KOMPETENSI APOTEKER DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI DIREKTUR RUMAH SAKIT

dokumen-dokumen yang mirip
Peran Employee Engagement sebagai Mediasi Budaya Organisasi Karyawan Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susan Setialestari, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Semarang mengenai pentingnya human resource practices yang sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di semua aspek kehidupan manusia karena berbagai permasalahan

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. distributor barang, kreditor, karyawan, pemilik, serta pemerintah. Para pemangku

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DANA BOPTN

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan organisasi dan masyarakat disebut sebagai integrasi dalam. manajemen sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. peralatan, standar profesi dan peningkatan manajemen rumah sakit. Manajemen sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keselamatan kerja merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. daripada apakah mereka tinggal (Allen dan Meyer, 1990). Maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. dari pembahasan komitmen organisasional dan work engagement terhadap job

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA KARYAWAN DEPARTEMEN QUALITY MANAGEMENT

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu rumah sakit juga harus mencari/memiliki pemimpin yang

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PT.

Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Dengan Dimediasi Oleh Komitmen Organisasional Pada Karyawan Pt. Sekar Laut Di Surabaya

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 1 November: 1-12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DAN PERSEPSI DUKUNGAN ATASAN TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH DENGAN JOB EMBEDDEDNESS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERILAKU KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sekumpulan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH HIGH PERFORMANCE WORK PRACTICES TERHADAP TURNOVER INTENSIONS KARYAWAN PRODUKSI CV.CIPTA KARYA MANDIRI KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 23 DATA HASIL PELAKSANAAN EES 2016 TRANSMISI JATIMBALI

yang memiliki peran penting dalam perusahaan karena mereka akan berhubungan dengan para pelanggan. Dalam masyarakat, karyawan pemasaran sering kali

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

PENGARUH INTERNAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KETERIKATAN KARYAWAN PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR FIKA FAUZIATI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB V PENUTUP. serta keterbatasan yang melingkupi penelitian ini.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu komponen yang diperlukan dalam memelihara dan

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal tersebut juga akan. Kondisi tersebut mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan gaya kepemimpinan..., Eka Prasetiawati, FISIP 1 UI, 2009 Universitas Indonesia

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KEPUASAN KERJA DI PT PELINDO IV MAKASSAR

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

BAB I PENDAHULUAN. dari kompetisi. (Yavaset al., 2007). Pemberian layanan yang terbaik bagi para

BAB II LANDASAN TEORI. Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Andika, et al,. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Karyawan...

Disusun oleh : SAFIL RUDIARTO HENDROYOGI S PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Dampak Self Efficacy terhadap Perilaku Inovasi Apoteker di Rumah Sakit

David Sugihartana TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencakup penekanan pada produk, biaya, harga, pelayanan, penyerahan tepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Resource Practices (Praktik-praktik SDM)

MEMBANGUN EMPLOYEE ENGAGEMENT EMPLOYEE ENGAGEMENT. Dian Yanuar Roffanna, S.Psi., M.Psi. Bagian Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang sangat penting karena faktor manusia sangat berperan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan persepsi..., Reza Baizuri, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. antara sebuah organisasi atau perusahaan dengan masyarakat. karena PR-lah yang merupakan salah satu front liner penting dalam

Peran Kepemimpinan dan Employee Engagement terhadap Kinerja Individual Karyawan Instalasi Farmasi

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat penting karena suatu organisasi dikembangkan demi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) adalah pelaksanaan job analysis, perencanaan SDM,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

ABSTRAK. Kata kunci : insentif, kepuasan kerja, komitmen organisasional dan motivasi kerja. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

Transkripsi:

