GAMBARAN TINDAKAN PEMELIHARAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA TAHUN DI SD KRISTEN EBEN HAEZAR 02 MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN STATUS GINGIVA MENURUT KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 70 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

Gambaran tindakan perawatan gigi anak di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi pada tahun 2011

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

STATUS KEBERSIHAN MULUT DAN PERILAKU MENYIKAT GIGI ANAK SD NEGERI 1 MALALAYANG

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

GAMBARAN TINGGINYA ANGKA KARIES GIGI PADA SD BINAAN PELAYANAN ASUHAN DI WILAYAH KOTA PONTIANAK

GAMBARAN STATUS KARIES DAN POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MAHASISWA ASAL TERNATE DI MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Karies Molar Satu Permanen pada Murid Umur 6-12 Tahun SDN 26 Lamteumen Timur Kota Banda Aceh

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN PEMERIKSAAN DAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TERHADAP PERILAKU IBU MEMERIKSAKAN KESEHATAN GIGI ANAK DI KOTA BUKITTINGGI

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

PENGARUH PROMOSI MENYIKAT GIGI TERHADAP SKOR PLAK DI SEKOLAH DASAR KANDANGAN II, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci: karies gigi, perilaku menggosok gigi

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG

GAMBARAN PERILAKU ORANG TUA DALAM PERAWATAN GIGI KARIES ANAK TODDLER DI PUSKESMAS BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM MENDIDIK ANAK MENGGOSOK GIGI

GAMBARAN INDIKASI PENCABUTAN GIGI DALAM PERIODE GIGI BERCAMPUR PADA SISWA SMP NEGERI 1 LANGOWAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL

Kata kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pengetahuan, Sikap, Tindakan.

Peminatan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia. Abstrak. Abstract

KUALITAS HIDUP REMAJA SMA NEGERI 6 MANADO YANG MENGALAMI MALOKLUSI

GAMBARAN PERILAKU MENYIKAT GIGI DENGAN KEJADIAN GIGI BERLUBANG PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD YBPK KEDIRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

PERAWATAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DI GAMPONG LAMCOT KECAMATAN DARUL IMARAH ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN TOMPASO TERHADAP PEMAKAIAN GIGI TIRUAN

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gambaran Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa SD Kelas Satu dengan Karies Gigi di Wilayah Kerja Puskesmas Rendang Karangasem Bali Oktober 2014

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DI SD MUHAMMADIYAH 10 SEMARANG UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP KARIES ANAK DI TK HANG TUAH BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

GAMBARAN KEHILANGAN GIGI SULUNG PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL ISTIQAMAH BAILANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasional karies aktif (nilai D>0 dan karies belum ditangani) pada tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

Transkripsi:

GAMBARAN TINDAKAN PEMELIHARAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA 10 12 TAHUN DI SD KRISTEN EBEN HAEZAR 02 MANADO 1 Chrisdwianto Sutjipto 2 Vonny N.S Wowor 2 Wulan P.J Kaunang 1 Kandidat Skripsi Program Studi Kedokteran Gigi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email: ch_121_s@yahoo.com 2 Abstrak: Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku dan untuk mengubah perilaku dibutuhkan peran serta masyarakat dimana individu berada. Lingkungan terdekat di mana individu berada yaitu lingkungan keluarga dan lebih luas lagi yaitu lingkungan sekolah. Pengetahuan dan pendidikan yang diberikan orang tua dan guru sangat membantu pembentukan perilaku anak. Usia anak sekolah dasar yaitu berkisar 6-12 tahun. Dimana kesadaran untuk memelihara kesehatan mulut yang masih kurang tanpa adanya dukungan dari orang tua untuk membiasakan menyikat gigi 2 kali sehari, jika kesehatan mulut tidak dapat dijaga, dampaknya akan sangat merugikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10-12 tahun. Penelitian ini bersifat deskriptif, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampel pada 150 siswa. Hasil penelitian menunjukkan gambaran tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10 12 tahun baik yaitu 74,93% dengan tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut baik yaitu 82,88%, tindakan pola konsumsi makanan tergolong baik yaitu 68,22%, demikian juga dengan tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut yang tergolong baik yaitu 76,67%. Kata kunci: Tindakan pemeliharaan, kesehatan gigi dan mulut anak. Abstract: Dental health care is very closely related with behavior and to change the behavior we need participation of society where the person are. Nearest environment of the person is family environment and wider is school environment. Knowledge and education provided parents and teachers helps the formation of children's behavior. Elementary school children ranging 6-12 years. Where to maintain oral health awareness is still lacking without the support of parents to familiarize brushing 2 times a day, if oral health can not be maintained, impact would be extremely detrimental. This study aimed to obtain data on measures of oral health care children aged 10-12 years. This research is descriptive, and the sampling technique used is the total sample at 150 students. The results show an overview of action of oral health care children aged 10-12 years was good with 74,93% with dental clean care was good with 82,88%, diet was good with 68,22%, and step up of dental health care was good with 76,67%. Keywords: Dental health care, child oral health. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dilakukan pendekatan lewat upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan 697

