BAB 1 PENDAHULUAN. Siapakah saya? Apa potensi saya? Apa tujuan yang ingin saya capai di

dokumen-dokumen yang mirip
materi tambahan dari diskusi kelas PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN oleh Dr. Triana Noor Edwina D.S., M.Si Fakultas Psikologi Mercu Buana Yogyakarta

Selamat Membaca dan Memahami Materi Perkembangan Kepribadian Rentang Perkembangan Manusia II

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang di buat keluarganya dapat mempengaruhi anak begitupun

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN IDENTITAS DIRI PADA REMAJA AKHIR

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Mulai dari sekolah regular,

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA ORANG TUA DAN REMAJA MENGENAI TEMAN BERGAUL REMAJA. Dra. Muniroh A, M. Pd Afra Hafny Noer, S. Psi, M. Sc

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu periode transisi dari fase anak hingga fase

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan peredaraan dan penyalahgunaan obat-obatan. mengkhawatirkan. Badan Narkotika Nasional (2008) sendiri setidaknya

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. mandiri, disiplin dalam mengatur waktu, dan melaksanakan kegiatan belajar yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riesa Rismawati Siddik, 2014 Kontribusi pola asuh orangtua terhadap pembentukan konsep diri remaja

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. biologis dan ditutup dengan aspek kultural. Transisi dari masa kanak-kanak ke remaja

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang menghadapi banyak. persoalan dan konflik, termasuk diantaranya kebingungan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penerimaan Diri pada Narapidana Remaja Rutan Negara Kelas II B Salatiga,

BAB I PENDAHULUAN. Masa ini menimbulkan perubahan-perubahan baik itu secara fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. dimana kedua aspek tersebut terjadi secara bersama-sama. Sebagai makhluk

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN DISIPLIN ANAK DI KOMPLEK MENDAWAI KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut dengan tata tertib. Siswa dituntut untuk menaati tata tertib sekolah di

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

C.07 ANALISIS PERMASALAHAN PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK PRA-SEKOLAH (Studi di TK Al Ghoniyyah Malang)

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku di masyarakat (Shochib, 2010). keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama di mana anak dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UKM Olahraga merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang masih lengkap keduanya sedangkan keluarga tidak utuh atau yang sering

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

BAB I PENDAHULUAN. terperinci serta dapat mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN TEORI. adolescence yang berasal dari kata dalam bahasa Latin adolescere (kata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar sekolah. Salah satu acuannya adalah pendidikan harus berprinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menjalani kehidupan. Era ini memiliki banyak tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendapatnya secara terbuka karena takut menyinggung perasaan orang lain. Misalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk dengan berbagai agama yang ada di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap perusahaan dituntut untuk terus berbenah dan berproses demi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Siapakah saya? Apa potensi saya? Apa tujuan yang ingin saya capai di masa depan? Apa peranan saya bagi dunia? Mungkin pertanyaan-pertanyaannya tersebut merupakan pertanyaan yang sering dipertanyakan seseorang yang telah beranjak remaja. Masa remaja (adolescence) merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional. Dikatakan sebagai masa transisi karena sudah tidak pantas disebut sebagai anak-anak namun belum pantas untuk disebut dewasa. Pada masa ini, remaja memiliki banyak pilihan dimana mereka dituntut untuk menentukan pilihan apa yang akan mereka pilih. Remaja bingung untuk menentukkan mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya. Masa remaja juga disebut sebagai masa mencoba-coba. Remaja cenderung mencoba hal-hal baru yang belum pernah mereka alami serta cenderung memiliki resiko yang besar. Kecenderungan ini membuat remaja kurang waspada dalam bertingkah laku, sehingga mereka sering bertindak ceroboh dan tidak mempertimbangkan dengan baik akibat perilakunya. Oleh karena itu, remaja menjadi rentan terhadap dampak perilaku mereka sendiri (Geldard & Geldard, 2000). Pembentukan identitas terjadi berdasarkan proses eksplorasi (krisis) dan komitmen yang diterapkan nilai-nilai, keyakinan dan tujuan dalam berbagai domain kehidupan. Remaja akan mengeksplorasi banyak peran-peran dan kepribadian yang berbeda-beda. Pengalaman-pengalaman yang dimiliki remaja selama mengeksplorasi banyak peran menjadikan remaja berpikir untuk dapat menentukan

