BAB I PENDAHULUAN. menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA KELOMPOK A DI TK DHARMA WANITA TOMBA KOTA BAUBAU

BAB I PENDAHULUAN. Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai. Menurut hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hani Epeni, 2013

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun psikis. Pada masa ini, anak perlu diberikan rangsangan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah.

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi. atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan dasar sering disebut masa keemasan (golden age) serta masa

BAB I PENDAHULUAN. 1. Tahap Sensori Motor (0 2 tahun) 2. Tahap Pra-operasional (2 7 tahun)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun dengan pemberian. jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN. Putro (2008) mengungkapkan bahwa masa kanak-kanak adalah masa keemasan.

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa usia Taman Kanak-kanak (TK) merupakan fase yang sangat

PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Konsep Bilangan Pengertian Bilangan. Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Usia Anak UsiaDini

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

PERANAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B TK PGRI BAIYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN PERMAINAN CETAK ANGKA PLAY DOUGH PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat dijalur pendidikan sekolah (PP No. 27 Th 1990). Tugas utama SD

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. (Kepmendikbud Nomor 0486/U/1992, Bab II Pasal 3 ayat (1)). Pasal 31 ayat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama kemampuan berhitung yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak adalah masa dimana potensi-potensi dipotret. Usia ini

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak (TK) adalah suatu bentuk pendidikan jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK sebagai lembaga pendidikan prasekolah adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap dan perilaku, keterampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di Sekolah Dasar. Pandangan ini mengisyaratkan bahwa TK merupakan lembaga pendidikan pra-akademik. TK tidak mengemban tanggung jawab utama dalam membina kemampuan akademik. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik TK adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di TK meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan matematika sederhana. Matematika anak usia dini menurut Sriningsih, (2009: 23) yaitu: pembelajaran matematika terpadu yang merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, mendorong anak untuk mengembangkan berbagai potensi intelektual anak. Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini pada dasarnya bertujuan untuk

2 menstimulasi kemampuan berpikir anak agar memiliki kesiapan untuk belajar matematika pada tahap selanjutnya. Kegiatan pembelajaran matematika pada anak TK diorganisasikan secara terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada kegiatan pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep bilangan bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya. Sriningsih (2009: 121) menyatakan bahwa, guru secara bertahap memberikan pengalaman belajar yang dapat menggantikan benda-benda kongkrit dengan alat-alat yang dapat mengantarkan anak pada kemampuan membilang secara mental. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan adanya permasalahan dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu rendahnya kemampuan mengenal konsep bilangan di RA Nurul Ikhwan pada kelompok B2. Pada saat proses pembelajaran peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Kondisi ini ditenggarai penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru

3 kurang memanfaatkan media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan motivasi belajar anak. Selain kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh RA Nurul Ikhwan. Sehingga kepala RA beserta guru merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu banyak. Permasalahan lain yang terjadi di RA Nurul Ikhwan adalah metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek paperpencil test. Pada pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan konsep bilangan, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil majalah dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak untuk menghitung jumlah benda yang terdapat pada majalah dan mengisinya dengan angka yang sesuai dengan jumlah benda tersebut pada kolom yang telah disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk mengerjakannya sendiri. Adapun data kemampuan anak di RA Nurul Ikhwan dalam membilang pada waktu observasi yaitu anak baru mampu membilang dari 1-20 secara berurutan yang dilakukan secara bersama-sama dengan cara membilang teman yang hadir di kelas. Diakui oleh guru di RA Nurul Ikhwan, bahwa sampai saat ini para guru belum menemukan media yang tepat untuk membantu meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak. Guru kurang memberikan media yang bervariasi dan juga masih menggunakan metode yang membuat anak merasa bosan dan tidak ada rasa antusias pada anak untuk aktif di dalam kelas.

4 Sehingga dalam mengenalkan konsep bilangan yang diterapkan di RA Nurul Ikhwan masih menggunakan metode konvensional atau pengerjaan latihan di buku tulis. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sriningsih (2009:2), beberapa lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan konsepkonsep matematika yang lebih menekankan pada penguasaan angka dan operasi melalui metode drill dan praktik-praktik paper-pencil test. Kalau pun ada media, hanya terbatas pada kertas kerja saja. Hal tersebut bertentangan dengan prinsip kurikulum. Salah satu prinsip kurikulum pembelajaran matematika di TK adalah lingkungan dan media menurut Coopley (2001:14). Lebih lanjut lingkungan yang efektif untuk belajar matematika adalah kaya dengan media yang dapat membantu anak mengekspresikan konsep inti. Karena itu dalam proses pembelajaran konsepkonsep matematika diperlukan dukungan media yang bervariasi. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika untuk mengenalkan konsep bilangan diperlukan media pembelajaran yang sesuai. Manfaat penggunaan media yang sesuai untuk anak usia dini dalam pengenalan matematika memiliki peranan yang besar, khususnya mengenai pengenalan konsep bilangan. Manfaat penggunaan media dalam pengenalan matematika untuk anak usia dini yaitu dapat membantu anak dalam memahami berbagai konsep matematika yang bersifat abstrak dalam matematika yang dapat disajikan dalam bentuk kongkrit. Sehingga mudah dipahami dan dimengerti anakanak sesuai dengan karakteristik dan tahapan berpikirnya. Motivasi yang

