HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, BERAT BADAN, INDEKS MASSA TUBUH, DAN UMUR TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI ISTIRAHAT SISWA SMKN-5 DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB)

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Surakarta dan dilakukan pada bulan Febuari one group with control design. Metode pendekatan yang akan digunakan

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun 2014

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Bidang Penelitian ini adalah penelitian bidang Pendidikan Kedokteran,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

PERUBAHAN DENYUT NADI PADA MAHASISWA SETELAH AKTIVITAS NAIK TURUN TANGGA

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)

HUBUNGAN ANTARA PANJANG DEPA/ ARM SPAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA SISWA SMA. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Copyright 2005 by Medical Faculty of Diponegoro University ARTIKEL ASLI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

DAFTAR PUSTAKA. 1. Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya; h

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TREADMILL METODE BRUCE DAN TES BANGKU METODE TINGGI TETAP 25 CM

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

PELATIHAN MAWASHI GERI JODAN

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA NI MADE FITRI DAMAYANTI

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN TEKANAN DARAH SISTOL DAN DISTOL

Volume 1, No. 1 : 33 37, Juni 2013

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN STATIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

VOLUME I No 1 April 2013 Halaman Status Gizi Anak Baru Masuk Sekolah di Kota Denpasar

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB IV METODE PENELITIAN

KARYA TULIS ILMIAH. Yunita Dwiningtyas R

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kolam Renang dan Studio Senam di

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU ASTRAND-RYHMING TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Indraji Dwi Mulyawan, 2002; Pembimbing: DR. Iwan Budiman, dr.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

NI MADE AYU SRI HARTATIK

PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI EFFECT OF PHYSICAL EXERCISE ON THE PULSE RATE

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tomi Sutanto, 2007 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN EXCESSIVE DAYTIME SLEEPINESS (EDS) PADA LANSIA KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA SENAM AEROBIK LOW IMPACT DENGAN JOGGING TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMA NEGERI PLANDAAN JOMBANG. M. Miftahul Laili Ramadhana. Junaidi Budi Prihanto

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, BERAT BADAN, INDEKS MASSA TUBUH, DAN UMUR TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI ISTIRAHAT SISWA SMKN-5 DENPASAR Abstrak Oleh: I Nengah Sandi Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana Telah dilakukan penelitian terhadap siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri-5 Denpasar. Penelitian ini dihubungkan antara tinggi badan (TB), berat badan (BB), indeks massa tubuh (IMT), dan umur terhadap perubahan frekuensi denyut nadi istirahat. Penelitian dilakukan secara Cross Sectional Analytic pada bulan September 2011 pada kelas I dan II SMK Negeri-5 Denpasar. Pemilihan sampel dilakukan secara acak kelompok (cluster random sampling) dengan mengundi secara acak sederhana terhadap delapan kelas sebagai cluster untuk mendapatkan tiga kelas. Dari tiga kelas dipilih sebanyak 33 siswa laki-laki yang tidak mengalami kelainan fisik dan yang bersedia sebagai subjek penelitian. Pengukuran terhadap tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, umur, dan frekuensi denyut nadi istirahat dilakukan pada sore hari pukul 17.00-19.00 Wita di GOR Ngurah Rai Denpasar. Data yang diperoleh dianalisis dengan korelasi Pearson (Pearson Correlation) pada tingkat kemaknaan 0,05 (p 0,05). Dari hasil analisis didapatkan ada hubungan antara IMT dengan frekuensi denyut nadi istirahat dengan r = 0,540 dan p = 0,001, antara umur dengan frekuensi denyut nadi istirahat dengan r = 0,460 dan p = 0,007 (p 0,05) serta tidak ada hubungan antara berat badan dan tinggi badan dengan frekuensi denyut nadi istirahat dengan nilai r dan p masing-masing; r = - 0,146 dengan p = 0,417 dan r = 0,190 dengan p = 0,290 (p > 0,05). Dengan demikian maka frekuensi denyut nadi istirahat secara langsung dipengaruhi oleh umur dan IMT dengan korelasi positif. Kata kunci: tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, umur, frekuensi denyut nadi. RELATIONSHIP BETWEEN BODY HEIGHT, BODY WEIGHT, BODY MASS INDEX, AND THE AGE WITH THE RESTING PULSE RATE OF STUDENTS SMKN-5 DENPASAR ABSTRACT By: I Nengah Sandi Program Magister of Sport Physiology Udayana University Has done research on students' Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri-5 Denpasar. This research is connected between the body height (BH), body weight (BW), body mass index (BMI), and age on the resting pulse rate changes. The study was conducted in Cross Sectional Analytic in September 2011 on the class I and II SMK Negeri-5 Denpasar. The selection of a random sample of the group (cluster random sampling) with a simple random draw of the eight classes as a cluster to get the three classes. Of the three classes of 33 students chosen as men who do not have physical abnormalities and are willing as a research subject. Measurements for body height, body weight, body mass index, age, and the resting pulse rate was conducted in o'clock in the afternoon at 5:00 to 19:00 pm at GOR Ngurah Rai Denpasar. Data were analyzed by correlation of Pearson (Pearson Correlation) at the 0.05 significance level. From the analysis found no association between IMT with the resting pulse rate with r = 0.540 and p = 0.001, between the ages of the resting pulse rate with r = 0.460 and p = 0.007 (p 0.05) and there is no relationship between body weight and body height with the resting pulse rate with a value of r and p respectively, r = - 0.146 with p = 0.417 and r = 0.190 with p = 0.290 (p > 0.05). Thus, the resting pulse rate is directly influenced by age and BMI with positive correlation. Key words: body height, body weight, body mass index, age, resting pulse rate. 38

