BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang bertujuan memberikan suatu deskripsi secara rinci, penuh makna dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. secara seksama untuk mencapai suatu tujuan, Cholid Narbuko, (2007:1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan bernegara dan berbangsa merujuk pada Undang-Undang Kemajuan yang dicapai tersebut hanya dimungkinkan jika sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan-hubungan antar variabel secara komprenshif sedemikian rupa agar hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bukunya Metode Penelitian Kualitatif, Lexy J. Moloeng (2004:6), mendefinisikan

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perekonomian suatu negara, semakin kuat sector industri modern

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian ini adalah Desa

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

PEMANFAATAN HASIL PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak menimbulkan masalah,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liang Gie dalam Nursid (1981:75) metodologi adalah cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun

BAB I PENDAHULUAN. dengan proses pendidikan yang bermutu (Input) maka pengetahuan (output) akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

BAB III POSEDUR PENELITIAN. A. Metode Penelitian Dua istilah penting dalam metode penelitian yaitu metode dan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Research), karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. dalam air ( tempat tumbuhnya) akan terbawa juga bagian-bagian lain dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengkaji studi deskriptif tentang pola penerapan penilaian berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. masalah guna mencari pemecahan terhadap suatu masalah. 50

BAB: III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragnar Oktavianus Sitorus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada PT Duta Bangsa Mandiri bertempat di JI. Raya Bromo Desa Rejo

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purpoisive) yaitu di

PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang sedang. berkembang, sebagian besar penduduknya hidup bergantung pada bidang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Keberadaan metode penelitian sangat penting artinya dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadiankejadian.

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sumadi Suryabrata (2009:76), metode penelitian deskriptif adalah metode yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Pabundu Tika (2005:4) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Bukunya Metode Penelitian Kualitatif, Lexy J. Moloeng (2004:6), mendefinisikan

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan karena dalam

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan masyarakat saat ini sangat perlu di perhatikan, terlebih pembangunan di pedesaan. Desa adalah bagian dari perekonomian yang menyuplai kebutuhan masyarakat kota, misalnya hasil pertanian semacam beras atau sayur-sayuran. Namun, desa sebetulnya bisa menjadi basis pengembangan kewirausahaan jika dikelola dengan baik. Jadi, sebuah desa bisa saja tidak hanya identik dengan hasil pertanian, namun bisa mengembangkan usaha secara baik. Oleh karena itu, pembangunan perlu diimbangi dengan pemanfaatan Sumber Daya Manusia (selanjutnya ditulis SDM) dan Sumber Daya Alam (selanjutnya ditulis SDA) suatu desa tanpa melihat status pendidikan atau ekonomi masyarakat tersebut, sehingga pengangguran dan kemiskinan dapat berkurang. Menurut data BPS bulan Agustus 2011, jumlah pengangguran terbuka tercatat sebanyak 7,70 juta orang atau sebesar 6,56 % dari total angkatan kerja sekitar 117,37 juta orang. Pada tahun 2010 jumlah pengangguran terbuka di wilayah pedesaan lebih besar dibandingkan perkotaan, hal tersebut berbanding terbalik dengan jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2011. Secara statistik tampak terjadi pergeseran peningkatan, yaitu dari jumlah total 7,70 juta orang penganggur terbuka, sebagian besarnya berada di wilayah perkotaan. Jumlah penganggur di daerah perkotaan saat ini tercatat sebanyak 5,2 juta (64%), berarti lebih besar dibandingkan dengan jumlah penganggur terbuka di wilayah pedesaan yaitu berjumlah sekitar 2,9 juta (36%). Jika dilihat dari latar belakang pendidikan penduduk yang menganggur tersebut, 24% berpendidikan belum atau tidak tamat SD, 22% berpendidikan SLTP, 28% berpendidikan SMA, 13% berpendidikan SMK, 5% berpendidikan Diploma, dan 8% berpendidikan Sarjana. (sumber http://www.bps.go.id., diakses pada tanggal 20 Januari 2014) 1

