PENINGKATAN KETERAMPILAN NADZIR, PPAIW KUA, DAN PENYELENGGARA SYARIAH MELALUI PELATIHAN MANAJEMEN ASET WAKAF BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MANAJEMEN ASET WAKAF. Amiq Fahmi 1*, Edi Sugiarto 2. Jl. Nakula I No Semarang 50131

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

PEMENUHAN SYARAT DAN KEABSAHAN BADAN PENYELENGGARA DAN LAHAN DALAM PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BENTUK PTS SERTA PENAMBAHAN PS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGELOLAAN DAN MONITORING PERSEBARAN ASET WAKAF

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGGANTIAN NAZHIR HARTA BENDA WAKAF TIDAK BERGERAK BERUPA TANAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI PENDAFTARAN WAKAF UANG

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN WAKAF INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA TERHADAP PERWAKAFAN. A. Kewenangan Pengadilan Agama dalam hal sengketa wakaf.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRODUK TERAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidak mampuan. sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS E-WAKAF SEBAGAI TOOL PENGELOLAAN ASET WAKAF PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG

BAB II KONSEP WAKAF DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DAN KONSEP TANAH FASUM (FASUM) DALAM HUKUM PERTANAHAN DI INDONESIA

ANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI

BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

Tanab Wakaf. \ ~eri\lnterian Agama RI Direktorat jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf. Tahun zou

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS

III. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah

2 UUPA harus memberikan tercapainya fungsi bumi, air, dan ruang angkasa yang sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara serta memenuhi keperluannya m

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB III PRAKTIK WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV PERAN KUA DALAM MELEGALISASI TANAH WAKAF. A. Kepala KUA selaku Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW)

BAB 1 PENDAHULUAN. Muhammad dan Idrus Al-Kaff, (Jakarta: Lentera, 2007), hal. 635.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 22/IT3/HM/2015 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

2016, No Tanah, perlu disesuaikan dengan perkembangan hukum, teknologi dan kebutuhan masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

TINJAUAN PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WAKAF SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 1 TAHUN 1978 PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 1977 TENTANG PERWAKAFAN TANAH MILIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB III PERANAN PPAIW DALAM MENCEGAH TERJADINYA SENGKETA TANAH WAKAF DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG. A. Selayang Pandang Kecamatan Pedurungan

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS E-WAKAF SEBAGAI MODEL PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERDAYAAN WAKAF PRODUKTIF ABSTRAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 TERHADAP PENERAPAN WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO

17. Qahaf, Mundzir, 2005, Manajemen Wakaf Produktif, Khalifa, Jakarta 18. Soekamto, Soerjono, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta.

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

STANDAR MUTU PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015

Bab I. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISA TERHADAP PERAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN WAKAF DI BADAN WAKAF HIDAYATULLAH KOTA PEKALONGAN

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 084 TAHUN 2014 TENTANG

PANDUAN. Hibah Pertukaran Mahasiswa PGSD melalui SPADA Indonesia. Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1977 TENTANG PERWAKAFAN TANAH MILIK (LNRI. No. 38, 1977; TLNRI No. 3107)

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

SKRIPSI PERANAN PPAIW DALAM MENCEGAH TERJADINYA SENGKETA TANAH WAKAF. (Study Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon )

Analisis Tingkat Keb Erlanjutan Lembaga Wakaf Dilihat D Ari Kepatuhan Pada Undang-Undang Nomor. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang berhubungan dengan sistem informasi Pelaporan Supra Desa Berbasis Mobile yang ada masih sedikit

MANAJEMEN WAKAF DI KOTA MALANG PASCA PENETAPAN BADAN WAKAF INDONESIA KOTA MALANG. Abdur Rozzaq ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi akan berjalan lancar apabila disertai dengan administrasi yang baik

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

BERITA NEGARA. No.419, 219 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Jaminan Fidusia. Pendaftaran. Elektronik. Tata Cara.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1977 TENTANG PERWAKAFAN TANAH MILIK. Presiden Republik Indonesia,

BAB V PENUTUP. dan pelaksanaan wakaf tunai di Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa. Jakarta diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

BAB IV PENUTUP. Pertanahan Nasional setempat dengan membawa berkas-berkas, Akta Ikrar Wakaf,

BAB III STANDAR NASIONAL PENELITIAN. Bagian Kesatu. Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian. Pasal 42

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

PERAN NAZHIR WAKAF DALAM PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

KEBIJAKAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI

WAKAF HAK GUNA BANGUNAN DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN Oleh: Fashihuddin Arafat, S.HI., SH., M.Kn

