BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PERISTIWA BENDA PADAT DALAM AIR MELALUI KEGIATAN PRAKTIKUM

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

Abstrak. Nurina Rahma

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB I PENDAHULUAN. tersedia tidak memadai, kurang dana, keterbatasan keterampilan guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan pendidikan nasional dan tuntutan masyarakat. Kualitas pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Pembelajaran IPA tidak

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai arti penting dalam pengembangan teknologi. Konsep-konsep fisika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran aktif. Kardi (2003: 3) Inkuiri merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas

Nama : ARI WULANDARI NIM : Pokjar : Gantiwarno

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika di tingkat SMA diajarkan sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi sebagai salah satu bagian dari pendidikan IPA memiliki

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin maju dengan

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan gaya mengajar guru. Melalui model pembelajaran, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Metakognitif tentang cara berpikir siswa dalam membangun strategi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Model pembelajaran inkuiri a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran menurut Trianto (2007;14) adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat fungsi model pembelajaran yaitu sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dan materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik. Pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode dan tekhnik pembelajaran. Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cukup teoritis tertentu. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah langkah dan cara yang digunakan pendidik dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sanjaya (2008:196), mengemukakan bahwa metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang disajikan.

Menurut Kourilsky (dalam Hamalik, 2013:220) pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok inkuiri ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok. Sedangkan Gulo (2008:85) mengatakan Inkuiri berarti suatu rangkaian kegaiatan belajar mengajar yang melibatkan secara maksimal kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis, sehingga dapat merumuskan sendiri penemunya dengan penuh percaya diri. Menurut Gulo (2002:86-87), perana utama guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut : a. Motivator, yang memberikan rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir b. Fasilitator, yang menunjukan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberikan keyakina pada diri sendiri d. Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan f. Manager, yang mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas g. Rewarder, yang memberikan penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.

Sanjaya (2008:202), menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah langkah orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan. Menurut Hamalik (2013:219) dalam inkuiri seorang siswa bertindak sebagai ilmuwan, melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri, adalah sebagai berikut:a. Mengajukan pertanyaanpertanyaan tentang gejala alami, b. Merumuskan masalah-masalah, c. Merumuskan hipotesis-hipotesis, d. Merancang pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen,e. Melaksanakan eksperimen, f. Mensintesiskan pengetahuan, g. Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan menghormati model-model teoretis,serta bertanggung jawab. Menurut Hamalik (2013:220) Penggunaan strategi inkuiri dilakukan melalui langkah-langkah, sebagai berikut : a. Mengidentifikasi dan merumuskan situasi yang menjadi fokus inkuiri secara jelas, b. Mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta, c. Memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah dua, d. Mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul, e. Merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai proporsisi tentang fakta. Jawaban itu mungkin merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi. Jadi dapat disimpulkan dari model pembelajaran inkuiri mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengenalkan tujuan pembelajaran; b. Merumuskan pertanyaan yang menjadi fokus inkuiri; c. Merumuskan jawaban sementara untuk menjawab rumusan masalah; d. Mengumpulkan data atau sumber untuk menjadi bahan menguji hipotesis yang diajukan; e. Menguji hipotesis apakah sama dengan data yang dikumpulkan; f. Merumuskan kesimpulan berdasar hasil pengujian hipotesis. Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, yakni siswa akan mendapatkan pemahaman lebih baik jika dilibatkan secara aktif dalam melakukan penyelidikan. Investigasi yang dilakukan oleh siswa

merupakan tulang punggung pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep dan meningkatkan ketrampilan proses berpikir ilmiah siswa, sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah tersebut. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran inkuiri sangat efektif dilaksanakan dalam proses pembelajaran karena peserta dituntut lebih aktif dalam pembelajaran. pembelajaran ini dapat menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kondusif serta dapat mempermudah proses pembelajaran. Dari pendapat beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajarn inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) dengan sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan rasa percaya diri. b. Langkah langkah metode pembelajaran inkuiri ( Hamalik 2013:221) 1. Merumuskan masalah. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut yakni kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya masalah dan merumuskan masalah 2. Mengembangkan hipotesis. Dalam hal ini kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis yakni menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh, melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis dan merumuskan hipotesis

3. Menguji jawaban tentative. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut antara lain (a) merakit peristiwa yang terdiri atas mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, mengevaluasi data dan mengklasifikasi data; (b) analisis data yang terdiri atas melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil belajar Seorang guru berhasil tidaknya dalam mengajar dapat diketahui dari tercapainya tujuan pembelajaran, dan hasil belajar adalah aspek guna mengetahui tercapai dan tidaknya tujuan pembelajaran. Hasil belajar pada hakekatnya perubahan yang dialami siswa dari proses belajar mengajar,perubahan yang dimaksud dapat dilihat, yaitu ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap. Seperti halnya definisi hasil belajar menurut Gagne (dalam Hamzah, 2011:210) dapat dilihat dari lima kategori, yaitu keterampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Hamalik (2013:159) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan evaluasi belajar terhadap siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dicapai.

