KATA PENGANTAR. Serang, 29 Januari 2015 Kepala, Ir. Agoes Soebeno, M.Si. NIP

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Serang, 20 Januari 2015 Kepala, Ir. Agoes Soebeno, M.Si. NIP

BPS PROVINSI BANTEN.

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


BPS PROVINSI BANTEN.

BPS KABUPATEN TANGERANG

KATA PENGANTAR. Rangkasbitung, 17 Juli 2017 Kepala, Bambang Suyatno,SH, MM NIP

BPS KABUPATEN PANDEGLANG

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

Serang, 20 Januari 2017 Kepala, Ir. Dadang Ahdiat NIP

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Raya Pendidikan

BAGIAN ANGGARAN 022 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110

KATA PENGANTAR. Setu, 26 Juli 2016 Kepala, ( Faizin, S.Si, ME ) NIP Kata Pengantar

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

BPS KOTA TANGERANG SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gajah Mada No.

KATA PENGANTAR. Tangerang Selatan, 25 Januari 2017 Kepala, R. Achmad Widijanto, S.Si, MM NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

KEJAKSAAN NEGERI DHARMASRAYA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP

PENGADILAN AGAMA BANGLI

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI DEMAK. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Jl. Sultan Trenggono No. 27 Demak

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BPS KOTA TOMOHON. Laporan Keuangan. Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

LAPORAN KEUANGAN (04)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

KATA PENGANTAR. Setu, 13 Juli 2015 Kepala BPS Kota Tangerang Selatan. ( Faizin, S.Si, ME ) NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN (04)

Laporan Keuangan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

PENGADILAN AGAMA PURWOREJO LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 UAPPA-W/ KORWIL DIPA 04 DKI JAKARTA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MASAMBA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl.Simpurusiang. Masamba - Sulawesi Selatan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

KATA PENGANTAR. Magetan, Juli Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 94,28 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp ,-.

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 April 2017 Kepala, Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain NIP

KATA PENGANTAR. Cilegon, 20 Januari 2016 Kepala, (Nandang Efendi, S.Si.) NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

Laporan Keuangan Kementerian PUPR BA 033 TA 2015 Audited KATA PENGANTAR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA AUDITED

dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

LAPORAN KEUANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN. (Audited) PPATK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN (01)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 UAPPA-W NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No. 14A

Negara Tahun Anggaran 2014, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna. Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

Transkripsi:

BPS PROVINSI BANTEN Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kav. H 1-2 Jl. Raya Syekh Nawawi Al Bantani, Telp/Fax (0254) 267027 / 267026 E-mail : bps3600@mailhost.bps.go.id

KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten dan BPS Kabupaten/Kota se-provinsi Banten adalah entitas akuntansi di bawah Badan Pusat Statistik yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten tingkat wilayah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel. Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna, khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten tingkat wilayah. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Serang, 29 Januari 2015 Kepala, Ir. Agoes Soebeno, M.Si. NIP 19590101 198302 1 001

DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar Daftar Isi Indeks CaLK Daftar Tabel Daftar Singkatan Daftar Lampiran Pernyataan Tanggung Jawab i ii iii v vi vii 1 Ringkasan Laporan Keuangan 2 I. Laporan Realisasi Anggaran 4 II. Neraca 5 III. Laporan Operasional 6 IV. Laporan Perubahan Ekuitas 7 V. Catatan atas Laporan Keuangan 8 A. Penjelasan Umum 8 B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 26 C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 39 D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 59 E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 65 F. Pengungkapan Penting Lainnya 68 VI. Lampiran dan Daftar 72 ii

INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN Halaman Catatan B.1 Pendapatan 28 Catatan B.2 Belanja 28 Catatan B.3 Belanja Pegawai 30 Catatan B.4 Belanja Barang 35 Catatan B.5 Belanja Modal 37 NERACA Catatan C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 39 Catatan C.2 Kas di Bendahara Penerimaan 40 Catatan C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas 40 Catatan C.4 Piutang PNBP 41 Catatan C.5 Bagian Lancar TP/TGR 41 Catatan C.6 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 41 Catatan C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek 42 Catatan C.8 Beban Dibayar di Muka 42 Catatan C.9 Pendapatan yang Masih Harus Diterima 43 Catatan C.10 Persediaan 43 Catatan C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 45 Catatan C.12 Tagihan Penjualan Angsuran 46 Catatan C.13 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang 46 Catatan C.14 Tanah 47 Catatan C.15 Peralatan dan Mesin 48 Catatan C.16 Gedung dan Bangunan 50 Catatan C.17 Jalan, Irigasi dan Jaringan 51 Catatan C.18 Aset Tetap Lainnya 52 Catatan C.19 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 52 Catatan C.20 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 53 Catatan C.21 Aset Tak Terwujud 53 Catatan C.22 Aset lain-lain 54 Catatan C.23 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 55 Catatan C.24 Uang Muka dari KPPN 55 Catatan C.25 Utang kepada Pihak Ketiga 53 iii

Catatan C.26 Pendapatan yang Ditangguhkan 56 Catatan C.27 Pendapatan Diterima di Muka 56 Catatan C.28 Beban yang Masih Harus Dibayar 57 Catatan C.29 Ekuitas 58 LAPORAN OPERASIONAL Catatan D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak 59 Catatan D.2 Beban Pegawai 59 Catatan D.3 Beban Persediaan 60 Catatan D.4 Beban Barang dan Jasa 60 Catatan D.5 Beban Pemeliharaan 61 Catatan D.6 Beban Perjalanan Dinas 61 Catatan D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat 62 Catatan D.8 Beban Bantuan Sosial 62 Catatan D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi 63 Catatan D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 63 Catatan D.12 Kegiatan Non Operasional 64 Catatan D.13 Pos Luar Biasa 64 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Catatan E.1 Ekuitas Awal 65 Catatan E.2 Surplus (Defisit) LO 65 Catatan E.3 Penyesuian Nilai Aset 65 Catatan E.4 Koreksi Nilai Persediaan 65 Catatan E.5 Koreksi Nilai Aset Tetap 66 Catatan E.6 Koreksi Atas Beban 66 Catatan E.7 Koreksi Atas Pendapatan 66 Catatan E.8 Koreksi Hibah Masuk/Keluar 67 Catatan E.7 Ekuitas Akhir 67 PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA Catatan F.1 Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca 68 Catatan F.2 Pengungkapan Lain-Lain 68 iv

DAFTAR TABEL Hal. Tabel 1 : Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2015 26 Tabel 2 : Revisi DIPA BPS se-provinsi Banten Tahun 2015 26 Tabel 3 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 29 Tabel 4 : Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2015 dan 2014 29 Tabel 5 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program TA 2015 30 Tabel 6 : Rincian Anggaran dan Real. Belanja Menurut Jenis Belanja 2015 30 Tabel 7 : Rincian Realisasi Belanja Menurut Satuan Kerja TA 2015 31 Tabel 8 : Rincian Anggaran dan Real. Belanja Berdasarkan Komponen 2015 32 Tabel 9 : Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan TA 2014 34 Tabel 10 : Perbandingan Belanja Pegawai TA 2015 dan TA 2014 35 Tabel 11 : Perbandingan Belanja Barang TA 2015 dan TA 2014 36 Tabel 12 : Rincian Realisasi Belanja Barang Menurut Satuan Kerja TA 2015 36 Tabel 13 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan TA 2014 37 Tabel 14 : Rincian Realisasi Belanja Barang Modal Menurut Satker TA 2015 37 Tabel 15 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran 39 Tabel 16 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan 40 Tabel 17 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas 40 Tabel 18 : Rincian Piutang PNBP 41 Tabel 19 : Rincian Bagian Lancar TP/TGR 41 Tabel 20 : Rincian Bagian Lancar TPA 42 Tabel 21 : Rincian Penyisihan Hutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Pendek 42 Tabel 22 : Rincian Belanja di Bayar di Muka 43 Tabel 23 : Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima TA 2015 dan 2014 43 Tabel 24 : Rincian Persediaan TA 2015 dan 2014 44 Tabel 25 : Rincian Tagihan TP/TGR TA 2015 dan 2014 45 Tabel 26 : Rincian Tagihan TPA TA 2015 dan 2014 46 Tabel 27 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang 47 Tabel 28 : Rincian Tanah 48 Tabel 29 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 53 Tabel 30 : Rincian Aset Tak Terwujud 54 Tabel 31 : Rincian Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 55 Tabel 32 : Rincian Saldo Uang Muka dari KPPN 56 Tabel 33 : Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga 56 Tabel 34 : Rincian Pendapatan Diterima di Muka 57 Tabel 35 : Rincian Beban yang Masih Harus Dibayar TA 2015 dan 2014 57 v

