BAB I PENDAHULUAN. Perbatasan Mota ain Batugade merupakan pintu keluar-masuk yang secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setelah hampir 15 tahun merdeka, saat ini Republik Demokratik Timor Leste

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB IV P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN. Seiring adanya clean and good goverment governance dalam pengelolaan. pendekatan yang lebih sistematis dalam penggunaan anggaran.

APEK HUKUM WILAYAH NEGARA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. banyaknya persoalan-persoalan yang mempengaruhinya. Salah satu persoalan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang optimal government terutama dibidang kerja sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA ANGGOTA UNIDADE PATRULHAMENTU FRONTEIRA (UPF)

BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. otoriter juga dipicu oleh masalah ekonomi dan adanya perubahan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja pemerintah merupakan hal yang sangat penting,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG), sering seringkali. terutama organisasi yang sudah berbadan hukum.

MEMBANGUN KEMITRAAN DENGAN PERGURUAN TINGGI DALAM KAWASAN PERBATASAN KAWASAN NEGARA 1) Dr. Bambang Istijono, ME 2)

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang dalam tulisan ini

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

BAB V FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

AYO KERJA, KAMI PASTI

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memberi perlindungan dan mencari solusi jangka panjang bagi pengungsi, UNHCR telah menempuh upaya-upaya khususnya:

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD.

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (Gaol, 2014). Keberhasilan organisasi dalam menjalankan misinya dapat diukur

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015)

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

BAB I PENDAHULUAN. transparansi kinerja akan pengelolaan lembaga-lembaga publik, baik pusat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERAN DAN CITRA PERPOLISIAN MASYARAKAT STUDI KASUS DI MASYARAKAT DESA SENTONO KECAMATAN KARANGDOWO KABUPATEN KLATEN 2010

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari luar dirinya. Dengan pendidikan inilah peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PEDOMAN WAWANCARA. Pedoman Wawancara dengan Ombudsman Hak Asasi Manusia Dan. dilaksanakan Ombudsman selama ini, untuk mendorong good governance di

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SORONG PERIODE

KAK Timor-Leste Aderito Pinto Tilman, S.H., Commissioner

Independensi Integritas Profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara keamanan dan memberantas kejahatan, maka diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov.

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi diawal 1998 dapat dikatakan tonggak perubahan bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbatasan Mota ain Batugade merupakan pintu keluar-masuk yang secara hukum di akui sebagai jalur resmi bagi orang dan barang yang memiliki kelengkapan dokumen-dokumen sesuai dengan hukum bea-cukai dan imigrasi dari dan ke Timor Leste, tetapi kenyataan yang terjadi selama ini adalah sangat maraknya dengan aktifitas-aktifitas seperti Illegal Business dan Illegal Crossing di sepanjang perbatasan hal ini di picu oleh garis perbatasan darat yang panjang dan kurangya sumber daya manusia dalam hal ini adalah anggta Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF) yang merupakan tenaga profesinal di dalam penanganannya terhadap wilayah perbatasan yang pada hakekatnya merupakan bagian dari upaya perwujudan ruang wilayah nusantara Satu Kesatuan Geografi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Pertahanan Keamanan di sepanjang perbatasan darat Mota ain Batugade yang juga merupakan wilayah tertinggal, terisolasi dari pusat pertumbuhan yang mengandung banyak celah-celah kerawanan yang mengakibatkan terjadinya Illegal Crossing dan Illegal Business di sepanjang perbatasan negara Timor Leste dan Republik Indonesia yang kemungkinan besar ke depannya akan berdampak terhadap kedaulatan bangsa dan negara apabila tidak di perhatikan secara dini oleh pemerintah terhadap institusi yang berwewenang dalam hal ini adalah Polisi Nasional Timor Leste melalui Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF). 1

