K89 Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri. (Hasil Revisi tahun 1948)

dokumen-dokumen yang mirip
K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

K181 Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA

K120 HYGIENE DALAM PERNIAGAAN DAN KANTOR-KANTOR

K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

K103 Konvensi tentang Perlindungan Wanita Hamil (Disempurnakan tahun 1952)

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

K171 Konvensi Kerja Malam, 1990

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN KONVENSI ILO NO. 138 MENGENAI

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

KONVENSI NOMOR 81 MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

Konvensi tentang Perlindungan Wanita Hamil (Disempurnakan tahun 1952) 1

K14. Konvensi Istirahat Mingguan (Industri), 1921

Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

KONVENSI NO. 138 MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

K185 PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT, 2003

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

K176. Tahun 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tambang

K131. Konvensi Penetapan Upah Minimum, 1970

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

KONVENSI MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

KONVENSI-KONVENSI ILO TENTANG KESETARAAN GENDER DI DUNIA KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

K156 Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 83 TAHUN 1998

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

K155 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990

KONVENSI MENGENAI PENERAPAN PRINSIP PRINSIP HAK UNTUK BERORGANISASI DAN BERUNDING BERSAMA

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Organisasi Perburuhan Internasional

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

KONPENSI 106 MENGENAI ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR-KANTOR KONPERENSI UMUM ORGANISASI PERBURUHAN INTERNASIONAL

KONVENSI MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KONFERENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENGENAI ARBITRASE KOMERSIAL INTERNASIONAL KONVENSI MENGENAI PENGAKUAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE ASING

KONVENSI MENGENAI KERJA PAKSA ATAU KERJA WAJIB

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1961 TENTANG

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

K188 PEKERJAAN DALAM PENANGKAPAN IKAN

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT

Bentuk: UNDANG-UNDANG. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 3 TAHUN 1961 (3/1961) Tanggal: 25 PEBRUARI 1961 (JAKARTA)

Konvensi ILO No. 189 & Rekomendasi No. 201

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979)

KONVENSI MENGENAI PENGUPAHAN BAGI LAKI-LAKI DAN WANITA UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN (Convention Against Torture and Other Cruel Inhuman or Degrading Treatment or Punishment)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Komponen Kebutuhan Hidup Layak

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

K169. Konvensi Masyarakat Hukum Adat, 1989

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) DEKLARASI TRIPARTIT TENTANG PRINSIP-PRINSIP MENGENAI PERUSAHAAN MULTINASIONAL DAN KEBIJAKSANAAN SOSIAL

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

K89 Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) 1

K 89 - Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) 2

Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif dalam kondisi yang merdeka, setara, aman, bermartabat. Tujuan-tujuan utama ILO ialah mempromosikan hak-hak kerja, memperluas kesempatan kerja yang layak, meningkatkan perlindungan sosial, dan memperkuat dialog dalam menangani berbagai masalah terkait dengan dunia kerja. Organisasi ini memiliki 183 negara anggota dan bersifat unik di antara badan-badan PBB lainnya karena struktur tripartit yang dimilikinya menempatkan pemerintah, organisasi pengusaha dan serikat pekerja/ buruh pada posisi yang setara dalam menentukan program dan proses pengambilan kebijakan. Standar-standar ILO berbentuk Konvensi dan Rekomendasi ketenagakerjaan internasional. Konvensi ILO merupakan perjanjian-perjanjian internasional, tunduk pada ratifikasi negara-negara anggota. Rekomendasi tidak bersifat mengikat kerapkali membahas masalah yang sama dengan Konvensi yang memberikan pola pedoman bagi kebijakan dan tindakan nasional. Hingga akhir 2009, ILO telah mengadopsi 188 Konvensi dan 199 Rekomendasi yang meliputi beragam subyek: kebebasan berserikat dan perundingan bersama, kesetaraan perlakuan dan kesempatan, penghapusan kerja paksa dan pekerja anak, promosi ketenagakerjaan dan pelatihan kerja, jaminan sosial, kondisi kerja, administrasi dan pengawasan ketenagakerjaan, pencegahan kecelakaan kerja, perlindungan kehamilan dan perlindungan terhadap pekerja migran serta kategori pekerja lainnya seperti para pelaut, perawat dan pekerja perkebunan. Lebih dari 7.300 ratifikasi Konvensi-konvensi ini telah terdaftar. Standar ketenagakerjaan internasional memainkan peranan penting dalam penyusunan peraturan, kebijakan dan keputusan nasional. 3