Tabel 36 : Pendapatan Negara Bukan Pajak Tahun 2015 dan 2014 59 Tabel 37 : Rincian Beban Pegawai Tahun 2015 dan 2014 60 Tabel 38 : Rincian Beban Persediaan Tahun 2015 dan 2014 60 Tabel 39 : Rincian Beban Barang dan Beban Jasa Tahun 2015 dan 2014 61 Tabel 40 : Rincian Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014 61 Tabel 41 : Rincian Beban Perjalanan Dinas Tahun 2015 dan 2014 62 Tabel 42 : Rincian Beban Barang Diserahkan ke Masyarakat, 2015 dan 2014 62 Tabel 43 : Rincian Beban Bantuan Sosial Tahun 2015 dan 2014 63 Tabel 44 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2015 dan 2014 63 Tabel 45 : Rincian Beban Penyisihan Utang Tak Tertagih, 2015 dan 2014 64 Tabel 46 : Rincian Kegiatan Non Operasional Tahun 2015 dan 2014 64 Tabel 47 : Rincian Pos Luar Biasa Tahun 2015 dan 2014 64 Tabel 48 : Rincian Koreksi Nilai Persediaan 66 Tabel 49 : Rincian Nilai Koreksi Atas Aset Tetap 66 Tabel 50 : Rincian Koreksi Atas Beban 66 Tabel 51 : Rincian Koreksi Pendapatan 67 Tabel 52 : Rincian Nilai Koreksi Hibah Masuk/Keluar 67 vi

DAFTAR SINGKATAN APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BPS BPK : : Badan Pusat Statistik Badan Pemeriksa Keuangan DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran CaLK : Catatan Atas Laporan Keuangan SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan SAI : Sistem Akuntansi Instansi SAK : Sistem Akuntansi Keuangan SIMAK-BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara LRA : Laporan Realisasi Anggaran PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak TP : Tuntutan Perbendaharaan TGR : Tuntutan Ganti Rugi KDP : Konstruksi Dalam Pengerjaan UP : Uang Persediaan SSBP : Surat Setoran Bukan Pajak KPPN : Kantor Pelayanan Perbendahaan Negara vii

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB KEPALA BPS PROVINSI BANTEN Penggabungan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten tingkat wilayah selaku UAPPA-W yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami, sedangkan substansi Laporan Keuangan dari masing-masing Satuan Kerja merupakan tanggungjawab UAKPA. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi serta kinerja keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Serang, 29 Januari 2015 Kepala, Ir. Agoes Soebeno, M.Si. NIP 19590101 198302 1 001 Laporan Perubahan Ekuitas - 1 -

