Regina Bellanandra / Yudi Perbawaningsih. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Namun tujuan utama dari terjadinya komunikasi itu ialah penyampaian. pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

PROSES PENGOLAHAN PESAN PERSUASI DAN EFEK PERUBAHAN SIKAP PADA KONSUMEN RAMAYANA DEPARTMENT STORE YOGYAKARTA

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

PROSES PENGOLAHAN PESAN PERSUASI APARTEMEN UTTARA THE ICON PADA WARGA DUSUN KARANGWUNI. Oleh: Odilia Kristiasih Yudi Perbawaningsih.

BAB IV PENUTUP. b. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi audience maka. faktor yang paling berpengaruh adalah kredibilitas persuader, tingkat

Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si

Ayumi Rizkana / Yudi Perbawaningsih

Menyoal Elaboration Likelihood Model (ELM) dan Teori Retorika

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KOMUNIKASI PERSUASIF AGEN ASURANSI DALAM MEREKRUT CALON AGEN ASURANSI

PERIKLANAN KOMUNIKASI PERSUASIF

OLEH : MERTHA ARITONANG

BAB II KERANGKA TEORI. menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003). Periklanan

SOURCE AND MESSAGE FACTORS IN PERSUASION K O M U N I K A S I P E R S U A S I F P E R T E M U A N 6

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Ruang Lingkup Psikologi. Komunikasi. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

Setelah mempelajari Bab ini

PERSUADER DAN PENGEMASAN PESAN PERSUASIF MELISA ARISANTY, S.I.KOM, M.SI

Pengaruh Elaboration Likelihood Model

PROSES PENGOLAHAN PESAN PERSUASI APARTEMEN UTTARA THE ICON PADA WARGA DUSUN KARANGWUNI

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

BAB I PENDAHULUAN. Ritel adalah sebuah set aktivitas bisnis untuk menambahkan nilai pada produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

PROSES PERUBAHAN SIKAP MASYARAKAT YOGYAKARTA TERKAIT KAMPANYE WARGA BERDAYA SKRIPSI

Sikap dan Perilaku. Rahmawati Z

Hubungan antara Pesan Hadiah Wisata Belanja Kampanye Media Sosial Es Krim Magnum dan Minat Beli Pada Brand Magnum

BAB I PENDAHULUAN. dimana para pengusaha tentu berusaha secara maksimal untuk dapat memenuhi

1. Sudah berapa lama anda bekerja sebagai Sales Promotion Girl Ponds? Jawaban : Sudah satu tahun bekerja menjadi sales promotion girl kosmetik Ponds

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BUKU TULIS SISWA MELALUI SOCIAL MEDIA DALAM PEMBENTUKAN BRAND AWARENESS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, tentang pengaruh sales promotion, hedonic shopping value

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Pemasaran sering disebut sebagai ujung tombak perusahaan dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan

BAB V PENUTUP. 1. Fashion Involvement secara signifikan mempengaruhi Impulse Buying. keterlibatan konsumen terhadap produk fashion maka akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian dan perkembangan zaman khususnya

Persuasi dilakukan secara rasional dan secara emosional Secara rasional : Komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

PERSEPSI SALES PROMOTION GIRL (SPG) TERHADAP PROFESINYA DAN RESPON SPG TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT

SEBUAH PENGANTAR DALAM BELAJAR TEORI-TEORI SIKAP 1. Neila Ramdhani 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa di perusahaan dikenal oleh masyarakat serta dapat

BAB IV ANALISIS DATA. Bagian ini disajikan hasil temuan penelitian yang diperoleh dari data informan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan penjualan produk. Pengertian SPG dapat dilihat dari

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

PSIKOLOGI SOSIAL PERSUASI

BAB I PENDAHULUAN. lembaga. Jasa profesional ini sudah dikenal sebagai Public Relations yang

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja. Skripsi

Pengaruh Terpaan Rubrik Body di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku. Hidup Sehat Remaja (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Pengaruh Rubrik

PERAN SKRIPSI KOMUNIKASI FAKULTAS POLITIK

PERAN SALES PROMOTION CAFE TIGA TJERET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. PT. Djarum yang berada di daerah provinsi Lampung memiliki dua organisasi

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Zaman semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan

MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

Lampiran 3. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk

Pola Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Starbucks Coffee

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

I. PENDAHULUAN. Saat ini, teknologi telah memegang peranan yang signifikan dalam kehidupan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin bervariasi. Adanya tuntutan konsumen terhadap pengusaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. keseluruhan sistem pemasaran. sebelum dan sesudah kegiatan itu berjalan.