K 89 - Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) 4

K89 Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) General Conference of the International Labour Organisation, setelah dikonferensikan di San Fransisco oleh Governing Body dari International Labour Office, dan setelah bertemu dalam Sesi ke-tigapuluhsatu-nya pada tanggal 17 Juni 1948, dan Setelah memutuskan persetujuan usulan-usulan tertentu tentang perubahan sebagian atas Konvensi Kerja Malam (Wanita), dan Konvensi (Hasil Revisi) Kerja Malam (Wanita), 1934, yang diterima oleh Konperensi pada Sesinya yang ke-delapanbelas, yang menjadi butir ke-sembilan pada agenda sesi, dan Menimbang bahwa usulan ini harus berbentuk Konvensi internasional, Menerima pada hari ke-sembilan bulan Juli seribu sembilan ratus empatpuluhdelapan Konvensi berikut, yang dapat disebut sebagai Konvensi (Hasil Revisi) Kerja Malam (Wanita), 1948: 5

K 89 - Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) BAGIAN 1. KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Dalam Konvensi ini, istilah kegiatan industri mencakup, terutama: a. Tambang, tempat penggalian, dan pekerjaan lain untuk ekstraksi mineral dari tanah; b. Kegiatan dimana barang-barang dibuat, dirubah, dibersihkan, diperbaiki, dihiasi, diselesaikan, disesuaikan untuk dijual, dibagi atau dihancurkan, atau dimana bahan diubah, termasuk kegiatan dalam pembuatan kapal atau dalam pembangkitan, transformasi, atau transmisi tenaga listrik atau tenaga penggerak sejenisnya; c. Kegiatan dalam pekerjaan bangunan dan teknik sipil, termasuk pekerjaan konstruksi, perbaikan, pemeliharaan, perubahan dan penghancuran. 2. Instansi Pemerintah terkait akan menetapkan batas pemisah yang membedakan antara pekerjaan industri degnan pekerjaan pertanian, perdagangan dan pekerjaan non-industri lainnya. Pasal 2 Dalam Konvensi ini, istilah malam menunjukkan suatu jangka waktu yang lamanya sekurang-kurangnya sebelas jam berturut-turut, termasuk waktu jeda yang ditetapkan oleh instansi pemerintah terkait untuk sekurangkurangnya tujuh jam berturut-turut yang jatuh antara jam sepuluh malam dan jam tujuh pagi; instansi pemerintah terkait dapat menetapkan berbagai waktu jeda untuk berbagai industri, kegiatan atau cabang industri atau kegiatan, namun harus berkonsultasi dulu dengan organisasi-organisasi pengusaha dan pekerja yang bersangkutan sebelum menetapkan waktu jeda mulai setelah jam sebelas malam. 6