PENDAHULUAN Denyut nadi adalah gelombang yang teraba pada arteri akibat dari darah dipompa oleh jantung 1. Denyut nadi merupakan frekuensi perputaran banyaknya peredaran darah ke jantung dan diukur untuk menentukan frekuensi denyut jantung 2. Denyut nadi digunakan untuk parameter fungsi tubuh manusia, yang berkisar antara 60-100 denyut permenit 3,4. Orang yang mempunyai frekuensi denyut nadi di bawah 60 denyut permenit bagi orang terlatih menunjukkan efektifitas dari jantung dalam memompa darah, sedangkan denyut nadi istirahat melebihi 100 denyut permenit adalah kemampuan jantung memompa darah lemah yang menggambarkan terganggunya kondisi fisik seseorang 2. Semakin tinggi denyut nadi seseorang, menunjukkan semakin berat kerja jantung. Jika ini terjadi terus menerus, maka dipastikan bahwa produktivitas kerja akan menurun. Juga dijelaskan bahwa denyut nadi dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Aktivitas fisik meningkat, aliran darah yang melalui paru meningkat empat sampai tujuh kali lipat. Efektivitas pompa jantung tiap denyut jantung 40 sampai 50 persen lebih besar pada orang yang terlatih daripada orang yang tidak terlatih. Kesehatan mempengaruhi denyut nadi, pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur. Seseorang yang baru sembuh dari sakit maka frekuensi jantungnya cenderung meningkat, riwayat kesehatan seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung. Demikian juga pada penderita anemia (kurang darah) akan mengalami peningkatan kebutuhan oksigen sehingga cardiac output meningkat yang mengakibatkan peningkatan denyut nadi 2. Usia seseorang sangat berpengaruh terhadap denyut nadi, denyut nadi maksimum pada orang lanjut usia sangat menurun (penurunan 50% dari usia remaja pada usia 80 tahun). Hal ini disebabkan berkurangnya massa otot, dan daya maksimum otot yang dicapai sangat berkurang 2. Pada anak umur 5 tahun denyut nadi istirahat antara 96-100 denyut permenit, pada usia 10 tahun mencapai 80-90 denyut permenit, dan pada orang dewasa mencapai 60-80 denyut permenit 1. Selanjutnya, denyut nadi istirahat pada usia 14-21 tahun sebanyak 76 denyut permenit 5. Di samping itu denyut nadi juga dipengaruhi oleh berat badan dengan perbandingan berbanding lurus. Berat badan berkaitan dengan IMT. Makin tinggi berat badan semakin tinggi IMT, begitu sebaliknya makin rendah berat badan IMT semakin rendah. Sehingga makin tinggi IMT denyut nadi istirahat semakin tinggi 3. Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa, dan makin tinggi tekanan yang dibebankan pada arteri 6. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dicoba melakukan penelitian hubungan antara tinggi badan, berat badan, IMT, dan umur terhadap frekuensi denyut nadi istirahat pada suwa kelas I dan II SMK Negeri-5 Denpasar. Rumusan masalah penelitian 39