698 Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 697-706 (rehabilitatif) yang dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan. 1,2 Data World Health Organisation (WHO) tahun 2005 menunjukkan bahwa 90% dari jumlah anak di dunia mengalami masalah kerusakan gigi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, karies gigi diderita oleh 72,1% penduduk Indonesia dan dalam 12 bulan terakhir sebanyak 23,4% penduduk Indonesia mengeluhkan adanya masalah pada gigi dan mulutnya. Dari jumlah tersebut, hanya 29,6% yang mencari pertolongan dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesadaran dan tingkat utilisasi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi. Masih menurut riset tersebut, 91,1% masyarakat Indonesia yang berumur di atas 10 tahun, meskipun sudah menggosok gigi setiap hari, namun hanya sebesar 7,3% yang telah menggosok gigi secara benar, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Unilever ditahun 2007, hanya terdapat 5,5% masyarakat Indonesia yang memeriksakan kesehatan 3,4 gigi secara teratur ke dokter gigi. Periode 6-12 tahun merupakan masa usia sekolah dasar, dimana usia 10 12 tahun merupakan periode gigi bercampur, sehingga diperlukan tindakan yang baik untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pada periode ini juga anak sudah menunjukkan kepekaan untuk belajar sesuai dengan rasa ingin tahunya, termasuk menyikat gigi. Oleh karena itu pada usia ini sangat tepat untuk mengajarkan sesuatu hal yang baru kepada anak. Program menyikat gigi pada anak usia sekolah merupakan suatu tindakan pemeliharaan kesehatan gigi yang dapat mengurangi penyakit gigi dan mulut, seperti periodontitis kronis dan karies. Cara menggosok gigi dengan benar dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut. Menurut data riskesdas 2007 sejumlah 91,1% penduduk umur lebih dari 10 tahun mempunyai kebiasaan menggosok gigi tiap hari, tapi hanya 12,6% yang menggosok gigi sesudah makan pagi dan 28,7% 5,6,7 sebelum tidur malam. Hasil ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar penduduk masih belum memiliki perilaku yang benar dalam hal menyikat gigi pada waktu yang tepat. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik. Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik akan sangat berperan dalam menentukan derajat kesehatan dari masingmasing individu. Oleh karena itu perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik harus diubah. Lingkungan sangat berperan dalam pembentukan perilaku seseorang, di samping faktor bawaan. Lingkungan masyarakat di mana individu itu berada akan ikut berperan dalam pembentukan perilaku seseorang, oleh karena itu untuk mengubah perilaku dibutuhkan peran serta masyarakat dimana individu tersebut berada. Lingkungan terdekat di mana individu berada yaitu lingkungan keluarga dan lebih luas lagi yaitu lingkungan sekolah. Di sini peran orang tua dan guru sangat menentukan dalam melakukan perubahan perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan dan pendidikan yang diberikan orang tua dan guru sangat membantu pembentukan perilaku anak. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut antara lain meliputi tindakan menyikat gigi, kumur-kumur dengan larutan fluor. Tindakan menyikat gigi merupakan hal yang utama dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan kemampuan motorik, dimana usia sekolah dasar merupakan usia yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak. Peran orang tua dan guru dibutuhkan untuk menjelaskan, memberi contoh, membimbing serta mendorong anak untuk memiliki 8,9 perilaku yang baik dan diharapkan. Data riskesdas provinsi Sulawesi Utara tahun 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 82,8% penduduk mempunyai pengalaman karies gigi dengan prevalensi karies aktif