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

Prinsip Dakwah via Media Sosial

Hubungan antara Penyampaian Informasi Kampanye Stop The Trafficking Of Children and Young People dengan Sikap Member terhadap The Body Shop

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

KOMUNIKASI PEMASARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. atau pun kelompok dengan kelompok dan sebaliknya. Komunikasi dalam dunia. peningkatan sale dari perusahaan ( Kotler 2001 : 8 ).

Pertemuan PEMBENTUKAN SIKAP. Mei 2013-YDI

BAB 2 PROSES KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, tampaknya persaingan bisnis di antara

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN TAGLINE DENGAN TINGKAT KESADARAN MEREK TEH BOTOL SOSRO

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sekarang ini sudah menjadikan belanja atau shopping bukan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. promosi secara berkesinambungan dan terarah akan mampu mencapai hasil. tawarkan demi mencapai tujuan finansial dan nonfinansial.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat diikuti dengan. berkembangnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada

Pengaruh Tingkat Partisipasi Terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan dalam Program Sosialisasi Nilai Baru Organisasi Penerbit dan Percetakan Kanisius

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat.

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gambar 1.1 Persentase Pertumbuhan Omzet Ritel Modern Nasional

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

Menyetujui, Dosen Pembimbing I. Dr. Adi Nugroho NIP

PETUNJUK PRAKTIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL

RISET KOMUNIKASI. Konstruksi pesan Iklan. (Studi Kasus Opini Khalayak Terhadap Iklan Penurun Berat. Badan) : Ratih Hasanah BAB I PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI RELATIONSHIP MARKETING SEBAGAI STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS PELANGGAN

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. hasil perbincangan-perbincangan audience pada tokoh Ariel dalam iklan vaseline

Transkripsi:

Proses Pengolahan Pesan Persuasi dan Efek Perubahan Sikap Pada Konsumen Ramayana Department Store Yogyakarta Regina Bellanandra / Yudi Perbawaningsih Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jalan Babarsari No. 6 Yogyakarta 55281 Abstrak Komunikasi merupakan kebutuhan setiap individu untuk hidup dalam sebuah lingkungan, tidak terkecuali komunikasi persuasi. Persuasi merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan seseorang untuk mengubah atau membentuk pandangan komunikan menjadi seperti yang diharapkan komunikator. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses pengolahan pesan persuasi dan efek perubahan sikap pada konsumen Ramayana department store Yogyakarta dengan melakukan wawancara secara on the spot. Dari hasil wawancara, didapatkan bahwa sepuluh konsumen Ramayana yang dipilih secara acak, menggunakan kedua jalur pengolahan pesan persuasi yang diberikan Team Service Ramayana yakni jalur central dan jalur peripheral sebagai jalur dominan yg digunakan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya ketertarikan para informan terhadap penampilan interpersonal atau cara penyampaian pesan persuasi Team Service. Dari penggunaan kedua jalur pengolahan pesan persuasi ini memunculkan perubahan sikap yang melibatkan respon kognitif dan afektif ditiap individu konsumen. Kata kunci : proses pengolahan pesan, persuasi, efek perubahan sikap 1. Latar Belakang Pada umumnya kegiatan komunikasi persuasi adalah sebuah proses komunikasi yang dilakukan untuk mengubah ataupun membentuk pandangan 1