Pasal 3 Wanita tanpa membedakan usia tidak boleh dipekerjakan pada waktu malam di tempat kegiatan umum atau industri swasta, atau di salah satu cabang darinya, selain dalam kegiatan dimana hanya para anggota dari keluarga yagn sama yang dipekerjakan. Pasal 4 Pasal 3 tidak berlaku: a. bila terjadi force majeure, pada waktu mana di suatu tempat kegiatan terjadi gangguan atas pekerjaan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, dan yang sifatnya tidak timbul kembali dari waktu ke waktu; b. dalam hal dimana pekerjaan berkaitan dengan bahan mentah atau bahan yang sedang dalam perawatan yang dapat cepat rusak bila pekerjaan malam itu diperlukan untuk mengawetkan bahan tersebut dari suatu kerugian tertentu. Pasal 5 1. Larangan kerja malam bagi wanita dapat dicabut sementara oleh pemerintah, setelah berkonsultasi dengan organisasi-organisasi pengusaha dan pekerja yagn bersangkutan, bila dalam hal terjadi keadaan yang sangat mendesak sehingga panggilan negara menghendaki kerja malam itu. 2. Penangguhan sementara itu harus diberitahukan oleh pemerintah yang bersangkutan kepada Director-General dari International Labour Office dalam laporan tahunannya terntang penerapan Konvensi. 7

K 89 - Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) Pasal 6 Dalam kegiatan industri yang dipengaruhi oleh musim dan dalam segala hal dimana keadaan yang sifatnya luar biasa menghendakinya, ketentuan waktu malam dapat dikurangi menjadi sepuluh jam selama enampuluh hari dalam setahun. Pasal 7 Di negara-negara dimana iklim menyebabkan pekerjaan siang hari sangat melelahkan, maka ketentuan waktu malam dapat diperpendek dari apa yagn dijelaskan dalam Pasal-pasal di atas bila imbalan waktu istirahat disesuaikan untuk siang hari. Pasal 8 Konvensi ini tidak berlaku untuk a. wanita yang memegang kedudukan penting yang bersifat manajerial atau teknikal; dan b. wanita yang dipekerjakan di jasa layanan kesehatan dan kesejahteraan yang pada dasarnya tidak melibatkannya dalam pekerjaan manual BAGIAN II. KETENTUAN KHUSUS UNTUK NEGA- RA-NEGARA TERTENTU Pasal 9 Di negara-negara dimana belum ada peraturan pemerintah tentang pekerjaan bagi wanita di kegiatan industri di malam hari, istilah malam dapat bersifat semetnara, dan untuk waktu selambat-lambatnya tiga tahun, ditetapkan oleh pemerintah yagn menentukan jangka waktu hanya selama 8

sepuluh jam, termasuk waktu jeda yagn ditetapkan oleh instansi terkati selama sekurang-kurangnya tujuh jam berturut-turut, antara jam sepuluh malam dan jam tujuh pagi. Pasal 10 1. Ketentuan-ketentuan Konvensi ini berlaku untuk India tunduk pada modifikasi yang ditentukan dalam Pasal ini. 2. Ketentuan dimaksud berlaku untuk semua wilayah yang menjadi wilayah hukum bagi penerapannya oleh badan legislatif India. 3. Istilah kegiatan industri meliputi: a. pabrik yang disebut dalam Factories Act; dan b. pertambangan dimana Indian Mines Act berlaku Pasal 11 1. Ketentuan-ketentuan Konvensi ini berlaku untuk Pakistan tunduk pada modifikasi yang ditentukan dalam Pasal ini. 2. Ketentuan dimaksud berlaku untuk semua wilayah yang menjadi wilayah hukum bagi penerapannya oleh badan legislatif Pakistan. 3. Istilah kegiatan industri meliputi: a. pabrik yagn disebut dalam Factories Act; dan b. pertambangan dimana Indian Mines Act berlaku. Pasal 12 1. International Labour Conference dapat, pada sesi dimana hal itu dimasukkan dalam agenda, menerima dengan dua-pertiga suara terbanyak draft perubahan atas salah satu atau lebih dari Pasal-pasal sebelumnya di Bagian II Konvensi ini. 9