Sutjipto, Wowor, Kaunang; Gambaran Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi... 699 mencapai 57,2% dan DMF-T mencapai 5,01%. Data ini menunjukkan bahwa angka karies masih tinggi, dan angka ini berhubungan erat dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Faktor pendidikan memegang peranan penting dalam mengubah perilaku seseorang. Pendidikan kesehatan gigi yang diberikan sejak dini pada anak usia sekolah akan sangat bermanfaat dalam pemeliharaan 10 kesehatan gigi dan mulut. SD Kristen Eben Haezar 02 merupakan salah satu sekolah dasar favorit yang berada di kota Manado, dimana sebagian besar siswa berasal latar belakang ekonomi menengah ke atas. Pada survei awal yang penulis lakukan ditemukan sebagian siswa memiliki kebersihan mulut yang dapat dikatakan baik. Mengingat masih tingginya angka penyakit gigi dan mulut di Indonesia terutama angka karies gigi yang secara tidak langsung berhubungan erat dengan perilaku memelihara kebersihan gigi dan mulut anak dan di sisi lainnya pendidikan berperan penting dalam mengubah perilaku anak, maka penulis tertarik mengangkat judul Gambaran Tindakan Menyikat Gigi Anak Usia 10-12 Tahun di SD Eben Haezar 02 Manado Terhadap Kebersihan Mulut METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Untuk mendapatkan hasil dari perhitungan kuisioner, pertanyaan diukur menggunakan skala Guttman yaitu setiap pertanyaan diberi skor 2 bila menjawab ya dan diberi skor 1 bila menjawab tidak. Hasil perhitungan ditotal jumlah skornya, selanjutnya dihitung berdasarkan rumus 11 sebagai berikut: Pengukuran untuk tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut diukur terlebih dahulu dengan mengalikan skor maksimal untuk setiap jawaban dengan jumlah pertanyaan serta dikalikan dengan jumlah responden sehingga diperoleh pencapaian skor maksimal dengan persamaan matematika; Skor maksimal= 2x10x150 = 3000. Selanjutnya tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dapat dirumuskan berdasarkan perhitungan berikut: dimana: X X/3000x100% = Y = Jumlah skor subjek penelitian yang diperoleh dari perhitungan jumlah skor tertinggi 3000 = Jumlah skor tertinggi responden 100% = Nominal yang digunakan dalam perhitungan presentase Y = Hasil perhitungan Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikategorikan menjadi 2 kategori dalam skala perhitungan yaitu : 0% 50% 100% Pengukuran untuk tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut Tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut diukur terlebih dahulu dengan mengalikan skor maksimal untuk setiap jawaban dengan jumlah pertanyaan serta dikalikan dengan jumlah responden sehingga diperoleh pencapaian skor maksimal sebagai berikut: Skor maksimal: 2x4x150 = 1200 Selanjutnya tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dapat dirumuskan berdasarkan perhitungan berikut: X/1200x100% = Y dimana: X = Jumlah skor subjek penelitian yang diperoleh dari perhitungan jumlah skor tertinggi 1200 = Jumlah skor tertinggi responden 100% = Nominal yang digunakan dalam perhitungan presentase Y = Hasil perhitungan

