MENGURANGI PERMASALAHAN SAMPAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

POLEMIK PENGELOLAAN SAMPAH, KESENJANGAN ANTARA PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI Oleh: Zaqiu Rahman *

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

PENDAHULUAN Latar Belakang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP L/O/G/O

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan

kebanyakan sampah yang diproduksi adalah sampah yang berasal dari pasar

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

KINERJA KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH DI LOKASI DAUR ULANG SAMPAH TAMBAKBOYO (Studi Kasus: Kabupaten Sleman)

BAB III STUDI LITERATUR

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI sumber ENERGI alternatif terbarukan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN I- 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 14 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH KEBERSIHAN KOTA BANDUNG UNTUK MEWUJUDKAN BANDUNG BERSIH dan HIJAU SECARA BERKELANJUTAN

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya)

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sembarangan karena tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

E-WASTE MANAGEMENT. Prepared by Hanna Lestari, M.Eng

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI,

Rancangan Peraturan Pemerintah Pengelolaan Sampah Spesifik

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping

Transkripsi:

USULAN KREATIFITAS MAHASISWA MENGURANGI PERMASALAHAN SAMPAH BIDANG KEGIATAN : PKM-GT Diusulkan Oleh: Nur Aprilliani (3201412015/ 2012) Uswatun Khasanah (3101412009/ 2012) Amanatun Khoirina (7101412018/ 2012) UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2013

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Usulan Program Kreatifitas Mahasiswa dengan judul PEMANFAATAN SAMPAH. Kami menyadari bahwa dalam menyusun usulan ini masih memiliki kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya usulan ini. Kami berharap semoga usulan yang kami buat bermanfaat bagi kita semua dan bagi pembaca pada umumnya. Semarang, 13 Maret 2013 Tim Penyusun

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...iv RINGKASAN...v BAB I PENDAHULUAN...1 A. LATAR BELAKANG...1 B. TUJUAN DAN MANFAAT...2 BAB II GAGASAN...3 A. KONDISI SEKARANG...3 B. SOLUSI...4 C. PIHAK- PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB...5 BAB III KESIMPULAN...7 DAFTAR PUSTAKA...8 LAMPIRAN...9

RINGKASAN Satu hal yang perlu dipahami oleh masyarakat Indonesia pada umumya adalah sampah bukan berarti barang yang tidak bernilai sama sekali. Dengan adanya pemilahan sampah dengan benar, akan membuat sampah mempunyai nilai dan kegunaan sesuai dengan jenis sampah tersebut. Beberapa jenis sampah misalnya sampah plastik dan sampah besi masih bisa dijual kembali dengan jumlah uang yang cukup lumayan dibandingkan dengan dibuang begitu saja. Sampah organik yang berupa sisa sayur atau bahan masakan dalam rumah tangga bisa dikumpulkan dan dibuat pupuk kompos yang bisa digunakan sendiri maupun dijual. Di tengah minimnya kesadaran masyarakat mengenai sampah di indonesia, rupanya masih ada pula segelintir orang yang mau memanfaatkan sampah jenis tertentu untuk membuat kerajinan tangan yang tentu akan lebih bernilai.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara besar yang mempunyai kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang besar. Hal ini adalah fakta yang tentu tidak bisa dipungkiri. Akan tetapi, kekayaan alam dan jumlah penduduk yang besar tersebut pada kenyataannya tidak mampu membuat Indonesia menjadi negara yang sejahtera di segala bidang karena memang masih ada banyak masalah yang menaungi negara ini. Dengan jumlah penduduk yang besar, ada satu masalah yang mungkin masih dianggap sepele oleh banyak orang dan dianggap bukan masalah besar sehingga tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Sampah oleh banyak orang dianggap hal yang sangat sepele, tetapi hal yang dianggap sepele ini rupanya ibarat bom waktu yang dapat menjadi masalah pelik yang sedikit demi sedikit mulai menampakkan akibatnya kepada masyarakat luas. Tidak mustahil jika masalah sampah tidak dikelola dengan baik, dalam waktu beberapa tahun ke depan masyarakat Indonesia akan tinggal dengan sampah karena tempat penampungan sampah tidak akan cukup lagi menampung semua sampah baik hasil industri maupun sampah rumah tangga. Pemerintah tentu perlu mengkaji ulang kebijakan tentang sampah dan pengolahannya, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kesadaran masyarakat tentang sampah di Indonesia masih sangat minim dan hal ini kian diperparah dengan pembiaran yang dilakukan pemerintah terhadap sistem pengelolaan sampah dalam masyarakat. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya. Dengan kata lain, semakin bertambah jumlah populasi manusia, maka akan semakin banyak sampah yang dihasilkan dan lahan untuk membuang sampah sampah tersebut tentunya harus semakin diperluas. Itulah yang menjadi permasalahn bangsa ini. Pengelolaan pembuangan sampah belum terurus dengan baik. Masih banyak kita lihat sampah sampah yang menumpuk tanpa ada tindakan lebih lanjut untuk menangani masalah tersebut.