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten tingkat Wilayah Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp318.044.236 atau mencapai 144,88 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp219.529.000. Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp81.795.624.409 atau mencapai 89,95 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp90.930.728.000. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran 31 Desember TA 2015 dan 31 Desember 2014 sebagai berikut : Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran 31 Desember TA 2015 dan TA 2014 Uraian Anggaran (dalam Rupiah) 31 Desember 2015 31 Desember 2014 Realisasi % Real. thd Anggaran Realisasi Pendapatan Negara 219.529.000 318.044.236 144,88 433.051.122 Belanja Negara 90.930.728.000 81.795.624.409 89,95 50.107.800.766 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2015. Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp40.190.183.387 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp4.685.985.985; Aset Tetap (netto) sebesar Rp33.300.651.215; Piutang Jangka Panjang (netto) sebesar Rp(0); dan Aset Lainnya (netto) sebesar Rp2.203.546.187. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp1.134.789.970 dan Rp39.055.393.417. Laporan Perubahan Ekuitas - 2 -

3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-lo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-lo, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp245.793.262, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp79.171.781.917 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(78.925.988.655). Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp24.650.974 dan sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(79.326.018.082). 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp28.704.064.184 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp(79.326.018.082) kemudian ditambah dengan Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan senilai Rp34.838.258 dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp89.519.537.196 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai Rp39.055.393.417. 5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual. Laporan Perubahan Ekuitas - 3 -

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN TINGKAT WILAYAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 URAIAN CATATAN (Dalam Rupiah) TA 2015 TA 2014 % thd Angg ANGGARAN REALISASI REALISASI PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 219.529.000 318.044.236 144,88 433.051.122 JUMLAH PENDAPATAN 219.529.000 318.044.236 144,88 433.051.122 BELANJA Belanja Operasi B.2 Belanja Pegawai B.3 31.300.990.000 30.737.760.466 98,20 25.657.155.636 Belanja Barang B.4 53.590.121.000 45.458.434.194 84,83 20.659.879.432 Belanja Bantuan Sosial B.5 - - - - Jumlah Belanja Operasi 84.891.111.000 76.196.194.660 89,76 46.317.035.068 Belanja Modal Belanja Tanah B.6 2.969.600.000 2.546.000.000-1.254.000.000 Belanja Peralatan dan Mesin B.7 755.118.000 747.127.200 98,94 1.513.188.538 Belanja Gedung dan Bangunan B.8 2.314.899.000 2.306.299.549 99,63 1.023.577.160 Belanja Jalan, Irigasi, Jaringan B.9 - - - - Belanja Modal lainnya B.10 - - - - Jumlah Belanja Modal 6.039.617.000 5.599.426.749 92,71 3.790.765.698 JUMLAH BELANJA 90.930.728.000 81.795.621.409 89,95 50.107.800.766 Laporan Perubahan Ekuitas - 4 -

ASET BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN TINGKAT WILAYAH NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 URAIAN II. NERACA (Dalam Rupiah) CATATAN 2015 2014 ASET LANCAR Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 - - Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - - Kas Lainnya dan Setara Kas C.3 - - Piutang PNBP C.4 - - Bagian Lancar TP/TGR C.5 - - Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.6 - - Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek C.7 - - Belanja Dibayar di Muka C.8 85.888.214 - Persediaan C.9 4.600.097.771 548.442.552 Jumlah Aset Lancar 4.685.985.985 548.442.552 PIUTANG JANGKA PANJANG Tagihan TP/TGR C.10 - - Tagihan Penjualan Angsuran C.11 - - Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.12 - - Jumlah Piutang Jangka Panjang - - ASET TETAP Tanah C.13 11.019.390.000 8.473.390.000 Peralatan dan Mesin C.14 24.663.873.474 19.712.536.290 Gedung dan Bangunan C.15 14.924.849.709 13.143.526.908 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.16 84.752.000 84.752.000 Aset Tetap Lainnya C.17 691.353.606 570.090.870 Konstruksi dalam pengerjaan C.18 49.700.000 49.700.000 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.19 (18.133.267.574) (15.175.457.192) Jumlah Aset Tetap 33.300.651.215 26.858.538.876 ASET LAINNYA Aset Tak Berwujud C.20 2.116.191.359 2.054.503.359 Aset Lain-Lain C.21 1.526.443.417 1.423.519.480 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.22 (1.439.088.589) (1.297.528.566) Jumlah Aset Lainnya 2.203.546.187 2.180.494.273 JUMLAH ASET 40.190.183.387 29.587.475.701 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Uang Muka dari KPPN C.23 - - Utang kepada Pihak Ketiga C.24 1.134.789.970 883.411.517 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 1.134.789.970 883.411.517 JUMLAH KEWAJIBAN 1.134.789.970 883.411.517 EKUITAS Ekuitas C.26 39.055.393.417 28.704.064.184 JUMLAH EKUITAS 39.055.393.417 28.704.064.184 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 40.190.183.387 29.587.475.701 Laporan Perubahan Ekuitas - 5 -