700 Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 697-706 Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikategorikan menjadi 2 kategori dalam skala perhitungan yaitu : 0% 50% 100% Pengukuran untuk tindakan pola konsumsi makanan Tindakan pola konsumsi makanan diukur terlebih dahulu dengan mengalikan skor maksimal untuk setiap jawaban dengan jumlah pertanyaan serta dikalikan dengan jumlah responden sehingga diperoleh pencapaian skor maksimal sebagai berikut: Skor maksimal: 2x3x150 = 900 Selanjutnya tindakan pola konsumsi makanan dapat dirumuskan berdasarkan perhitungan berikut: X/900x100% = Y dimana: X = Jumlah skor subjek penelitian yang diperoleh dari perhitungan jumlah skor tertinggi 900 = Jumlah skor tertinggi responden 100% = Nominal yang digunakan perhitungan presentase Y = Hasil perhitungan Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikategorikan menjadi 2 kategori dalam skala perhitungan yaitu: 0% 50% 100% Pengukuran untuk tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut Tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut diukur terlebih dahulu dengan mengalikan skor maksimal untuk setiap jawaban dengan jumlah pertanyaan serta dikalikan dengan jumlah responden sehingga diperoleh pencapaian skor maksimal sebagai berikut: Skor maksimal: 2x3x150 = 900 Selanjutnya tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut dapat dirumuskan berdasarkan perhitungan berikut: dimana: X X/900x100% = Y = Jumlah skor subjek penelitian yang diperoleh dari perhitungan jumlah skor tertinggi 900 = Jumlah skor tertinggi responden 100% = Nominal yang digunakan dalam perhitungan presentase Y = Hasil perhitungan Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikategorikan menjadi 2 kategori dalam skala perhitungan yaitu : 0% 50% 100% HASIL PENELITIAN Hasil penelitian berupa data tentang tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado yang meliputi tindakan pemeliharaan kebersihan gigi, pola konsumsi makanan, dan tindakan peningkatan kesehatan gigi, sebagai berikut: Tindakan pemeliharaan kebersihan gigi Tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dimaksud pada penelitian ini meliputi frekuensi dan waktu menyikat gigi, cara menyikat gigi serta tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut setelah mengonsumsi makanan manis, sebagai berikut: Frekuensi dan waktu menyikat gigi Frekuensi menyikat gigi dilihat dari berapa kali dalam sehari para siswa melakukan tindakan menyikat gigi, sedangkan waktu menyikat gigi dilihat dari kapan tindakan menyikat gigi dilakukan

Sutjipto, Wowor, Kaunang; Gambaran Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi... 701 oleh para siswa tersebut. Tindakan tersebut dilakukan sebelum makan atau setelah makan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 150 subjek penelitian, terdapat sejumlah 77 siswa (51,3%) yang menyikat gigi dua kali dalam sehari pada waktu pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur, dan 73 siswa (48,6%) tidak menyikat gigi secara teratur. Cara menyikat gigi Hasil penelitian tentang cara menyikat gigi, meliputi jenis gerakan menyikat gigi yang dilakukan serta permukaan yang disikat: Hasil penelitian menunjukkan dari 150 subjek penelitian, terdapat sejumlah 123 siswa (82%) yang menyikat gigi dengan gerakan kombinasi (atas-bawah, majumundur, memutar), dan 27 siswa (18%) yang menyikat gigi dengan gerakan yang tidak menentu. Hasil penelitian menunjukkan dari 150 subjek penelitian, terdapat sejumlah 130 siswa (86,66%) yang menyikat gigi diseluruh permukaan gigi, dan 20 siswa (13,33%) yang menyikat gigi tidak pada seluruh permukaan. Tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut setelah mengonsumsi makanan manis Hasil penelitian berupa data tentang tindakan yang dilakukan setelah mengonsumsi makanan manis dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Hasil penelitian berdasarkan menunjukkan bahwa dari 150 subjek penelitian, terdapat sejumlah 64 siswa (42,66%) yang melakukan tindakan menyikat gigi atau berkumur, dan 86 siswa (57,33%) yang tidak melakukan tindakan apa-apa setelah makan makanan manis. Data yang diperoleh secara keseluruhan hasil perhitungan tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dari siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado yaitu sebagai berikut: jumlah jawaban benar yang di jawab oleh siswa untuk 4 pertanyaan mengenai tindakan pemeliharaan kebersihan gigi yaitu 994. Maka: X/1200x100% = Y 994/1200x100% = 82,88% Berdasarkan hasil perhitungan di atas, persentase tindakan pemeliharaan kebersihan gigi siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado sebesar 82,88%. Maka dalam penjabaran pada skala perhitungan tindakan pemeliharaan kebersihan gigi siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado termasuk pada kategori baik 0% 50% 82,83% 100% Pola konsumsi makanan Hasil penelitian tentang pola konsumsi makanan, meliputi jenis makanan yang dikonsumsi di antara waktu makan dan frekuensi konsumsi makanan yang membantu membersihkan gigi. Jenis makanan yang dikonsumsi di antara waktu makan meliputi jenis makanan manis, buaha-buahan, serta kombinasi keduanya: Hasil penelitian menunjukkan dari 150 subjek penelitian, terdapat sejumlah 21 siswa (14%) yang mengonsumsi buahbuahan, dan 129 siswa (86%) yang tidak mengonsumsi buah-buahan diantara waktu makan. Hasil penelitian tentang frekuensi konsumsi makanan yang membantu membersihkan gigi adalah sebagai berikut: Frekuensi konsumsi buah-buahan Frekuensi konsumsi buah-buahan dalam 1 minggu oleh subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 6b di bawah ini: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 150 subjek penelitian, terdapat sejumlah 63 siswa (42%) yang mengonsumsi buah-buahan, dan 87 siswa (58%) tidak sering mengonsumsi buahbuahan.

