KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK-TEKNIK ASESMEN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI

TEKNIK-TEKNIK ASSESMEN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI DI FPMIPA UPI

SKENARIO BARU BAGI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SAINS DI INDONESIA

Efektivitas Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA DALAM BIDANG PENILAIAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN ASESMEN MAHASISWA CALON GURU KIMIA MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS INKUIRI

PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based. menuntut siswa untuk menerapkan langsung konsep yang di dapat dalam

praktikum sebagai sarana mempelajari konsep biologi (Kertodirekso et al., 1986).

NI WAYAN PUTU MEIKAPASA. Fak. Pertanian Univ. Mahasaraswati Mataram.

Alternative Assessment its Benefits on Botanic Phanerogamae Lecture Departement of Biology Education FPMIPA UPI

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, L.W. (1996). The Effective Teacher Study Guide and Reading. Mc Graw Hill: International Edition.

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU. Abstrak

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

Oleh : Ana Ratna Wulan (FPMIPA UPI)

MODEL PERKULIAHAN INDUKTIF PADA MATAKULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN CALON GURU DALAM MEMAHAMI KONSEP-KONSEP PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP

ASESMEN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGERTIAN DAN ESENSI KONSEP EVALUASI, ASESMEN, TES, DAN PENGUKURAN

SILABUS. Pertemuan ke-2 Pertemuan ini membahas dan mendiskusikan tentang peranan formatif asesmen dan sumatif asesmen pada proses pembelajaran sejarah

PERAN ASESMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN HABITS OF MIND SISWA

KOMPETENSI PENDIDIK DALAM BIDANG PENILAIAN

DAFTAR PUSTAKA. A, Cece. Wijaya, (1991) Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda karya

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

Inisiasi III ASESMEN PEMBELJARAN SD

PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DALAM PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR (Studi tahun 2012, 2013, 2014, 2015)

Pengembangan E-Academic Record Sebagai Implementasi Alternative Assesment Dalam Pembelajaran. Sri Andayani, Kuswari Hernawati.

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF PORTOFOLIO IPA KELAS VIII MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran yang keliru terhadap definisi yang

PEMANFAATAN MICROSOFT ACCESS SEBAGAI PEREKAM KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Plantae Di Kelas X SMAN Aceh Besar

2014 PENERAPAN ASESMEN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN RESPIRASI SERANGGA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Listrik-magnet memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia.

SILABUS EVALUASI PEMBELAJARAN. Diperiksa Oleh : Dr. H. Saefudin, M.Si. (Ketua Program Studi Pend. Biologi)

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Seminar Nasional Pendidikan IPA tahun 2011 Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya Berkarakter bangsa melalui Pembelajaran Sains

KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA

ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

ANALISIS PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KONTEKS DAN ASESMENNYA YANG DIKEMBANGKAN OLEH MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR

KESIAPAN CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PPL: DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rezki Prima Putri, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (Sains) merupakan salah satu konsep yang ditawarkan di

KEMAMPUAN DASAR BEKERJA ILMIAH DALAM PENDIDIKAN SAINS DAN ASESMENNYA. Prof. Dr. Nuryani Y. Rustaman

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN

Fraenkel, J.R & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Singapore: Mc. Graw Hill.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

Yuni Astuti (1), Ana Ratna Wulan (2) dan Didik Priyandoko (3) (1) Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR.

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional variabel yang terlibat di dalam penelitian ini

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Ana Ratna Wulan STRATEGI ASESMEN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA (FPMIPA, UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA)

BAB III METODE PENELITIAN

Keywords: kemampuan inkuiri, guru yang tersertifikasi.

PENTINGNYA ASESMEN ALTERNATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR DAN MEMBACA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

SELF EFFICACY AWAL MAHASISWA PENDIDIKAN IPA FMIPA UNY UNTUK MENJADI CALON GURU IPA SMP

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN ENZIM

BAB III METODE PENELITIAN

Desain Proyek Efektif: Mengajar Berpikir Menilai Pemikiran

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR

PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Azza Nuzullah Putri, 2013

Arsini Dosen Jurusan Tadris Fisika FITK IAIN Walisongo

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SISWA SD MELALUI PENERAPAN SKENARIO PEMBELAJARAN BERBASIS PCK TENTANG GAYA GRAVITASI

ANALISIS KEBUTUHAN GURU KIMIA TERHADAP PROGRAM PELATIHAN PENINGKATAN KETERAMPILAN INKUIRI DAN SCAFFOLDING BERBASIS BLENDED LEARNING

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS X DAN XI PADA PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODA PRAKTIKUM ABSTRAK

PENGEMBANGAN PENUNTUN TUGAS KINERJA PRAKTIKUM MAHASISWA DI LABORATORIUM BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

D038 ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI DAN SIKAP CALON GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN PADA KONSEP ILMU PENGETAHUAN BUMI ANTARIKSA.

PENERAPAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERMAKNA BERBASIS BETTER TEACHING LEARNING

ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS

BAB III METODE PENELITIAN

METODE DEMONSTRASI INTERAKTIF BERBASIS INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KONSEP METABOLISME PADA SISWA KELAS XII SMA ANGKASA BANDUNG.

I Wayan Karmana Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram Indonesia

PELATIHANAN PENYUSUNAN ASESMEN OTENTIK KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU PENGAMPU MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI KABUPATEN BULELENG

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP OPTIK MELALUI TEKNIK INKUIRI TERBIMBING PESERTA DIDIK KELAS VIII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012.

PENILAIAN KINERJA DAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI. Ana Ratna Wulan FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA

Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment

PENGEMBANGAN RUBRIK ASESMEN UNTUK MENGUKUR KOMPETENSI MAHASISWA MERENCANAKAN PRAKTIKUM

PERSEPSI MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI TENTANG LITERASI QUANTITATIF

KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian atau asesmen dalam pembelajaran memiliki kedudukan yang

Transkripsi:

KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN Abstrak Ana Ratna Wulan FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Studi deskriptif telah dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi untuk mengkaji kemampuan calon guru dalam menyusun rubrik analitis pada penilaian kinerja. Pengumpulan data dilakukan pula melalui studi dokumentasi, angket dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian (12,50%) calon guru menggunakan penilaian kinerja dalam rencana pelajaran yang mereka buat. Kemampuan calon guru dalam menyusun rubrik analitis masih sangat kurang. Para calon guru masih mengalami kesulitan dalam memadukan konten dan proses biologi ke dalam standar kriteria (73 %). Pada umumnya calon guru masih kesulitan dalam menentukan kriteria untuk rubrik analitis (62%). Sebagian besar calon guru (87%) menyatakan bahwa penyusunan rubrik analitis lebih sulit bila dibandingkan rubrik holistik. Pada umumnya para calon guru tidak mengalami kesulitan dalam menyusun rubrik holistik. Kata kunci : Rubrik analitis, asesmen kinerja, calon guru biologi PENDAHULUAN Asesmen kinerja dipandang sangat penting dalam pembelajaran sains karena dapat mengukur kemampuan kerja ilmiah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik (NRC, 1996). Asesmen kinerja sering disebut-sebut sebagai asesmen alternatif yang dapat mengatasi kelemahan dari tes tradisional (paper and pencil test). Tes sering dijadikan sebagai satu-satunya alat pengambil keputusan tentang siswa pada pembelajaran. Padahal seluruh hasil belajar tidak dapat dinilai hanya menggunakan tes saja. Standar asesmen pembelajaran sains juga telah mengalami pergeseran penekanan dari yang mudah dinilai menjadi yang penting dinilai (National Research Council/NRC, 1996). Penilaian pembelajaran sains kini lebih ditekankan pada pemahaman dan penalaran ilmiah. Tes tradisional (paper and pencil test) yang hanya menilai pengetahuan ilmiah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kurikulum (Mokhtari et al.,1996). Asesmen kinerja dipandang dapat menilai kemampuan (ability) siswa dalam situasi nyata /real life situations (http:www. Usoe.k12.ut.us/curr/science/Perform/PAST5.htm). Tes tradisional (objective test) tidak dapat digunakan untuk menilai penalaran ilmiah yang mendalam. Tes obyektif juga sulit mengukur pemahaman tentang hakekat sains dan proses bagaimana saintis bekerja (Marzano, 1994; NRC, 2000). Tes obyektif tidak dapat mengukur kemampuan higher order thinking yang dituntut pada pembelajaran sains (http:www. Usoe.k12.ut.us/curr/science/Perform/PAST5.htm). Dengan demikian tes obyektif kurang sesuai untuk mengukur pencapaian seluruh tujuan penting kurikulum sains di sekolah. Penggunaan asesmen kinerja di sekolah masih sangat terbatas (Wulan, 2003 2007). Fakta tersebut bersesuaian dengan hasil-hasil penelitian lainnya (Gabel, 1993; Banta et al., 1996; Winahyu, 1993; Ramdi, 1999; Iskandar, 2000). Hasil penelitian Wulan (2003, 2007) dan Iskandar (2000) mengungkap tentang kesulitan guru dalam melaksanakan asesmen kinerja di sekolah. Suatu penelitian pendahuluan telah dilakukan untuk menggali lebih dalam tentang kendala yang dihadapi guru sains dalam melaksanakan asesmen kinerja (Wulan, 2008). Responden pada penelitian tersebut adalah 74 orang guru sains dari berbagai sekolah di Jawa Barat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ditemukan (0 %) guru sains yang benar-benar memahami asesmen kinerja. Hanya sebagian (55,41%) guru sains yang pernah melaksanakan asesmen kinerja sekurang-kurangnya satu kali. Pada umumnya mereka menggunakan asesmen kinerja hanya pada B-287

