KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
ASPEK KONSERVASI DALAM RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

OLEH : DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN DITJEN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN JAKARTA, SEPTEMBER

Oleh. Direktur Konservasi dantaman Nasional Laut Ditjen. Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan

STRATEGI PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN. Ir. Elfita Nezon Kasubdit Pemanfaatan Kawasan dan Jenis Ikan Padang, Februari 2011

KEBIJAKAN PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WISATA PERAIRAN (TWP) GILI MATRA

Oleh Ir. AGUS DERMAWAN, M.Si Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut

Agus Dermawan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

RENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010

Ir. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT-

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2008 TENTANG KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2008 TENTANG KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT

Kawasan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

DIT. KTNL KSDI dan KKP3K

Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur

Oleh. Direktur Konservasi dantaman Nasional Laut

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016

Kementerian Kelautan dan Perikanan

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

MENJAWAB TANTANGAN KONSERVASI KELAUTAN,PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ( MEMAHAMI MAKNA UNTUK MENGELOLA )

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 074 TAHUN 2015

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

Review Terhadap Revisi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013

4/3/2017 PEMBANGUNAN PERIKANAN & KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 49 TAHUN 2012

Kajian Dampak Kebijakan UU No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Terhadap Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/ MEN/2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT TATA RUANG LAUT PESISIR DAN PULAU-PULAU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

SAMBUTAN. Jakarta, Desember 2013 Sudirman Saad. Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

STRUKTUR ORGANISASI DAN RPJM II DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS -

RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAUT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

STRATEGI DAN IMPLEMENTASI REGULASI KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN

AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2008 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DAN PERAIRAN DI SEKITARNYA

Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

REVITALISASI KEHUTANAN

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah.

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR, LAUT DAN PULAU PULAU KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Oleh DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT Anambas, JULI 2010

Rangking Penyebaran Keanekaragaman Hayati Indonesia Hasil dari rangking untuk prioritas konservasi untuk ekoregion laut di Indonesia berdasarkan pertimbangan keanekaragaman hayati dengan penekanan pada kriteria irreplaceability dan keterwakilan.

KARAKTERISTIK SDI Memiliki sensitivitas yg tinggi thd pengaruh iklim maupun pengaruh musim serta aspek2 keterkaitan (conectivity) ekosistem antar wilayah perairan (lokal, regional, global), tidak mengenal pemisahan wewenang maupun batas-batas wilayah administrasi pemerintahan. Maka pengelolaan Konservasi SDI perlu didasarkan pada prinsip kehati-hatian serta terintegrasi dengan perencanaan wilayah

1 Mandat Internasional 2 Prioritas Nasional 3 Kebutuhan Daerah Convention of Biodiversity (CBD); Millennium Development Goals (MDGs); Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF); Coral Triangle Initiative (CTI).; CITES,dll RPJMN; Fokus pengurangan kemiskinan dan perluasan lapangan kerja; Desentralisasi pengelolaan SDA; Pengelolaan pulaupulau perbatasan; Kemitraan multipihak; Antisipasi bencana & perubahan iklim. INPRES 1/2010 RPJMD; Optimalisasi peran masyarakat lokal/adat; Resolusi konflik; Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam; Pemerataan pembangunan.

ASPEK REGULASI UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan UU no 45/2009 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Perpress No.78/2005 tentang Pengelolaan PPK Terluar PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan Permen KP No. 16/MEN/2008 Tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kepmen KP no. 41/2000 jo no. 67/2002 tentang Pedoman Umum Pengelolaan PPK yang Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat Permen KP no. Per.17/Men/2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Permen KP No. 20/MEN/2008 Tentang Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil dan Perairan di Sekitarnya Permen KP No. Per.02/Men/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Permen KP No. Per.03/Men/2010 tentang tata cara penetapan perlindungan jenis ikan Permen KP No. Per.04/Men/2010 tentang pemanfataan jenis dan genetika ikan

Visi Misi

1. Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara Terintegrasi. 2. Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan. 3. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Berbasis Pengetahuan. 4. Memperluas Akses Pasar Domestik dan Internasional.