702 Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 697-706 Frekuensi konsumsi sayuran Hasil penelitian tentang frekuensi konsumsi sayuran oleh subjek penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 150 subjek penelitian, terdapat sejumlah 80 siswa (53,3%) yang sering mengonsumsi sayuran, dan 70 siswa (46,66%) yang kurang mengonsumsi sayuran. Data yang diperoleh secara keseluruhan hasil perhitungan tindakan pola konsumsi makanan dari siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado yaitu sebagai berikut: jumlah jawaban benar yang di jawab oleh siswa untuk 3 pertanyaan mengenai tindakan pola konsumsi makanan yaitu 614. Maka: X/900x100% = Y 614/900x100% = 68,22% Berdasarkan hasil perhitungan di atas, persentase tindakan pola konsumsi makanan siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado sebesar 68,22%. Maka dalam penjabaran pada skala perhitungan tindakan pola konsumsi makanan siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado termasuk pada kategori baik. 0% 50% 68,22% 100% Tindakan peningkatan kesehatan gigi Hasil penelitian tentang tindakan peningkatan kesehatan gigi meliputi penggunaan pasta gigi berfluor, frekuensi pemeriksaan rutin ke dokter gigi dalam setahun, tindakan pencarian pertolongan dokter gigi saat sakit, sebagai berikut: Penggunaan pasta gigi berfluor Hasil penelitian tentang tindakan penggunaan pasta gigi mengandung fluor saat menyikat gigi. Hasil penelitian menunjukkan dari 150 subjek penelitian, didapatkan seluruh siswa (100%) menyikat gigi menggunakan pasta gigi berfluor. Frekuensi pemeriksaan rutin ke dokter gigi dalam setahun Penelitian untuk mengetahui frekuensi subjek penelitian dalam melakukan tindakan pemeriksaan rutin ke dokter gigi dalam 1 tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 150 subjek penelitian, terdapat sejumlah 41 siswa (27,33%) yang rutin memeriksakan giginya ke dokter gigi, dan 109 siswa (72,66%) yang tidak memeriksakan giginya ke dokter gigi. Tindakan pencarian pertolongan dokter gigi pada saat sakit gigi Data hasil penelitian tentang tindakan pencarian pertolongan dokter gigi pada saat sakit Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 150 subjek penelitian, terdapat sejumlah 99 siswa (66%) yang meminta pertolongan dokter/dokter gigi pada saat sakit gigi, dan 51 siswa (34%) yang tidak melakukan tindakan apa-apa atau hanya dibiarkan saja dengan harapan bisa sembuh sendiri. Data yang diperoleh secara keseluruhan hasil perhitungan tindakan peningkatan kebersihan gigi dari siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado yaitu sebagai berikut: jumlah jawaban benar yang di jawab oleh siswa untuk 3 pertanyaan mengenai tindakan peningkatan kebersihan gigi yaitu 690. Maka: X/900x100% = Y 690/900x100% = 76,67% Berdasarkan hasil perhitungan di atas, persentase tindakan peningkatan kebersihan gigi siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado sebesar 76,67%. Maka dalam penjabaran pada skala perhitungan tindakan peningkatan kebersihan gigi siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado termasuk pada kategori baik. 0% 50% 76,67% 100%