2 Sementara di sisi lain pemerintah Timor Leste telah banyak melakukan upayaupaya untuk menyiapkan kesempatan bagi setiap anggota Kepolisian Nasional Timor Leste secara umum termasuk satuan Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF) guna untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan sikap dan tingkah laku, serta perkembangan yang profesional, etikal dan dedikasi di dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab kepolisian sehari-hari dimana mereka bekerja. Adapun upaya lain yang di lakukan oleh negara dan pemerintah yaitu dengan adanya pembentukan kebijakan-kebijakan batas wilayah dan negara yang menjadi tanggungjawab pengawasan Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF) untuk mengantisipasi terhadap ancaman luar negeri, oleh karena itu secara undang-undang ada pemisahan mandat serta keputusan politik yang jelas dan hati-hati dibuat untuk menempatkan pengawasan perbatasan di bawah bantuan eksklusif dari Polisi Nasional de Timor Leste melalui Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF) untuk memastikan hubungan yang tidak akan adanya ancaman antara kedua Negara NKRI dan TL sesuai dengan prosedur hukum dan tanggungjawab yang telah di jadikan sebagai suatu pedoman pelaksanaan tugas sehari-hari, salah satu contohnya adalah undang-undang RDTL pasal 147 ayat 1,2 dan 3;116. Kehidupan masyarakat Timor Leste yang bercirikan Demokrasi dan Supremasi Hukum, maka anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira harus mampu memberikan jaminan keamanan, ketertiban dan perlindungan terhadap hak asasi manusia dan kedaulatan negara serta transparansi didalam setiap tindakan, menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran, keadilan, kepastian hukum dan manfaat

3 sebagai wujud pertanggungjawaban terhadap masyarakat dan Negara, (Konstitusi Republik Demokratik Timor Leste, Pasal 147 ayat 1, 2 dan 3:116, Fungsi dan Peranan PNTL). Wilayah perbatasan mempunyai nilai-nilai strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Pemahaman perbatasan Negara dalam kaitannya dengan kedaulatan negara dapat di artikan bahwa ancaman terhadap suatu perbatasan daerah perbatasan negara berarti pula ancaman terhadap keutuhan dan kedaulatan negara pada umumnya karena perbatasan negara adalah penataan ruang yang merupakan kawasan strategis yang di lihat dari sudut kepentingan pertahanan, keamananserta kawasan strategis nasional yaitu wilayah yang penataan ruangnya di prioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan Negara, pertahanan dan keamanan Negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Berkaitannya dengan fenomena yang ada, maka penelitian ini dilakukan pada Organisasi Kepolisian Nasional Timor Leste khususnya Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF) Mota ain Batugade yang mana sebagai Satuan yang bertanggungjawab atas pengontrolan perbatasan yang memiliki perananpenting serta tuntutan organisasi untuk meningkatkan kinerja yang tinggi demi tercapai misi khususnya seperti telah tercantum dalam PNTL Organic Law Pasal 33. No. 9 Tahun 2009. Pada Organisasi Kepolisian Nasional Timor Leste anggota merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan kenyataan yang ada di lapangan,

4 sementara khususnya anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF) di dalam menjalankan tugasnya masih ada banyak kendala yang di hadapi yang tentunya membutuhkan solusi dari Organisasi Kepolisian Nasional Timor Leste itu sendiri. Permasalahan pengawasan perbatasan yang dilakukan oleh anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF) saat ini juga belum optimal. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya dukungan sumber daya manusia berupa anggota, dukungan organisasi berupa sarana dan prasarana kerja yang menjadi faktor pendorong kepuasan dan motivasi kerja anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF) serta praktek penggunaan wewenan anggota karena sesuai dengan kenyataannya di lapangan masih terlihat banyak kasus pelanggaran yang terjadi di perbatasan seperti maraknya aktifitas illegal crossing dan illegal business. Reformasi sektor keamanan yang terjadi setelah krisi tahun 2006 yang selama ini sedang berjalan cenderung mengabaikan Reformasi Manajemen Perbatasan Negara, Kawasan Perbatasan selama ini di anggap hanya sebagai Garis Perbatasan Negara dari prespektif Pertahanan sehingga paradigma keamanan mendominasi pengelolaannya, padahal aspek keamanan itu sendiri tidak semata-mata membicarakan aspek keamanan secara sempit yang melibatkan ancaman konvensional seperti invasi militer dari Negara lain namun secara lebih kompleks, yakni keamanan manusia secara nasional yang meliputi aspek sosial, ekonomi bahkan politik perlu terus di benahi agar citra positif dapat terwujud dan pembenahan ini harus dilakukan secara internal disertai dengan kontrol dari luar seperti yang telah berlangsung selama ini.

