FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan Obat pada Anak FARMAKOTERAPI PADA KELOMPOK KHUSUS. Penggunaan Obat pada Anak. Alfi Yasmina. Dosis: berdasarkan usia, BB, LPT

FARMAKOTERAPI PADA KELOMPOK KHUSUS

FARMAKOTERAPI PADA KELOMPOK KHUSUS. Alfi Yasmina

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

Farmakologi. Pengantar Farmakologi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM. Farmakodinamik. ., M.Med.Ed. normal tubuh. menghambat proses-proses

Pengantar Farmakologi

Pengantar Farmakologi Keperawatan

Pengaruh umum Pengaruh faktor genetik Reaksi idiosinkrasi Interaksi obat. Faktor yang mempengaruhi khasiat obat - 2

ISU KONTEMPORER DALAM FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

Di bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

MATA KULIAH PROFESI INTERAKSI OBAT PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENDEKATAN KLINIS INTERAKSI OBAT DAN UPAYA MEMINIMALISASI EFEK MERUGIKAN AKIBAT INTERAKSI OBAT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

INTERAKSI FARMAKOLOGI. Oleh: Wantiyah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

1 Universitas Kristen Maranatha

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

Lecture: EMI KUSUMAWATI., S.FARM., APT

ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA

PENGANTAR FARMAKOLOGI

BAB VI PEMBAHASAN. Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

OBAT ANALGETIK, ANTIPIRETIK dan ANTIINFLAMASI

1 Universitas Kristen Maranatha

Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide

I. PENDAHULUAN. prevalensi tuberkulosis tertinggi ke-5 di dunia setelah Bangladesh, China,

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein

RUMAH SAKIT MATA PADANG EYE CENTER (RSMPEC) Ramah, Empati, Siaga, Proaktif, Exsclusive, dan Competence PANDUAN TENTANG PANDUAN TELAAH INTERAKSI OBAT

APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH

ANALGETIKA. dr. Agung Biworo, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Farmakologi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan obat hewan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (drug-related problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan terapi

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

ANALGETIKA. Non-Steroidal Antiinflamatory Drugs (OAINS/Obat Antiinflamasi Non-Steroid) Analgetika opioid. Analgetika opioid

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

INTERAKSI OBAT ANTIKOAGULAN. Drs. Saiful Bahri, M.S., Apt.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

UJI TOKSISITAS SUB KRONIS DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata.l) TERHADAP HATI DAN GINJAL PADA MENCIT PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

Panduan Interaksi Obat

BAB I PENDAHULUAN. dari 14 tahun. Kasus SN lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan

SISTEMATIKA STUDI FARMAKOKINETIK Y E N I F A R I D A S. F A R M., M. S C., A P T

BAB I PENDAHULUAN. terutama obat yang mengalami eliminasi utama di ginjal (Shargel et.al, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Para-aminofenol Asetanilida Parasetamol Gambar 1.1 Para-aminofenol, Asetanilida dan Parasetamol (ChemDraw Ultra, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan

Berdasarkan data WHO (2004), sirosis hati merupakan penyebab kematian ke delapan belas di dunia, hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. medis bayi (infant), anak-anak (children), dan remaja (aldosents) (Anonim a,

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI FITRIA ARDHITANTRI K Oleh :

DRUGS USED IN EPILEPSI

2/20/2012. Oleh: Joharman

FARMAKOKINETIK KLINIK ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA G I N A A R I F A H : : A S T I Y U N I A : : YUDA :: R I F N A

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENANGANAN KASUS INFEKSI

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB I PENDAHULUAN. sekarang para ahli tidak henti-hentinya meneliti mekanisme kerja dari obat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

FARMAKOKINETIKA. Oleh Isnaini

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS dr HM Bakhriansyah, M.Kes., M.Med.Ed Farmakologi FK UNLAM Banjarbaru PENGGUNAAN OBAT PADA ANAK Perbedaan laju perkembangan organ, sistem dalam tubuh, maupun enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme dan ekskresi obat. 1

Bayi prematur: fungsi biotransformasi hati belum sempurna, fungsi ekskresi ginjal hanya 60-70% kapasitas pengikatan protein (terutama albumin) masih rendah, sawar darah-otak dan sawar kulit yang belum sempurna, dan peningkatan sensitivitas reseptor terhadap beberapa obat. Usia Berat badan ideal (Kg) Luas permukaan tubuh(m 2 ) Persentasi terhadap dosis dewasa Neonatus 3,5 0,23 12,5 1 bulan 4,2 0,26 14,5 3 bulan 5,6 0,32 18 6 bulan 7,7 0,40 22 1 tahun 10 0,47 25 3 tahun 15 0,62 33 5 tahun 18 0,73 40 7 tahun 23 0,88 50 12 tahun 39 1,25 75 2

Parameter lain: UMUR Bila umur n >12 tahun =(n/20)x DM Bila umur n 12 tahun ={(n/(n+8)}xdm Dasar pemilihan bentuk sediaan Rute pemberian yang diinginkan Usia anak Ketersediaan bentuk sediaan Pengobatan lain yang sedang dijalani Kondisi penyakit 3