III. LAPORAN OPERASIONAL BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN TINGKAT WILAYAH LAPORAN OPERASIONAL UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 2015 2014 KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 245.793.262 - JUMLAH PENDAPATAN 245.793.262 - BEBAN Beban Pegawai D.2 30.984.151.628 - Beban Persediaan D.3 2.089.960.378 - Beban Barang dan Jasa D.4 23.971.301.467 - Beban Pemeliharaan D.5 1.889.213.500 - Beban Perjalanan Dinas D.6 16.104.863.840 - Beban Barang Diserahkan kepada Masyarakat D.7 979.402.377 - Beban Bantuan Sosial D.8 - - Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 3.152.888.727 - Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 - - Beban Lain-lain D.11 - - JUMLAH BEBAN 79.171.781.917 - SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (78.925.988.655) - KEGIATAN NON OPERASIONAL D.12 Surplus (Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar (424.680.401) - Surplus (Defisit) Penyelesaian Kewajiban Jangka panjang - - Surplus (Defisit) Kegiatan Non Operasional Lainnya 24.650.974 - SURPLUS DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL (400.029.427) - SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (79.326.018.082) - POS LUAR BIASA D.13 Pendapatan PNBP - - Beban Perjalanan Dinas - - Beban Persediaan - - SURPLUS/DEFISIT LO (79.326.018.082) - Laporan Perubahan Ekuitas - 6 -

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN TINGKAT WILAYAH LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 2015 2014 EKUITAS AWAL E.1 28.704.064.184 - SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (79.326.018.082) - DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR 34.838.258 LAIN-LAIN KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3 - - KOREKSI ASET TETAP E.4 122.971.861 - KOREKSI ATAS BEBAN E.5 - - KOREKSI ATAS PENDAPATAN E.6 - - KOREKSI LAIN-LAIN - - JUMLAH LAIN-LAIN 122.971.861 - TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.7 89.519.537.196 - EKUITAS AKHIR 39.055.393.417 - Laporan Perubahan Ekuitas - 7 -

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 05/PMK.05/2010 tentang Perubahan atas PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. 9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. 10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara. 11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. 12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. 13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah. 14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah. Laporan Perubahan Ekuitas - 8 -

15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara. 19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara. 20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. 21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga. 22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat. 23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga 24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. 25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.06/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. 26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KM.6/2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara. 27. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KM.6/2014 tentang Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.6/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Laporan Perubahan Ekuitas - 9 -

28. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementeriaan Keuangan Nomor PER-01/KN/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur jenderal Kekayaan Negara Nomor Per-07/KN/2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. 29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan. 30. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga. 31. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga. 32. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga. 33. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Entitas dan Rencana Strategis A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK Dalam mendukung Visi Pembangunan Indonesia 2005-2025 yaitu Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur dan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, BPS berupaya meningkatkan kontribusinya dalam hal pembangunan nasional di bidang statistik. Pembangunan nasional di bidang statistik diarahkan agar mampu mengakomodasi berbagai tantangan yang berkembang, seperti: 1. Reformasi yang mendukung keterbukaan informasi, otonomi daerah yang mengandung tantangan keragaman data dan informasi statistik pada tingkatan wilayah kecil; 2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mengarah kepada peningkatan kemudahan akses masyarakat terhadap data dan informasi; dan Laporan Perubahan Ekuitas - 10 -