Selain masalah penanganan sampah, masalah kesadaran masyarakat akan pembuangan sampah juga sangat memprihatinkan. Kita banyak melihat sungai sungai justru menjadi tempat untuk membuang sampah padahal sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi kehidupan masyarakat. Pembuangan sampah ke saluran air dapat menyumbat saluran tersebut dan dampaknya kan cukupp besar. Selain mengancam ketersediaan air bersih, penyumbatan saluran ai juga dapat menyebabkan banjir. Apabila penyumbatan sudah parah, maka banjir yang terjadi bisa menjadi banjir yang berkepanjangan dengan kedalaman yang cukup untuk menenggelamkan sebuah rumah seperti yang sudah kita lihat beberapa tahun belakangan ini. B. TUJUAN DAN MANFAAT 1. Mengatasi permasalahan sampah yang sulit untuk ditangani 2. Memanfaatkan barang yang selama ini kurang bermanfaat menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi lebih. 3. Menambah lapangan pekerjaan dengan membuat usaha daur ulang sampah.

BAB II GAGASAN A. KONDISI SEKARANG Sampah kini jadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup di Indonesia. Bila tidak dikelola dengan baik, beberapa tahun mendatang sekitar 250 Juta rakyat Indonesia akan hidup bersama tumpukan sampah. Kementerian Lingkungan hidup mencatat ratarata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya. Indonesia dengan jumlah penduduk hingga 225 juta setiap hari menghasilkan sampah baik organik maupun anorganik dengan perbandingan jumlah hampir sama. Permasalahan utama adalah kesadaran masyarakat akan membuang dan memproses serta memilah sampah masih sangat rendah dengan didukung sistem pengelolaan sampah yang masih buruk. Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Indonesia hingga mencapai 11,330 ton per hari. Jika diambil rata-rata maka setiap orang menghasilkan sampah sebesar 0.050 Kg per hari. Jika jumlah sampah itu dihasilkan dalam hitungan hari tinggal dikalikan dengan tahun, maka sampah yang dihasilkan hingga mencapai 4.078.800 ton. Agar alam bisa menguraikan atau menghancurkan sampah anorganik diperlukan waktu yang lama, coba lihat data di bawah ini: plastik diperlukan waktu 50-100 tahun untuk terurai puntung rokok 10 tahun kaleng soft drink (alumunium) 80-100 tahun kardus 5 bulan kulit jeruk 6 bulan kulit sepatu 25-40 tahun kertas 2-5 bulan, baterai 100 tahun sterofoam tidak dapat diuraikan almunium 80-100 tahun