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN PERWAKAFAN TANAH HAK MILIK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh HM. Cholil Nafis, Ph.D, Wakil Sekretaris Badan Wakaf Indonesia

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN NADZIR, PPAIW KUA, DAN PENYELENGGARA SYARIAH MELALUI PELATIHAN MANAJEMEN ASET WAKAF BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Amiq Fahmi 1, Edi Sugiarto 2 1 Program studi Manajemen Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro 2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang 50131 E-mail: amiq.fahmi@dsn.dinus.ac.id Abstrak Kekayaan aset wakaf berupa tanah di Indonesia yang tersebar di 33 provinsi terbilang besar. Data dari Direktorat Pemberdayaan Wakaf Kementerian Agama RI tahun 2016, jumlah data tanah wakaf di Indonesia sebanyak 435.768 lokasi dengan luas total mencapai 4.359.443.170,00 m2, yang sudah bersertifikat wakaf sebanyak 287.160 (65,9%) dan belum bersertifikat wakaf sebanyak 148.447 (34,1%). Aset wakaf yang besar ini jika tidak dikelola dengan baik pasti akan banyak menimbulkan permasalahan-permasalahan seperti hilangnya sejumlah aset wakaf yang pada akhirnya wakaf tidak sesuai dengan fungsi dan tujuannya dan tidak dapat digunakan untuk kepentingan umat. Tujuan pelatihan manajemen aset wakaf berbasis teknologi informasi bagi Nadzir, Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) Kantor Urusan Agama (KUA) dan Penyelenggara Syariah Kantor Kementerian Agama Kantor Kota Semarang ingin memperbaiki manajemen aset wakaf dalam jangka panjang melalui penggunaan teknologi informasi. Metode pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan tahapantahapan persiapan, forum grup diskusi, penggunaan aplikasi E-Wakaf dan evaluasi pelatihan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan memberikan dampak peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi peserta, yaitu Nadzir, PPAIW KUA dan Penyelenggara Syariah. Peserta memiliki pengetahuan tentang pengelolaan aset wakaf dengan baik dan benar, ketrampilan penggunaan komputer, pengelolaan data dan informasi secara efisien sehingga timbul kesadaran memanfaatkan teknologi informasi dalam pengelolaan aset wakaf secara transparan dan akuntabel. Kata Kunci : Manajemen Aset Wakaf, Nadzir, Pelatihan E-Wakaf, Penyelenggara Syariah, PPAIW KUA. 1. PENDAHULUAN Aset wakaf merupakan aset umat yang harus diselamatkan, dikelola dengan baik, serta dikembangkan untuk kepentingan dan kesejahteraan umat. Berdasarkan data dari Direktorat Pemberdayaan Wakaf Kementerian Agama RI tertanggal Maret 2016 yang dirilis dalam situs Badan Wakaf Indonesia (http://bwi.or.id), data tanah wakaf seluruh Indonesia sebanyak 435.768 lokasi, dengan luas total mencapai 4.359.443.170,00 m2. Aset wakaf yang sudah bersertifikat wakaf sebanyak 287.160 (65,9%) dan yang belum bersertifikat wakaf sebanyak 148.447 (34,1%). Aset wakaf yang besar ini jika tidak dikelola dengan baik pasti akan banyak menimbulkan permasalahan-permasalahan yang pada akhirnya tanah wakaf tidak dapat digunakan untuk kepentingan umat dan tidak sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Diterbitkanya Undang-undang No 41 tahun 2004 tentang wakaf serta Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No. 41, sebenarnya telah memberikan harapan dalam upaya penyelamatan, pengelolaan, dan pemberdayaan serta pengembangan wakaf untuk kesejahteraan masyarakat secara umum. Harta wakaf harus didaftarkan maksimal tujuh hari setelah ikrar ditandatangani dan bagi harta wakaf yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan sebelum berlakunya undang-undang ini, seperti dalam PP No. 28/1997, Inpres No. 1/1991, dan lain sebagainya dianggap sah dan harus didaftarkan paling lambat lima tahun setelah diundangkanya UU No. 41/2004. Meskipun dalam rangka pengamanan aset wakaf perangkat peraturan undang-undang telah mencukupi dan menjanjikan, namun demikian, masalah pengelolaan aset wakaf di Indonesia merupakan persoalan klasik dan pelik (Muhibbin, 2011) yang sampai saat ini belum tuntas. Pasang surut tanah wakaf ditengah kemelut agraria seperti konflik rebutan tanah masjid (Abdullah ubaid, 277