2 Indonesia memiliki hampir sekitar 63.900 desa yang tersebar diseluruh nusantara dengan keanekaragaman kekayaan sumber daya alam yang melimpah baik di sektor pertambangan, pariwisata, pertanian, kehutanan, perkebunan dan lain sebagainya. Sementara itu, jumlah penduduk miskin yang hidup di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia hingga bulan September 2012 tercatat mencapai 28,59 juta orang atau 11,66% dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk miskin di pedesaan tercatat hingga bulan September 2012 sebanyak 18,08 juta orang atau 14,70%. Jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih banyak dibanding diperkotaan yang hanya 10,51 juta orang atau 8,60%. (sumber http://www.bps.go.id., diakses pada tanggal 20 Januari 2014) Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran karena terjadinya kompetisi dalam memasuki lapangan kerja. Peningkatan jumlah pengangguran tersebut terjadi karena masih lemahnya kemampuan dalam pemberdayaan potensi lokal oleh penduduk di wilayah pedesaan yang menyebabkan angka urbanisasi meningkat, hal tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan angka pengangguran terbuka di wilayah perkotaan. Peningkatan penganggur terbuka di wilayah perkotaan yang tidak segera diselesaikan segera akan berdampak buruk terhadap pendapatan ekonomi masyarakat dengan meningkatnya angka kemiskinan. Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Semua itu dapat disimpulkan bahwa kemiskinan terjadi akibat rendahnya pendapatan ekonomi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Menurut W.W. Rostow (www.wikipedia.com) menyatakan bahwa salah satu pertumbuhan ekonomi adalah masyarakat tradisional. Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang mempunyai struktur perkembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas, belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern, dan terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dicapai. Dengan kata lain masyarakat tradisional yang dimaksud

3 adalah masyarakat di wilayah pedesaan yang memiliki produksi yang terbatas sesuai potensi lokal yang dimiliki, sedikitnya pengetahuan dan kurangnya teknologi yang memadai mulai dari pengolahan sampai distribusi hasil potensi lokal yang diolahnya, serta terbatasnya output per kapita yang dapat dihasilkan. Masyarakat di sini merupakan warga belajar yang telah mengikuti program life skills budidaya jamur tiram. Setelah mengikuti program tersebut warga belajar akan kembali ke masyarakat dan mengimplementasikan pengetahuannya di masyarakat. Perekonomian rakyat adalah peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat yang diselenggarakan oleh rakyat dengan mengembangkan potensi lokal suatu wilayah dan menjalankan roda perekonomian mereka sendiri. Salah satu dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dengan cara pemberdayaan ekonomi rakyat. Menurut Effendi (2009, hlm. 6), menjelaskan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapat gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan keterampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari masyarakatnya sendiri, maupun aspek kebijakannya. Menurut Sumodiningrat (1999) yang dikutip Effendi (2009, hlm. 9), dalam konsep pemberdayaan ekonomi mengatakan kebijakan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat adalah: a) pemberian peluang atau akses yang lebih besar kepada aset produksi (khususnya modal); b) memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat, agar pelaku ekonomi rakyat bukan sekadar price taker; c) pelayanan pendidikan dan kesehatan; d) penguatan industri kecil; e) mendorong munculnya wirausaha baru; dan f) pemerataan spasial. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan ekonomi adalah suatu cara yang dilakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya di wilayah pedesaan dengan cara memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengembangkan sumber daya alam atau potensi lokal yang dimiliki wilayah tersebut dan pemerintah memberikan kebijakan dengan

4 pemberian modal bergulir terhadap pemilik aset industri, memberikan bantuan pembangunan prasarana produksi dan pemasaran yang memadai, memberikan bantuan pendampingan untuk memfasilitasi proses belajar dan sebagai mediator antara pelaku usaha kecil atau menengah dengan pelaku usaha besar, dan memberikan penguatan kemitraan usaha agar adanya kerjasama yang dapat mengembangkan usaha tersebut. Salah satu program yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam mengembangkan usaha masyarakat desa ialah program pendidikan kecakapan hidup atau life skills. Pendidikan kecakapan hidup atau life skills merupakan salah satu upaya pendidikan yang memberikan kecakapan (keahlian) personal, kecakapan social, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional agar masyarakat dapat bekerja dan berusaha mandiri. Departemen Pendidikan Nasional dalam Anwar (2006, hlm. 28) membagi kecakapan hidup (life skills) menjadi kecakapan personal (personal skills), kecakapan social (social skills), kecakapan akademik (academic skills) dan kecakapan vokasional (vocational skills). Kecakapan personal (personal skills) mencakup kecakapan mengenal diri (self awanereness) dan kecakapan berpikir rasional. Kecakapan personal merupakan kecakapan yang utama dalam menentukan seseorang dapat berkembang, sebab kecakapan ini akan membuat seseorang dapat mengambil keputusan dalam memecahkan masalah (problem-solving). Kecakapan social (social skills) atau kecakapan antar personal (interpersonal skills) dapat berupa keterampilan berkomunikasi. Keterampilan ini dapat menyampaikan pesan disertai kesan yang baik dan menimbulkan suatu hubungan yang harmonis. Kecakapan akademik (academic skills) merupakan kecakapan atau kemampuan dalam berpikir alamiah yang bersifat akademik/keilmuan. Sedangkan kecakapan vokasional (vocasional skills) merupakan kecakapan yang dikaitkan dengan bidangpekerjaan tertentu yang terdapatdi masyarakat. Menurut Anwar (2006:20) menjelaskan bahwa program kecakapan hidup (life skills) pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis,