komunikan atau penerima pesan (receiver) menjadi seperti yang diharapkan oleh komunikator atau pengirim pesan (source). Sama halnya dengan pernyataan Larson dalam bukunya Persuasion (1986:8) menyatakan bahwa persuasi dapat dijelaskan sebagai sebuah proses yang mengubah perilaku, kepercayaan, opini serta sikap. Dalam definisi tersebut, Larson menjelaskan persuasi adalah sebuah proses, oleh karena itu persuasi tidak mungkin berhasil hanya karena dipengaruhi oleh faktor sumber pesan saja melainkan juga adanya faktor audience atau penerima pesan persuasi tersebut. Adanya pengaruh dalam proses komunikasi persuasi biasanya muncul dari motivasi yang dimiliki audience dalam menerima pesan persuasi tersebut. Pengaruh yang di maksud ialah sebuah power yang berada di dalam diri seseorang atau sesuatu untuk mempengaruhi orang lain (Larson, 1986: 9). Munculnya motivasi dari pengaruh komunikasi persuasi ini terkait dengan respon yang diterima audience. Respon tersebut dapat berasal dari beberapa faktor, seperti sumber pesan, pesan persuasi, saluran pesan maupun audience itu sendiri. Kegiatan persuasi terjadi tidak hanya antar dua individu saja namun juga terjadi dalam lingkup yang besar. Upaya untuk mempengaruhi orang lain dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti publisitas, kampanye, maupun dalam kegiatan komunikasi persuasi dalam bisnis yang biasa dilakukan perusahaan retail pakaian seperti Ramayana Department Store. Tujuan dari setiap cara mempersuasi tersebut cenderung sama yaitu untuk mengajak orang lain mengikuti apa yang menjadi keinginan persuader untuk melakukan tindakan sesuai yang diinginkan kepada persuadee. Untuk menyampaikan pesan persuasi tersebut dapat dilakukan 2

dengan berbagai cara, seperti yang dilakukan Ramayana Department Store Yogyakarta dengan membentuk Team Service yang terdiri dari karyawan Ramayana ataupun seorang SPG (Sales Promotion Girl) professional yang kemudian akan berbincang mengenai promo yang pada saat itu sedang berlangsung. Bentuk komunikasi persuasi seperti ini kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi Ramayama Department Store untuk mempersuasi konsumennya. Jika dibandingkan dengan Department Store lain yakni Robinson Department Store yang memiliki kelas ekonomi konsumen yang sama, bentuk komunikasi persuasi yang dilakukan Ramayana cukup unik dan menarik konsumen karena konsumen tidak hanya di persuasi dalam bentuk visual seperti yang dilakukan Robinson Department Store, namun juga secara verbal dengan adanya Team Service yang secara on the spot melakukan persuasi kepada konsumen. Inilah mengapa peneliti melihat bentuk komunikasi persuasi yang dilakukan Ramayana Department Store menjadi lebih unik dan berbeda dari Department Store lainnya yang berada di Yogyakarta. Berikut beberapa contoh isi pesan persuasi dalam kegiatan persuasi yang dilakukan Team Service Ramayana kepada konsumen, ialah seperti Ayo diborong-diborong, 5 menit lagi.. 5 menit lagi promo untuk hari ini berakhir! atau Hanya hari ini, Promo ini hanya berlangsung hari ini saja..!. Berdasarkan pemaparan tersebut, penelitian ini melihat lebih lanjut mengenai proses pengolahan pesan persuasi yang dimiliki setiap konsumen melalui dua jalur pengolahan pesan persuasi menurut teori Elaboration Likelihood Model, yang kemudian dapat mengubah atau membentuk perubahan sikap di setiap individu 3

konsumen setelah mereka mengolah pesan persuasi yang diberikan Team Service Ramayana department store Yogyakarta. 2. Tujuan Berdasarkan Latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengolahan pesan persuasi dan efek perubahan sikap konsumen Ramayana department store Yogyakarta 3. Hasil untuk menganalisis proses pengolahan pesan persuasi dan efek perubahan sikap pada konsumen Ramayana department store Yogyakarta, maka penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut: 3.1. Pesan Persuasi Hasil penelitian mengenai pesan persuasi yang terdapat di dalam isi pesan persuasi yang disampaikan oleh Team Service Ramayana Yogyakarta menunjukkan bahwa isi pesan persuasi sudah mudah dipahami oleh sepuluh konsumen. Pesan persuasi yang mudah dipahami tersebut menggunakan bahasa sehari hari, bahkan informan 6 menyatakan bahwa tidak jarang para Team Service menyisipkan pesan persuasi tersebut dengan candaan candaan ringan dan juga dialek daerah jawa yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat yang berkunjung di Ramayana department store Yogyakarta. Selain itu, isi pesan yang mudah dipahami dengan menggunakan bahasa sehari-hari kemudian dilihat tidak cukup untuk mempersuasi persuadee atau konsumen. Perlu adanya isi pesan yang rasional atau sesuai dengan akal sehat seseorang agar pesan tersebut dapat semakin diterima konsumen untuk 4