Ana Ratna Wulan/ Kemampuan Calon Guru ujian akhir praktikum untuk menentukan kelulusan. Beberapa guru sains yang pernah melakukan asesmen kinerja untuk praktikum sehari-hari mengaku hanya mampu menilai siswa secara kelompok, itupun secara bergantian. Dalam satu kegiatan praktikum, mereka hanya mampu menilai dua atau tiga kelompok saja. Sebagian (54%) dari guru sains yang diteliti bahkan belum paham tentang cara melaksanakan asesmen kinerja. Dua komponen penting utama dalam asesmen kinerja adalah task (tugas-tugas) dan rubrik. Pada umumnya para guru dan calon guru masih kesulitan dalam membuat rubrik. Hasil penelitian Morgan (2004) menunjukkan bahwa lebih dari guru inservice (70 %) tidak menggunakan rubrik dalam asesmen mereka. Pembekalan kemampuan membuat rubrik dalam asesmen kinerja menjadi aspek penting yang perlu dibekalkan kepada calon guru. Berdasarkan terikat tidaknya pada content, rubrik dibedakan atas rubruk holistik dan rubrik analitis. Rubrik holistik adalah rubrik yang tidak terikat pada content bidang studi tertentu. Rubrik tersebut memuat kriteria yang lebih umum. Sementara itu rubrik analitis adalah rubrik yang terikat pada content bidang studi tertentu sehingga pemakaiannya sangat spesifik hanya untuk bidang studi atau materi tertentu (Zainul, 2001). Berdasarkan pada latar belakang penelitian ini, dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah kemampuan calon guru dalam menyusun rubrik analitis pada asesmen kinerja pembelajaran? METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di LPTK yang berakreditasi sangat baik di Indonesia. Subyek penelitian adalah 90 orang mahasiswa tingkat ketiga tahun ajaran 2006/2007. pengambilan data dilakukan melalui studi dokumen terhadap rencana pelajaran calon guru yang dibuat pada matakuliah perencanaan pembelajaran, angket, dan wawancara. Analisis data dilakukan melalui analisis kualitatif dan dengan menggunakan statistik deskriptif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para calon guru yang mengaku menggunakan asesmen kinerja pada rencana pelajaran mereka tidak semuanya menggunakan task dan rubrik. Sebagian besar task yang dibuat oleh mahasiswa menunjukkan karakteristik yang hampir mirip yaitu: 1) tidak detail; 2) sebagian tugas tidak jelas; 3) tidak ada batasan waktu pengerjaan tugas; 4) kriteria performance yang diharapkan tidak dicantumkan. Format penilaian yang digunakan mahasiswa pada umumnya adalah rating scale (94,44%). Kriteria pemberian skor yang dibuat juga pada umumnya tidak jelas. Pada umumnya mahasiswa hanya menilai sikap dan keterampilan performance yang bersifat umum, bukan sikap ilmiah atau keterampilan kerja ilmiah. Tidak ada kemampuan kerja ilmiah yang dinilai. Format penilaian yang dibuat sangat bersifat umum, tidak menunjukkan ciri khas atau karakteristik sains, serta tidak ada konsep biologi yang diintegrasikan. Format penilaian tersebut dapat dipakai oleh mata pelajaran non-sains. Secara keseluruhan ditemukan bahwa sebagian besar (94,44%) mahasiswa masih memiliki kemampuan yang kurang memadai dalam membuat rubrik. Hanya seorang mahasiswa yang dapat menyusun rubrik dengan baik. Mahasiswa tersebut dapat membuat rubrik analitis untuk penilaian inquiry. Hasil analisis menunjukkan bahwa masih banyak calon guru yang yang tidak membuat task, tidak membuat rubrik, atau tidak membuat kedua-duanya pada penilaian kinerja yang direncanakan. Terdapat pula mahasiswa yang hanya membuat format penilaian saja. Sebagian besar mahasiswa juga ditemukan tidak menilai kemampuan inquiry pada siswa. Analisis terhadap rencana pelajaran menemukan bahwa sebagian besar mahasiswa (94,44%) tidak menggunakan content (baik konsep, maupun proses) biologi dalam rubrik mereka. Rubrik yang dibuat mahasiswa tersebut menunjukkan bahwa aspek yang dinilai tidak spesifik untuk content biologi, bahkan tidak spesifik untuk sains secara umum sekalipun. Berdasarkan hasil analisis terhadap seluruh rencana pelajaran calon guru yang menggunakan pendekatan dan aktivitas kerja ilmiah diperoleh informasi bahwa hanya sebagian kecil saja dari calon guru tersebut yang menggunakan asesmen kinerja (performance assessment) dalam rencana pelajaran mereka. B-288