PENGGUNAAN OBAT PADA GERIATRIK Timbulnya penyakit menetap: artritis, penyakit CV, Parkinson dan DM. Pasien lanjut usia: penurunan (fungsi ginjal, kapasitas metabolisme, kadar albumin plasma, berat badan dan cairan tubuh, absorpsi aktif, mekanisme homeostatik). peningkatan (sensitivitas reseptor dan lemak tubuh) Kelompok obat Antidepresan trisklik Antipsikotik Opioid Digoksin Penghambat ACE Warfarin Levodopa Benzodiazepin aksi panjang AINS Beta bloker Kortikosteroid Antimuskarinik Sefalosporin Diuretika tiazid Masalah yang timbul Menyebabkan gangguan kognitif Peningkatan distribusi ke jaringan adiposa Penurunan metabolisme Menyebabkan gangguan kognitif Penurunan metabolisme Menyebabkan gangguan kognitif Penurunan ekskresi Penurunan ekskresi Peningkatan sensitivitas Penurunan sensitivitas Penurunan metabolisme Peningkatan toksisitas terhadap lambung Penurunan khasiat Penurunan ekskresi ginjal Gangguan kognitif Peningkatan toksisitas terhadap lambung Peningkatan sensitivitas Penurunan ekskresi ginjal Tidak efektif pada gangguan ginjal 4

PEDOMAN PENGOBATAN PADA LANJUT USIA: Hindari terapi obat yang tidak diperlukan Mengobati penyebab, bukan sekedar gejala Pilih obat dengan memikirkan rasio manfaatrisiko Berikan rejimen dosis yang sederhana Riwayat pengobatan Titrasi obat Pemilihan bentuk sediaan yang tepat PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL Penyakit ginjal penurunan ekskresi obat aktif dan metabolit aktifnya mengurangi kadar protein plasma (pada sindrom nefrotik), menurunkan ikatan protein plasma, menurunkan efektivitas obat. meningkatkan sentivitas jaringan terhadap obat, 5

Obat yang terutama menyebabkan nefrotoksisitas (AINS, Kaptopril, Siklosporin, Aminoglikosida, Cisplatin, Rifampisin, Litium & Simetidin) Obat mengganggu fungsi ginjal melalui: kerusakan atau perubahan fungsi ginjal secara langsung : (aminoglikosida, amfoterisin B, cisplatin, logam berat, penisilamin & metotreksat). kerusakan secara tak langsung efek pada pasokan darah (litium & demeklosiklin). Gagal ginjal berkaitan dengan sejumlah kondisi klinis (misalnya, ketidakseimbangan ph dan kelainan elektrolit) yang perlu diperbaiki dan diobati. Penggunaan obat pada penderita yang mengalami penurunan fungsi ginjal dapat menimbulkan permasalahan, karena: Beberapa hal yang diperhatikan dalam penggunaan obat pada gangguan ginjal: Gunakan obat hanya jika secara jelas diindikasikan bagi penderita tersebut Pilih obat yang eliminasinya terutama melalui metabolisme hati. Pilih obat dengan efek nefrotoksik minimal & hindari obat yang berpotensi nefrotoksik. Waspada terhadap peningkatan kepekaan terhadap efek obat tertentu. Cek dosis. Hindari pemakaian jangka panjang. 6

Idealnya, obat yang digunakan untuk mengobati penderita penyakit ginjal memiliki karakteristik : Tidak menghasilkan metabolit aktif. Disposisi obat tidak dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan cairan & ikatan protein. Respon obat tidak dipengaruhi oleh perubahan kepekaan jaringan. Mempunyai rentang terapi yang lebar. Tidak bersifat nefrotoksik PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA PENYAKIT HATI Gangguan hati parah: mengurangi metabolisme obat di hati, menurunkan sintesis protein plasma, peningkatan sensitivitas reseptor di otak terhadap obat depresan SSP dan diuretik, menurunkan faktor pembekuan darah 7

Hepatotoksisitas intrinsik (Tipe A, dapat diprediksi) Contoh: Parasetamol nekrosis hati pada pemberian overdosis Metotreksat fibrosis & sirosis pada pengobatan jangka panjang. Tetrasiklin microvesicular fatty liver. Siklofosfamid nekrosis sel hati akut jarang. Kontrasepsi oral kolestasis. Hepatotoksisitas idiosinkratik (Tipe B, tidak dapat diprediksi) Contoh: Klorpromazin, ko-amoksiklav, eritromisin, asam fusidat, glibenklamid, fenotiazin, natrium valproat kolestasis yang parah Halotan kenaikan serum transaminase yang bersifat sementara, nekrosis sel hati yang parah. Isoniazid peningkatan transaminase. Sulfonamid hepatotoksisitas menyerupai hepatitis virus. Nitrofurantoin kolestasis & hepatitis akut & kronis. 8

Obat-obat berikut ini memerlukan perhatian khusus: 1. Sedatif (benzodiazepin, opioid) dapat menimbulkan koma. Contoh:. 2. Diuretik ensefalopati 3. Warfarin, AINS, aspirin penurunan atau gangguan produksi faktor pembekuan darah risiko perdarahan 4. INH dan rifampisin mempengaruhi enzim hati 5. Parasetamol, halotan, isoniazid terkait dosis Prinsip penggunaan obat pada penderita gangguan hati yang berat: Usahakan memilih obat yang eliminasinya melalui ekskresi ginjal. Hindari penggunaan obat depresan SSP, diuretik, obat yang menyebabkan konstipasi, antikoagulan oral, kontrasepsi oral, dan obat hepatotoksik. Gunakan dosis yang lebih rendah dari biasanya. 9