adalah: apakah ada pengaruh tinggi badan, berat badan, IMT, dan umur terhadap frekuensi denyut nadi istirahat siswa kelas I dan II SMK Negeri-5 Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tinggi badan, berat badan, IMT, dan umur terhadap frekuensi denyut nadi istirahat siswa SMK Negeri-5 Denpasar. MATERI DAN METODE A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri-5 Denpasar dengan berbagai pertimbangan yaitu kondisi sampel relatif sama ditinjau dari segi umur, social ekonomi berada di antara kelas menengah ke bawah, disamping pertimbangan lain sampel yang mudah terjangkau dan populasinya banyak. Penelitian dilakukan pada bulan September 2011 dengan rancangan penelitian cross sectional analytic 7,8. B. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas I dan II SMK Negeri-5 Denpasar yang terdiri dari delapan kelas. Dari delapan kelas dipilih secara acak sebanyak tiga kelas dan dipilih kembali sebanyak 33 orang secara acak sederhana yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Jenis kelamin laki-laki. 2. Berumur antara 15-18 tahun. 3. Tidak menunjukkan kelainan fisik. 4. Keturunan WNI dengan tidak membedakan suku bangsa. 5. Bersedia ikut serta dalam penelitian sampai selesai. C. Cara Pengumpulan Data Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Tinggi badan (TB) adalah tinggi dari lantai tanpa alas kaki sampai vertek (ubun-ubun) yang diukur pada sikap tubuh bersiap. Tepi orbital bawah membentuk bidang horizontal dengan liang telinga luar (meatus acusticus externus) pandangan lurus ke depan dengan tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang membentuk bidang vertical. Mistar berada di belakang tubuh orang coba kemudian ditarik garis tegak lurus dengan mistar pada vertek. Data ini diukur dengan antropometer super buatan Jepang dengan ketelitian 0,1 cm. 2. Berat Badan. Berat badan subjek diukur hanya memakai celana dalam yang diukur dengan timbangan badan digital merek One Med buatan Indonesia dengan ketelitian satu angka di belakang koma dan batas ukur 200 kg. 3. Indeks massa tubuh (IMT) adalah hasil bagi antara berat badan dengan kuadrat tinggi badan atau kg permeter persegi 9. Ketelitian 0,01 kg/m 2. 40

4. Umur adalah umur menurut tanggal lahir pada ijazah atau akte kelahiran yang dibulatkan menurut tahun. Tanggal lahir antara satu Januari 1997 sampai 31 Desember 1994 sehingga umur berkisar antara 15-18 tahun. Dipilih umur 15-18 tahun karena pada umur ini adalah umur yang ideal pada siswa kelas I dan II tingkat SLTA dan merupakan umur yang terbanyak terdapat pada populasi. 5. Frekuensi denyut nadi istirahat adalah banyaknya denyutan nadi dalam satu menit (denyut/menit) dalam keadaan subjek setelah istirahat terbaring selama 10 menit. Denyut nadi ini diukur di lengan atas yang dominan dengan memakai alat pengukur denyut nadi digital merek Omron buatan China dengan ketelitian nol angka dibelakang koma. D. Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis hubungan antara tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, dan umur terhadap frekuensi denyut nadi istirahat, dipakai uji korelasi Pearson (Pearson Correlation) dengan tingkat kemaknaan p 0,05 menggunakan SPSS For Window versi 17 tahun 2007. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengukuran serempak pada sore hari pukul 17.00-19.00 Wita di tempat yang sama yaitu di GOR Ngurah Rai Denpasar, maka data lingkungan penelitian yang terdiri dari suhu kering lingkungan, kelembaban relatif udara, kecepatan dan arah angin serta ketinggian tempat menunjukkan angka yang sama, sedangkan data karakteristik fisik subjek penelitian dan analisis korelasi antar variabel penelitian disajikan dengan hasil sebagai berikut: 1. Karakteristik Fisik Subjek Penelitian Karakteristik fisik subjek penelitian adalah: tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, umur, dan frekuensi denyut nadi istirahat disajikan sebagai berikut: Tabel-1. Data Karakteristik Fisik Subjek Penelitian Variabel Rerata Standar deviasi Tinggi badan (cm) Berat badan (kg) Indeks massa tubuh (kg/m 2 ) Umur (th) Frekuensi denyut nadi (X/mt) 167,24 58,18 18,44 16,62 82,24 5,77 7,37 2,96 0,56 9,15 Minimum 155,00 42,10 14,00 15,67 68,00 Maksimum 176,00 72,70 24,48 17,58 100,00 Berdasarkan tabel-1 di atas, rerata tinggi badan 167,24 cm dengan deviasi standar 5,77 cm, dengan batas minimum 155,00 cm dan 41

