PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Nilai NTP (Nilai Tukar Petani) Provinsi Sulawesi Utara di bulan Desember sebesar 97.35

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN OKTOBER 2011 TURUN 0,53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Transkripsi:

No. 32/06/51/Th. VI, 1 Juni 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. MEI 2012, NTP BALI MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 0,41 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Mei 2012 naik sebesar 0,41 persen dibandingkan bulan April 2012, yaitu dari 107,54 menjadi 107,97. Subsektor utama yang mendorong kenaikan NTP bulan Mei 2012 adalah Subsektor Tanaman Hortikultura (1,37 persen). Bila dibandingkan dengan Nasional, posisi daya tukar petani Bali masih berada di atas angka Nasional (NTP Bali sebesar 107,97 sedangkan NTP Nasional sebesar 104,77). Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) di Provinsi Bali pada bulan Mei 2012 mengalami inflasi perdesaan yaitu sebesar 0,11 persen. Provinsi Bali menempati urutan ke-4 dari 31 provinsi yang mengalami inflasi perdesaan. Secara Nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,31 persen. Dari 32 Provinsi yang diamati, 31 provinsi mengalami inflasi perdesaan. Inflasi perdesaan terendah terjadi di Provinsi Jambi yaitu sebesar 0,03 persen, sedangkan deflasi perdesaan hanya terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 0,15 persen. NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada bulan Mei 2012, NTP Bali meningkat bila dibandingkan dengan bulan April 2012 sebesar 0,41 persen dari 107,54 menjadi 107,97. Secara umum kenaikan NTP ini disebabkan oleh kenaikan nilai indeks yang diterima petani yaitu sebesar 0,53 persen lebih besar dari kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,12 persen. Kenaikan indeks yang diterima petani ini dipicu oleh naiknya indeks yang diterima petani pada Subsektor Tanaman Hortikultura, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, Subsektor Peternakan, dan Subsektor Perikanan. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 32/06/51/Th. VI, 1 Juni 2012 1

1. Tanaman Pangan Tabel 1 Nilai Tukar Petani Bali Per Subsektor dan Perubahannya Mei 2012 (2007=100) Subsektor Bulan Persentase April 2012 Mei 2012 Perubahan (1) (2) (3) (4) a. Indeks yang Diterima (It) 127,41 127,34-0,05 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 134,02 134,20 0,14 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 95,07 94,89-0,19 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) 195,67 198,55 1,47 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132,09 132,22 0,10 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 148,13 150,16 1,37 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 148,30 149,00 0,47 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132,21 132,38 0,13 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 112,17 112,55 0,34 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) 123,20 123,39 0,15 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 134,11 134,25 0,10 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 91,86 91,91 0,05 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) 113,10 113,13 0,03 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132,22 132,37 0,11 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 85,54 85,46-0,08 Provinsi Bali a. Indeks yang Diterima (It) 143,32 144,07 0,53 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 133,28 133,43 0,12 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 107,54 107,97 0,41 Perbandingan NTP Mei 2012 terhadap April 2012 menunjukkan bahwa tiga subsektor mengalami kenaikan NTP. Subsektor yang mengalami kenaikan terbesar adalah Subsektor Hortikultura, kemudian diikuti oleh Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Subsektor Peternakan. Sedangkan Sub sektor yang mengalami penurunan yaitu Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Perikanan. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan petani dikelompokkan dalam lima subsektor, yaitu Tanaman Pangan, Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan, dan Perikanan. Pada bulan Mei 2012, indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,53 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 143,32 menjadi 144,07. Naiknya It kali ini didorong oleh naiknya It pada empat subsektor yaitu Subsektor Hortikultura (1,47%), Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (0,47%), Subsektor Peternakan (0,15 %), dan Subsektor Perikanan (0,03%). 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 32/06/51/Th. VI, 1 Mei 2012