B. SOLUSI Kita tentu merasa prihatin dan kesal melihat sampah dan tumpukannya. Namanya sampah jelas megganggu, selain tidak enak dipandang mata, sampah juga menyebabkan polusi bau yang tidak sedap serta pencemaran di tanah dan air. Bahkan sampah menjadi pemicu utama terjadinya banjir di musim hujan, karena banyaknya sampah yang menyubat saluran drainase dan menumpuk di sungai. Semuanya terjadi karena tiadanya penanganan sampah yang baik dari pemerintah baik secara aturan maupun pengelolaannya, apalagi ditambah perilaku masyarakat yang begitu rendah akan kesadaran dalam membuang sampah. Jika kita melihat kondisi di sekitar kita banyak yang bisa dilakukan dan menggunakan segala potensi yang ada untuk diajak kerja sama dan sinergi dalam menyelesaikan masalah sampah. Peran pemerintah beserta pemangku kepentingan (stake holder) baik dari masyarakat, swasta dan akademisi perlu dilibatkan untuk turut serta disesuaikan dengan kemampuan dan wewenangnya masing-masing. Kita mengetahui bahwa tidak sedikit masyarakat terlepas terpaksa atau tidakmemilih menjadi pemulung sampah. Keberadaan pekerja sektor informal tersebut cukup membantu dalam menagani masalah sampah yang cukup menumpuk. Bagi mereka sampah merupakan anugerah karena menjadi sumber rejeki untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. keberadaan mereka dapat diberdayakan secara professional untuk dijadikan pemungut sampah yang ada di masyarakat, lembaga, atau instansi. Agar pemungutan sampah berjalan lancar dan tanpa kendala yang berarti, maka pemerintah sebagai regulator perlu turun tangan. Pemerintah dapat mengeluarkan aturan yang harus dipatuhi masyarakat yaitu dengan mewajibkan untuk memilah sampah yang dibuang. Secara umum yang sering digolongkan sampah kering dan basah, lebih bagus lagi sampah dikatagorikan untuk yang berjenis misalkan: kertas, logam, atau plastik. Semua jenis itu dapat di jual dan didaur ulang, Sedangkan sampah basah nantinya ditempatkan secara tersendiri. Dengan sampah yang sudah dipilah itu akan memudahkan bagi petugas kebersihan atau pemulung untuk memungutnya dan mengolahnya. Di samping itu pemerintah dapat mengeluarkan aturan untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat. Agar berjalan efektif maka diperlukan tindakan yang tegas

