KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: ENERJIK PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn PAMERAN: PEGELARAN SENI (PENCIPTAAN SENI) DANA DIPA ISI DENPASAR, 2010 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
Foto Karya. Enerjik, 2010. Bahan : Tanah Stoneware (tanah putih singkawang ). Glasir : Oksida hijau, Fe dan putih dof. Ukuran : 70 Cm X 70 Cm Pengertian Judul: Karya ini mengambil Judul : Enerjik yang mengandung arti penuh semangat, berenergi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Kebudayaan, 1991:265). Kajian Sumber Penciptaan Dalam melakukan aktivitas mencipta, penggunaan medium yang tepat sangat membantu proses merealisasikan gagasan ke dalam bentuk karya seni. Seniman sebagai bagian dari masyarakat akan bersentuhan dengan lingkungannya berupa lingkungan material, lingkungan sosial, dan lingkungan simbolis. kreativitas berkembang berkat serangkaian proses interaksi sosial:
individu dengan potensi kreatifnya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya tempat ia hidup. Individu dan masyarakat tidak pernah berada dalam kondisi yang vakum dari perubahan. Oleh karena itu, kreativitas merupakan fenomena individual dan sekaligus fenomena kolektif sosial budaya. Sehubungan dengan hal itu, gagasan berkarya penulis diambil dari inspirasi dunia kehidupan penulis sendiri, berupa realitas kehidupan wanita secara umum yang merupakan bagian dari dunia internal dan eksternal penulis. Faktor internal berupa pengalaman batin, pengalaman unik, atau kekhawatiran tentang sesuatu yang melahirkan emosi dan faktor eksternal berupa kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya, dimana seniman itu berada serta kondisi dinamis yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman. ketertarikan penulis menjadikan wanita sebagai tema dalam berkarya, semenjak penulis duduk di bangku perkuliahan (S1) dan bergelut dengan dunia seni rupa khususnya seni keramik. Hal ini didasari karena penulis sangat kagum kepada ibu kandung penulis sendiri, bahwa beliau telah banyak memberi pengajaran kepada kami anak-anaknya, dengan kasih sayang dan kelembutan hatinya, kami diasuh dan dibesarkannya, dididik dan diberikan pemahaman budi pekerti. Dan dari ayah kami mendapatkan pendidikan sosial. Seiring proses berjalannya waktu, setelah penulis memasuki masa berumah tangga (grahasta) penulis merasakan sendiri betapa beratnya menjadi seorang wanita (ibu), yang harus bisa berperan ganda untuk keluarga, dan hidup di luar lingkungannya. Hal inilah yang semakin mendorong keinginan penulis mengangkat wanita sebagai tema sekaligus sebagai objek karya, yang dituangkan pada media keramik. Karya-karya yang penulis ciptakan banyak bercerita mengenai kehidupan wanita keseharian, semangat dan daya juang dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Dewasa ini sudah cukup membanggakan akan banyaknya keberhasilan yang diraih kaum wanita Konsep/ide karya: Berawal dari kajian sumber sumber tersebut, konsep/ide dari penciptaan karya ini bertemakan wanita, didasari dari fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Dinamika kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Dari berbagai bidang dalam era terakhir ini bahwa wanita sering menjadi pusat perhatian.
Bilamana perhatian yang diberikan itu bernada miring, tentu sangat disayangkan. Oleh karena wanita adalah sebagai bagian yang menentukan bagi kesinambungan dan kelancaran kehidupan secara bersama-sama dalam kehidupan masyarakat luas. Pada kenyataannya, bahwa wanita telah berperannan secara luas dalam masyarakat, baik dari segi profesi dalam masyarakat, tugas utama dalam keluarga, dan aktivitas dalam kehidupan agama, adat-istiadat, maupun dalam kegiatan lainnya. Disadari bahwa wanita telah berkiprah dalam berbagai lini kehidupan masyarakat, baik untuk eksistensi dirinya, eksistensi keluarganya, maupun untuk kesinambungan bangsa dan negaranya. Dalam penciptaan karya ini, wanita di simbolkan dengan bunga tertai, wanita sebagai subyek karya dan bunga sebagai objek garapan. Penerapan warna pada karya ini, memakai warna-warna yang mencerminkan kesan kelembutan dengan pemakaian warna hijau dop pada daun-daun teratai dan warna putih pada bunga yang menyimbolkan kesucian dan kebersihan, penerapan kedua warna pada karya ini merupakan ungkapan simbol yang ingin disampaiakan penulis yang sekaligus sebagai pencipta, bahwa wanita hendaknya memiliki kesucian lahir dan batin da bisa memberikan kesejukan pada lingkungan pribadinya dan alam sekitarnya. Makna Karya Karya berjudul : Enerjik, yang memiliki arti semangat sesuatu yang penuh energi, dari ungkapan judul tersebut penulis/pencipta menggambarkan wanitawanita yang penuh semangat. Karya yang diwujudkan mengambil bentuk setengah lingkaran (setengah bola) bentuk ini memberi kesan kelembutan, karya ini terinsfirasi dari kehidupan wanita-wanita masa kini yang tidak lagi berdiam diri hanya sebagai penunggu rumah saja melainkan dewasa ini wanitawanita sudah bebas dalam artian positif. Hal ini tergambar dari pergerakan bunga, sari dan daun teratai dari bergerombol bergerak keluar. Karya ini memiliki makna, bahwa wanita bebas menentukan jalan hidupnya, baik dalam hal menempuh pendidikan, mengeluarkan pendapat, mencari pekerjaan dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. DAFTAR PUSTAKA Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991. Departemen Kebudayaan. Balai Pustaka.