Purwanto (2009:54) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan belajar. Dari pendapat diketahui bahwa setiap siswa mempunyai faktor berbedabeda yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya baik itu berhubungan dengan dirinya sendiri maupun dari luar dirinya yang biasa kita kenal dengan faktor dari luar antara lain pergaulan dengan teman, lingkungan rumah, tanyangan televisi dan sebagainya. Maka dari itu dalam meningkatkan hasil belajar maka guru perlu memilih metode yang tepat dan relevan dalam hal ini bisa meningkatkan atau mendorong faktor motivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. selain itu, guru perlu melihat hasil belajar tidak hanya dari segi nilai tetapi dari segi lain misalnya dari segi sikap, ketrampilan dan pemahaman konsep siswa. Seorang guru berhasil tidaknya dalam mengajar dapat diketahui dari tercapainya tujuan pembelajaran, dan hasil belajar adalah aspek guna mengetahui tercapai dan tidaknya tujuan pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:26) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. Agus (2009:12) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Hasil belajar pada hakekatnya perubahan yang dialami siswa dari proses belajar mengajar,perubahan yang dimaksud dapat dilihat, yaitu ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap. Seperti halnya definisi hasil belajar menurut Gagne (dalam Hamzah, 2011:210) dapat dilihat dari lima kategori, yaitu keterampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Selanjutnya menurut Hamalik (2013:159), hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan evaluasi belajar terhadap siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dicapai. Menurut Purwanto (2009:54) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan belajar. Dari pendapat diatas diketahui bahwa setiap siswa mempunyai faktor berbeda-beda yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya baik itu berhubungan dengan dirinya sendiri maupun dari luar dirinya yang biasa kita kenal dengan faktor dari luar antara lain pergaulan dengan teman, lingkungan rumah, tanyangan televisi dan sebagainya. Maka dari itu dalam meningkatkan hasil belajar maka guru perlu memilih metode yang tepat dan relevan dalam hal ini bisa meningkatkan atau mendorong faktor motivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. selain itu, guru perlu melihat hasil belajar tidak hanya

dari segi nilai tetapi dari segi lain misalnya dari segi sikap, ketrampilan dan pemahaman konsep siswa. 3. Pembelajaran Akuntansi a. Pengertian Pembelajaran Akuntansi Secara sederhana pembelajaran dapat diartikan sebagai segala upaya penataan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan atau tanpa kehadiran guru. Menurut Sugandi Achmad (2004, h. 9) Pembelajaran adalah suatu kegiatan penyampaian materi pelajaran yang dilakukan guru kepada siswa dengan tujuan terjadi perubahan dalam diri siswa sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Proses belajar mencakup aktivitas peserta didik dalam mencapai, menerima, mengolah informasi, melibatkan diri dalam interaksi sosial, bersikap dan berbuat, mengatur dan menetapkan perilaku. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa akuntansi berangkat dengan ide dan konsep abstrak dan tersusun secara hirarkis. Konsep lanjutan tidak mungkin dipahami sebelumnya, ini berarti belajar akuntansi harus bertahap dan berurutan secara sistematis. Menurut Jusup Haryono dalam Barror Rizqoh (2009, h. 3) Akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang menyediakan data kuantitatif terutama yang memiliki sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang kegiatannya meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan suatu organisasi.

Orientasi pendidikan ke arah penyelenggaraan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan yang mensyaratkan pola pembelajaran aktif siswa dalam upaya pencapaian kompetensi tertentu. Akuntansi adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang memerlukan pemahaman konsep dari sederetan materi yang diajarkan, selain itu dibutuhkan pula ketrampilan atau keahlian didalam pelaksanaan pembukuan. Sehingga materi akuntansi membutuhkan pemahaman konsep yang menyeluruh dan ketelitian dalam pembukuannya. b. Fungsi Pembelajaran Akuntansi Fungsi pembelajaran akuntansi yaitu untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertangung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang bertujuan untuk membekali tamatan SMA dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga memberi manfaat bagi kehidupan siswa kelak. Adapun ciri utama dari pembelajaran akuntansi adalah adanya interaksi yang terjadi antara pelajar dengan lingkungannya baik itu dengan guru, temantemannya, tutor, media pembelajaran dan atau sumber-sumber lainnya.