maka subjek tidak ada kelebihan berat badan maksimum 176,00 cm. Subjek ini ataupun obesitas. berada pada batas mal nutrisi ringan sampai Umur berada pada rerata 16,62 tahun normal standar WHO yang berada pada persentil dengan standar deviasi 0,26 tahun. batas ke-50 9. Sehingga ditinjau dari tinggi badan minimum 15,67 tahun dan maksimum 17,58. subjek tidak ada kekurangan nutrisi yang berarti Umur ini memang pantas untuk siswa kelas-1 dan dapat melakukan aktivitas seperti sebagian dan kelas-2 SLTA, mengingat kebetulan semua besar mahasiswa untuk mempengaruhi frekuensi subjek tidak pernah ada yang tidak naik kelas. denyut nadi istirahat. Karena umur akan mempengaruhi frekuensi Rerata berat badan subjek 58,18 kg denyut nadi istirahat 1. dengan standar deviasi 7,37 kg. Batas minimum Rerata frekuensi denyut nadi 82,24 42,10 kg dan batas maksimum 72,70 kg. Nilai dengan standar deviasi 9,15 denyut permenit. ini berada pada batas mal nutrisi ringan sampai Batas minimum denyut nadi subjek adalah 68,00 dengan normal standar WHO yang diambil pada dan batas maksimum 100,00. Denyut nadi ini persentil ke-50 9. Dengan demikian subjek tidak berada pada batas normal untuk usia ini 2,3, ada kekurangan nutrisi yang berarti dilihat dari sehingga orang coba berada pada batas nadi berat badannya. Dalam keadaan berat badan istirahat yang diperbolehkan untuk melakukan pada batas ini, maka subjek dapat melaksanakan aktivitas fisik sebagaimana biasa sehingga akan aktivitas 5. mempengaruhi frekuensi denyut nadi. 2. Analisis Korelasi Antara Variabel Indeks massa tubuh berada pada rerata Penelitian 18,44 dengan standar deviasi 2,96 kg/m 2. Batas minimum 14,00 dan maksimum 24,48 kg/m 2. Indeks massa tubuh mencerminkan status gizi seseorang, sehingga berdasarkan indeks massa tubuh status gizi orang coba berada pada batas Analisis korelasi dari Pearson (Pearson Correlation) antara variable penelitian tinggi badan, berat badan, IMT, dan umur terhadap denyut nadi istirahat disajikan seperti tabel berikut: kurang sampai normal 10,11. Dengan demikian Tabel-2. Korelasi Antara Variabel Penelitian Variabel Tergantung Variabel Bebas Tinggi Badan Berat Badan IMT Umur Frekuensi Denyut Nadi r = - 146 p = 0,417 r = 0,190 p = 0,290 r = 0,540 p = 0,001 r = 0,460 p = 0,007 42