memperkuat proses persuasi itu sendiri. Oleh karena itu menurut penyataan dari informan 1 bahwa isi pesan persuai yang diberikan oleh Team Service Ramayana dinilai sudah cukup masuk akal atau rasional, namun tidak dipungkiri bahwa tidak jarang masyarakat berfikir bahwa terkadang diskon yang diberikan melalui pesan persuai dalam kegiatan komunikasi persuasi tersebut harganya dinilai sama saja dengan produk yang tidak mengalami diskon. Pernyataan dari informan 1 sedikit berbeda dengan tanggapan dari informan 7 mengenai isi pesan persuasi, informan melihat bahwa isi pesan persuasi yang rasional tersebut memang sudah membuat diskon atau promo yang diberikan Ramayana department store Yogyakarta masuk akal sesuai dengan produk yang mereka tawarkan dalam kegiatan komunikasi persuasi. Selain mengenai isi pesan persuasi itu sendiri, dalam kegiatan persuasi sepuluh konsumen juga mengungkapkan penilaian mereka terhadap stimulus stimulus yang diberikan oleh Team Service Ramayana department store Yogyakarta dalam melakukan kegiatannya. Hal ini berupa adanya pemberian bukti pendukung dalam kegiatan persuasi yang mereka lakukan kepada konsumen. Konsumen melihat adanya bukti-bukti pendukung dalam isi pesan persuasi ketika kegiatan persuasi sedang berlangsung. Dimana Team Service dari Ramayana department store Yogyakarta terjun langsung di kawasan produk yang sedang di persuasikan kemudian memberikan contoh produk tersebut kepada konsumen. Informan 5 dan Informan 8 menyatakan bahwa Team Service Ramayana department store Yogyakarta sudah memberikan bukti pendukung tidak hanya secara verbal melalui kata kata dalam isi pesan persuasi namun juga 5

dengan menunjukkan kepada pelanggan bukti produk atas pesan persuasi yang diberikan. 3.2. Komunikator Faktor komunikator ini memperlihatkan bagaimana karakteristik dari seorang komunikator atau pengirim pesan dapat mempengaruhi dan membujuk konsumen. sehingga dapat menjadi daya tarik bagi pihak Ramayana department store Yogyakarta untuk mempersuasi konsumen mereka. Daya tarik tersebut dapat dilihat dari berbagai sisi, seperti penampilan fisik, cara penyampaian pesan atau informasi, dan lain lain. hal ini pula yang disampaikan oleh informan 7 bahwa penampilan seorang Team Service yakni dalam hal performa suara menjadi faktor pendukung konsumen untuk tertarik mendengarkan pesan persuasi yang disampaikan melalui kegiatan promosi yang diberikan. Namun tidak hanya sebagai daya tarik dalam kegiatan persuasi, informan 10 menyatakan bahwa penampilan personal para Team Service dalam menyampaikan informasi terkait pesan persuasi, secara tidak langsung juga menentukan kualitas pelayanan atau service oleh Ramayana department store kepada pelanggan. maka jika pelayanan yang diberikan tidak baik, Team Service tidak dapat menarik perhatian pelanggan dalam kegiatan persuasi mereka. Kemudian banyak bermunculan faktor - faktor pendukung dari penampilan para Team Service yang membuat konsumen tertarik untuk mendengarkan komunikasi persuasi yang mereka berikan. Dari munculnya berbagai faktor tersebut, kemudian terdapat faktor yang lebih dominan muncul dan banyak disukai oleh konsumen Ramayana department store Yogyakarta. faktor tersebut meliputi ketertarikan konsumen 6