5 terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar, peluang usaha dan potensi ekonomi atau industriyang ada di masyarakat. Merujuk pada profil PKBM Bina Terampil Mandiri, Desa Kertawangi adalah salah satu desa yang terletak di kaki Gunung Burangrang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung. Desa yang berada pada ketinggian 700-800 meter di atas permukaan laut memiliki potensi alam yang menarik untuk dikembang dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang ekonomi. Mata pencaharian masyarakat Desa Kertawangi dengan keadaan geografis di kaki gunung mayoritas sebagai petani, namun saat ini para petani mulai mempermasahkan tentang hasil produksi hasil pertanian. Permasalahan tersebut timbul akibat beberapa faktor, diantaranya cuaca yang sedang mengalami perubahan suhu, harga pupuk yang semakin melambung tinggi, biaya selama proses penanaman sayuran atau buah-buahan yang tidak sedikit, dan lain-lain. Permasalahan yang timbul akan berdampak pada penurunan kualitas hasil produksi. Secara perlahan para petani akan mengalami kerugian, apalagi dengan jangka waktu panen yang lama akan menambah beban pikiran para petani. Kerugian yang secara perlahan dialami sebagian petani di Desa Kertawangi mendorong terjadinya penambahan angka pengangguran di wilayah pedesaan. Oleh karena itu, harus adanya upaya lembaga/pemerintahan Desa dalam mengatasi dan mengantisipasi permasalahan tersebut. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah dalam bidang pendidikan yang ada masyarakat luas. PKBM dibentuk dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Dengan kata lain bahwa PKBM merupakan tempat kegiatan belajar masyarakat yang dapat diarahkan pada pemberdayaan potensi masyarakat lokal dalam meningkatkan pembangunan khususnya di bidang ekonomi. PKBM Bina Terampil Mandiri adalah salah satu PKBM yang berada di Kabupaten Bandung Barat dengan berbagai program yang telah dilakukannya, salah satunya adalah program pendidikan kecakapan hidup (life skills). Program tersebut memberikan kesempatan pada masyarakat lokal untuk mengembangkan

6 sumber daya alam yang dimiliki desa tersebut. Program yang bertujuan meningkatkan pendapatan desa Kertawangi adalah dengan memberikan keterampilan budidaya jamur tiram. Budidaya jamur tiram merupakan salah satu program yang dimiliki PKBM Bina Terampil Mandiri untuk meningkatan pendapatan masyarakat sekitar. Seperti yang kita tahu kelebihan budidaya jamur tiram ini tidak membutuhkan waktu panen yang cukup lama, menggunakan lahan yang tidak terlalu luas dan tidak bergantung pada cuaca saat ini. Maka oleh karena itu peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian Pengaruh Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram terhadap Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Kertawangi. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta hasil pengamatan di lapangan, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Desa Kertawangi adalah salah satu desa yang berada di kaki Gunung Burangrang dengan sebagian besar mata pencaharian mereka adalah sebagai petani dan buruh tani yang mengakibatkan masyarakat harus mencari alternatif lain untuk mencari pekerjaan selain bertani. 2. Cuaca yang tidak menentu seperti sekarang membuat para petani di Desa Kertawangi harus berusaha mencari alternatif lain guna menambah penghasilan mereka. 3. Sebagian besar masyarakat bergantung pada hasil panen mereka, sehingga hasil yang didapat tidak sesuai yang diinginkan para petani. 4. Program pendidikan kecakapan hidup (life skills) merupakan program yang dikembangkan oleh Pemerintah, bertujuan untuk memberikan bekal pada masyarakat agar memiliki keahlian tertentu. 5. Budidaya jamur tiram adalah salah satu program yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri sebagai tempat untuk meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat Desa Kertawangi.