Sardiman (2008, h. 75) mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Pendapat tersebut menandakan bahwa guru dituntut untuk dapat mengaktifkan siswanya selama pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan pada siswa. Guru bukan mentransfer pengetahuan kepada siswa, tetapi membantu agar siswa membentuk sendiri pengetahuannya. c. Hasil Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Nama peneliti Judul penelitian Variabel Hasil peneliti Mistiani Penerapan X1. pendekatan Berdasarkan (2009) Pendekatan Dengan Inkuiri Metode inkuiri X2. Metode analisis yang data telah PengamatanLangsung pengamatan dilakukan telah Untuk Meningkatkan langsung terbukti dapat Hasil Belajar Biologi Y1. meningkatkan Siswa Kelas X2 Meningkatkan hasil belajar SMAN2 Siak Hulu hasil belajar mencapai 85% Tahun Ajaran biologi 2008/2009

Sari (2009) Penerapan X1. Pendekatan Berdasarkan Pendekatan Inkuiri inkuiri analisis data Untuk Meningkatkan Y1. yang telah Keterampilan Proses Meningkatkan dilakukan telah Siswa Pada Pokok keterampilan terbukti dapat Bahasan Laju proses siswa meningkatkan Reaksi Kelas XI IPA Y2. Pokok hasil belajar SMAN 1 Siak Sri bahasan laju mencapai Indrapura reaksi 11,02% Kasmad Penerapan X1. Berdasarkan (2009) pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan Pembelajaran inkuiri analisis yang data telah hasil belajar siswa Y1. Hasil belajar dilakukan telah pada mata pelajaran siswa terbukti dapat ekonomi kelas VII di Y2. Mata meningkatkan SMPN 19 Bandung pelajaran hasil belajar ekonomi mencapai 21% d. Kerangka Pemikiran Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang belajar, semua itu akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang berhubungan dengan belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatan individu dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003, h. 2).

Pemahaman siswa akan meningkat jika siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan eksplorasi yang lebih banyak lagi melalui pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri dengan tahapan yang diawali dengan tahap orientasi sebagai langkah untuk menjelaskan tujuan pembelajaran sekaligus membangkitkan motivasi siswa dalam belajar hingga tahap penarikan kesimpulan. Keselurahan tahapan tersebut dilakukan oleh siswa sehingga dapat mendorong pengalaman belajar yang dapat membangkitkan motivasi bagi siswa untuk menguasai materi. Penguaaan materi tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa. Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model inkuiri akan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan penyajian deskripsi teoritik dapat disusun suatu kerangka berpikir untuk memperjelas arah dan maksud penelitian ini. Kerangka berpikir tersebut disajikan dalam Gambar 2.1. (sumantri permana 2000:165)

Model pembelajaran masih berpusat pada guru, pembelajaran akuntansi tidak menarik, membosankan, karena materi yang bersifat informatif sehingga siswa cenderung mencatat dan menghafal. Hasil belajar siswa rendah Kelas eksperimen Kelas kontrol Menerapkan model pembelajaran inkuiri Kelebihan pembelajaran: 1. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran 2. Siswa menemukan konsep sendiri sehingga pembelajaran lebih bermakna dan terserap kedalam long term memori siswa 3. Meningkatkan kerjasama dan tanggungjawab siswa 4. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. Kelemahan : Penerapan pembelajaran ceramah Kelebihan pembelajaran: 1. Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran 2. Waktu pembelajaran lebih mudah untuk dikontrol Kelemahan: 1. Sulit mengembangkan kemampuan siswa 2. Komunikasi hanya berjalan satu arah 3. keberhasilan pembelajaran tergantung sepenuhnya pada kemampuan guru 1. Waktu pembelajaran relativ lama 2. Perlu pengawasan yang lebih Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa Dibandingkan Pembuktian asumsi Gambar 2.1: kerangka pemikiran

e. Asumsi Komarudin (2002, h. 23) mengatakan bahwa asumsi adalah suatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau dianggap konstan. Asumsi menetapkan faktor-faktor yang diawasi. Asumsi dapat berhubungan dengan syarat-syarat, kondisi, dan tujuan. Asumsi memberikan hakekat, bentuk dan arah argumentasi. Dalam penelitian ini Model Pembelajaran Inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran (kelas XI di SMA Negeri 17 Bandung, maka penulis berasumsi sebagai berikut : 1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. 2. Adanya presepsi siswa yang mempunyai anggapan bahwa mata pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang kurang disenangi, karena dianggap sulit, kurang menarik, dan membuat bosan para siswa. 3. Kurangnya penerapan model yang bervariatif dalam penyampaian materi pelajaran akuntansi. f. Hipotesis Tindakan Hipotesis digunakan untuk mengarahkan kegiatan penelitian terhadap masalah yang diteliti. Sugiyono (2010, h. 96) mendefinisikan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Berdasarkan pengertian hipotesis diatas penulis berhipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. 2. Terdapat hubungan antara kemampuan awal akuntansi dengan penerapan inkuiri terhadap hasil belajar siswa? 3. Adanya sikap positif siswa terhadap pembelajaran akuntansi setelah melaksanakan pembelajaran inkuiri?