3. Kesiapan SDM penyelenggara statistik dalam penyediaan data yang berkualitas. Upaya BPS untuk meningkatkan penyediaan data yang berkualitas sejalan dengan Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu Mewujudkan bangsa yang berdaya saing sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dengan memperhatikan misi pembangunan nasional dan pencapaian BPS pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode kedua 2010-2014, BPS menetapkan visi tahun 2015-2019: Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua ( The Agent of Trustworthy Statistical Data for All ) Kata pelopor mempunyai makna bahwa BPS sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata data statistik yang terpercaya yaitu statistik yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kata untuk semua dimaksudkan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS (impartial) baik pengguna data nasional / internasional. Dengan visi BPS 2015-2019, eksistensi BPS sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya semua pihak. Di samping itu, visi BPS juga memberikan ruang bagi berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik. Misi BPS dirumuskan dengan memperhatikan misi RPJMN 2015-2019 dan tugas, fungsi, dan kewenangan BPS. Perumusan misi BPS juga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis. Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu: (a) mencakup semua pesan yang terdapat dalam visi, (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai, (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana termasuk instansi pemerintah yang akan dilayani oleh, dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dari para pemangku kepentingan. Laporan Perubahan Ekuitas - 11 -

Pernyataan misi yang dikaitkan dengan Visi BPS dijabarkan sebagai berikut: 1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional 2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik 3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan BPS untuk menyediakan data dan informasi statistik pada skala nasional maupun regional, serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standarisasi dalam penyelenggaraan statistik. Rumusan Tujuan BPS untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi BPS dapat dijelaskan melalui pemaparan bagan di bawah ini. VISI BPS 2015-2019 Pelopor data statistik terpercaya untuk semua MISI BPS 2015-2019 1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional 2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang Berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik 3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan TUJUAN 2019 1. Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas 2. Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik 3. Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik 4. Peningkatan birokrasi yang akuntabel Adapun tujuan BPS dalam rangka mencapai Visi BPS dan mewujudkan Misi BPS untuk kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut : 1. Tujuan 1 : Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas, terkait dengan: Misi ke-1 : Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan Laporan Perubahan Ekuitas - 12 -

statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional / internasional, Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. 2. Tujuan 2 : Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik, terkait dengan: Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik, Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. 4. Tujuan 3 : Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, terkait dengan: Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik, Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. 5. Tujuan 4 : Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, terkait dengan: Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Tujuan pertama pembangunan statistik menuntut BPS untuk meningkatkan kualitas data statistik. Tujuan pertama ini akan didukung dan diupayakan dengan menerapkan program Statcap CERDAS (Statistical Capacity Building Change and Reform for Development of Statistics in Indonesia) kerangka penjaminan kualitas. Tujuan kedua berupa peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik. Keberhasilan upaya peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik tidak terlepas dari dukungan dan peranan TIK, yang diwujudkan melalui pembangunan arsitektur dan kerangka TIK dan manajemen informasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan TIK statistik. Tujuan kedua ini akan diperkuat oleh komponen kedua Statcap CERDAS yaitu Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Sistem Informasi Manajemen Statistik. Tujuan ketiga Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, di dalam tujuan tersebut memuat misi BPS untuk meningkatkan peran BPS: sebagai Pusat Rujukan Statistik dalam terselenggaranya SSN, sebagai koordinator penyelenggaraan statistik di Laporan Perubahan Ekuitas - 13 -