12,50% pa non pa 87,50% Keterangan: pa = performance assessment Gambar 1 persentase penggunaan asesmen kinerja pada pembelajaran berbasis kerja ilmiah Hasil angket menunjukkan bahwa para calon guru biologi masih memiliki kesulitan dalam menyusun rubric. Kesulitan yang dihadapi calon guru dalam menyusun rubrik menurut hasil angket adalah menentukan kriteria untuk rubrik analitik (62 %), menyusun penskoran (11%), serta menyusun task yang dapat dipahami mahasiswa (27%). Para calon guru biologi teridentifikasi menghadapi kesulitan dalam menyusun rubrik analitis. Sebagian besar calon guru biologi (87%) menyatakan bahwa menyusun rubrik analitik lebih sulit bila dibandingkan dengan menyusun rubrik holistik. Kesulitan calon guru dalam menyusun rubrik analitik berkaitan dengan: 1) memadukan materi spesifik biologi dengan kemampuan kerja ilmiah yang dinilai (73%) serta menentukan kriteria dan indikator berdasarkan level kemampuan siswa (27%). Bila dikaitkan dengan hasil analisis task dan rubrik calon guru, data ini memperkuat kesimpulan tentang masih rendahnya kemampuan calon guru dalam menggunakan content spesifik untuk menyusun kriteria. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Morgan sebelumnya (2004). Manakah yang lebih sulit disusun antara rubrik holistik dengan rubrik analisis? rubrik analisis rubrik holistik Kesulitan menyusun rubrik analitis 20 40 60 80 100 Menggunakan content materi biologi Menyesuaikan kriteria dengan kemampuan siswa p.a = performance assessment/ asesmen kinerja Gambar 2. Kesulitan calon guru dalam menyusun rubrik analisis Hasil penelitian ini menunjukkan tentang masih rendahnya kemampuan calon guru dalam menyusun rubrik asesmen kinerja analitis. Padahal dalam pembelajaran sains dan biologi rubrik analitis sangat diperlukan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam melakukan proses biologi dan menguasai produk-produk sains/biologi (konsep, proses, teori, dll). Menurut NSTA (1998) untuk meningkatkan kemampuan calon guru dalam menguasai asesmen kinerja yang otentik diperlukan pemodelan yang baik tentang asesmen otentik di LPTK. Dengan demikian para calon guru tersebut perlu mendapat pengalaman langsung dinilai dengan menggunakan rubrik analitis. Hasil penilaian tersebut perlu dikomunikasikan sehingga bermakna bagi peningkatan kinerja calon guru.hasil penelitian dari Prudente dan Aguja (2003) menunjukkan bahwa strategi B-289

