PENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN PADA AREA PARKIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51

dokumen-dokumen yang mirip
72 PALANG PINTU KERETA OTOMATIS DENGAN INDIKATOR SUARA SEBAGAI PERINGATAN DINI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

TIMER WITH METAL TOOL WITH MONEY AT89S51 MICROCONTROLLER. ACHMAD FARDIYANSYAH, Dr.Ir.Hartono Siswono. MTS. Undergraduate Program, 2009

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

PERANCANGAN OTOMATISASI PINTU PADA SHELTER BUSWAY DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

DESIGN ON THE AUTOMATION DOOR OF SHELTER BUSWAY USING AT89S51 MICROCONTROLLER

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

RANCANG BANGUN ALAT HITUNG JUMLAH KENDARAAN MEMANFAATKAN SENSOR INFRAMERAH SEBAGAI INPUT PADA GERBANG PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL )

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PROSES PERANCANGAN

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGHITUNG ORANG DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR INFRA-MERAH LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

ABSTRAK. Kata kunci : DTMF MT88700, Buffer (IC 74244), Driver Motor, Mikrokontroler AT89S51, Sensor infra red (IR) 1. PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

CONVEYOR CONTROL SYSTEM BASED ON HIGH LOW AT89S51 MICROCONTROLLER-BASED PRODUCTS

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM

PENGUKURAN CURAH HUJAN DENGAN PENGIRIMAN DATA MELALUI SMS

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

BAB II LANDASAN TEORI

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

PENGISIAN TANGKI PENAMPUNGAN AIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN TIMER DIGITAL DAN LCD M1632

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SIMULASI PENGONTROLAN BATAS MAKSIMUM KERJA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER

1. Latar Belakang 2. Permasalahan 3. Batasan Masalah 4. Relevansi 5. Dasar Teori 5.1 Biskuit

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

Transkripsi:

PENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN PADA AREA PARKIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 Alfan Rachman Dipranoto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp (021) 78881112, 7863788 Tanggal pembuatan 8 Februari 2010 Alat ini berfungsi untuk menghitung jumlah kendaraan yang ada didalam area parkir. Komponen utama dari alat ini terdiri dari pasangan led inframerah dengan fototransistor untuk mendeteksi keluar masuknya kendaraan. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi untuk mengendalikan buka/tutupnya palang pintu diarea parkir dan penampilan seven segment. Kapasitas jumlah kendaraan ditampilkan oleh seven segment. Setiap ada 1 kendaraan yang masuk tampilan akan bertambah 1, dan berkurang 1 setiap ada kendaraan yang keluar. Kapasitas area parkir dibatasi sampai 99 kendaraan. 1. PENDAHULUAN Kendaraan seperti mobil, motor dan lainnya membutuhkan suatu area untuk tempat parkir. Kita dapat melihat seperti di Mal, Perkantoran, Supermarket memiliki tempat parkir yang cukup luas, namun terkadang pada area parkir pengguna kendaraan tidak tahu apakah tempat parkir tersebut sudah penuh atau belum. Itu dikarenakan tidak adanya media yang menampilkan bagaimana keadaan yang ada di area parkir. Penulis terinspirasi dari permasalahan diatas untuk merancang suatu sistem yang setidaknya dapat membantu para pengguna area parkir untuk memastikan apakah pada area parkir tersebut sudah penuh dengan kendaraan atau belum. Dan juga dibuat sistem yang otomatis apabila ada satu kendaraan yang masuk dan keluar dari area parkir. Untuk membuat sistem yang otomatis, penulis merancang dengan menggunakan mikrokontroler. Karena mikrokontroler adalah suatu komponen elektronika yang memiliki kemampuan menyimpan program sesuai dengan output yang diinginkan berdasarkan inputnya. Mikrokontroler selain lebih praktis digunakan juga lebih murah. Seperti yang digambarkan pada sketsa di bawah ini. 2. LANDASAN TEORI LED adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang dari cahaya yang dapat dilihat, tetapi lebih pendek dari gelombang radio apabila LED tersebut dilalui arus. Simbol dan bentuk fisik dari LED diperlihatkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Lambang infrared dan bentuk fisiknya Spektrum gelombang elektromagnetik dikelompokkan berdasarkan panjang gelombangnya atau bisa juga dikelompokkan berdasarkan frequensinya. Mengenai spektrum

gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombangnya atau Frequensinya dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Pembagian jenis gelombang elektromagnetik Pada perancangan alat ini menggunakan komponen optoelektronika yaitu phototransistor. Yang berfungsi sebagai pendeteksi sensor. Untuk jenis yang digunakan pada rangkaian ini adalah phototransistor seperti jenis transistor bipolar NPN dengan sambungan kolektor-basis PN yang peka cahaya. Gambar 2.3 Rangkaian Phototransistor Intensitas cahaya yang dikeluarkan oleh LED tergantung arus yang mengalir pada LED tersebut. Semakin besar arus yang melaluinya maka intensitas cahaya yang dikeluarkan akan semakin besar, dan semakin kecil arus yang melalui LED tersebut maka akan semakin kecil pula intensitas cahaya yang dikeluarkan. Gambar perbandingan antara intensitas cahaya yang dikeluarkan LED dengan arus yang melaluinya diperlihatkan pada Gambar 2.2. Phototransistor yang ada terdiri dari tipe yang memiliki dua kaki atau tiga kaki. Pada phototransistor tipe tiga kaki, maka kaki yang terhubung ke rangkaiannya yaitu kaki kolektor dan emitor saja (kaki basis tidak terhubung), sedangkan untuk tipe dua kaki pada phototransistor-nya hanya terdiri dari kaki kolektor dan emitor (kaki basis tidak terdapat). Pada rangkaian ini digunakan tipe phototransistor dengan tiga kaki, dimana apabila tidak ada cahaya yang masuk pada lensa yang membuka di phototransistor, maka hanya terdapat arus bocor yang sangat kecil mengalir antara kolektor dan emitor sekitar 10 na. Apabila cahaya mengenai sambungan PN kolektor-basis, arus basis yang dihasilkan berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Aksi tersebut menghasilkan arus kolektor sekitar 10 ma. Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang membuka maka timbul aliran arus kontrol yang menghidupkan phototransistor ON. Gambar 2.2 Kurva Karakteristik LED 2.1.2 Phototransistor Gambar 2.4 Bentuk fisik Phototransistor 2.2 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah single chip komputer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasi control. Pada alat ini penulis menggunakan mikrokontroler tipe AT89S51, dimana fitur-fitur yang dimiliki oleh tipe tersebut adalah : 1. 4K bytes ROM 2. 128 bytes RAM 3. 4 buah 8-bit I/O port 4. 2 buah 16-bit timer 5. Interface komunikasi serial 6. 64K pengalamatan code (program) memory 7. 64K pengalamatan data memory 8. Processor Boolean (satu bit-satu bit) 9. 210 lokasi bit-addressable 10. 4 bus operasi pengalian atau pembagian 2.2.1 Penjelasan Fungsi Pin Mikrokontroler AT89S51 Konfigurasi pin pada AT89S51 dapat dilihat pada Gambar 2.8. Tabel 2.2 Fungsi dari pin AT89S51 Gambar 2.8 Konfigurasi Pin pada AT89S51 Penjelasan mengenai konfigurasi pin AT89S51 terdapat pada tabel 2.2.