5 ditunjukan dengan rasa senang, terangsang dan tertarik sehingga mendorong anak berfikir positif terhadap pembelajaran matematika khususnya kemampuan mengenal konsep bilangan. Menurut National Council of Teachers Mathematic yang selanjutnya disebut NCTM (Coopley, 2001:14) terdapat berbagai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika diantaranya pertama media nyata yang dapat dimanipulasi seperti balok, tangram dan lego. Kedua media simbol seperti kartu angka, dadu, garis angka dan media visual lainnya. Ketiga media yang bisa merepresentasikan secara abstrak seperti kalkulator, komputer dan lain sebagainya. Salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan dapat melalui media kartu angka bergambar yang merupakan media yang dapat membantu anak dalam belajar matematika. Zaman, dan Eliyawati, (2010) mengemukakan bahwa, media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Komariyah dan Soeparno (2010: 66) menjelaskan bahwa, media kartu angka bergambar adalah penggunaan suatu bentuk media pembelajaran yang berbasis permainan terdiri atas kartu-kartu untuk menyampaikan materi melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah terkonsep. Media permainan kartu angka bergambar ini digunakan sebagai media penyampai pesan pada waktu pembelajaran matematika.

6 Kartu angka bergambar sebagai media pembelajaran dengan unsur permainan dapat memberikan rangsangan pada anak-anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan proses pembelajaran. Sejalan dengan pendapat di atas, Komariyah dan Soeparno (2010: 66) menyatakan bahwa, media permainan kartu hitung memiliki dampak yang positif terhadap anak pada proses pembelajaran matematika. Berbagai penelitian yang telah dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran matematika pada anak TK menunjukan hasil yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan belajar anak. Diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh Andari (2008:120-122) di Taman Kanak-Kanak Juwita hasilnya menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran logika matematika melalui penggunaan balok. Respons anak terhadap materi pembelajaran logika matematika menjadi lebih antusias, hal ini karena sambil bermain balok, anak mampu mengenal dan menguasai materi pembelajaran logika matematika. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlaela (2009) menunjukan bahwa media pembelajaran dadu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan anak dalam mengenal bilangan di TK B dengan hasil post tes kemampuan mengenal bilangan (BSH) berkembang sesuai harapan terdapat 93,35 % dari awalnya hanya 33, 3 %. Selain itu penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Erawati (2010) menunjukan bahwa penggunaan media lotto angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal bilangan anak, hal ini terlihat pada semua anak dan semua indikator kemampuan mengenal bilangan mengalami peningkatan.

7 Berdasarkan permasalahan yang terjadi di RA Nurul Ikhwan dan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk meneliti secara langsung pemanfaatan media kartu angka bergambar di RA Nurul Ikhwan sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak TK dan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran yang terjadi di RA Nurul Ikhwan Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak TK Melalui Media Kartu. B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya pembelajaran mengenal konsep bilangan anak kelompok B di RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur Tahun Ajaran 2011-2012, dengan fokus rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kondisi objektif proses pembelajaran mengenal konsep bilangan anak kelompok B2 sebelum diberikan tindakan di RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur Tahun Ajaran 2011-2012? 2. Bagaimana kondisi objektif kemampuan mengenal konsep bilangan anak sebelum digunakan media kartu angka bergambar di kelompok B2 RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur Tahun Ajaran 2011-2012? 3. Bagaimana prosedur penggunaan media kartu angka bergambar dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan di kelompok B2 RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur Tahun Ajaran 2011-2012?

8 4. Bagaimana kemampuan mengenal konsep bilangan di kelompok B2 RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur setelah digunakannya media kartu angka bergambar Tahun Ajaran 2011-2012? 5. Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam mengenalkan konsep bilangan di kelompok B2 RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur dengan menggunakan media kartu angka bergambar Tahun Ajaran 2011-2012? C. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan di RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur melalui media kartu angka bergambar. Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk: 1. Mengetahui kondisi objektif proses pembelajaran pengenalan konsep bilangan anak kelompok B2 di RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur Tahun Ajaran 2011-2012. 2. Mengetahui kondisi objektif kemampuan mengenal konsep bilangan sebelum digunakannya media kartu angka bergambar di kelompok B2 RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur Tahun Ajaran 2011-2012. 3. Mengetahui prosedur penggunaan media kartu angka bergambar dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan di kelompok B2 RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur Tahun Ajaran 2011-2012.

9 4. Mengetahui kemampuan mengenal konsep bilangan di kelompok B2 RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur setelah digunakannya media kartu angka bergambar Tahun Ajaran 2011-2012. 5. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengenalkan konsep bilangan di kelompok B2 RA Nurul Ikhwan Kecamatan Cilaku-Cianjur dengan menggunakan media kartu angka bergambar Tahun Ajaran 2011-2012 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan proses pembelajaran dalam kemampuan mengenal konsep bilangan anak usia dini dan juga dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran pada Taman Kanak-kanak yang lainnya. 2. Bagi pengembang, perencana, penyelenggara, dan pelaksana lembaga pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan dalam pengembangan, perencanaan, dan penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini khususnya pada Taman Kanak-kanak. 3. Bagi pengelola dan guru RA Nurul Ikhwan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan Taman Kanak-kanak kearah yang lebih baik lagi. 4. Bagi orang tua dan masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam melaksanakan perannya masing-masing sehingga dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada Taman Kanak-kanak tersebut.

10 5. Bagi lingkungan akademik, hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat menambah khasanah keilmuan dan dapat dijadikan sebagai salah satu kajian literatur dalam membahas pendidikan anak usia dini.