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani menggambarkan harga barang dan jasa yang dibeli petani untuk digunakan baik dalam proses produksi lahan atau usaha pertaniannya maupun untuk konsumsi rumahtangga petani. Barang dan jasa tersebut meliputi barang-barang kebutuhan pokok; bibit; obatobatan dan pupuk; sewa, pajak lahan, dan pengeluaran; transportasi; sewa alat dan hewan; barang modal; serta upah buruh tani. Pada bulan Mei 2012, indeks harga yang dibayar (Ib) petani di Provinsi Bali meningkat sebesar 0,12 persen bila dibandingkan April 2012, yaitu dari 133,28 menjadi 133,43. Meningkatnya Ib terjadi pada seluruh subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan (0,14%), Subsektor Hortikultura (0,10%), Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (0,13%), Subsektor Peternakan (0,10%), dan Subsektor Perikanan (0,11%). Naiknya Ib didorong oleh naiknya harga barang-barang konsumsi rumahtangga terutama pada kelompok perumahan (0,44%), kelompok makanan jadi (0,35%), kelompok sandang (0,30%), dan kelompok kesehatan (0,13 %). 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P) Pada bulan Mei 2012 Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan NTP sebesar 0,19 persen. Hal ini didorong oleh turunnya indeks yang diterima petani sebesar 0,05 persen. Di sisi lain indeks yang dibayar petani justru mengalami peningkatan sebesar 0,14 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga pada subsektor ini diantaranya adalah ketela rambat, jagung pipilan kacang tanah dan jagung ontongan,. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan Mei 2012 NTP Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 1,37 persen yaitu dari 148,13 menjadi 150,16. Kenaikan NTP pada subsektor ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani (1,47%) lebih besar daripada kenaikan indeks yang dibayar petani (0,10%). Kenaikan komoditas yang memicu naiknya indeks yang diterima petani adalah salak bali, jeruk siam, pisang ambon, cabe merah, mangga, rambutan dan sawo. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) Pada bulan Mei 2012 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,34 persen. Kenaikan NTP pada subsektor ini didorong oleh naiknya indeks yang diterima petani (0,47%) sebagai akibat dari naiknya harga komoditas tanaman perkebunan rakyat yaitu cengkeh dan kelapa belum dikupas. Cengkeh biji kering mengalami kenaikan harga dari Rp 85.000,00/kg menjadi Rp 95.000,00/kg. Sedangkan kelapa belum dikupas juga mengalami kenaikan harga dari Rp 1.750,00/butir menjadi Rp 2.000,00/butir. d. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan pada bulan Mei 2012 naik sebesar 0,05 persen. NTP-Pt naik dari 91,86 menjadi 91,91. Kenaikan NTP subsektor ini didorong oleh naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,15 persen, sedangan indeks yang dibayar petani meningkat hanya sebesar 0,10 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 32/06/51/Th. VI, 1 Juni 2012 3

Tabel 2 Indeks yang Diterima dan Indeks yang Dibayar Petani Per Subsektor/Kelompok dan Perubahannya, Mei 2012 (2007=100) 1. Tanaman Pangan Subsektor/Kelompok Bulan Persentase April 2012 Mei 2012 Perubahan (1) (2) (3) (4) a. Indeks Diterima Petani 127,41 127,34-0,05 - Padi 112,25 112,34 0,08 - Palawija 162,82 162,38-0,27 b. Indeks Dibayar Petani 134,02 134,20 0,14 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 134,47 134,59 0,09 - Indeks BPPBM 132,09 132,53 0,34 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 195,67 198,55 1,47 - Sayur-sayuran 143,78 144,48 0,49 - Buah-buahan 203,92 207,14 1,58 b. Indeks Dibayar Petani 132,09 132,22 0,10 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 134,01 134,12 0,08 - Indeks BPPBM 122,57 122,81 0,19 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 148,30 149,00 0,47 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 148,30 149,00 0,47 b. Indeks Dibayar Petani 132,21 132,38 0,13 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 138,57 138,78 0,15 - Indeks BPPBM 109,61 109,65 0,03 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 123,20 123,39 0,15 - Ternak Besar 104,10 104,04-0,05 - Ternak Kecil 144,36 144,07-0,20 - Unggas 135,01 135,76 0,55 - Hasil Ternak 156,13 155,79-0,22 b. Indeks Dibayar Petani 134,11 134,25 0,10 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 136,90 137,06 0,12 - Indeks BPPBM 129,16 129,24 0,06 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani 113,10 113,13 0,03 - Penangkapan 112,95 113,20 0,22 - Budidaya 113,42 112,96-0,40 b. Indeks Dibayar Petani 132,22 132,37 0,11 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 141,03 141,21 0,13 - Indeks BPPBM 113,21 113,28 0,06 Meningkatnya indeks yang diterima petani dipicu oleh naiknya harga komoditas pada kelompok unggas yaitu sebesar 0,55 persen. Komoditas peternakan yang mengalami kenaikan harga diantaranya adalah ayam ras/potong dan ayam ras/telur. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 32/06/51/Th. VI, 1 Mei 2012