Tabel 2.3 Nilai Register Setelah di reset 3. PERANCANGAN ALAT Dalam perancangan alat ini, terdapat masukan berupa sensor yang diproses oleh mikrokontroller AT89S51 dan menghasilkan keluaran pada led, seven segment, dan motor stepper seperti gambar 3.1. Gambar 3.1 Blok Diagram Penghitung Kendaraan Otomatis Secara keseluruhan alat ini dirancang dengan menggunakan hardware (Masukan berupa sensor dan keluaran berupa seven segment dan motor stepper) dan software (kendali mikrokontroller). Masukan pada alat ini berupa sensor yang menghasilkan dua kondisi yaitu high dan low, dengan menggunakan program maka hanya masukan low sajalah yang akan diproses. Setelah masukan diproses maka keluaran seperti seven segment, motor stepper akan aktif. Rangkaian keseluruhan dari perancangan digambarkan pada gambar 3.2. 3.1 Blok Catu Daya AC 220V IN 4002 X Y Z D1 CT IN 4002 D2 7812 7805 4700 µf 1000µf Gambar 3.3 Rangkaian Catu Daya Pada blok rangkaian catu daya digunakan IC 7812 dan IC7805. IC ini mempunyai karakeristik diantaranya sebagai berikut : 1. Tegangan keluarannya 7805 adalah 4,8 V sampai 5,2 V 12 V 5 V 1000µf

2. Tegangan keluarannya 7812 adalah 11,8 V sampai 12,2 V 3. Arus keluarannya adalah 5 ma sampai 1A Rangkaian ini disebut sebagai rangkaian Power Suplay atau biasa disebut sebagai power regulator. Jenis rangkaian power regulator tersebut adalah rangkaian rectifer dua fase. Tegangan dc yang dihasilkan adalah tegangan dc 12Volt (untuk motor stepper) dan tegangan dc 5 Volt (untuk mikrokontroler AT89S51, led inframerah, seven segment). Pada setengah siklus positif, titik X akan positif terhadap titik Y. Sama halnya, titik Y akan positif terhadap Z. Dalam hal ini dioda D1 1N4002 akan menghantar (anoda akan positif terhadap katodanya). Sedang dioda D2 1N4002 tidak menghantar (anodanya akan negatif terhadap katodanya) sehingga hanya dioda D1 1N4002 saja yang menghantar dalam setengah siklus positif. Pada setengah siklus negatif, titik Z akan positif terhadap titik Y. Sama halnya, titik Y akan positif terhadap titik X. Dalam kondisi ini dioda D2 1N4002 akan menghantar (anodanya akan positif terhadap katodanya) sementara dioda D1 1N4002 tidak akan menghantar (anodanya akan negatif terhadap katodanya). Sehingga hanya dioda D2 1N4002 saja yang akan menghantarkan setengah siklus negatif. Tegangan puncak yang dihasilkan oleh masing-masing gulungan lilitan sekunder adalah sekitar 17 V (Vpk = 1,414 x Vr.m.s = 1,414 x 12 V =16,87 V dibulatkan menjadi 17 V) setenggah siklus negatif di blok oleh D1 1N4002 sehingga hanya setengah siklus positif sajalah yang muncul. Tegangan puncak aktual adalah tegangan positif puncak 17 V yang di berikan oleh sisi sekunder trafo, dikurangi nilai ambang tegangan maju 0,7 V dari D1 1N4002. Dengan kata lain akan muncul pulsa-pulsa setengah siklus positif dengan amplitudo sebesar 16,87 V pada tahanan beban. Kemudian tegangan akan melewati sebuah kapasitor 4700 µf, kapasitor pada rangkaian catu daya berfungsi sebagai filter yang akan memperlemah ripple dan kapasitor tersebut juga berfungsi untuk memastikan bahwa tegangan keluaran akan tetap berada pada atau mendekati tegangan puncak. Bahkan ketika dioda tidak menghantar tegangan, kapasitor tersebut biasa disebut sebagai kapasitor resevoir. Kapasitor tersebut menyimpan muatan selama setengah siklus positif dari tegangan sekunder dan melepaskannya selama setengah siklus negatif. Tegangan setelah melewati kapasitor lalu menuju ke kaki 1 pada IC 7812 dengan keluaran tegangan pada kaki 3 dan kemudian akan melewati kapasitor 1000uF lalu akan menuju ke IC7805 dimana keluaran dari kaki 3 IC 7812 adalah 12V dan IC 7805 adalah 5 V. 3.2 Rangkaian Sensor Rangkaian Sensor pada perancangan alat ini terdiri dari fototransistor, inframerah dan Op-amp. Rangkaian sensor merupakan alat yang berfungsi sebagai pendeteksi adanya kereta. Ketika ada kendaraan yang terdeteksi oleh sensor maka sensor akan memberikan data masukan pada mikrokontroler untuk diproses. Pada perancangan alat ini sensor yang digunakan adalah fototransistor. Led inframerah berfungsi sebagai pemancar cahaya inframerah dan fototransistor sebagai detektor penerima cahaya. akan aktif jika diberikan masukan cahaya inframerah pada kaki basisnya dimana kaki basis pada fototransistor tersebut terletak pada lensa fototransistor. Besar arus basis pada fototransistor tergantung terhadap besarnya intensitas cahaya yang diberikan langsung terhadap basis atau radiant flux density H (mw/cm 2 ). Besar intensitas cahaya yang masuk pada fototransistor juga berpengaruh pada jarak jangkauan sensor. Untuk menghasilkan pancaran sinar inframerah yang maksimum maka digunakan tegangan yang lebih besar yaitu sebesar 12 V dengan mempertahankan arus pada led inframerah agar led inframerah tersebut tidak putus. Dengan arus maksimum pada inframerah 60 ma maka dapat dipasang resistansi sebesar 220Ω dengan menggunakan perhitungan seperti berikut ini. R = I V R = 12 60mA R = 200Ω Dengan nilai resistansi minimal 200Ω maka untuk lebih aman maka digunakan resistansi sebesar 220Ω. Rangkaian sensor yang digunakan dalam perancangan alat ini ditunjukkan pada gambar 3.4.