bagi pelanggarnya dengan hukuman berupa denda atau dengan cara lain seperti diharuskan kerja sosial seperti yang terapkan di negara lain, yang penting dapat memberi efek jera bagi pelakunya. Sebagai konsekwensinya pemerintah harus menyediakan tempat sampah yang memadai dan tersebar di sudat tempat. Untuk pengadaannya dapat dianggarkan dari kas negara atau dengan menggaet pihak lain dari kalangan swasta dan partisipasi masyarakat. Dalam menampung sampah yang dapat dimanfaatkan atau didaur ulang, perlu adanya bank sampah atau tukang rongsokan. Bank sampah dapat dikelola secara mandiri dilingkungan masyarat di sekitar RT atau RW. Dana dari hasil pengumpulan sampah yang dijual untuk dapat diberikan kembali ke masyarakat atau untuk kepentingan lain sesuai dengan kesepakatan bersama. Untuk itu diperlukan pihak swata dalam hal ini industri yang berperan menampung semua sampah untuk di daur ulang sesuai katagorinya. Selain itu peran LSM (lembaga Swadaya Masyarakat) yang concern di bidang lingkungan hidup dapat turut serta dan dilibatkan untuk dapat bekerja sama berserta masyarakat. Peran akademisi, peneliti, dan perguruan tinggi juga perlu dilibatkan dalam urusan penanganan sampah ini terutama yang tergolong basah. Selama ini sampah basah dapat dijadikan kompos untuk pupuk, para petani dan pecinta tanaman sangat membutuhkan itu, apalagi saat ini trennya ke arah organik. Selain itu sampah basah dapat diolah untuk diambil gas metannya yang dapat dipergunakan sebagai energi alternatif dan dapat terbarukan. Gas metan dibeberapa negara dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik dan bahan bahar kendaraan. Selain ramah lingkungan keberaannya cukup melimpah, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai ketahanan energi dan mengatasi krisis energi. C. PIHAK- PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB Kementerian Lingkungan Hidup, pada tanggal 1 November 2012 di Jakarta menyampaikan substansi penting dari Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang telah diundangkan pada tanggal 15 Oktober 2012. Peraturan pemerintah ini sangat penting sebagai peraturan pelaksana UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah, sekaligus memperkuat landasan hukum bagi penyelenggaraan pengelolaan sampah di Indonesia, khususnya di daerah. Guna menindaklanjuti terbitnya peraturan pemerintah ini, seluruh pihak yang terkait perlu melakukan langkah-langkah antara lain: 1. Pemerintah pusat melalui kementerian/lembaga sesuai kewenangannya menyusun peraturan presiden dan peraturan menteri yang diamanatkan peraturan pemerintah tersebut; 2. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota menyusun peraturan daerah tentang pengelolaan sampah; dan 3. Pemerintah pusat segera melaksanakan diseminasi peraturan pemerintah ini kepada pemerintah daerah, dunia usaha, pengelola kawasan dan seluruh warga Negara RI di seluruh Nusantara; Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA. menekankan, Ada tiga isu penting seiring disahkannya ini, pertama, mulai tahun 2013 seluruh pemerintah kabupaten/kota harus mengubah sistem open dumping pada tempat pemrosesan akhir (TPA) menjadi berwawasan lingkungan. Kedua, kalangan dunia usaha, dalam hal ini produsen, importir, distributor, dan retaile, bersama pemerintah harus segera merealisasikan penerapan extended producer responsibility (EPR) dalam pengelolaan sampah. Ketiga, pengelola kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan komersial, kawasan husus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya, harus segera memilah, mengumpulkan, dan mengolah sampah di masing-masing kawasan. Lebih lanjut lagi, MENLH menyatakan, Dengan PP No. 81 Tahun 2012 ini, akan mewujudkan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan yang bertumpu pada penerapan 3R dalam rangka penghematan sumber daya alam, penghematan energi, pengembangan energi alternatif dari pengolahan sampah, perlindungan lingkungan, dan pengendalian pencemaran.

BAB III KESIMPULAN Di Indonesia volume sampah mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat pada tahun 2012 rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah sekitar 2 kg per orang per hari. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperkirakan berapa banyak volume sampah yang dihasilkan oleh suatu kota setiap hari dengan mengalikan jumlah penduduknya dengan 2 kg per orang per hari (Viva News, 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembakaran sampah di tempat terbuka akan menghasilkan gas beracun serta dioxin yang berasal dari proses pembakaran plastik dan bahan beracun lain yang ada di dalam sampah. Keberadaan gas beracun tersebut akan menambah polusi udara (Damanhuri dan Padmi, 2010). Terkait hal ini UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah membuat larangan bagi setiap orang untuk membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah. Namun nampaknya masyarakat belum mendapat sosialisasi yang baik tentang pelarangan tersebut, sehingga perilaku membakar sampah di tempat terbuka masih terus dilakukan masyarakat. Berdasarkan fakta-fakta di atas disimpulkan bahwa permasalahan sampah di Indonesia merupakan permasalahan nasional yang berdampak serius pada kehidupan masyarakat dan kondisi lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan implementasi UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Untuk itu pemerintah dan masyarakat perlu bekerjasama sesuai peran dan fungsi masing-masing agar dapat mengatasi persoalan sampah, sehingga kita dapat hidup lebih nyaman di lingkungan yang bersih dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA http://semuaitubermanfaat.blogspot.com/2012/02/manfaat-sampah.html#ixzz2krn9pwll http://www.alpensteel.com/article/56-110-energi-sampah pltsa/2594 pltsa-pembangkitlistrik-tenaga-sampah.html http://www.alpensteel.com/article/56-110-energi-sampah--pltsa/2594--pltsa-pembangkitlistrik-tenaga-sampah.html