K 89 - Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) b. Draft perubahan dimaksud harus menyebut Anggota atau Anggotaanggota dimana draft perubahan itu berlaku, dan akan, dalam jangka waktu satu tahun, atau, dalam keadaan tertentu, delapanbelas bulan sejak penutupan sesi dari Conference itu, diserahkan oleh Anggota atau Anggota-anggota dimana draft perubahan itu berlaku kepada pemerintah atau pemerintah-pemerintah dimana hal itu menjadi wewenangnya, untuk pemberlakuan undang-undang atau langkah lainnya. c. Masing-masing Anggota itu akan, bila mendapat persetujuan dari pemerintah atau pemerintah-pemerintah dimana hal itu menjadi wewenangnya, mengkomunikasikan ratifikasi formal atas perubahan itu kepada Director-General of the International Labour Office untuk didaftarkan. d. Draft perubahan demikian mulai berlaku sebagai perubahan atas Konvensi ini atau ratifikasi oleh Anggota atau Anggota-anggota dimana draft perubahan itu berlaku. BAGIAN III. KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Ratifikasi formal atas Konvensi ini harus dikomunikasikan kepada Director- General of Labour Office untuk didaftarkan. Pasal 14 1. Konvensi ini mengikat hanya pada para Anggota dari International Labour Organisation yang ratifikasinya sudah didaftarkan pada Director- General. 10

2. Akan berlaku duabelas bulan setelah tanggal dimana ratifikasi dari dua Anggota sudah didaftar pada Director-General. 3. Kemudian, Konvensi ini akan mulai berlaku untuk para Anggota duabelas bulan setelah tanggal dimana ratifikasinya didaftar. Pasal 15 1. Anggota yang sudah meratifikasi Konvensi ini dapat mencabutnya setelah berakhirnya masa sepuluh tahun sejak tanggal dimana Konvensi ini pertama kali berlaku, dengan undang-undang yang dikomunikasikan kepada Director-General of the International Labour Office untuk didaftarkan. Pencabutan sebagaimana dimaksud mulai berlaku satu tahun setelah tanggal pendaftarannya. 2. Tiap Anggota yang sudah meratifikasi Konvensi dan yagn tidak, dalam waktu satu tahun setelah berakhirnya masa sepuluh tahun tersebut pada ayat di atas, melaksanakan hak untuk mengadakan pencabutan sebagaimana ditentukan dalam Pasal ini, harus tetap memberlakukannya selama masa sepuluh tahun lagi dan, setelah itu, dapat mencabut Konvensi ini setelah berakhirnya setiap masa sepuluh tahun sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Pasal ini. Pasal 16 1. Director-General of the Internatinal Labour Office akan memberitahu semua Anggota dari International Labour Organisation tentang pendaftaran atas semua ratifikasi dan pencabutan, yang dikomunikasikan kepadanya oleh para Anggota Organisasi. 2. Bila memberitahu kepada para Anggota Organisasi tentang pendaftaran atas ratifikasi kedua yang dikomunikasikan kepadanya, Director-General akan meminta perhatian dari para Anggota Organisasi pada waktu dimana Konvensi akan mulai berlaku. 11

K 89 - Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) Pasal 17 Director-General of the International Labour Office akan mengkomunikasikan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa untuk pendaftaran sesuai dengan Pasal 102 Charter Perserikatan Bangsa Bangsa, tentang rincian lengkap dari semua ratifikasi dan undang-undang pencabutan yang didaftarkan olehya sesuai dengan ketentuan dalam Pasal-pasal sebelumnya. Pasal 18 Pada waktu-waktu yang dianggapnya perlu, Governing Body of the International Labour Office akan menyerahkan kepada General Conference suatu laporan tentang bekerjanya Konvensi ini dan akan meneliti apakah dapat menempatkan pada agenda Conference itu masalah penyempurnaan menyeluruh atau sebagian darinya. Pasal 19 1. Bila Conference menerima Konvensi baru yang menyempurnakan seluruh tau sebagian dari Konvensi ini, maka kecuali Konvensi baru itu menentukan lain, a. Ratifikasi oleh Anggota dari Konvensi baru yang menyempurnakan itu demi hokum melibatkan pembatalan segera atas Konvensi ini, tanpa mengurangi ketentuan PAsal 15 di atas, bila dan bilamana Konvensi baru yang menyempurnakan itu sudah mulai berlaku; b. Sejak tanggal dimana Konvensi baru yagn menyempurnakan itu mulai berlaku, maka Konvensi ini tidak lagi terbuka untuk diratifikasi oleh para Anggota. 2. Konvensi ini masih tetap berlaku dalam bentuknya dan isinya yang sebenernya bagi para Anggota yang sudah meratifikasinya tetapi yang belum meratifikasi Konvesi yang menyempurnakan itu. 12