dalam penampilan interpersonal para Team Service, bagaimana mereka dapat menyampaikan infromasi produk baik dari segi penyampaian pesan serta pemilihan kata yang sopan namun juga tetap diselingin candaan untuk semakin menarik perhatian para konsumen. Tidak hanya dari cara penyampaian pesan para Team Service saja yang menjadi faktor pendukung konsumen tertarik untuk mendengarkan persuasi. 3.3. Ketersediaan Waktu untuk Mendengarkan Pesan Persuasi Dari hasil mengenai ketersediaan waktu konsumen untuk mendengarkan pesan persuasi yang diberikan Team Service Ramayana department store Yogyakarta, terlihat ketersediaan waktu untuk mendengarkan pesan persuasi tergantung dengan kesibukan atau keperluan masing - masing konsumen, seperti yang dikatakan oleh informan 5 bahwa ia mendengarkan pesan persuasi yang diberikan Team Service hanya sambil lalu karena ia memiliki keterbatatasan waktu dalam kegiatannya pada saat itu. Hasil yang muncul ini juga didukung oleh pernyataan dari informan 8 dimana, iya sependapat oleh informan 5 bahwa ia juga memiliki keterbatasan waktu untuk sekedar mendengarkan pesan persuasi yang diberikan Team Service karena ia memiliki kebutuhan untuk anak laki lakinya pada saat kegiatan persuasi sedang berlangsung. Namun walaupun para Informan memiliki waktu yang sedikit untuk mendengarkan pesan persuasi yang diberikan Team Service, para informan ini tidak merasa terganggu oleh adanya tim persuasi (Team Service) yang bertugas. Kesepuluh informan berpendapat bahwa yang dilakukan oleh Team Service Ramayana department store Yogyakarta merupakan bentuk pelayanan yang bagus 7

dan menarik kepada konsumen sehingga konsumen dapat menerima informasi yang diberikan oleh Team Service mengenai berbagai produk yang mereka tawarkan dalam bentuk kegiatan persuasi tersebut serta para informan juga menyatakan bahwa kegiatan persuasi yang dilakukan Team Service sama sekali tidak mengganggu aktivitas mereka sebagai konsumen. 3.4. Efek Perubahan Sikap Keberhasilan sebuah komunikasi persuasi yang efektif tentunya memiliki dampak atau efek bagi persuadee atau konsumen. dimana salah satu efeknya ialah mengubah sikap seseorang sesuai dengan keinginan komunikator. Efek perubahan sikap awal yang muncul dari informan ialah ketertarikan untuk mendengarkan pesan persuasi didukung oleh pelayanan Team Service yang baik, melalui pemberian isi pesan persuasi yang tidak semata mata karena adanya sebuah diskon dalam kegiatan komunikasi persuasi, namun isi pesan persuasi yang diberikan cukup informatif untuk semakin menarik perhatian konsumen. Hasil dari perubahan sikap awal yang diperlihatkan para informan juga berdampak lain kepada perubahan sikap beberapa konsumen selanjutnya. Perubahan tersebut terlihat dari timbulnya kepercayaan konsumen terhadap pesan persuasi yang diberikan oleh Team Service Ramayana department store Yogyakarta, seperti yang ditunjukkan oleh informan ke 3 ketika ia menerima pesan persuasi tersebut. Namun adapula konsumen yang tidak langsung percaya terhadap pesan persuasi yang diberikan Team Service, seperti informan 5. Informan kelima ini cenderung tidak langsung mempercayai pesan persuasi yang diberikan karena informan melibatkan pemikiran kritisnya dalam mencerna pesan persuasi serta melihat 8