2012) dan skandal penyalahgunaan tanah atau bondo wakaf Masjid Agung Semarang, kurang lebih 119.1270 ha yang tidak jelas keberadaanya (Ismawati, 2007) serta kendala-kendala lain yang dihadapi seputar perwakafan tanah (Devi Kurnia Sari, 2006) sepeti kasus-kasus hilangnya sejumlah aset wakaf di berbagai daerah di hampir seluruh Indonesia, membuktikan bahwa di sana masih banyak masalah yang harus segera dipecahkan. Nadzir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Harta benda wakaf adalah aset yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh wakif. Pengelolaan dan pengembangan (Kemenag RI, 2010) harta wakaf adalah proses memproduktifkan harta benda wakaf baik dilakukan oleh Nadzir sendiri atau bekerja sama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan wakaf (Rini Dian Haerani, 2015). Dan Kepala KUA sebagai Pejabat Pembuat Ikrar Wakaf (PPAIW) harus memenuhi kehendak wakif (orang yang mewakafkan harta benda miliknya) baik diucapkan secara lisan dan/atau tulisan kepada nadzir dengan tugas pokok Meneliti syarat-syarat wakaf, mengesahkan nadzir dan saksi ikrar wakaf, membuat Akta Ikrar Wakaf, menyampaikan salinan Akta Ikrar Wakaf, menyelenggarakan Daftar Akta Ikrar Wakaf menurut bentuk W.4, dan mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf kepada Kepala BPN sampai dengan sertifikat wakaf didapatkan. Perguruan Tinggi (PT) adalah salah satu lembaga yang diharapkan berperan aktif dalam knowledge transfer ke masyarakat dalam bentuk diseminasi hasil penelitian yang telah dilakukan. Diseminasi kegiatan ditujukan kepada kelompok target/individu agar memperoleh informasi, kemudian timbul kesadaran, serta menerima, dan pada akhirnya memanfaatkan informasi tersebut sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi telah direncanakan, diarahkan, dan dikelola dengan baik agar efektif dan efisien (Amiq Fahmi, 2015). Ada beberapa permasalahan dan kendala-kendala yang dihadapi oleh Nadzir, PPAIW KUA dan Penyelenggaraan Syariah pada Kementerian Agama Kantor Kota Semarang pada saat ini dalam mengelola aset wakaf, yang secara khusus dapat dirinci sebagai berikut: a) Belum optimalnya nadzir sebagai pihak yang mengelola dan menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Disamping itu Banyak harta wakaf yang dikelola oleh nadzir belum didaftarkan, jika keadaan ini dibiarkan dan tidak ditangani, maka akan menjadi masalah dimasa yang akan datang. b) KUA dan Penyelenggara Syariah Kementerian Agama Kantor Kota Semarang belum mempunyai sistem yang memadai, dan berbasiskan teknologi informasi yang dapat digunakan untuk mengelola aset wakaf, khususnya aset wakaf yang tidak bergerak, sehingga pengelolaan/manajemen aset wakaf sampai saat ini belum terorganisir, terintegrasi dan belum mampu mengontrol dan menjangkau aset wakaf sampai ke titik objek wakaf yang dikelola oleh nadzir. c) Masalah-masalah utama yang berkaitan dengan manajemen aset wakaf seperti: pencatatan, pendaftaran, pembuatan AIW, pengelola/nadzir (perorangan/ditunjuk, organisai, dan badan hukum), dan dokumentasi daftar akta ikrar wakaf, sampai dengan mengajukan permohonan pendaftaran Tanah Wakaf kepada Kepala BPN, sehingga masih adanya kemungkinan terulangnya kasus-kasus seperti hilangnya sejumlah aset wakaf, masalah di BPN, rebutan dan sengketa tanah wakaf, penyalahgunaan tanah wakaf dan kendala-kendala lain yang dihadapi seputar perwakafan karena belum bersertifikat atau tidak jelasnya status tanah wakaf. d) Penyelenggara Syariah yang mempunyai tupoksi melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang wakaf masih menggunakan paradigma lama cenderung konvensional dan belum menggunakan layanan-layanan aplikasi berbasis teknologi informasi terintegrasi sebagai pelayanan kepada masyarakat. Pelatihan manajemen aset wakaf bagi Nadzir, PPAIW KUA dan Penyelenggara Syariah dilakukan dalam kerangka memperbaiki manajemen aset wakaf dalam jangka panjang yang diharapkan mampu memberikan keuntungan dan keunggulan bagi KUA dan Penyelenggara Syariah dalam mengelola dan mengendalikan aset wakaf dalam sebuah rangkaian sistem yang terpadu untuk menghasilkan informasi baik berupa laporan, dokumen, grafik, gambar peta dan keluaran lainnya yang relevan dalam kerangka pemecahan masalah dan untuk meminimalisir hilang atau menguap nya sejumlah aset wakaf. 278