Sutjipto, Wowor, Kaunang; Gambaran Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi... 703 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10-12 tahun di SD Kristen Eben Haezar 02 Manado secara keseluruhan yaitu: jumlah jawaban yang benar yang dijawab oleh siswa untuk 10 pertanyaan mengenai tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut adalah 2248. Maka: X/3000x100% = Y 2248/3000x100% = 74,93% Berdasarkan hasil perhitungan di atas, persentase tindakan peningkatan pemeliharaan gigi siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado sebesar 74,93%. Maka dalam penjabaran pada skala perhitungan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut siswa SD Kristen Eben Haezar 02 Manado termasuk pada kategori baik. 0% 50% 74,93% 100% BAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang ada, diperoleh gambaran bahwa kira-kira setengah dari subjek penelitian (51,3%) melakukan tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang benar, yakni melakukan penyikatan gigi 2 kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Hasil ini hampir berimbang dengan tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang keliru, yakni 48,6% melakukan penyikatan gigi 2 kali sehari akan tetapi waktunya kurang tepat. Tindakan penyikatan gigi yang keliru ini dilakukan setelah bangun pagi, yaitu sebelum sarapan dan saat mandi sore atau sebelum makan malam. Kurangnya kesadaran responden dan dukungan orang tua terhadap penyikatan gigi sangat berpengaruh terhadap kesadaran akan pentingnya tindakan menyikat gigi pada waktu yang tepat. Menurut Claessen et al waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Tindakan ini dikatakan tepat karena sesuai dengan tujuan menyikat gigi yakni untuk membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi setelah selesai makan. Hasil penelitian selanjutnya tentang cara menyikat gigi memperlihatkan hasil sebagian besar subjek penelitian (82%) menyikat gigi dengan mengombinasikan gerakan ke atas ke bawah dengan gerakan maju mundur, dan gerakan memutar. Gerakan penyikatan untuk rahang bawah arahnya ke atas dan untuk rahang atas arahnya ke bawah, sedangkan untuk permukaan kunyah (oklusal) disikat dengan gerakan maju mundur. Para ahli juga menyimpulkan bahwa cara menyikat gigi yang paling efektif yaitu dengan cara mengombinasikan semua metode yang ada. 25 Data yang diperoleh dari penelitian tentang permukaan gigi yang disikat, didapatkan hasil bahwa sebagian besar subjek penelitian (86,66%) menyikat seluruh permukaan gigi saat melakukan penyikatan gigi, dan hanya sebagian kecil yang menyikat permukaan luar saja atau permukaan dalam saja. Claessen et al menganjurkan untuk menyikat seluruh permukaan gigi saat menyikat gigi. Penyikatan dilakukan selama kira-kira 2 menit agar keseluruhan gigi dapat dibersihkan dengan tepat. Gigi-gigi belakang (posterior) jangan sampai terlewat, karena lubang gigi sebagian besar terjadi pada gigi-gigi geraham yang terletak di bagian 12 belakang. Penelitian selanjutnya tentang apa yang dilakukan setelah makan makanan yang manis seperti snack, coklat, permen,dll; didapatkan hasil sebagian besar subjek penelitian menyikat gigi setelah makan makanan manis yaitu sebanyak 64 anak (42,7%). Hasil ini hampir sama dengan subjek penelitian yang berkumur yaitu sebanyak 86 anak (57,3%). Dilihat dari perolehan hasil yang ada menggambarkan sebagian besar subjek penelitian sudah memiliki tindakan yang benar dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut setelah mengonsumsi makanan 12