kembali kebutuhan atas produk yang pada saat itu sedang ia butuhkan. Keterlibatakan pikiran kritis para informan terlihat ketika para informan selalu mengecek kualitas barang yang ditawarkan dengan isi pesan persuasi yang disampaikan oleh Team Service, para informan akan cenderung menimbang nimbang apakah isi pesan persuasi sudah sesuai dengan kualitas produk yang akan mereka dapatkan. Dari keberagaman hasil yang diperlihatkan oleh sepuluh informan terdapat beberapa Faktor yang muncul untuk memperlihatkan perubahan sikap mana yang akan dominan muncul ketika konsumen sudah mengolah pesan persuasi yang mereka terima dari Team Service Ramayana department store Yogyakarta. 4. Analisis Analisis mengenai proses pengolahan pesan persuasi yang dilakukan oleh sepuluh konsumen serta efek perubahan sikap mereka terhadap pesan persuasi yang diberikan oleh Team Service Ramayana department store Yogyakarta dapat dipaparkan sebagai berikut: 4.1. Proses Pengolahan Pesan Persuasi Berdasarkan hasil temuan data sebelumnya dan didukung dengan konsep Elaboration Likelihood Model menurut Petty dan Cacioppo, yang didalam teori ini menjelaskan bahwa dimana seseorang memproses pesan komunikasi yang dilihatnya sehingga menimbulkan sebuah sikap setelah memproses pesan tersebut (Lien, 2001). Dalam proses analisis hasil penelitian memperlihatkan bahwa sepuluh informan ini menggunakan dua jalur pengolahan pesan persuasi yakni 9

jalur central dan jalur peripheral ketika kesepuluh informan mengolah pesan persuasi yang diberikan Team Service Ramayana department store Yogyakarta. Jalur awal yang digunakan informan dalam mengolah pesan persuasi yang diberikan Team Service Ramayana department store Yogyakarta ialah jalur peripheral. Berikut gambaran proses pengolahan jalur pesan persuasi peripheral yang digunakan informan 2, 3, 4, 6, 7, 8, dan 9. Pesan Persuasi disampaikan oleh Team Service Ramayana Dept. Store Motivasi konsumen untuk memproses isi pesan persuasi YA TIDAK Kemampuan konsumen Konsumen tidak mencermati isi pesan persuasi karena mereka cenderung mendengarkan pesan persuasi sambil melakukan kegiatan lain berdasarkan kebutuhan mereka. Jalur Pengolahan Pesan Persuasi Peripheral bekerja. Faktor Faktor yang mendukung Ketertarikan terhadap performa Team Service Penampilan Fisik Penampilan Interpersonal Efek Perubahan sikap 1.Tertarik mendengarkan persuasi 2. Sumber Percaya : terhadap diolah oleh pesan peneliti persuasi 10

Jalur ini membuat si persuadee (penerima pesan persuasi) tidak membutuhkan ketelitian dalam hal mengolah pesan karena ia akan menerima atau menolak pesan tanpa melihat faktor isi pesan melainkan melihat dari faktor lain. Menurut Petty dan Cacioppo (Choi dan Salmon, 2003) pemrosesan informasi jalur peripheral terjadi ketika kemungkinan elaborasi pesan berada di tingkat yang rendah. Seperti yang terlihat dalam bagan di atas, beberapa konsumen Ramayana department store Yogyakarta tidak memiliki motivasi yang tinggi dalam mengolah isi pesan persuasi yang diberikan Team Service karna mereka cenderung mendengarkan pesan tersebut sambil melihat lihat barang yang ada di mall Ramayana, bahkan tidak hanya semata-mata untuk melihat barang yang ada di Ramayana, namun juga untuk mencari kebutuhan barang yang pada saat itu sedang mereka inginkan, seperti yang dilakukan oleh Informan 8. Dari faktor yang muncul tersebut memperlihatkan bahwa ketika para informan memproses pesan persuasi mereka tidak memperhatikan secara detail isi pesan persuasi yang mereka terima dari Team Service ramayanana dikarenakan waktu yang mereka miliki ketika berbelanja di Ramayana department store Yogyakarta terbatas serta kebutuhan masing masing informan atas produk yang mereka inginkan berbeda - beda. Ketika beberapa informan memilih memproses pesan persuasi di awal dengan jalur peripheral, kemudian muncul berbagai faktor pendukung dalam proses pengolahan pesan persuasi mereka, seperti faktor komunikator, faktor lingkungan pesan, dan lain lain. Menurut Robert Cialdini (Griffin, 2003: 198) ia mengatakan terdapat enam isyarat yang memicu penggunaan jalur peripheral, 11