Dari kegiatan pelatihan manajemen aset wakaf berbasis teknologi informasi diharapkan sistem aplikasi E-Wakaf dapat dijadikan sebagai sistem inovasi daerah (SIDa) yang digunakan untuk mengelola aset wakaf secara transparan dan akuntabel sehingga membantu mencipatkan ketentraman, dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat dan terhindar dari masalah-masalah sosial seperti hilang atau menguap -nya sejumlah aset wakaf. 2. METODE PELAKSANAAN Kegiatan pelatihan manajemen aset wakaf berbasis teknologi informasi merupakan serangkaian kegiatan pengabdian ipteks bagi masyarakat berdasarkan permasalahan atau kendala yang dialamai oleh Nadzir, PPAIW KUA, dan Penyelenggara Syariah Kementerian Agama Kantor Kota Semarang. Kegiatan ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan. 2. Mengadakan forum grup diskusi dengan PPAIW KUA dan Penyelenggara Syariah. 3. Mengadakan pelatihan manajemen aset wakaf berbasis teknologi informasi menggunakan sistem aplikasi E-Wakaf. 4. Evaluasi. 5. Penyusunan Laporan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pelaksanaan Kegiatan 3.1.1. Persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan melakukan kesepahaman dengan mitra yakni Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Semarang dan Penyelenggara Syariah Kementrian Agama Kantor Kota semarang. Setelah terjadi kesepakatan kemudian dilakukan perencanaan dan diskusi yang berkaitan langsung dengan masalah pengelolaan wakaf di Kota Semarang. 3.1.2. Mengadakan Forum Grup Diskusi dengan PPAIW KUA dan Penyelenggara Syariah. Guna mendapatkan masukan dari pihak yang terlibat dalam pengelolaan aset wakaf maka diadakan forum grup diskusi yang diikuti oleh tim pelaksana, PPAIW KUA, dan Penyelenggara Syariah Kementrian Agama Kantor Kota Semarang. Diskusi dilakukan pada laboratorium, ruang rapat dengan melibatkan perwakilan PPAIW KUA yakni dari KUA Kecamatan Pedurungan, KUA Kecamatan Tembalang, KUA Kecamatan Genuk dan KUA Kecamatan Semarang Tengah. Pada kegiatan ini dilakukan diskusi untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana pengelolaan wakaf pada KUA kecamatan, informasi apa saja yang diperlukan, dokumen-dokumen apa saja yang tercetak dan tersimpan, laporan apa yang perlu disajikan untuk masyarakat umum dan pemangku kepentingan. Hasil dari pertemuan ini digunakan untuk mempersiapkan materi pelatihan dan sistem aplikasi yang akan digunakan dalam pelatihan. Sistem aplikasi E-Wakaf merupakan perangkat lunak yang telah dikembangkan sebagai hasil produk dari penelitian yang telah didanai oleh Kemristekdikti (Amiq Fahmi, 2015). Aplikasi WebGis E-Wakaf dapat diakses melalui website di http://www.e-wakaf.info. 3.1.3. Pelatihan Manajemen Aset Wakaf berbasis Teknologi Informasi E-Wakaf Pelatihan dilakukan dengan melibatkan 50 peserta yang terdiri dari 16 orang dari PPAIW KUA, 32 orang perwakilan Nadzir, dan 3 orang dari Penyelenggara Syariah Kementrian Agama Kantor Kota Semarang. Pelatihan dilakukan pada ruang laboratorium dan materi pelatihan dapat dirinci sebagai berikut: 1. Evaluasi Tahapan Proses Pengelolaan Wakaf Kegiatan pada tahap ini digunakan untuk mengevaluasi tahapan proses pengelolaan wakaf yang sedang digunakan, untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapai oleh Nadzir, PPAIW KUA, dan Penyelenggara Syariah pada Kementerian Agama Kantor Kota Semarang, baik dari sisi pengetahuan pengelolaan wakaf, kemampuan dan keterampilan komputer dan pengelolaan informasi. 279