7 Dilihat dari identifikasi tersebut, agar mempermudah serta mengarahkan pada tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam menganalisis permasalahan sehingga jelas dan terarah, maka peneliti membatasi pada pengaruh keterampilan budidaya jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi masyarakat. Adapun rumusan masalah dari peneliti ialah bagaimana pengaruh program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri?. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran proses program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram dalam upaya peningkatan status sosial ekonomi warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri? 2. Bagaimana dampak pelaksanaan program kecakapan hidup (life skills) jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri? 3. Bagaimana faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam melaksanakan program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti memiliki tujuan penelitian. Tujuan penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang didapat. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan gambaran proses program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram dalam upaya peningkatan status sosial ekonomi warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri. 2. Mendeskripsikan dampak pelaksanaan program kecakapan hidup (life skills) jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri.

8 3. Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam melaksanakan program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram. D. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode deskriptif ialah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya. Menurut Moch. Nazir (2005, hlm. 54) tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini dapat diwujudkan juga sebagai usaha memecahkan masalah dengan membandingkan persamaan dan perbedaan gejala yang ditemukan, mengukur dimensi suatu gejala, menetapkan suatu standar, menetapkan hubungan antar gejala yang ditemukan dan lain-lain. Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian diperlukan teknik pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Adapun yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data menurut Suharsini Arikunto (1992, hlm. 121) adalah: Alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode teknik pengumpulan data dalam memecahkan masalah penelitian penelitian yang berkaitan dengan instrument yang akan digunakan dalam rangka memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data semaksimal mungkin agar tercapai keutuhan, maka peneliti menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Teknik Observasi

9 Observasi adalah suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Suharsimi Arikunto, 1990, hlm. 157). 2. Teknik Wawancara Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data di mana terjadinya komunikasi secara verbal antara pewawancara dengan subjek pewawancara (Sukmadinata, 2005, hlm. 112-113). 3. Studi Literatur Studi literatur adalah teknik untuk mendapatkan data teori untuk memperoleh berbagai pendapat para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan yang dimaksudnya untuk memperoleh bahan penunjang yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1990, hlm. 167). 4. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip. Sukmadinata (2005, hlm. 221) mengemukakan bahwa Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan lain sebagainya. 5. Triangulasi Data Triangulasi data merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data dengan cara menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiono, 2011, hlm. 241).

10 E. Manfaat Penelitian Kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Secara Teoritis manfaat penelitian ini, diharapkan dapat memperkaya konsep, teori, dan wawasan Pendidikan Luar Sekolah terutama dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat. 2. Secara Praktis Manfaat secara praktis dapat dijabarkan seperti di bawah ini : a. Bagi para pengelola dan tutor sebagai salah satu masukan bagi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri. b. Bagi pihak lain, sebagai bahan kajian bagi para pihak yang ingin meneliti lebih lanjut permasalahan yang berhubungan dengan Pendidikan Luar Sekolah, terutama dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat. F. Struktur Organisasi Skripsi Untuk mempermudah dalam penulisan pembahasan dan penyusunan selanjutnya, Merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah UPI (2013, hlm. 18-20 ) menjelaskan sistematika penulisan yang terdiri dari: BAB I Pendahuluan, berisikan uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, metode penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. BAB II Tinjauan Teoritis, berisikan tentang teori-teori dan konsep yang menunjang tentang masalah yang sedang diteliti. BAB III Metode Penelitian, berisi rincian pedoman dalam melakukan penelitian yang digunakan dengan bermacam-macam komponen dimulai dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian (yang didalamnya terbagi oleh tahapan pra lapangan, tahapan pekerjaan lapangan, tahapan analisis data, dan tahapan penulisan laporan), metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses

11 BAB IV BAB V pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, triangulasi data, dan analisis data. Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian serta pembahasan penelitian. Kesimpulan dan Saran,