Posted by Fitri Qoriawaty, NPM 260120150029 KOMPETENSI APOTEKER DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI DIREKTUR RUMAH SAKIT Apoteker merupakan salah satu penggerak pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Perkembangan paradigma apoteker semakin maju seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat. Selama ini apoteker di rumah sakit secara jabatan struktural hanya sampai pada level Kepala Instalasi Farmasi saja. Padahal sebagai apoteker kita mempunyai kesempatan dan kompetensi untuk menduduki pimpinan puncak di rumah sakit yaitu sebagai Direktur rumah sakit. Hal ini tertuang dalam prinsip 7 Stars Pharmacist, dimana sebagai apoteker kita dituntut untuk mempunyai kemampuan Manajerial. Apoteker dituntut untuk dapat mengatur dan mengelola setiap komponen yang menjadi bagian dari pelayanan kesehatan. Salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang apoteker yaitu dalam pengelolaan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi, dimana suatu rumah sakit tidak dapat berjalan tanpa adanya sumber daya manusia yang handal. Oleh karena itu diperlukan kemampuan pengelolaan sumber daya manusia agar visi dan misi rumah sakit dapat tercapai. Setiap karyawan yang ada di dalam organisasi harus mempunyai tujuan yang sama dalam hal perbaikan tata kerja yang akan memberi manfaat dan peningkatan bagi organisasi yang bersangkutan (Wahyuningsih, 2003). Apoteker sebagai Direktur rumah sakit perlu mempelajari pentingnya budaya organisasi. Budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap bagaimana karyawan memandang organisasi, tanggungjawab dan komitmen mereka. Apoteker sebagai pemimpin, mempengaruhi bawahan baik secara langsung melalui interaksi dan juga melalui budaya organisasi. Budaya organisasi menggambarkan keyakinan bersama, persepsi, dan harapan individu dalam

organisasi (Schein, 1990). Budaya organisasi memengaruhi setiap upaya untuk menerapkan perubahan. Budaya organisasi dalam pelayanan kesehatan memberikan kontribusi yang positif terhadap kualitas, seperti perawatan, kepuasan bekerja, dan keselamatan pasien (Boan D., 2003). Kompetensi apoteker sebagai Direktur rumah sakit perlu ditunjang dengan pengetahuan mengenai employee engagement. Keterlibatan employee engagement memiliki potensi yang secara signifikan mempengaruhi retensi karyawan, produktivitas, loyalitas, kepuasan pelanggan, reputasi perusahaan dan stakeholder (Lockwood, 2007). Employee engagement didefinisikan sebagai komitmen karyawan untuk memberikan lebih dalam organisasi mereka, seberapa keras mereka bekerja dan berapa lama mereka tinggal sebagai konsekuensi dari komitmen tersebut. Employee engagement dapat meningkatkan produktivitas terhadap karyawan, profitabilitas, mempertahankan karyawan, kepuasan konsumen dalam peningkatan keberhasilan untuk organisasi. Employee engagement memediasi penuh hubungan antara budaya organisasi dan kinerja individual. Peran dalam peningkatan organisasi melibatkan semua tingkatan di organisasi serta merupakan serangkaian tindakan dan keterlibatan dari para anggota organisasi, dan bersifat konsisten, berkelanjutan, dan jelas. Hasil studi yang dilakukan oleh Ahmad Muhtadi, Indah L.H, Supriyatna, Angga P.K, Sunu W, Rizky A., dalam Hospital Pharmacist s Employee Enggagement Fully Mediate the Organization Culture to Their Innovative Behavior and Individual Performance, menunjukkan bahwa terdapat signifikansi antara budaya organisasi terhadap employee engagement, signifikansi antara budaya organisasi terhadap kepuasan pelanggan, signifikansi antara employee engagement terhadap kinerja individual dan signifikansi antara employee engagement terhadap kepuasan pelanggan. Selain itu hasil studi menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dan signifikasi antara budaya organisasi dan kinerja individual. Employee engagement dapat berperan dalam pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja individual dan kepuasan pelanggan. Hal ini penting sebagai dasar pengelolaan