Pasal 20 Versi bahasa Inggris dan bahasa Perancis dari teks Konvensi ini mempunyai kekuatan yang sama. 13

K 89 - Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) 14

Protokol 1990 tentang Konvensi (Hasil Revisi) Kerja Malam (Wanita), 1948 General Conference of the International Labour Organisation, setelah dikonperensikan di Jenewa oleh Governing Body of the International Labour Office, dan setelah bertemu dalam Sesi ke-77-nya pada tanggal 6 Juni 1990, dan Setelah memutuskan penerimaan usulan-usulan tertentu tentang kerja malam, yang menjadi butir keempat dari agenda pertemuan itu, dan Setelah menentukan bahwa usulan-usulan ini berbentuk Protokok tentang Konvensi (Hasil Revisi) Kerja Malam (Wanita), 1948 (selanjutnya disebut Konvensi ), Menerima pada hari ke-duapuluhenam Juni seribu sembilan ratus sembilanpuluh Protokol berikut, yang dapat disebut sebagai Protokol 1990 Konvensi (Hasil Revisi) Kerja Malam (wanita), 1948: Pasal 1 (1) Undang-undang atau peraturan nasional, yang diberlakukan setelah berkonsultasi dengan organisasi-organisasi pengusaha dan pekerja yagn paling mewakili, dapat menetapkan bahwa variasi waktu 15

K 89 - Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) malam sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 2 dari Konvensi serta pengecualian dari larangan kerja malam yang tertera dalam Pasal 3 dari Konvensi yang sama dapat ditentukan dengan keputusan oleh instansi terkait: a. pada cabang kegiatan atau pekerjaan tertentu, dengan ketentuan bahwa organisasi-organisasi wakil para pengusaha dan pekerja yagn bersangkutan telah membuat perjanjian atau telah memberikan persetujuan mereka; b. di satu atau lebih perusahaan tertentu yang tidak termasuk dalam keputusan yang diambil sesuai dengan klausa (a) di atas, dengan ketentuan bahwa: i. suatu perjanjian sudah dibuat di dalam perusahaan yagn bersangkutan antara wakil-wakil pengusaha dan pekerja yagn bersangkutan; dan ii. organisasi-organisasi yang mewakili para pengusaha dan pekerja dari cabang kegiatan atau pekerjaan yang bersangkutan atau organisasi-organisasi yang paling mewakili para pengusaha dan pekerja sudah dikonsultasikan; c. di perusahaan tertentu yang tidak dicakup dalam keputusan yagn dibuat sesuai dengan klausa (a) diatas, dan dimana belum ada perjanjian yang dicapai sesuai dengan klausa (b) (i) di atas, dengan ketentuan bahwa: i. para wakil pekerja di perusahaan serta organisasi-organisasi yang mewakili pengusaha dan pekerja dari cabang kegiatan atau pekerjaan yang bersangkutan atau organisasi-organisasi yang paling mewakili pengusaha dan pekerja sudah dikonsultasi; ii. instansi terkait sudah memastikan bahwa perlindungan yang memadai terdapat di perusahaan, yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja, fasilitas social dan kesamaan kesempatan dan perlakuan untuk para wanita pekerja; dan iii. keputusan dari instansi terkait berlaku untuk semua waktu yagn ditetapkan, yang dapat dibarui denganprosedur menurut sub- 16