5 V 5v 5v 5 V 5v 5v 100 Ω 5 V 100 Ω 1KΩ (V+) 3 9 8 (V+) 5 4 1KΩ 14 Sensor 3 P3.2 2 Sensor 1 P3.0 100 Ω 5 V 100 Ω Gambar 3.4 Rangkaian Sensor keseluruhan 1KΩ (V+) 3 11 10 (V+) 7 6 1KΩ 13 Sensor 4 P3.3 1 Sensor 2 P3.1 Sistem kerja keseluruhan dari alat palang pintu kereta otomatis menggunakan catu daya dengan tegangan 5 volt dan 12 volt. Tegangan 5 V dibutuhkan untuk tegangan masukkan sensor, kendali mikrokontroller AT89S51, mengaktifkan keluaran (seven segment). Sedangkan tegangan 12 V dibutuhkan sebagai sumber tegangan untuk mengaktifkan motor stepper. Tegangan pada lilitan sekunder adalah sekitar 17 V (Vpk = 1,414 x Vr.m.s = 1,414 x 12 V =16,87 V dibulatkan menjadi 17 V) karena dibutuhkan tegangan 12 V maka diperlukan IC regulator 7812 yang mampu menghasilkan tegangan sebesar 12V dan untuk menghasilkan tegangan sebesar 5 V maka keluara dari IC regulator 7812 diredam menjadi 5 V dengan menggunakan IC regulator 7805. Hasil uji coba Tegangan B (V) 12.01 4.97 catu daya terdapat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Catu Daya Sensor ini berfungsi sebagai masukan untuk mikrokontroller. Keluaran dari sensor akan menghasilkan dua kondisi yaitu low dan high. Pada alat ini digunakan mikrokontroller yang akan aktif jika diberikan masukan low (aktif low). Hanya masukan low sajalah yang digunakan sebagai clock masukan, sedangkan pada saat kondisi high tidak mempengaruhi memberikan clock pada mikrokontroller 4. PENGAMBILAN DATA DAN ANALISA Uji coba alat penghitung kendaraan ini dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat ini berfungsi atau tidak. Adapun uji coba alat ini dibagi menjadi 4 bagian untuk memudahkan pengambilan data yaitu uji catu daya, uji rangkaian sensor, uji coba seven segment, dan uji coba motor stepper sebagai palang pintu masuk dan keluar. 4.1 Catu Daya AC220V IN4002 X D1 Y CT IN4002 A 7812 7805 4700µf 1000µf 12 V 5 V B 1000µf 4.2 Rangkaian Sensor Pengambilan data sensor dilakukan dengan mengubah posisi jarak sensor yaitu dengan mengubah jarak pemacar inframerah dengan penerima fototransistor. Pengujian sensor ini ditujukan untuk mengetahui berapa jauhnya jarak jangkauan sensor apakah sensor tersebut masih aktif atau tidak. Jarak jangkauan sensor antara pemancar inframerah dengan penerima fototransistor diuji mulai dari jarak 1 meter sampai dengan 5 meter, sensor ini akan berfungsi jika ada benda yang menghalangi sensor tersebut. Dalam uji coba sensor ini untuk keadaan tidak terhalang, hasil pengujian terdapat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Uji Coba Sensor Pada Saat Tidak Terhalang Z D2 Gambar 4.1. Titik Pengambilan Data Tegangan (V) Pada Catu Daya Pada keadaan sensor tidak terhalang besar tegangan yang dihasilkan pada kaki