5 Secara umum organisasi PNTL mengharapkan agar setiap anggotanya harus bangga, disiplin dan profesional di setiap tindakan pelayanan publik sesuai dengan visi, misi dan tujuan PNTL. Sementara di sisi lain organisasi harus menghargai kontribusi anggota dan memperhatikan kesejahteraan anggota yang merupakan faktor pendukung terciptanya kinerja anggota dengan melalui perhatian dan dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja dan motivasi kerja. Dengan demikian anggota akan menghasilkan kinerja yang lebih baik demi tercapainya tujuan organisasi sesuai dengan yang telah di rencanakan karena pada dasarnya hubungan antara organisasi dengan Anggota adalah hubungan yang saling menguntungkan, di satu sisi organisasi ingin mendapatkan keuntungan yang besar sementara di sisi lain anggota menginginkan harapan dan kebutuhan tertentu yang harus terpenuhi oleh organisasi. Salah satu cara untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh anggota adalah dengan mengetahui tingkat dukungan organisasi terhadap anggota agar terciptanya kepuasan kerja dan motivasi kerja anggota yang tinggi pada organisasi dimana ia bekerja. Saat ini organisasi telah mengalami banyak perubahan akibat perubahan lingkungan stratejik yang tampak dari mulai adanya perubahan sistem pengelolaan organisasi agar tetap dapat mencapai tujuan dengan efektivitas dan efisiensi. Pengelolaan organisasi yang berubah ini tentu saja melibatkan sumber daya manusia yang merupakan subyek penentu terhadap jalan dan tidaknya sebuah organisasi demi tercapai tujuan yang telah di tentukan.

6 Faktor sumber daya manusia kini telah menjadi fokus perhatian bagi dunia kerja. Dewasa ini, keberhasilan dan kesuksesan sebuah organisasi sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Perusahaan dan organisasi yang sukses adalah perusahaan dan organisasi yang mampu mengelola sumber daya manusianya dengan baik. (Fatdina dalam Susilawati, 2005). Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai denganrencana. Moenir (1992: 119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenisperalatan perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat pembantu utama dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangkakepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian ini jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa permasalahan yang terjadi pada Unidade Patrulhamentu Fronteira selama ini seperti kurangnya dukungan organisasi yang memadai berupa sumber daya manusia, sarana dan prasara kerja, kurangnya motivasi organisasi terhadap anggota, kurangnnya penghargaan terhadap prestasi anggota sehingga berakibat terhadap penurunan kinerja anggota untuk menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya di dalam pengontrolan terhadap perbatasan darat Mota ain

7 Batugade dan jika hal ini tidak diperhatikan secara dini maka akan memberi peluan bagi pihak-pihak tertentu untuk melakukan aktivitas-aktivitas illegal crossing dan illegal business di sepanjang perbatasan seperti yang terjadi selama ini, yang kemungkinan besar kedepannya akan membawa dampak yang begitu serius terhadap kedaulatan bangsa dan negara seperti Illegal logging, Terorisme, Penyelundupan Narkotik, Human Trafficking,Trans Nasional Crime dan Crime Organized melalui perbatasan darat Mota ain-batugade. Sesuai dengan permasalahan ini maka peneliti mengambil judul penelitian Pengaruh Dukungan Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF) di Perbatasan Darat Mota ain Batugade.

8 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah yang diteliti pada (UPF) dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja pada Anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira - (UPF)? 2. Bagaimana pengaruh dukungan organisasi terhadap Motivasi kerja pada Anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira - (UPF)? 3. Bagaimana pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja pada Anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira - (UPF)? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah pada Anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF) yang telah dirumuskan dapat disusun tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Menganalisis pengaruh dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja pada Anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF). 2. Menganalisis pengaruh dukungan organisasi terhadap Motivasi Kerja pada Anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF). 3. Menganalisis pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi kerja pada Anggota Unidade Patrulhamentu Fronteira (UPF). 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

9 1. Manfaat Teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti berikutnya yang berminat untuk mengkaji lebih mendalam terkait dengan masalah dukungan organisasi, kepuasan kerja dan motivasi kerja anggota Unidade Patrulhamentu Fronteiradalam penanganan masalah perbatasan darat Mota ain-batugade.disamping itu, temuan penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi pengembangan teori-teori yang terkait dengan variable yang digunakan dalam penelitian ini. 2. Manfaat Praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan dalam menetapkan berbagai kebijakan pengelolaan sumber daya manusia pada Polícia Nacional de Timor-Leste (PNTL) sehingga mampu meningkatan pelayanan kepada masyarakat Timor Leste yang membutuhkannya.