2. Pengkayaan materi dalam mengelola aset wakaf dan peningkatan ketrampilan komputer dan pengelolaan informasi. Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pengelolaan aset wakaf, baik pengelolaan aset wakaf secara manual maupun menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak perkantoran. 3. Penggunaan Sistem Aplikasi E-Wakaf Tahap ini dilakukan setelah dasar ketrampilan komputer dan pengelolaan informasi diberikan kepada Nadzir, PPAIW KUA, dan Penyelenggara Syaria ah. Pelatihan menggunakan aplikasi E-Wakaf dimulai dari menyiapkan kebutuhan aplikasi, menjalankan aplikasi, penyiapan data-data aset wakaf, entry data dan proses penggalian dan penyampaian laporanlaporan serta kontrol kendali objek wakaf menggunakan data spasial dan atribut Geographical Information System (GIS). Ketrampilan pada tahap ini meliputi: a. Entry data wakaf termasuk ubah dan hapus aset wakaf. b. Entry data nadzir dan saksi c. Entry koordinat lokasi aset wakaf melalui marker pada peta (google maps) d. Monitoring objek wakaf melalui peta digital e. Mencetak laporan mulai dari formulir ikrar wakaf w1 hingga formulir w7. f. Membuat laporan rekapitulasi penggunaan dan perkembangan aset wakaf. Dalam pelatihan ini penyampaian materi dilakukan dengan beberapa cara seperti metode ceramah, yaitu dengan memberikan pemaparan secara langsung kepada peserta seperti tampak pada gambar 1. Metode Praktikum dilakukan dengan penggunaan langsung sistem aplikasi manajemen aset wakaf (E-Wakaf) di laboratorium komputer siap pakai. Di laboratorium komputer peserta dapat berinteraksi dengan aplikasi secara realtime menggunakan sambungan internet seperti memarker lokasi aset wakaf dan mencetak keluaran berupa laporan dan keluaran lainya. Metode Diskusi dan tanya jawab dilakukan pada akhir pelatihan, dimana tim pelaksana memberikan waktu untuk tanya jawab mengenai materi yang telah dipaparkan. Dikusi dan tanya jawab digunakan sebagai umpan balik hasil dari pelatihan. 3.1.4. Evaluasi Gambar 1. Pelatihan Manajemen Aset Wakaf Untuk melakukan evaluasi terhadap keberhasilan pelatihan manajemen aset wakaf berbasis teknologi informasi ini didasarkan pada beberapa aspek yaitu: 1. Kehadiran Peserta 2. Keaktifan peserta dalam kegiatan pelatihan 280

3. Akseptabilitas 4. Kemampuan dan keterampilan penggunaan alat dan pengelolaan informasi 5. Kuis dan umpan balik. 3.1.5. Penyusunan laporan Penyusunan laporan dilakukan terhadap seluruh kegiatan dimulai dari tahap persiapan, forum grup diskusi, pelaksanaan pengabdian hingga evaluasi. 3.2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Dari serangkaian kegiatan pelatihan memberikan dampak peningkatan kemampuan ketrampilan yang signifikan bagi Nadzir, PPAIW KUA dan Penyelenggara Syariah. Peserta mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan aset wakaf dengan baik dan benar, mempunyai ketrampilan penggunaan komputer, dan mampu melakukan pengelolaan data dan informasi dengan efisien sehingga menambah wawasan mengenai pentingnya perangkat teknologi informasi dalam pengelolaan aset wakaf. Peserta juga mendapatkan pengetahuan bagaimana cara mengontrol dan mengendalikan aset wakaf melalui Web-GIS E-Wakaf. Hasil lain dari pelatihan ini adalah: 1. KUA dan Penyelenggara Syariah Kementerian Agama Kantor Kota Semarang memiliki sebuah sistem informasi berbasis Web-Gis yang dapat digunakan untuk mengelola aset wakaf, khususnya aset wakaf yang tidak bergerak. Dengan adanya sistem yang memadai, manajemen aset wakaf menjadi teratur, terorganisir dan up to date. Masalah-masalah utama yang berkaitan dengan pencatatan, pendaftaran, pembuatan AIW, pengelolaan nadzir (perorangan/ ditunjuk, organisai, dan badan hukum), dokumentasi serta pendaftaran sertifikat tanah wakaf ke BPN dapat diselesaikan. 2. Nadzir, PPAIW KUA dan Penyelenggaraan Syariah memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan teknologi informasi, sehingga timbul kesepakatan untuk melaksanakan inovasi dalam pengelolaan aset wakaf berbasis teknologi informasi dalam jangka panjang secara transparan dan akuntabel untuk membantu menciptakan ketentraman, dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat. 3. Dengan adanya sistem E-Wakaf ini Penyelenggara Syariah Kementerian Agama Kantor Kota Semarang dapat memantau secara real time penggunaan dan perkembangan aset wakaf Kota Semarang. 4. KESIMPULAN Dari serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kegiatan pelatihan manajemen aset wakaf berbasis teknologi informasi ini memberikan dampak dan manfaat yang besar bagi para peserta yang terdiri dari para Nadzir (pengelola aset wakaf), Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) Kantor Urusan Agama (KUA) dan Penyelenggara Syariah Kementerian Agama Kantor Kota Semarang. Hasil pelatihan memberikan dampak seperti, pengetahuan tentang pengelolaan aset wakaf dengan baik dan benar, peningkatan kemampuan ketrampilan penggunaan komputer, dan kemaampuan melakukan pengelolaan data dan informasi dengan efisien sehingga menambah wawasan mengenai pentingnya perangkat teknologi informasi dalam pengelolaan aset wakaf. Peserta juga mendapatkan pengetahuan bagaimana cara mengontrol dan mengendalikan aset wakaf melalui Web-GIS E- Wakaf. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini diharapkan Nadzir, PPAIW KUA dan Penyelenggara Syariah timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan sistem aplikasi E-Wakaf dalam pengelolaan aset wakaf dalam jangka panjang secara transparan dan akuntabel untuk membantu mencipatkan ketentraman, dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat dan untuk meminimalisir masalah-masalah sosial seperti penyalahgunaan, dan hilang nya sejumlah aset wakaf. UCAPAN TERIMA KASIH Amiq Fahmi dan Edi Sugiarto adalah dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang, yang pada saat ini sedang melaksanakan program pengabdian masyarakat 281