noninverting lebih besar dibandingkan dengan tegangan pada kaki inverting. kedua tegangan tersebut dibandingkan dengan Op-Amp karena tegangan pada kaki noninverting lebih besar dari pada tegangan inverting maka keluaran Op-Amp akan menuju +90% dari Vcc yaitu sekitar 4.5 V. Akan tetapi pada percobaan ini tegangan yang dihasilkan sebesar 4.86 V kondisi high. Pada jarak sensor 5 meter sudah tidak ada lagi cahaya yang diterima oleh fototransistor sehingga sensor ini sudah tidak aktif lagi. Pada keadaan seperti ini sama saja pada keadaan sensor terhalang dimana tidak ada cahaya yang diterima oleh fototransistor. Untuk percobaan pada saat sensor terhalang terdapat pada tabel 4.3. Pada kondisi terhalang tegangan keluaran yang dihasilkan pada komparator sebesar - 90% dari Vcc. Karena tegangan pada kaki - Vcc terhubung ke ground maka tegangan keluaran dari komparator sekitar 0 V. program. Hasil pengukuran yang didapat terlihat pada tabel 4.5. Tabel 4.4 Tegangan Yang Terukur Untuk Mengaktifkan Motor Stepper1 Berikut adalah pengambilan data pada motor stepper2 yang digunakan sebagai pintu keluar area parkir Tabel 4.5 Tegangan Yang Terukur Untuk Mengaktifkan Motor Stepper2 Tabel 4.3 Uji Coba Sensor Pada Saat Terhalang Keterangan : Tegangan 4.96 V Koil Motor Aktif Untuk Tiap Langkahnya Tegangan 0.13 V Koil Motor Tidak Aktif Pada saat fototransistor terhalang maka tidak ada cahaya inframerah yang diterima oleh fototransistor tersebut. Pada kondisi terhalang besar tegangan pada kaki inverting lebih besar dari pada tegangan noninverting kemudian kedua tegangan tersebut dibandingkan manakah yang lebih besar. Karena tegangan pada kaki inverting lebih besar maka tegangan yang dihasilkan pada keluaran komparator sebesar 0.12 V kondisi low. Dengan kondisi sensor terhalang mengeluarkan kondisi low maka kondisi low tersebut dimanafatkan untuk masukkan pada pengendali mikrokontroller yang akan aktif jika diberi masukan low. Untuk pergerakan motor stepper yang digunakan pada alat palang pintu kereta otomatis ini berputar sebesar 90 0. Akan tetapi dalam satu siklus (langkah 1 sampai langkah 4) motor ini hanya berputar sebesar 30 0 maka untuk membuatnya berputar menjadi 90 0 dibuat dengan menggunakan bantuan program yang berulang sebanyak 3 kali. 4.3 Motor Stepper Motor stepper yang digunakan dalam pembuatan alat ppenghitung kendaraan ini adalah jenis motor stepper aktif high, dimana untuk mengaktifkan tiap tiap koilnya dibutuhkan tegangan sebesar 5 V. Tegangan sebesar 5V ini dihasilkan dari keluaran pengendali mikrokontroller yaitu pada port 1.0 sampai port 1.3 yang telah diatur dengan