yaitu : Reciprocation, Consistency, Social Proof, Liking, Authority, dan Scarcity. Dari enam isyarat pemicu diatas, muncul isyarat Liking, dimana isyarat ini muncul dikarenakan seseorang menyukai orang yang mempersuasif, maka seseorang tersebut akan menyukai ide-ide dari seseorang tersebut. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya dalam hasil penelitian, para informan beranggapan bahwa faktor pendukung tersebut ialah faktor komunikator dalam hal ini Team Service Ramayana department store Yogyakarta. Para informan beranggapan bahwa Team Service adalah sebagai representasi dari Ramayana department store sehingga performa komunikator sebagai bentuk pelayanan kepada mereka sebagai konsumen menjadi salah satu point mereka untuk tertarik mendengarkan persuasi yang diberikan. Seperti yang terlihat di dalam bagan di atas, perfoma komunikator menurut para informan meliputi penampilan Team Service yang baik dari segi penampilan personal yakni penampilan fisik maupun penampilan interpersonal yakni cara penyampaian pesan persuasi kepada konsumen. Dari kedua faktor ketertarikan para informan terhadap Team Service Ramayana department store Yogyakarta muncul ketertarikan yang dominan terlihat dari sepuluh informan. ketertarikan tersebut ialah ketertarikan interpersonal informan yang meliputi cara penyampaian pesan persuasi yang diberikan. Ketertarikan interpersonal dapat dilihat dari kedekatan antar konsumen dan Team Service Ramayana dalam bentuk stimulus stimulus yang diberikan Team Service ketika sedang melakukan kegiatan persuasi. Stimulus atau yang disebut Repeat Exposure (Ahmadi A, 1991: 30) tersebut berupa pemberian contoh produk yang dipersuasikan dalam kegiatan komunikasi persuasi. Stimulus ini 12

kemudian mengakibatkan respon positif didalam fikiran informan sehingga menimbulkan ketertarikan konsumen untuk mendengarkan pesan persuasi yang disampaikan Team Service Ramayana department store Yogyakarta. Jalur peripheral sebagai jalur awal yang digunakan oleh beberapa informan untuk mengolah pesan persuasi yang diberikan Team Service tidak kemudian langsung mengubah sikap para informan untuk menjadi apa yang di inginkan oleh pihak Ramayana department store, yakni untuk membeli produk yang di promosikan Team Service. Para informan hanya sampai pada tahap perubahan sikap untuk tertarik mendengarkan pesan persuasi yang diberikan namun tidak sampai pada tahapan untuk membeli produk yang di persuasikan tersebut. Pada tahap ini kesepuluh informan kemudian beralih ke jalur pengolahan pesan yang kedua yakni jalur central. Berikut gambaran proses pengolahan pesan persuasi jalur central yang digunakan informan 1, informan 5, dan informan 10. Pesan Persuasi disampaikan oleh Team Service Ramayana Dept. Store Motivasi konsumen untuk memproses isi pesan persuasi YA TIDAK Kemampuan konsumen 1. Konsumen bersikap kritik terhadap pesan persuasi yang diterima 2. Konsumen selalu mempertimbangkan pesan persuasi yang diterima sesuai dengan kualitas produk yang dipersuasikan 3. Konsumen selalu mengecek kualitas barang yang ditawarkan oleh Team Service 4. Berfikir hati hati dan tidak cepat mengambil keputusan untuk merubah sikap 13

