BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NGARGOYOSO SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM BERDASARKAN POTENSI DAN PRIORITAS PENGEMBANGANNYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan salah satu industri terbesar di dunia. World

Conventional vs Sustainable Tourisms WISATA KONVENSIONAL 1. Satu tujuan: Keuntungan 2. Tak terencana 3. Berorientasi pada wisatawan 4. Kontrol oleh pi

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dilakukan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

PERANCANGAN KAMPUNG WISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN DI DAERAH PERBATASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan kekayaan alam. Era globalisasi ini ada dua hal yang dianggap signifikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA MANFAAT BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) BUNDER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sedang digalakkan oleh pemerintah dan merupakan andalan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Perancangan Hutan Pinus Batealit sebagai kawasan Wisata Alam Edukasi di Jepara

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI PULAU MAITARA KOTA TIDORE KEPULAUAN. Oleh: Henny Haerani G

BAB I PENDAHULUAN. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi lindung dan fungsi konservasi semakin berkurang luasnya. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. langsungnya adalah bagi pemerintah, pengelola, dan masyarakat yang secara

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali, merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional. Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan,

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving

Hutan Mangrove Segara Anakan Wisata Bahari Penyelamat Bumi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan penyumbang devisa negara terbesar ke lima

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Kegiatan wisata alam itu sendiri dapat berupa kegiatan rekreasi dan pariwisata, pendidikan, penelitian, kebudayaan, dan cinta alam yang dilakukan di alam kawasan wisata. Salah satu kegiatan wisata alam yang saat ini sedang menarik perhatian besar adalah ekowisata, hal tersebut dikarenakan industri pariwisata ini berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan serta membantu kegiatan konservasi alam itu sendiri (Panos, 1997). Istilah ekowisata dapat diartikan sebagai bentuk baru dari perjalanan bertanggungjawab ke area alami dan berepetualang yang dapat menciptakan industri pariwisata dan perjalanan oleh seorang wisatawan ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam. Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata sepakat untuk menekankan bahwa pola ekowisata sebaiknya meminimalkan dampak yang negatif terhadap lingkungan dan budaya setempat dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan nilai konservasi. (Eplerwood, 1999). 1

2 Beberapa aspek kunci dalam ekowisata adalah: 1. Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung lingkungan dan sosial-budaya masyarakat (vs mass tourism) 2. Pola wisata ramah lingkungan (nilai konservasi) 3. Pola wisata ramah budaya dan adat setempat (nilai edukasi dan wisata) 4. Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal (nilai ekonomi) 5. Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur tidak besar (nilai partisipasi masyarakat dan ekonomi). Pola ekowisata yang memberdayakan masyarakat adalah pola pengembangan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh. Ekowisata yang memberdayakan masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas, yang dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, dan mengurangi kemiskinan, di mana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis: fee pemandu, ongkos transportasi, homestay, menjual kerajinan, menjual makanan dan minuman, dan lain-lain. Ekowisata membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata. Berkaitan dengan potensi alam yang dimiliki, Bandung merupakan salah satu daerah yang kaya akan kawasan wisata alam yang sangat menarik sehingga

3 berpotensial dalam sektor pariwisata. Kawasan hutan yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air, sumber kayu, dan juga merupakan salah satu sumber daya alam yang berperan dalam menjaga, mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan air dan kesuburan tanah, memiliki potensi wisata yang cukup besar dan patut dikembangkan. Salah satu kawasan wisata alam yang ada diantaranya adalah Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda, yang merupakan salah satu dari kawasan wisata yang ada di Bandung. Kawasan wisata tersebut termasuk unggulan, sehingga memberikan dampak positif terhadap meningkatnya perekonomian daerah. Daya tarik yang dimiliki oleh kawasan wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda adalah wisata alam, wisata untuk lintas alam, menikmati pemandangan alam, berkemah, mandi di air terjun dan lain-lain. Taman hutan raya merupakan kawasan hutan yang memiliki tipe vegetasi hutan alam sekunder yang didominasi oleh beraneka ragam jenis pohon juga sebagai kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman hutan raya ini tak ternilai harganya bagi manusia. Taman hutan raya juga merupakan sumberdaya alam yang memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan manusia, baik manfaat tangible yang dirasakan secara langsung, maupun intangible yang dirasakan secara tidak langsung. Manfaat langsung seperti jasa lingkungan, satwa, pemanfaatan lahan dan hasil tambang. Sedangkan manfaat tidak langsung seperti manfaat rekreasi, perlindungan, pengaturan tata air, dan pencegahan erosi.