IbM Pelatihan Manajemen Aset Wakaf Berbasis Teknologi Informasi Bagi Nadzir, PPAIW KUA dan Penyelenggara Syariah. Ucapan terimakasih disampaikan kepada 1). Kantor Urusan Agama dan Penyelenggara Syariah pada Kementerian Agama Kantor Kota Semarang yang telah bersedia menjadi mitra dalam kegiatan ini, 2). Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, yang telah memberikan dukungan keuangan melalui Program Ipteks Bagi Masyarakat Tahun Anggaran 2016 yang dituangkan dalam surat perjanjian penugasan dalam rangka pelaksanaan program pengabdian masyarakat batch 1 pada LP2M Universitas Dian Nuswantoro Nomor: 023/A.35-02/UDN.09/V/2016. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Ubaid, 2012, Pasang Surut Tanah Wakaf di Tengah Kemelut Agraria, Tashwirul Afkar Edisi No. 31 Fahmi, Amiq, dan Edi Sugiarto. "Aplikasi Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset Wakaf." Prosiding SNATIF (2015): 357-364. Amiq Fahmi dan Edi Sugiarto, 2016, IbM Pelatihan Manajemen Aset Wakaf Berbasis Teknologi Informasi Bagi Nadzir, PPAIW KUA dan Penyelenggara Syariah, Ipteks Bagi Masyarakat, KemenristekDikti. Badan Wakaf Indonesia, 2010, Peraturan Badan Wakaf Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Dan Pengembangan Harta Benda Wakaf, Badan Wakaf Indonesia. Departemen Agama Republik Indonesia, 2004, Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, Departemen Agama Republik Indonesia Devi Kurnia Sari, 2006, Tinjauan Perwakafan Tanah Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kabupaten Semarang, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia. Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004, Pola Pembinaan Lembaga Pengelolaan Wakaf (Nadzir). Ismawati, 2007. Penyelesaian Sengketa Tanah Wakaf Studi Terhadap Tanah Wakaf Banda Masjid Agung Semarang, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Kementerian Agama RI, 2010. Wakaf for Beginner, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Wakaf. Rini Dian Haerani, 2015. Model Pengelolaan Wakaf produktif Dompet Dhuafa. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Muhibbin Noor, 2011, Paradigma Baru Pengelolaan Dan Pemberdayaan Wakaf Produktif Di Indonesia, http://muhibbin-noor.walisongo.ac.id/?op=informasi&sub=2&mode=detail&id =170&page=1 diakses pada tanggal 10/08/2016 http://bwi.or.id/index.php/in/tentang-wakaf/data-wakaf/data-wakaf-tanah.html diakses pada tanggal 10/08/2016 282