bermasalah dan bagiamana cara penanggulangan kredit bermasalah pada PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung. 1.3. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penuggakan pada PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung 2. Untuk mengetahui langkah-langkah seperti apa yang dilakukan oleh PT. Mandiri Tunas Finance dalam menangani dan mencegah kredit macet. 1.4. Metode Penelitian 1. Studi Pustaka Melakukan studi dengan cara memanfaatkan literatur-literatur yang ada dan yang berhubungan dengan masalah penulisan.

7 2. Wawancara Dengan melakukan wawancara secara langsung kepada karyawan yang bersangkutan pada saat pelaksanaan PKL di PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung selama 2 bulan ( 5 Februari 2013-4 April 2013). 1.5. Alat Analisis 1. Analisis Kualitatif Merupakan analisis fakta non angka yang tujuannya untuk mengidentifikasikan hal-hal yang membahayakan dan yang mendukung perusahaan.