GRAND STRATEGY KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL 2010-2014 2 MENGELOLA SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN SECARA BEKELANJUTAN SASARAN 1. SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN DIMANFAATAKAN SECARA OPTIMAL DAN BERKELANJUTAN 2. KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS BIOTA PERAIRAN YANG DILINGDUNGI DIKELOLA SECARA BERKELANJUTAN 3. PULAU-PULAU KECIL BERNILAI EKONOMI TINGGI INDIKATOR 1. ZONASI KAWASAN MINAPOLITAN, MITAGASI BENCANA DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM 2. TERKELOLANYA KAWASAN KONSERVASI : EKOSISTEM TERUMBU KARANG, LAMUN, MANGROVE &KONSERVASIJENIS BIOTA PERAIRAN YG TERANCAM PUNAH 3. MASUKNYA INVESTASI DI PULAU KECIL

PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAUT, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL 2010-2014 NAMA KEGIATAN 1. PENGELOLAAN & PENGEMBANGAN KONSERVASI KAWASAN & JENIS 2. PENATAAN RUANG & PERENCANAAN PENGELOLAAN WLP3K 3. PENDAYAGUNAAN PULAU- PULAU KECIL SASARAN Terkelolanya KAWASAN KONSERVASI (20 % kawasan ekosistem terumbu karang, lamun,mangrove,dll) & KONSERVASI 15 jenis biota perairan yang terancam punah Tersedianya 145 rencana zonasi nasional/prov/kab/kota, 50 masterplan minapolitan, 30 masterplan klaster ppk bernilai ekonomi tinggi serta 12 masterplan kawasan sentra produksi kelautan Terwujudnya 200 pulau kecil yang memiliki infrastruktur memadai, ekosistem baik,siap terhadap bencana & 25 diantaranya terinvestasi 4. PENDAYAGUNAAN PESISIR DAN LAUTAN Terkelolaanya 50 kawasan minapolitan yang tahan terhadap ancaman kerusakan & mempunyai infrastruktur dasar, serta 3 produk kelautan 5. PELAYANAN USAHA & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Meningkatnya keberdayaan & kemandirian 900 usaha skala mikro, beroperasinya sarana usaha mikro di 450 kab/kota pesisir

Program Pengelolaan dan Pengembangan Konservasi Kawasan dan Jenis ( Inpres No 1/2010) No Indikator Target 2010 2011 1 kawasan konservasi laut perairan yang dikelola secara berkelanjutan 900 ribu Ha 1.640 ribu Ha 2 Jumlah kawasan konservasi dan jenis biota perairan dilindungi yang diidentifikasi dan dipetakan secara akurat 9 Kawasan dan 3 jenis 9 Kawasan dan 3 jenis

Program Pengelolaan dan Pengembangan Konservasi Kawasan dan Jenis SASARAN..!! 2010-2014 Terkelolanya 4,5 juta ha Kawasan Konservasi (kawasan ekosistem terumbu karang, lamun, mangrove,dll) dan Konservasi 15 jenis biota perairan yang terancam punah

STRATEGI INTERVENSI Sosial Ekonomi Ekologis Reformasi birokrasi dan tatakelola pemerintahan

HARMONISASI..... Kebutuhan EKONOMI dan KONSERVASI... Jaminan Pembangunan Berkelanjutan bagi Kesejahteraan Masyarakat.

HARMONISASI KONSERVASI DAN PERIKANAN Upaya KSDI tidak dapat dipisahkan dg Pengelolaan SDI dan lingkungannya secara keseluruhan. Definisi KSDI : Upaya Perlindungan, Pelestarian dan Pemanfaatan berkelanjutan SDI, termasuk ekositem, jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dg tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman SDI

PEMANFAATAN KSDI (Pasal 30 PP 60 Tahun 2007) 1) Pemanfaatan KSDI meliputi Pemanfaatan KKP Pemanfaatan jenis dan genetik ikan 2)Pemanfaatan KKP dilakukan melalui kegiatan: (ps. 30-34) Penangkapan Ikan Pembudidayaan Ikan Pariwisata Alam Perairan; atau Penelitian dan Pendidikan

Pemanfaatan KKP untuk Penangkapan Ikan(Pasal 31 PP 60 Tahun 2007) Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan. Wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya. Dalam memberikan izin penangkapan ikan antara lain mempertimbangkan: daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan; metoda penangkapan ikan; dan jenis alat penangkapan ikan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin penangkapan ikan di zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri.