e. Subsektor Perikanan (NTP-Pi) Subsektor yang terakhir adalah Perikanan, yang terdiri atas usaha penangkapan ikan dan usaha budidaya perikanan. Pada bulan Mei 2012, NTP-Pi mengalami penurunan sebesar 0,08 persen. Turunnya NTP-Pi ini disebabkan karena naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,03 persen lebih kecil dari pada kenaikan indeks yang harus dibayar petani sebesar 0,11 persen. Kenaikan paling besar yang dirasakan oleh petani adalah pada kelompok makanan jadi yaitu sebesar 0,43 persen yaitu kopi bubuk,gula pasir dan air mineral. 4. Perbandingan Terhadap Angka Nasional Pada bulan Mei 2012, NTP Bali naik sebesar 0,41 persen begitu pula dengan NTP Nasional yang naik sebesar 0,06 persen. Indeks yang diterima petani Bali naik sebesar 0,53 persen sedangkan indeks yang dibayar petani Bali naik sebesar 0,12 persen. Sementara itu, indeks yang diterima petani secara Nasional naik sebesar 0,34 persen. Di sisi lain, indeks yang dibayar petani secara Nasional meningkat sebesar 0,28 persen seperti tampak pada tabel 3 berikut ini. Cakupan Wilayah Tabel 3 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, Mei 2012 (2007=100) It Ib NTP Indeks % Perb Indeks % Perb Rasio % Perb (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Provinsi Bali 144,07 0,53 133,43 0,12 107,97 0,41 Nasional 143,93 0,34 137,38 0,28 104,77 0,06 5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Dari 32 Provinsi yang diamati, 31 provinsi mengalami inflasi perdesaan. Provinsi Bali menempati urutan ke-4 dari 31 provinsi yang mengalami inflasi perdesaan. Sementara itu, secara Nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,31 persen. Inflasi perdesaan di Bali terjadi karena naiknya indeks pada kelompok perumahan (0,44 persen), kelompok makanan jadi (0,35 persen), Sandang (0,30 persen), Kesehatan 0,13 persen dan Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga (0,01 persen) sedangkan Transportasi dan Komunikasi tetap. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada Kelompok Bahan Makanan (-0,08 persen). Secara umum, komoditas penyumbang inflasi pada kelompok perumahan diantaranya adalah sewa rumah, pasir, Semen, kopi bubuk, Gula Pasir dan Air Mineral. Sedangkan pada bahan makanan yang mengalami penurunan buncis, labu siam Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 32/06/51/Th. VI, 1 Juni 2012 5

Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Mei 2012 (2007=100) Kelompok IHK Perdesaan Bali Nasional (1) (2) (3) Bahan Makanan -0,08 0,29 Makanan Jadi 0,35 0,57 Perumahan 0,44 0,24 Sandang 0,30 0,17 Kesehatan 0,13 0,24 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,01 0,12 Transportasi dan Komunikasi 0,00 0,12 Konsumsi Rumahtangga 0,11 0,31 B. HARGA GABAH BULAN MEI 2012 TURUN Pada umumnya petani produsen gabah di wilayah Provinsi Bali menjual gabah dalam bentuk gabah kering panen (GKP), namun berdasarkan observasi pada bulan Mei 2012 ditemukan 42,94 persen petani yang menjual gabah di luar kualitas (kualitas rendah) yaitu dengan kadar air di atas 25 persen. Di tingkat petani, terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP pada bulan Mei 2012 dibanding bulan April 2012 yaitu sebesar 1,64 persen di tingkat petani dan 2,51 persen di tingkat penggilingan. Rata-rata harga gabah kualitas GKP pada bulan Mei 2012 berada diatas HPP yaitu sebesar Rp 3.478,48 per kg di tingkat petani dan Rp 3.529,30 per kg di tingkat penggilingan. Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) Harga tertinggi di tingkat petani terjadi di Kabupaten Karangasem Rp. 3.864,58/Kg untuk varietas Ciherang,sedangkan untuk terendah terjadi di Kabupaten Tabanan dengan Harga Rp. 3.300,00/Kg untuk varietas yang sama. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 32/06/51/Th. VI, 1 Mei 2012

Grafik 1 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali April 2011 Mei 2012 No Tabel 5 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali April 2011 Mei 2012 Bulan Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg) Perubahan (%) Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. April 11 2.776,92-0,719 2.826,54-0,719 2. Mei 11 2.864,47 3,152 2.896,59 2,478 3. Juni 11 2.903,84 1,374 2.958,43 2,135 4. Juli 11 3.135,77 7,987 3.185,77 7,685 5. Agustus 11 3.365,59 7,329 3.409,17 7,012 6. September 11 3.577,00 6,282 3.626,50 6,375 7. Oktober 11 3.757,64 5,050 3.799,44 4,769 8. November 11 3.946,05 5,014 3.998,76 5,246 9. Desember 11 3.985,39 0,997 4.037,89 0,979 10. Januari 11 4.002,06 0,418 4.056,99 0,473 11. Februari 12 3.884,14-3,429 3.979,83-1,902 12. Maret 12 3.631,10-6,515 3.680,27-7.527 13. April 12 3.536,44-2,607 3.620,31-1,629 14. Mei 12 3.478,48-1,639 3.529,30-2,514 *) HPP GKP (Sebelumnya) *) HPP GKP (Mulai Maret 2012) Rp 2.640,00/kg di tingkat petani Rp 3.300,00/kg di tingkat petani Rp 2.685,00/kg di tingkat penggilingan Rp 3.350,00/kg di tingkat penggilingan Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 32/06/51/Th. VI, 1 Juni 2012 7

Informasi lebih lanjut hubungi: Amirudin, S.Si., MMSI. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail: bps5100@bps.go.id