Jalur Pengolahan Pesan Persuasi Central bekerja. Sumber : diolah oleh peneliti Petty dan Cacioppo (Petty dan Cacioppo, 1986) menjelaskan bahwa dalam jalur central ini seseorang memiliki ciri-ciri dalam kemampuan memproses pesan yang bersifat sistematik, kecermatan, kritis, penuh pertimbangan mengenai unsurunsur pesan (argumentasi) yang disimpulkan dari pesan. Dari bagan proses pengolahan pesan persuasi melalui jalur central terlihat dari informan 1, 5 dan 10 memberikan tanggapan mereka terhadap pesan persuasi yang diberikan oleh Team Service dengan melibatkan pikiran kritis mereka untuk selalu mempertimbangkan pesan persuasi dengan kualitas produk yang dipersuasikan. Kencenderungan informan 1, informan 5, dan informan 10 untuk selalu berfikir kritis terhadap pesan persuasi yang mereka terima juga didukung oleh pernyataan dari informan 10 bahwa pengecekan kualitas barang atau produk tersebut mereka lakukan sangat hati hati untuk menghindari ada cacat atau rusak diproduk tersebut. Selain itu, faktor kebutuhan konsumen yang berbeda-beda juga menjadi bahan pertimbangan yang lebih ketika mereka menentukan sikap untuk membeli atau tidak membeli produk yang dipromosikan. 4.2. Efek Perubahan Sikap Eagle dan Chaiken (A Wawan & Dewi, 2010: 20) mengatakan sikap adalah hasil evaluasi seseorang terhadap objek sikap yang dijabarkan ke dalam proses proses kognitif, afektif, dan perilaku. Hasil evaluasi tersebut kemudian muncul di sepuluh informan ketika mereka mengolah pesan persuasi dalam kegiatan persuasi 14

yang diberikan para Team Service dengan menggunakan dua jalur pengolahan pesan persuasi yakni jalur peripheral dan jalur central. Manstead (1996) menjelaskan adanya tiga komponen respon yang dapat menjadi penentu dalam perubahan sikap seseorang, yakni komponen respon evaluative cognitive, komponen respons evaluative affective, dan komponen respons evaluative behavior. Dimana dari tiga komponen ini hanya dua tahap respon evaluasi dari pikiran maupun pendapat ke sepuluh informan atas pesan persuasi yang mereka terima dan diolah secara sempurna. Tahapan tersebut kemudian mengubah sikap konsumen untuk tertarik mendengarkan pesan persuasi, hingga ke tahap membuat informan menjadi percaya terhadap pesan persuasi yang diberikan Team Service Ramayana department store Yogyakarta. Namun ternyata tahapan tersebut tidak semerta merta membuat konsumen mengubah perilaku mereka sesuai yang diinginkan dari Ramayana department store Yogyakarta yakni untuk membeli produk yang dipersuasikan. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan proses pengoalahan pesan persuasi dan efek perubahan sikap konsumen dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Sepuluh informan menggunakan kedua jalur pengolahan pesan persuasi yakni jalur peripheral dan jalur central. Dimana jalur pengolahan pesan persuasi yang lebih dominan muncul dalam mengubah sikap konsumen ialah jalur peripheral. Jalur peripheral muncul ditandai dengan ketertarikan 15

interpersonal konsumen terhadap Team Service Ramayana department store Yogyakarta. b. Dalam penggunaan jalur pengolahan pesan persuasi peripheral muncul respon evaluasi kognitif dan respon evaluasi afektif informan yang berpengaruh serta mengakibatkan efek membentuk perubahan sikap di masing masing informan sehingga para informan menjadi percaya terhadap pesan persuasi yang diberikan Ramayana department store. 6. Daftar Pustaka Ahmadi, A (1991). Psikologi Sosial (edisi revisi). Bandung: Rineka Cipta A.S. R. Manstead, (1996). Attitudes and behavior. In G. R. Semin & K. Fiedler (Eds.), London : Sage Publication, Ltd Cacioppo, John & Petty, Richard E. (1986). The Elaboration Likelihood Model of Persuassion.Advances in Experimental Social Psychology. Volume 19.p. 123-162. Diakses dari http://www.learningpsychology.net/psychology-of- Persuasion-The-Elaboration-Likelihood-Model.htm Griffin, EM. (2003). A First McGraw Hill Higher Education. Look at Communication Theory. New York: Larson, Charles U. (1986). Persuasion: Reception and Responsibility. California: Wadsworth Publishing Company. Lien, N. (2001). Elaboration Likelihood Model in Consumer Research:A Review.Journal of Consumer Research. Volume 11 No.4.p.301-310. Diakses dari http://ntur.lib.ntu.edu.tw/bitstream/246246/84634/1/3.pdf Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika 16