Pemanfaatan KKP untuk Pembudidayaan Ikan (Pasal 32 PP 60 Tahun 2007) Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan. Wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya. Dalam memberikan izin pembudidayaan ikan pada kawasan konservasi perairan, antara lain, mempertimbangkan: jenis ikan yang dibudidayakan; jenis pakan; teknologi; jumlah unit usaha budidaya; dan daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin pembudidayaan ikan di zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri.

Budidaya Ramah lingkungan Di Zona Perikanan Berkelanjutan Calon induk Berkualitas Tersedia (pembenihan) KONSERVASI DILAKUKAN BUDIDAYA MAJU Anak ikan Berkualitas Tersedia (pembesaran)

Pemanfaatan KKP untuk Pariwisata Alam Perairan (Pasal 33 PP 60 Tahun 2007) Dapat dilakukan di zona pemanfaatan dan/atau zona perikanan berkelanjutan. kegiatan wisata alam perairan; dan/atau pengusahaan pariwisata alam perairan. wajib memiliki izin, diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin pariwisata alam perairan di zona pemanfaatan dan/atau zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri.

Pemanfaatan KKP untuk Penelitian dan Pendidikan (Pasal 34 PP 60 Tahun 2007) Dapat dilakukan di zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan, maupun zona lainnya. wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya. Orang asing dan/atau badan hukum asing yang akan melakukan kegiatan penelitian dalam kawasan konservasi perairan dapat diberikan izin setelah memenuhi persyaratan perizinan penelitian berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin penelitian dan pendidikan dalam kawasan konservasi perairan diatur dengan Peraturan Menteri.

Peran dan Manfaat Kawasan Konservasi Suplay Penyediaan Induk Budidaya Laut Suplay Hasil Tangkapan yang Berkelanjutan 1. Spill-over: penyebaran anak & induk baru 2. Export-larvae: pasokan telur dan larva 3. Mencegah Kolaps Perikanan Penyedia Komoditas Pariwisata Bahari Pencipta Alternatif Pendapatan bagi Masyarakat

Tidak semua dilindungi Zonasi Kawasan Konservasi 1.Zona inti 2. Zona Perikanan Berkelanjutan 3. Zona pemanfaatan 4. Zona lainnya Kaidah: Pemanfaatan Perlindungan Pelestarian

ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Zona Inti, diperuntukan : a.perlindungan habitat & populasi ikan, serta alur migrasi biota laut; b.perlindungan ekosistem pesisir yg unik dan/atau rentan thd perubahan; c.perlindungan situs budaya tradisional; d.penelitian; dan/atau e.pendidikan Zona Perikanan Berkelanjutan, diperuntukan : a.perlindungan habitat dan populasi ikan; b.penangkapan ikan dengan alat dan cara yang ramah lingkungan; c.budidaya ramah lingkungan; d.pariwisata dan rekreasi; e.penelitian dan pengembangan; dan/atau f.pendidikan. Zona Pemanfaatan, diperuntukan : a. perlindungan habitat dan populasi ikan; b. pariwisata dan rekreasi; c. penelitian dan pengembangan; dan/atau d. pendidikan. Zona Lainnya, diperuntukan : zona tertentu antara lain zona rehabilitasi

PENGATURAN KONSERVASI PADA UU 27 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PPK Pasal 29 a. Zona inti; b. Zona pemanfaatan terbatas; dan c. Zona lain sesuai dengan peruntukkan kawasan.