5.2 Saran Penggunaan sensor ultrasonik dapat digunakan pada pengaplikasian alat ini karena kepekaannya jauh lebih baik. LCD dapat digunakan sebagai pengganti tampilan seven segment. Sensor 1 (Masuk) Mobil (Masuk) Mobil Sensor 3 Infra Red Infra Red Infra Red Infra Red Mobil (Keluar) Mobil (Keluar) Sensor 4 Sensor 2 5.1 Kesimpulan Dari hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa perancangan dan pembuatan Penghitung Jumlah Kendaraan Pada Area Parkir Dengan Mikrokontroler AT89S51 berfungsi dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun sebagai tambahan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Alat ini dapat menghitung kendaraan yang masuk area parkir sebanyak 99 kendaraan. Jika ada kendaraan yang keluar area parkir maka tampilan akan berkurang sejumlah kendaraan yang keluar tersebut. Keempat sensor akan aktif bila terhalang selama ±2 detik. Sensor 1 dan sensor 2 membuat palang pintu membuka kemudian menutup. Waktu yang diperlukan untuk membuka kemudian menutup tersebut ±5 detik. Sensor 3 dan sensor 4 merupakan penggerak seven segment masingmasing sebagai pencacah angka yang bertambah dan berkurang. Motor stepper1 dan motor stepper2 digunakan untuk membuka dan menutup palang pintu. Pergerakan dari motor stepper yaitu 90 o untuk membuka searah jarum jam dan 90 o untuk menutup berlawanan arah jarum jam. Sensitivitas sensor sangat bergantung pada jarak pemasangan sensor. Jarak maksimal agar sensor dapat bekerja secara optimal didapat sejauh ±5 meter. DAFTAR PUSTAKA [1.] adibakri.wordpress.com/2008/05/25/lightdependent-resistor, September 2008 [2.] Anomin, www.blurtit.com/q787579.html, Desember 2008 [3.] Anomin, www.quaketronics.com/flashkit_faq.html, Agustus 2008 [4.] Anomin, www.suzukithunder.net/kelistrikan-suzuki-thunderkomponen-sistem-teknologi-danrekayasa-f66/listrik-saklar-tombol-danrelei-t1958.htm?vote=viewresult, Agusus 2008. [5.] Anomin, www.fujipiezo.com/photoldr.htm#ldr%20photoc ell [6.] Boylestad, Robert. Nashelsky, Louis. Electronic Devices and Circuit Theory, Prentice Hall International, New Jersey, 1992. [7.] Budiharo, Widodo. Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005. [8.] Eko Putra, Agfianto. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55( Teori dan Aplikasi), Gava Media, Yogyakarta, 2005. [9.] en.wikipedia.org/wiki/phototransistor, September 2008. [10.] en.wikipedia.org/wiki/led-infrared, September 2008. [11.] en.wikipedia.org/wiki/motor-stepperbipolar, September 2008. [12.] Hughes, Fredrick W. Panduan Op - Amp, Elex Media Komputindo, Jakarta, 1990. [13.] Malvino dan Hanapi Gunawan Diktat Kuliah, Prinsip-Prinsip Elektronik, Edisi Kedua. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama 1981 [14.] Soeparlan, Soepono. Yahdi, Umar. Teknik Rangkaian Listrik Jilid 1, Gunadarma, Depok, 1995. [15.] su.wikipedia.org/wiki/simulasi. Desember 2008