sikap yang tepat dalam memilih keyakinan untuk dapat menjelaskan siapa dirinya. Di tahap ini remaja berada pada tahap krisis identitas. Krisis artinya remaja aktif melibatkan diri dalam memilih hampir semua alternatif pilihan yang ada. Pencapaian identitas di masa remaja sangat penting sebagai langkah awal dalam proses menjadi individu dewasa yang bertanggung jawab terhadap semua perilakunya sendiri. Identitas diri pada remaja merupakan penjelasan mengenai diri remaja itu sendiri yang menyangkut konsep diri, pekerjaan, dan perannya di masyarakat. Remaja ingin menjadi orang yang berarti dan mendapatkan pengakuan. Remaja juga ingin menjadi pribadi yang unik dari orang lain sehingga membedakan dirinya dengan orang lain. Mayoritas remaja di Indonesia masih tinggal bersama dengan orangtuanya. Kalaupun remaja menempuh pendidikan di luar kota atau di luar negeri, mereka masih bergantung hidup dengan orangtuanya. Biasanya remaja belum bekerja sehingga belum mampu mandiri untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu orangtua berperan penting bagi remaja dalam berperilaku. Remaja lahir dalam pemeliharaan orangtua dan dibesarkan dalam keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam kehidupan anak, tempat belajar dan berinteraksi dengan orang lain diluar keluarganya. Dalam keluarga seharusnya terbentuk interaksi yang intim antara anak dan orangtua. Interaksi dengan orang tua sudah terbentuk di pikiran dan tingkah laku sejak masih anak-anak. Hubungan dan interaksi yang baik antara orang tua dan remaja diwujudkan dalam proses pengasuhan, cara-cara yang dipilih dan dilakukan oleh orang tua dalam mengasuh anak. Orangtua berperan sebagai pengasuh, pembimbing dan pendidik. Sehingga keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, etika, agama, moral,

sosial dan pendidikan anak yang dapat menjadi bekal yang kuat untuk menjadi individu yang berhasil. Sebagian besar remaja menjadikan orangtua sebagai panutan karena mereka menganggap bahwa orangtua telah mengalami masa seperti dirinya. Komitmen yang dipilih remaja banyak dipengaruhi oleh nilai yang diajarkan oleh orang tua sejak masa kanak-kanak, oleh karena orang tua menjadi faktor penting bagi remaja untuk mencapai identitas diri. Remaja yang memiliki keluarga yang berfungsi dengan baik tetap menggunakan orangtuanya sebagai dasar yang aman dimana mereka dapat meneruskan penguasaan mereka di bidang pendidikan, pekerjaan, dan sosial serta kesempatan-kesempatan lainnya (Hurlock, 1991). Menurut Handayani (2000), salah satu ciri yang muncul pada masa remaja adalah remaja mulai mempersepsi dirinya, yaitu mengarahkan perhatian serta minatnya kepada dirinya sendiri lebih mendalam. Dacey dan Kenny (1997) menjelaskan bahwa kemampuan individu untuk mengatasi masalah dapat menentukan langkah yang dipilih remaja ketika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Pada dasarnya masa remaja dipengaruhi oleh pengalaman masa kanakkanak, dan kedekatan dengan orang tua di masa kanak-kanak merupakan faktor yang sangat berguna bagi remaja untuk dapat bertahan dalam kehidupannya di tengah masyarakat (Bowlby, 1969). Bernard & Marcia (Santrock, 2003) menghubungkan antara perkembangan identitas dengan pola pengasuhan dari orang tua, remaja yang memiliki orang tua yang demokratis, yaitu yang mendorong remaja untuk berpartisipasi dalam membuat suatu keputusan keluarga, akan lebih cepat mencapai identitas diri. Orang tua yang

otokratis, yang mengontrol tingkah laku remaja tanpa memberi suatu kesempatan untuk mengekspresikan pendapat, mendorong terjadinya identitas foreclosure pada remaja. Orang tua yang permisif, yang memberikan remaja membuat keputusannya sendiri, mendorong terjadinya kebingungan akan identitas diri pada remaja. Oleh sebab itu praktik pengasuhan orang tua yang berbeda menimbulkan pencapaian identitas diri yang berbeda pula pada setiap remaja. Penelitian di atas merupakan penelitian di kultur Barat. Dalam penelitian yang akan peneliti lakukan adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan identitas diri pada remaja akhir di kultur Timur. Dalam penelitian ini, yang diteliti adalah mahasiswa yang kuliah di Jakarta. Stuart Hauser dan koleganya (Hauser & Bowlds, 1990; Hauser dkk, 1984) menemukan proses dalam keluarga yang dapat membantu perkembangan identitas. Orang tua yang menggunakan perilaku yang mendorong (enabling) (seperti memberikan penjelasan, penerimaan, dan empati) akan lebih memfasilitasi perkembangan identitas remaja dibandingkan dengan orang tua yang menggunakan perilaku yang membatasi (constraining) (seperti menghakimi dan meremehkan). Gaya interaksi dalam keluarga yang memberikan remaja hak untuk bertanya dan tambil beda dalam konteks yang mendukung dan bersifat mutual akan menumbuhkan pola perkembangan identitas yang sehat (Harter, 1990, 1999). 1.2. Rumusan masalah Tipe pola asuh setiap orangtua dalam mengasuh anaknya pasti berbedabeda. Pola asuh yang berbeda dapat menyebabkan pecapaian identitas yang berbeda pada remaja. Ada beberapa remaja akhir yang masih bingung mengenai masa depannya.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan identitas diri pada remaja akhir? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini: 1. Untuk mengetahui hubungan variasi pola asuh orangtua terhadap identitas diri remaja. 2. Untuk mengetahui kecenderungan pola pengasuhan orang tua dalam pencapaian identitas diri remaja 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan menambah wawasan serta pengetahuan dalam perkembangan ilmu psikologi di Indonesia, khususnya pada psikologi perkembangan dan memberi gambaran mengenai hubungan pola asuh orangtua dan identitas diri remaja akhir. 2. Segi Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan bahan pengetahuan dan pertimbangan khususnya bagi orang tua dalam mengasuh dan menuntun remaja dalam proses pencapaian identitas diri.