sumber daya manusia. (Muhtadi, A., Hilmi, I. L., Supriyatna, A. P., Widianto, S., & Abdulah, R. 2013). Apoteker yang berperan sebagai Direktur rumah sakit dalam pengelolaan SDM juga perlu mengetahui adanya job embeddedness (kelekatan kerja). Job embeddedness (kelekatan kerja) dapat mempengaruhi kerja sama antar tenaga kesehatan lainnya yang akan memberikan pengaruh terhadap job performance (kinerja karyawan) dan job satisfaction (kepuasan kerja) yang dimediasi oleh job involvement (keterlibatan kerja) (Mitchell, et al 2001). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Angga P. Kautsar, Sunu Widianto, dan Girindra H. Duhita dalam The Hospital Pharmacists Role: Influence of Job Embeddedness on Job Performance and Job Satisfaction through Mediator s Job Involvement, menunjukkan bahwa keterlibatan kerja tidak menunjukkan peran sebagai mediator antara job embededdness dengan kinerja karyawan karena job embeddedness dapat berhubungan langsung dengan kinerja karyawan, sedangkan hubungan antara keterlibatan kerja dan kinerja karyawan tidak menunjukkan hubungan secara signifikan. Sedangkan peran mediator keterlibatan kerja pada hubungan antara job embeddedness dan keterlibatan kerja tidak memediasi penuh karena job embeddedness dapat berhubungan secara langsung terhadap job satisfaction. Pada penelitian ini juga secara statistika menunjukan job embeddedness berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan kerja, job embeddedness berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, job embeddedness berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, dan keterlibatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Kautsar, Angga P., Widianto, Sunu., Duhita, Girindra H. 2015). Job embeddedness yang dibentuk melalui hubungan kecocokan kemudian tercipta rasa nyaman dan membangun kerja sama antar karyawan. Tercipta asumsi apabila karyawan yang memiliki hubungan dan kecocokan antar sesama karyawan secara tidak langsung lebih terlibat dengan pekerjaanya, kemudian dari keterlibatan tersebut akan mempengaruhi kenaikan performansi kerja dan kepuasan kerja dari

karyawan tersebut. Keterlibatan kerja dapat mempengaruhi hasil dari pekerjaan yang dibebankan kepada seorang karyawan (Kanungo,1982). Seorang Direktur rumah sakit diharapkan dapat mengatur SDM yang menjadi tanggung jawabnya untuk dapat bekerja sebaik-baiknya, memberikan kontribusi sesuai dengan kompetensinya, dengan budaya organisasi yang baik, sehingga keterikatan terhadap rumah sakit juga meningkat, keterlekatan dengan rekan kerja mendorong kinerja karyawan meningkat, yang pada akhirnya kepuasan karyawan dalam bekerja akan meningkatkan kepuasan dari pelanggan rumah sakit (Widianto, S., Abdullah, R., Kautsar, A. P., & Meiyanti, S., 2012). Apoteker sebagai tenaga farmasis perlu meningkatkan kompetensinya dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk salah satunya pada aspek manajerial yaitu dalam hal pengelolaan SDM. Sehingga ke depan, Apoteker memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menduduki jabatan puncak di rumah sakit yaitu sebagai Direktur rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA Kanungo, R.N. (1982a). Measurement of Job and Work Involvement. Journal of Applied Psychology. 67 (3), 341-49. Lockwood, Nancy R.. Leveraging Employee Engagement for Competitive Advantage: HR s Strategic Role, SHRM Research Quarterly.2007 Boan D and Funderburk F.Healthcare Quality Improvement and Organizational Culture:Executive Summary. Delmarva Foundation. 2003. Mitchell, T.R., Holtom, B.C., Lee, T.W., Sablynski, C.J.,& Erez, M.2001. Why People Stay: Using Job Embeddedness To Predict Voluntary Turnover. Academy of Management Journal, 44: 1102 1121. Muhtadi, A., Hilmi, I. L., Supriyatna, A. P., Widianto, S., & Abdulah, R., 2013. Hospital Pharmacist s Employee Enggagement Fully Mediate the Organization Culture to Their Innovative Behavior and Individual Performance. Int.J.Pharm.Sci.Rev.Res., 23(1), No. 36, 182-190. Kautsar, Angga P., Widianto, Sunu., Duhita, Girindra H., 2015 The Hospital Pharmacists Role : Influence of Job Embeddedness on Job Performance and Job Satisfaction through Mediator s Job Involvement. Int.J.Pharm.Sci.Rev.Res., 34(2), Article No. 44, Pages:265-272. Widianto, S., Abdullah, R., Kautsar, A. P., & Meiyanti, S., 2013. The Effect of Job Embeddedness on Work Engagement and Innovative Behavior. International Journal of Information Technology & Computer Science (IJITCS) (ISSN No : 2091-1610) Volume 10. Issue No :3. Wahyuningsih Endang, Danu Sulanto Saleh dan Prabandari Yani. Upaya Peningkatan Pelayanan Obat Di Instalasi Farmasi Rsud Purworejo dengan Perbaikan Tata Kerja Peningkatan Sikap Serta Motivasi Sumber Daya Manusia. Sains Kesehatan. 2003; 16. Schein, E.H., Organizational Culture. American Psychologist.1990 ; 45