Dari tabel-2 ditunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung sebagai berikut: - Tidak ada hubungan antara tinggi badan dengan frekuensi denyut nada istirahat, nilai r = - 1,146 dan p = 0,417, yang secara statistik tidak bermakna. - Tidak ada hubungan antara berat badan dengan frekuensi denyut nadi istirahat, nilai r = 0,190 dan p = 0,290, yang juga bahwa secara statistik tidak bermakna. - Ada hubungan yang secara statistik bermakna antara IMT dengan frekuensi denyut nadi istirahat, nilai r = 0,540 dan p = 0,001. - Juga ada hubungan yang secara statistik bermakna antara umur dengan frekuensi denyut nadi istirahat, r = 0,460 dan p = 0,007. Hubungan antara tinggi badan berbanding terbalik dengan frekuensi denyut nadi istirahat, yang ditunjukkan dengan nilai hubungannya (r) negatif. Artinya adalah bila tinggi badan meningkat, maka frekuensi denut nadi menurun, begitu juga sebaliknya bila tinggi badan menurun maka frekuensi denyut nadi istirahat meningkat. Hubungan ini secara statistik tidak bermakna, yang ditunjukkan oleh nilai p > 0,05). Hubungan antara berat badan dengan frekuensi denyut nadi istirahat adalah berbanding lurus, yang ditunjukkan oleh nilai r positif. Artinya adalah bila berat badan meningkat maka frekuensi denyut nadi juga meningkat, begutu juga sebaliknya nadi akan menurun bila berat badan menurun. Hubungan ini secara statistik tidak bermakna (p > 0,05). Menurut Sharkey 3 dan Kuntaraf & Kuntaraf 4, berat badan berhubungan dengan frekuensi denyut nadi istirahat oleh karena semakin tinggi berat badan, darah kejaringan yang mengangkut O2 untuk proses metabolism semakin tinggi, akan tetapi hal ini kemungkinan disebabkan karena semua subjek tidak ada yang kelebihan berat badan atau obesitas. Indeks massa tubuh berhubungan dengan frekuensi denyut nadi istirahat yang ditunjukkan oleh nilai p < 0,05, dengan perbandingan bernading lurus. Inteks massa tubuh dari subjek berada pada batas kekurangan nutrisi sampai normal yang berkisar antara 14,00 24,48, yang menunjukkan bahwa status gizi subjek antara kurang sampai normal 10,11. Rendahnya indeks massa tubuh subjek disebabkan kemungkinan aktivitas subjek yang tinggi dilihat dari rata-rata berada pada usia di bawah dewasa yaitu di bawah 18 tahun. Kenyataannya kebanyakan ABG berada pada IMT di bawah normal sampai normal, akan tetapi bila dilihat dari tinggi badannya, subjek tidak menunjukkan kekurangan nutrisi yang berarti 9. Umur juga berhubungan dengan frekuensi denyut nadi dengan korelasi positif. 43

Umur dari subjek berada pada rentang 15,67-17,58 tahun, yang menunjukkan bahwa anak kelas satu dan kelas dua berkisar pada umur ini karena mulai Sekolah Dasar pada umur sekitar enam tahun. ini berarti rata-rata siswa tidak pernah ketinggalan kelas. Dikatakan bahwa, frekuensi denyut nadi istirahat berhubungan dengan umur 1,5,6, walaupun tidak dijelaskan adanya perbedaan yang bermakna pada umur yang tidak terlalu jauh berbeda. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: antara tinggi badan dan berat badan dengan frekuensi denyut nadi terjadi hubungan yang secara statistik tidak bermakna, sedangkan antara IMT dan umur dengan frekuensi denyut nadi istirahat menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Oleh karena itu diharapkan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap tinggi badan dan berat badan dalam hubungannya dengan frekuensi denyut nadi dengan sampel dan variabel yang lebih variatf. DAFTAR FUSTAKA 1. Pearce EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000. 3. Sharkey BJ. Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011. 4. Kuntaraf J, Kuntaraf KL. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Percetakan Advent Indonesia, 2009. 5. McArdle WD, Katch FI, Katch VI. Exercise Physiology: Energy, Nutrition, and Human Perfomance. Philadephia: Lea and Febiger, 2010. 6. Ludington A, Diehl H. Sehat dan Kuat: Sehat itu Pilihan Bukan Kesempatan. Bandung: Indonesia Publising House, 2011. 7. Poccock SJ. Clinical Trial: A Pratical Approach. New York: A Willey Medical Publication, 2008. 8. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2010. 9. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995. 10. Anonim. Berapa Kalori yang Dibutuhkan. Jakarta: Kompas Gramedia Edisi-15, 2008. 11. Hayati PM. Fitosterol Saksi Melawan Kolesterol. Jakarta: Kompas Gramedia Edisi-14, 2008. 2. Guyton AC, Hall JE. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007. 44