klausa (i) dan (ii) di atas. (2) Dalam ayat ini, istilah wakil-wakil pekerja adalah orang-orang yagn diakui oleh undang-undang atau ketentuan setempat, sesuai dengan Workers Representatives Convention, 1971. Undang-undang atau peraturan yang disebut dalam ayat 1 menentukan keadaan dimana variasi dan pengecualian dapat diberikan dan kondisi pada apa variasi dan pengecualian itu tergantung. Pasal 2 1. Dilarang memberlakukan variasi dan pengecualian yang diijinkan sesuai dengan Pasal 1 di atas bagi wanita pekerja dalam masa sebelum dan sesuadah melahirkan selama sekurang-kurangnya delapan minggu dari waktu itu berlaku sebelum perkiraan tanggal melahirkan. Undangundang dan peraturan setempat dapat mengijinkan pengecualian dari larangan ini atas permintaan langsung dari wanita pekerja yagn bersangkutan dengan syarat bahwa pengecualian itu tidak akan membahayakan kesehatannya dan kesehatan bayinya. 2. Larangan yang tertera dalam ayat 1 Pasal ini berlaku juga untuk waktu tambahan yang berdasarkan keterangan medis yang ditunjukkan, hal itu diperlukan untuk kesehatan ibu dan anak: a. Selama kehamilan; atau b. Selama masa tertentu yang merupakan tambahan dari masa setelah melahirkan yang ditetapkan sesuai dengan ayat 1 di atas. 3 Selama masa sebagaimana tertera dalam ayat 1 dan 2 Pasal ini : a. Wanita pekerja tidak boleh diberhentikan atau diberitahukan pemberhentiannya, kecuali untuk alas an yang sah yang tidak berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran; b. Pendapatan dari wanita pekerja yang bersangkutan perlu dipertahankan pada tingkat yang cukup untuk perawatan dirinya sendiri dan bayinya sesuai dengan standar hidup yang wajar. 17

K 89 - Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri (Hasil Revisi tahun 1948) Tingkat pendapatan ini dapat diusahakan melalui penugasan kerja siang hari, perpanjangan cuti hamil, jaminan social atau langkah lainnya yang sesuai, atau melalui gabungan dari langkah-langkah ini. 4. Ketentuan dalam ayat-ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini tidak akan menimbulkan pengurangan perlindungan dan jaminan yang berkaitan dengan cuti hamil. Pasal 3 Informasi tentang variasi dan pengecualian yang diberlakukan sesuai dengan Protokol ini harus dimasukkan dalma laporan penerapan Konvensi yang diserahkan sesuai dengan pasal 22 Constitution of the International Labour Organisation. Pasal 4 1. Suatu Anggota dapat meratifikasi Protokol ini pada waktu yang sama atau pada waktu sesudah ratifikasi Konvensi, dengan mengkomunikasikan ratifikasi dari Protokol kepada Director-General of the International Labour Office untuk pendaftaran. Ratifikasi ini mulai berlaku 12 bulan setelah tanggal pendaftarannya oleh Director-General. Setelah itu, Konvensi mengikat Anggota yang bersangkutan dengan tambahan Pasal 1 dan 3 Protokol ini. 2. Director-General of the International Labour Office akan memberitahukan kepada semua Anggota International Labour Organisation tentang pendaftaran atas semua ratifikasi dari Protokol ini yang dikomunikan kepadanya oleh pihak-pihak dalam Konvensi. 3. Director-General of the International Labour Office akan mengkomunikasikan kepada Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa Bangsa untuk pendaftaran sesuai dengan Pasal 102 Charter Perserikatan Bangsa Bangsa, tentang rincian lengkap dari semua ratifikasi yang didaftarkan olehnya sesuai dengan ketentuan dalam aya 1 Pasal ini. 18

Pasal 5 Versi bahasa Inggris dan bahasa Perancis dari teks Protokol ini mempunyai kekuatan yang sama. 19