KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: ENERJIK. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

dokumen-dokumen yang mirip
INSTITUT SENI INDONESIA

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

EKSISTENSI SANGGAR TARI KEMBANG SORE PUSAT - YOGYAKARTA Theresiana Ani Larasati

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Perkembangan Teknik dan Bahan yang Digunakan pada Kriya Keramik Produksi

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Pemilihan suatu gagasan yang diwujudkan kedalam karya seni berawal

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A)

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

Rest AREA Perupa Membaca Indonesia

BAB III PROSES BERKARYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya

PENCIPTAAN SENI KEPALSUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik, pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tingkat kemajuan harus menempuh pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. yang dihasilkan merupakan hasil dari nada-nada yang berasal dari tubuh manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan yang utama adalah memiliki akal budi. psikis. Perbedaan yang paling terlihat antara perempuan dan laki-laki terutama

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

B. Jumlah Peserta Pameran Guru yang diikutkan dalam kegiatan pameran secara keseluruhan akan

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN PUSAT PENDIDIKAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL MODERN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

MOTIF MICROCONTROLLER PADA BUSANA HUMANE DALAM GAYA KONTEMPORER FUTURISTIS PENCIPTAAN. Vincentia Tunjung Sari NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage

SISI GELAP PENELITIAN PENCIPTAAN KRIYA SENI

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di

DESKRIPSI KARYA PRASI DEWI SARASWATI IDA AYU KADE SRI SUKMADEWI, S.SN.,M.ERG

MENGANYAM RUPA PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh : ARIF FIDIATMOKO NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. September 2011 merupakan awal mula dimana saya mendalami seni rupa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan informasi pada zaman modern ini membuka peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

SESELET BALI. Oleh: I Ketut Sida Arsa, S.Sn., M.Si

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA

DEWI SINTA SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF DENGAN TEKNIK BATIK TULIS PADA KAIN SUTERA

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: HOME SWEET HOME Karya: Dwi Retno Sri Ambarwati, MSn

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Nelson Mandela 1960 Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai

Transkripsi:

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: ENERJIK PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn PAMERAN: PEGELARAN SENI (PENCIPTAAN SENI) DANA DIPA ISI DENPASAR, 2010 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011

Foto Karya. Enerjik, 2010. Bahan : Tanah Stoneware (tanah putih singkawang ). Glasir : Oksida hijau, Fe dan putih dof. Ukuran : 70 Cm X 70 Cm Pengertian Judul: Karya ini mengambil Judul : Enerjik yang mengandung arti penuh semangat, berenergi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Kebudayaan, 1991:265). Kajian Sumber Penciptaan Dalam melakukan aktivitas mencipta, penggunaan medium yang tepat sangat membantu proses merealisasikan gagasan ke dalam bentuk karya seni. Seniman sebagai bagian dari masyarakat akan bersentuhan dengan lingkungannya berupa lingkungan material, lingkungan sosial, dan lingkungan simbolis. kreativitas berkembang berkat serangkaian proses interaksi sosial:

individu dengan potensi kreatifnya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya tempat ia hidup. Individu dan masyarakat tidak pernah berada dalam kondisi yang vakum dari perubahan. Oleh karena itu, kreativitas merupakan fenomena individual dan sekaligus fenomena kolektif sosial budaya. Sehubungan dengan hal itu, gagasan berkarya penulis diambil dari inspirasi dunia kehidupan penulis sendiri, berupa realitas kehidupan wanita secara umum yang merupakan bagian dari dunia internal dan eksternal penulis. Faktor internal berupa pengalaman batin, pengalaman unik, atau kekhawatiran tentang sesuatu yang melahirkan emosi dan faktor eksternal berupa kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya, dimana seniman itu berada serta kondisi dinamis yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman. ketertarikan penulis menjadikan wanita sebagai tema dalam berkarya, semenjak penulis duduk di bangku perkuliahan (S1) dan bergelut dengan dunia seni rupa khususnya seni keramik. Hal ini didasari karena penulis sangat kagum kepada ibu kandung penulis sendiri, bahwa beliau telah banyak memberi pengajaran kepada kami anak-anaknya, dengan kasih sayang dan kelembutan hatinya, kami diasuh dan dibesarkannya, dididik dan diberikan pemahaman budi pekerti. Dan dari ayah kami mendapatkan pendidikan sosial. Seiring proses berjalannya waktu, setelah penulis memasuki masa berumah tangga (grahasta) penulis merasakan sendiri betapa beratnya menjadi seorang wanita (ibu), yang harus bisa berperan ganda untuk keluarga, dan hidup di luar lingkungannya. Hal inilah yang semakin mendorong keinginan penulis mengangkat wanita sebagai tema sekaligus sebagai objek karya, yang dituangkan pada media keramik. Karya-karya yang penulis ciptakan banyak bercerita mengenai kehidupan wanita keseharian, semangat dan daya juang dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Dewasa ini sudah cukup membanggakan akan banyaknya keberhasilan yang diraih kaum wanita Konsep/ide karya: Berawal dari kajian sumber sumber tersebut, konsep/ide dari penciptaan karya ini bertemakan wanita, didasari dari fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Dinamika kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Dari berbagai bidang dalam era terakhir ini bahwa wanita sering menjadi pusat perhatian.

Bilamana perhatian yang diberikan itu bernada miring, tentu sangat disayangkan. Oleh karena wanita adalah sebagai bagian yang menentukan bagi kesinambungan dan kelancaran kehidupan secara bersama-sama dalam kehidupan masyarakat luas. Pada kenyataannya, bahwa wanita telah berperannan secara luas dalam masyarakat, baik dari segi profesi dalam masyarakat, tugas utama dalam keluarga, dan aktivitas dalam kehidupan agama, adat-istiadat, maupun dalam kegiatan lainnya. Disadari bahwa wanita telah berkiprah dalam berbagai lini kehidupan masyarakat, baik untuk eksistensi dirinya, eksistensi keluarganya, maupun untuk kesinambungan bangsa dan negaranya. Dalam penciptaan karya ini, wanita di simbolkan dengan bunga tertai, wanita sebagai subyek karya dan bunga sebagai objek garapan. Penerapan warna pada karya ini, memakai warna-warna yang mencerminkan kesan kelembutan dengan pemakaian warna hijau dop pada daun-daun teratai dan warna putih pada bunga yang menyimbolkan kesucian dan kebersihan, penerapan kedua warna pada karya ini merupakan ungkapan simbol yang ingin disampaiakan penulis yang sekaligus sebagai pencipta, bahwa wanita hendaknya memiliki kesucian lahir dan batin da bisa memberikan kesejukan pada lingkungan pribadinya dan alam sekitarnya. Makna Karya Karya berjudul : Enerjik, yang memiliki arti semangat sesuatu yang penuh energi, dari ungkapan judul tersebut penulis/pencipta menggambarkan wanitawanita yang penuh semangat. Karya yang diwujudkan mengambil bentuk setengah lingkaran (setengah bola) bentuk ini memberi kesan kelembutan, karya ini terinsfirasi dari kehidupan wanita-wanita masa kini yang tidak lagi berdiam diri hanya sebagai penunggu rumah saja melainkan dewasa ini wanitawanita sudah bebas dalam artian positif. Hal ini tergambar dari pergerakan bunga, sari dan daun teratai dari bergerombol bergerak keluar. Karya ini memiliki makna, bahwa wanita bebas menentukan jalan hidupnya, baik dalam hal menempuh pendidikan, mengeluarkan pendapat, mencari pekerjaan dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. DAFTAR PUSTAKA Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991. Departemen Kebudayaan. Balai Pustaka.