Ana Ratna Wulan/ Kemampuan Calon Guru asesmen yang dikembangkan di LPTK menjadi model bagi para calon guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengajar dan melaksanakan strategi asesmen. Para calon guru perlu mendaptkan banyak latihan dalam menyusun rubrik analitis. Untuk memudahkan pemahaman calon guru, latihan penyusunan rubrik dapat diawali dengan latihan penyusunan rubrik holistik terlebih dahulu yang selanjutnya diteruskan pada penyusunan rubrik analitis. Latihan juga perlu dilakukan untuk membekali calon guru dengan kemampuan menurunkan abstraksi berpikir sesuai dengan taraf kemampuan target peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para calon guru masih kesulitan dalam menyesuaikan level kinerja yang dituntut pada rubrik dengan kemampuan peserta didik. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Para calon guru masih kesulitan dalam menggunakan content biologi pada rubrik mereka, baik konten materi pelajaran maupun konten kemampuan kerja ilmiah yang spesifik untuk pembelajaran konsep-konsep biologi. Pembekalan kemampuan menyusun rubrik analitis perlu ditingkatkan pada matakuliah yang relevan (matakuliah evaluasi pembelajaran). Latihan-latihan perlu ditingkatkan untuk menyusun rubrik analitis dalam menilai kemampuan kerja ilmiah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesulitan yang dihadapi guru dalam menyusun rubrik analitis adalah kesulitan dalam menggunakan content biologi dalam rubrik. Hal ini menunjukkan bahwa para calon guru perlu mendapat latihan yang cukup dalam menyusun rubrik penilaian yang spesifik untuk materi-materi biologi. DAFTAR PUSTAKA Banta. (1996). Assessment in Practice. San Francisco: Jossey Bass Publisher. Gabel, D.L. (1993). Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York: Maccmillan Company. Http://www.usoe.k12.ut.us/curr/science/Perform/PAST5.htm. Performance Assessment for Science Teachers : Performance Test and Task. [Online]. Tersedia: [10 Juli 2006] Iskandar, T. (2000). Penerapan Penilaian Kinerja dalam Kegiatan Laboratorium pada Konsep Reproduksi Tumbuhan Biji di Madrasah Aliyah. Tesis Magister pada PPS UPI: tidak diterbitkan. Marzano, R.J., Pickering, D, Mctighe, J. (1994). Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervison and Curriculum Development. Morgan, B.M. (2004). Research-Based Instructional Strategies: Preservice Teacher s Observations of Inservice teacher s use. National Forum Journal, July, 2/2004. Mokhtari, K. Yellin, D. Bull, K. Montgomery, D. (1996). Portfolio Assessment in Teacher Education: Impact on Preservice Teachers Knowledge and Attitudes. Journal of Teacher Education, Vol 47, (4). NRC (National Research Council). (1996). National Science Education Standards. Washington: National Academy Press. NRC (National Research Council). (2000). Inquiry and The National Science Education Standards: A Guide for Teaching and Learning. Washington : National Academy Press B-290

NSTA (National Science Teacher Association) & AETS. (1998). Standards for Science Teacher Preparation. Prudente, M. S. & Aguja, E.S. (2003) Science Teaching and Learning Process in Preservice Teacher Education: The De Salle University-Manila Experience. Electronic Journal of Science Education, Vol 1, September. [Online]. Tersedia: http://unr.edu/homepage. [17 Oktober 2005] Ramdi, H. (1999). Penggunaan Asesmen Portofolio untuk Mengembangkan Konsep Diri Siswa SMU terhadap Matematika. Tesis Magister pada PPS UPI: tidak diterbitkan. Winahyu, S.E. (1997). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment) untuk Menilai Kemampuan Siswa dalam Merancang dan Membuat Hasil Karya berdasarkan Konsep Udara pada Pembelajaran Siswa SD. Tesis Magister pada PPS UPI: tidak diterbitkan. Wulan, A.R. (2003). Permasalahan yang Dihadapi dalam Pemberdayaan Praktikum Biologi di SMU dan Upaya Penanggulangannya. Tesis Magister pada PPS UPI: tidak diterbitkan. Wulan, A.R. (2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assessment kepada Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inkuiri. Disertasi Doktor pada PPS UPI: tidak diterbitkan. Wulan, A.R. (2008). Permasalahan yang Dihadapi oleh Para Guru Sains dalam Melaksanakan Asesmen Kinerja Di SMP. Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan. Zainul, A. (2001). Alternative assessment. Jakarta: Dirjen Dikti. B-291