704 Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 697-706 yang manis. Tindakan menyikat gigi sehabis makan makanan manis merupakan tindakan yang ideal, dan itu dimiliki oleh hampir separuh subjek penelitian, sedangkan tindakan berkumur setelah mengonsumsi makanan yang manis merupakan tindakan pemeliharaan yang minimal harus dilakukan. Tindakan ini sudah membantu membersihkan permukaan gigi dari sisa makanan, walaupun belum maksimal. Hasil penelitian tentang pola konsumsi makanan, meliputi jenis makanan yang dikonsumsi di antara waktu makan dan frekuensi mengonsumsi makanan yang dapat membantu membersihkan gigi. Data yang diperoleh menggambarkan bahwa lebih dari sebagian kecil anak yaitu 21 anak (14%) mengonsumsi buah-buahan di antara dua waktu makan. Dilihat dari data yang didapatkan, penulis berasumsi bahwa masih banyak subjek penelitian yang belum paham tentang pola makanan yang baik bagi kesehatan gigi. Hal ini tercermin dari jumlah subjek penelitian yang mengonsumsi makanan manis secara bersamaan dengan mengonsumsi buah-buahan. Demikian halnya juga dengan subjek penelitian yang hanya mengonsumsi makanan manis saja. Persentase yang didapat lebih besar dari yang mengonsumsi buah-buahan. Pemahaman yang kurang baik tentang pola makan yang benar akan tercermin pada tindakan dari subjek penelitian tersebut. Hasil penelitian lainnya yang menilai frekuensi konsumsi buah-buahan, didapatkan hasil bahwa jumlah anak yang sering mengonsumsi buah-buahan (42%) dan yang jarang mengonsumsi (58%) perolehan hasilnya hampir berimbang. Hasil yang diperoleh masih menunjukkan bahwa pola konsumsi buah-buahan masih kurang baik. Perolehan hasil tentang frekuensi mengonsumsi sayuran, menunjukkan bahwa sebanyak 80 anak atau lebih dari separuh anak (53,33%) sering mengonsumsi sayuran, dimana sayuran dikonsumsi lebih dari 3 kali dalam seminggu. Hasil ini menunjukkan gambaran tindakan pemeliharaan kesehatan gigi yang cukup baik. Konsumsi sayuran dapat membantu pembersihan permukaan gigi dari sisa makanan yang menempel, oleh karena serat yang terdapat pada sayuran secara tidak langsung berfungsi sebagai pembersih permukaan gigi saat mengunyah makanan. Gambaran hasil penelitian yang memperlihatkan tindakan menjaga kesehatan gigi dan mulut lewat penggunaan pasta gigi mengandung fluor menunjukkan hasil bahwa seluruh anak (100%) menggunakan pasta gigi mengandung fluor saat menyikat gigi. Walaupun data yang ada menunjukkan hasil yang sempurna bahwa subjek penelitian telah memiliki tindakan tersebut, namun hal ini belum menjamin bahwa seluruh subjek telah betul-betul memahami akan tindakan ini. Mungkin saja subjek baru pada tahap meniru perilaku yang ada dalam keluarga, akan tetapi secara pribadi belum memahami secara benar akan manfaat dari tindakan yang dilakukan. Subjek mungkin belum memahami manfaat penambahan fluor dalam pasta gigi, karena semua pasta gigi yang beredar di Indonesia saat ini sudah mengandung fluor. Di samping itu pada anak usia 10-12 tahun, belum memiliki inisiatif menyediakan sendiri pasta gigi yang akan digunakan, namun masih sepenuhnya bergantung pada apa yang sudah disediakan orangtua di rumah. Hasil penelitian berikutnya tentang kunjungan rutin ke dokter gigi dalam setahun, memperlihatkan bahwa sebagian besar subjek penelitian, yakni 109 anak (72,66%) anak tidak pernah memeriksakan diri ke dokter gigi secara rutin untuk kontrol, dan hanya 41 anak (27,33%) yang secara rutin dua kali dalam setahun memeriksakan giginya ke dokter gigi. Hasil yang ada merupakan perwujudan gambaran perilaku yang dimiliki oleh orang tua si anak. Dalam hal kunjungan rutin ke dokter gigi, biasanya anak masih bergantung pada orangtua. Dengan demikian apa yang menjadi perilaku orangtua akan diwujudnyatakan pada tindakan yang akan dilakukan pada si anak. Gambaran hasil penelitian yang memperlihatkan tentang apa yang dilakukan pada saat sakit gigi, didapatkan hasil bahwa sebagian besar subjek