Posisi Kawasan Konservasi dalam Perencanaan Pengelolaan WP3K Hierarkhi Perencanaan WPPPK RTRW 1 Renstra WPPPK 2 Rencana Zonasi WPPPK 3 Rencana Pengelolaan WPPPK 4 Rencana Aksi WPPPK Usulan inisiatif; Identifikasi& inventarisasi Pencadangan penetapan zona Perikanan berkelanjutan Zona lain Permen No.2/2009 : TNP, SAP, TWP, SP Permen No. 17/2008 : SMP/SP/TP Zona Pemanfaatan Zona inti Kawasan Pemanfaatan Umum Kawasan Konservasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu Alur laut Zonasi Kelembagaan pendanaan Rencana Pengelolaan KKP/KKP3K Penetapan Penataan batas Pengelolaan KKP/KKP3K

Rencana Zonasi WP3K (Pasal 9 dan 10 - UU 27/2007) Provinsi a. Pengalokasian ruang dalam Kawasan Pemanfaatan Umum, Kawasan Konservasi, Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan alur laut; b. Keterkaitan antara Ekosistem darat dan Ekosistem laut dalam suatu Bioekoregion; c. Penetapan pemanfaatan ruang laut; dan d. Penetapan prioritas Kawasan laut untuk tujuan konservasi, sosial budaya, ekonomi, transportasi laut, industri strategis, serta pertahanan dan keamanan Kabupaten/Kota a. alokasi ruang dalam Rencana Kawasan Pemanfaatan Umum, rencana Kawasan Konservasi, rencana Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan rencana alur; b. keterkaitan antarekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dalam suatu Bioekoregion. Penyusunan RZWP-3-K Kabupaten/Kota DIWAJIBKAN MENGIKUTI DAN MEMADUKAN RENCANA PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH dengan memperhatikan KAWASAN, Zona, dan/atau Alur Laut yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

UU 27 Tahun 2007 Permen 17 Tahun 2008 Pasal 10 RZWP-3-K Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, terdiri atas: (1) Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan : a.pengalokasian ruang dalam Kawasan Pemanfaatan Umum, Kawasan Konservasi, Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan alur laut; b.keterkaitan antara Ekosistem darat dan Ekosistem laut dalam suatu Bioekoregion; c.penetapan pemanfaatan ruang laut; dan d.penetapan prioritas Kawasan laut untuk tujuan konservasi, sosial budaya, ekonomi, transportasi laut, industri strategis, serta pertahanan dan keamanan. Penetapan KKP3K Pasal 17 1) Berdasarkan usulan penetapan KKP3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2), Menteri melakukan evaluasi. 2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap aspek: a. Kelengkapan data dan informasi mengenai potensi sumber daya ikan, lingkungan fisik, sosial, budaya dan ekonomi; b. Kelayakan usulan KKP3K untuk ditetapkan menjadi satu jenis KKP3K; dan c. Luas dan batas KKP3K yang mendukung fungsi kawasan; d. Pengelolaan perikanan berkelanjutan. 3) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri menetapkan KKP3K yang antara lain memuat: a. Lokasi, luas dan batas koordinat KKP3K yang ditetapkan diatas peta dengan skala 1 : 50.000 untuk kawasan konservasi pemerintah daerah kabupaten/kota, dan skala 1 : 250.000 untuk kawasan konservasi pemerintah daerah provinsi atau pemerintah; b. Jenis KKP3K. 4) Penetapan KKP3K sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditindaklanjuti dengan: a. Mengumumkan dan mensosialisasikan KKP3K kepada publik; dan b. Menunjuk panitia/ pejabat pemerintah/ pemerintah daerah untuk melakukan penataan batas KKP3K.

UU 31 Tahun 2004 -> UU 45/2009 PP 60 Tahun 2007 Pasal 61 1) Nelayan kecil bebas menangkap ikan di seluruh wilayah pengelolaan perikanan RI. 2) Pembudidaya ikan kecil dapat membudidayakan komoditas ikan pilihan di seluruh wilayah pengelolaan perikana RI. 3) Nelayan dan pembudidaya ikan kecil wajib menaati ketentuan konservasi dan ketentuan lain yg ditetapkan oleh Menteri. Pasal 16 1) Pengelolaan kawasan konservasi perairan yang dilakukan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) meliputi: a. Perairan laut di luar 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan. b. Perairan yang berada dalam wilayah kewenangan pengelolaan lintas provinsi; atau c. Perairan yang memiliki karakteristik tertentu. 2) Pengelolaan kawasan konservasi perairan yang dilakukan oleh pemerintah provinsi meliputi: a. Perairan laut paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; b. Kawasan konservasi perairan yang berada dalam wilayah kewenangan pengelolaan lintas kabupaten/kota. 3) Pengelolaan kawasan konservasi perairan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota, meliputi: a. Perairan laut 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan pengelolaan provinsi;

KEWENANGAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PEMERINTAH PROVINSI KAB/KOTA > 12 mil laut > 4 mil dan < 12 mil 1/3 dari wilayah Provinsi Berada lintas provinsi Mempunyai Karakteristik tertentu 1. Memiliki nilai dan kepentingan konservasi nasional dan internasional 2. Secara ekologi bersifat lintas negara 3. Mencakup habitat dan daerah ruaya ikan; dan 4. Memiliki potensi sebagai warisan alam dunia Kawasan strategis nasional 1. Wilayah perbatasan 2. Situs bersejarah Berada lintas kab/kota Berada di wilayah - -

1,2 Juta Ha KKP Berau telah menjadi bagian dari Komitmen Pemerintah Indonesia kepada Dunia Internasional

DIAGRAM ALIR MANAGEMENT PLAN KKP Referensi Kebijakan -Daerah -Nasional Biofisik Sosial Budaya Assesment Strategy Alternatif Pengelolaan Kawasan Upaya Pokok : Batas & Zonasi Pengelolaan SDI Pengawasan Pasarana Fisik SDM & Kelembagaan Wisata Alam, Penelitian, Pendidikan Koordinasi Dll Pengembangan Sosial Ekonomi Upaya Pokok : Penyuluhan Mata Pencaharian Alternatif Koordinasi Kelembagaan Masyarakat

TURUNAN RENCANA PENGELOLAAN RENCANA TEKNIS, antara lain ; a. Rencana tata letak (site plan) b. Rencana desain infrastruktur c. Rencana kegiatan wisata dan interpretasi d. Rencana teknis kegiatan perikanan berkelanjutan

UPAYA POKOK PENGELOLAAN KKP/KKP3K JENIS KEGIATAN : a. Perlindungan habitat dan populasi biota perairan b. Rehabilitasi habitat dan populasi biota perairan c. Penelitian dan Pengembangan d. Pemanfaatan sumberdaya ikan dan jasa lingkungan e. Pengembangan sosial ekonomi masyarakat f. Pengawasan dan pengendalian g. Monitoring dan Evaluasi h. Pengembangan Program kerjasama / Jejaring Konservasi a. pemeliharaan batas kawasan dan batas zonasi; b. monitoring sumberdaya; c. rehabilitasi habitat dan populasi; d. pengawasan; e. pembangunan infrastruktur/sarana prasarana; f. penelitian; g. pendidikan; h. pariwisata dan rekreasi; i. perikanan berkelanjutan; k. pendanaan.

Infrastruktur Pengelolaan Kawasan Konservasi Kantor Information Center Pondok Wisata Papan Informasi Shelter Jetty Pos Jaga Guest House homestay Sarana Air Bersih Dsb

PENGUATAN KELEMBAGAAN ORGANISASI KELEMBAGAAN PENGELOLA Berbasis Pemerintah : Unit Pengelola Teknis (Balai/Loka KPPN) UPTD (BLUD) UPTD PENGEMBANGAN SOSEK MASYARAKAT Prinsip Cross Subsidi Penguatan Kelembagaan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Alternatif Pengelolaan Berbasis Mayarakat / Co. Management Berbasis Pemerintah dan Kolaborasi KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA PARA PEMANGKU KAWASAN KONSERVASI

CONTOH KAWASAN KONSERVASI YANG TELAH DIKEMBANGKAN UNTUK WISATA BAHARI P. Komodo-NTT 36 P. Derawan-Kaltim

Kata Kunci Tujuan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perencanaan dan Pengelolaan SDI dan Ekosistemnya secara terpadu, Menjaga Komitmen Pengelolaan Berkelanjutan (Pusat, Daerah, LSM, Swasta, masyarakat dan Pemangku kepentingan lainnya) Pengelolaan Kolaboratif Kesejahteraan Masyarakat

TERIMA KASIH