4 Keberhasilan pengembangan sebuah kawasan wisata sangat tergantung dari sikap positif penduduknya terhadap keberadaan dari Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. Dengan memberdayakan masyarakat sekitar dalam pengembangan ekowisata maka masyarakat bisa ikut berpartisipasi untuk dapat melestarikan kawasan wisata tersebut. Karena, partisipasi dari masyarakat merupakan kunci utama untuk perkembangan kawasan wisata sehingga akan terjalin kerjasama yang kuat. Adanya kawasan wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda yang merupakan potensi bagi daerah sekitar yang mendatangkan banyak manfaat bagi beberapa pihak, tetapi dengan berjalannya perkembangan pariwisata juga menimbulkan dampak negatif sehingga memunculkan permasalahan yang apabila tidak segera ditindak lanjuti akan menimbulkan kerugian di masa mendatang. Permasalahan utama yang terjadi adalah adanya kios-kios kumuh, pedagang liar, sampah yang berserakan serta ditambah lagi tidak didukungnya pemberdayaan masyarakat yang berada tinggal di sekitar kawasan wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda, sehingga masyarakat belum memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan sumber daya kekayaan alam. Berbagai permasalahan yang ada di kawasan wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda maka dibutuhkan penyelesaian yang dapat memberikan solusi bagi perkembangan kawasan wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. Dengan adanya solusi permasalahan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan kawasan wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda.

5 Berdasarkan hasil observasi awal dan mengingat begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh kawasan wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda serta manfaatnya bagi masyarakat, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada alasan pemilihan judul, maka permasalahan yang diajukan dalam penilitian ini adalah: 1. Bagaimana persepsi masyarakat sekitar terhadap program ekowisata di Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda? 2. Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda? 3. Bagaimanakah program pemberdayaan masyarakat yang partisipatif dalam mengembangkan ekowisata di Tahura Juanda? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi persepsi masyarakat sekitar terhadap program ekowisata di Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. 2. Untuk mengidentifikasi upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam mensosialisasikan program dan fungsi Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda.

6 3. Untuk membuat program ekowisata melalui pendekatan partisipasi masyarakat sehingga dapat mendukung fungsi wisata dan konservasi di Tahura Juanda D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda Diharapkan penelitian ini bisa menjadi evaluasi yang berasal dari sisi yang berbeda yaitu dari pikiran mahasiswa sehingga bisa memberikan suatu gambaran dan pandangan-pandangan baru yang sifatnya membangun. 2. Bagi Kepentingan Penelitian Sebagai motivasi khususnya bagi bidang pendidikan untuk memberikan suatu tema analisa yang baru dan diharapkan dalam perkembangannya penelitian tentang program pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan ekowisata. 3. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia Menambah wawasan dan referensi karya tulis tugas akhir terutama dalam bidang pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekowisata. 4. Bagi Penulis Mengetahui dan memahami program pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan ekowisata secara nyata dalam dunia kerja terutama dalam industri jasa, dalam hal ini kawasan wisata.

7 E. Definisi Operasional Agar tidak terjadinya kesalahpahaman dalam pengertian judul penelitian, maka penulis mengidentifikasikannya sebagai berikut : 1. Pemberdayaan masyarakat Yang artinya kemampuan untuk melakukan sesuatu, sehingga pemberdayaan dapat berarti upaya untuk lebih menigkatkan kemampuan yang telah dimiliki dalam melakukan sesuatu agar lebih berguna. Pemberdayaan disini mengandung pengertian upaya untuk meningkatkan ekowisata melalui partisipasi masyarakat sekitar di Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. 2. Ekowisata Pertama kali diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990) sebagai berikut:" Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat ". Terdapat lima pedoman yang harus ditaati dalam mengelola ekowisata, yaitu: Aspek pendidikan (education), Aspek pembelaan (advocacy), Aspek pengawasan (monitoring), Aspek keterlibatan komunitas setempat (community involvement), Aspek konservasi (conservation). Untuk mempersempit ruang penelitian, maka peneliti mengambil salah satu dari 5 aspek tadi yaitu aspek keterlibatan komunitas setempat (community involvement), karena melihat dari para masyarakat yang melakukan kegiatan tanpa memperhatikan ketertiban sehingga tidak tertata dengan baik.

8 Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini kajian tentang pemberdayaan masyarakat meliputi : 1. Upaya yang dilakukan oleh pengelola dalam pengembangan ekowisata dengan cara memberdayakan masyarakat, sehingga diharapkan mampu mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola dalam mendorong peran serta masyarakat dilakukan melalui : penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, dan bantuan teknis dan intensif. 2. Upaya masyarakat dalam mengembangkan ekowisata di Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. Dalam penelitian ini, upaya masyarakat tersebut berupa menyampaikan gagasan, menyumbangkan pendapat, dan membantu kegiatan wisatawan selama berada di dalam kawasan wisata. Hasil akhir dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu program ekowisata dengan pendekatan partisipasi masyarakat yang sesuai diterapkan di Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori, temuan, dan bahan penelitian lain dari perkembangan keilmuan topik kajian yang diperoleh dari berbagai referensi, yang kemudian

9 dijadikan landasan untuk melakukan penelitian ini. Serta kerangka pemikiran yang mencakup tahapan analisis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang Lokasi Penelitian, Sumber dan Jenis Data, Metode Pengumpulan Data, Teknik Populasi dan Sampel, dan Teknik Analisis Data BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA Memuat referensi-referensi dan tolak ukur dalam penyusunan laporan ini sesuai kaidah dan aturan yang telah disesuaikan.