Sutjipto, Wowor, Kaunang; Gambaran Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi... 705 penelitian yaitu 99 anak (66%) meminta pertolongan dokter atau dokter gigi pada saat sakit gigi. Keadaan ini menggambarkan tindakan yang dimiliki orangtua terutama ibu apabila anaknya sakit. Tindakan yang dilakukan oleh si anak merupakan perwujudan tindakan yang dimiliki sang ibu. Menurut Sarwono yang dikutip oleh E.R Widi, salah satu faktor yang memengaruhi tingkat kebersihan gigi dan mulut adalah faktor perilaku. Perilaku adalah suatu bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Faktor yang terpenting dalam usaha menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah faktor kesadaran dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara personal karena kegiatannya dilakukan di rumah tanpa ada pengawasan dari siapapun, sepenuhnya tergantung dari pengetahuan pemahaman, kesadaran serta kemauan pihak individu untuk menjaga kebersihan mulutnya. 13 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10 12 tahun SD Eben Haezar 02 Manado, mencakup tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, pola konsumsi makanan, dan tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut; rata-rata tergolong baik. 2. Tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut anak usia 10 12 tahun SD Eben Haezar 02 Manado, mencakup frekuensi dan waktu menyikat gigi, cara menyikat gigi, dan tindakan yang dilakukan setelah makan makanan manis; rata-rata tergolong baik. 3. Pola makan anak usia 10 12 tahun SD Eben Haezar 02 Manado, mencakup jenis makanan yang dikonsumsi di antara dua waktu makan, frekuensi konsumsi makanan yang membantu membersihkan gigi; rata-rata tergolong baik. 4. Tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10 12 tahun SD Eben Haezar 02 Manado, mencakup tindakan penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tindakan kontrol rutin ke dokter gigi dalam setahun, serta tindakan pencarian pertolongan dokter gigi saat sakit; rata-rata tergolong baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Kawuryan U. Hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi anak. 2008 [dikutip 21 Mei 2011]; Available from: URL: http://etd.eprints.ums.ac.id/897/1/j21004000 6.pdf 2. Riyanti E, Saptarini R. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut melalui perubahan perilaku anak. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran. 2009 [cited 2011 Jan 20]; Available from: URL: http:/www.scribd.com. 3. Mostofsky DI, Forgione AG, Giddo DB, editors. Behavioral dentistry. New York: Blackwell Munksgaard, 2006. p. 19-26. 4. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press, 2008: 4-8, 74-75, 79-81. 5. Angela A. Pencegahan primer pada anak beresiko karies tinggi. Dent J 2005: 38 (3): 130,132-133. 6. Vallejos-Sánchez AA, Medina-Solís CE. Sociobehavioral factors influencing toothbrushing frequency among schoolchildren. J Am Dent Assoc (JADA): 2008; 743-749. 7. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta ; 2005. p. 45-55. 8. Warni L. Hubungan perilaku murid SD kelas V dan VI pada kesehatan gigi dan mulut terhadap status karies gigi di wilayah kecamatan Delitua kabupaten Deli Serdang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2009. 9. Bachtiar B, Wimardhani YS, editors. The impact of oral health problem on school children. KPPIKG 2009. Proceedings of the 15 th Scientific Meeting and Refresher Course in Dentistry; 14-17 Oktober 2009; Jakarta Convention Center. Jakarta: Sagung

706 Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 697-706 Seto; 2009; p. 226-230. 10. Profil Kesehatan Sulawesi Utara 2007. Oktober 2009 [dikutip 5 Januari 2013]; available from: URL: http://www.depkes. go.id/downloads/profil/prov_sulut_2007.pdf 11. Riduwan. Dasar-dasar statistika; Dr. Prana Dwija Iswara, editor, pengantar : Prof. Dr. H. Moch. Idochi Anwar, M.Pd Cet.3- Bandung: Alfabeta 2003 12. Claessen, dkk. Designing interventions to improve tooth brushing. International Dental Journal, 2008; 58: 307-20. 13. Widi ER. Hubungan perilaku membersihkan gigi terhadap tingkat kebersihan mulut siswa sekolah dasar negeri wilayah kerja puskesmas gladak pakem kabupaten jember. JKGI 2003; 10 (3): 10;13.