Indonesia, baik statistik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah ataupun masyarakat. Dengan demikian, fungsi BPS sebagai Pusat Rujukan Statistik dapat menghasilkan data dan informasi statistk yang diperlukan oleh semua pihak. Tujuan ketiga ini akan diperkuat oleh komponen keempat Statcap CERDAS yaitu penguatan kelembagaan. Tujuan keempat Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, di dalam tujuan tersebut terkait dengan misi membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Untuk itu, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga statistik di pusat maupun daerah harus terus dilakukan. Tujuan keempat ini diperkuat dengan komponen ketiga Statcap CERDAS yaitu pengembangan sumber daya manusia. BPS telah menetapkan nilai-nilai inti yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh setiap pegawainya dalam menetapkan keputusan berkaitan dengan upaya pencapaian visi dan misi BPS. Nilai-nilai inti BPS tersebut adalah sebagai berikut : Nilai-nilai Inti (core values) Badan Pusat Statistik adalah: Profesional (Kompeten, Efektif, Efisien, Inovatif dan Sistemik), Integritas (Dedikasi, Disiplin, Konsisten, Terbuka dan Akuntabel), Amanah (Terpercaya, Jujur, Tulus dan Adil). Nilai-nilai inti BPS ini merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPS dalam melaksanakan tugas. Adapun penjabaran dari nilai-nilai Inti BPS ini adalah sebagai berikut: 1. Profesional Profesional merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan profesi/tugasnya, dengan unsur-unsur sebagai berikut: o Kompeten : mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang diemban, o Efektif : memberikan hasil maksimal, o Efisien : mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan sumber daya minimal, o Inovatif : selalu melakukan pembaruan dan atau penyempurnaan melalui proses pembelajaran diri secara terus-menerus, o Sistemik : meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan proses sehingga pekerjaan yang satu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain. Laporan Perubahan Ekuitas - 14 -

2. Integritas Integritas merupakan sikap dan perilaku kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam pengabdiannya kepada organisasi, dengan unsur-unsur sebagai berikut : o Dedikasi : memiliki pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang diemban dan institusi, o Disiplin : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, o Konsisten : selarasnya kata dengan perbuatan, o Terbuka : menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari berbagai pihak, o Akuntabel : bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur. 3. Amanah Amanah merupakan sikap kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai untuk dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan unsurunsur sebagai berikut: o Terpercaya : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak hanya didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi mental spiritual, o Jujur : melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari prinsip moralitas, o Tulus : melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik kepentingan (pribadi, kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua tugas untuk perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah atau perbuatan untuk Tuhan Yang Maha Esa, o Adil : menempatkan sesuatu secara berkeadilan dan memberikan haknya. STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Badan Pusat Statistik sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 mempunyai Perwakilan BPS di Daerah yang merupakan Instansi Vertikal BPS di Daerah. Organisasi dan tata kerja BPS di daerah diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di Daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut : Laporan Perubahan Ekuitas - 15 -

Struktur Organisasi BPS Provinsi Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten tingkat wilayah tahun 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh BPS Provinsi Banten dan BPS Kabupaten/Kota se-provinsi Banten. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. Laporan Perubahan Ekuitas - 16 -

Laporan Keuangan BPS Provinsi Banten tingkat Wilayah Tahun 2015 ini merupakan laporan konsolidasi dari seluruh satuan kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan, yang secara struktural berada di bawah BPS Provinsi Banten. Jumlah satuan kerja di lingkup BPS Provinsi Banten adalah 9 satker. Dari jumlah tersebut, yang menyampaikan laporan keuangan dan dikonsolidasikan sejumlah 9 satker (100%). Rincian satuan kerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Rekapitulasi Jumlah Satker UAKPA No Kode Es I Uraian Jumlah Jenis Kewenangan KP KD DK TP Jumlah Satker 1 01 BPS Prov. Banten v 1 2 01 BPS Kab. Pandeglang v 1 3 01 BPS Kab. Lebak v 1 4 01 BPS Kab. Tangerang v 1 5 01 BPS Kab. Serang v 1 6 01 BPS Kota Tangerang v 1 7 01 BPS Kota Cilegon v 1 8 01 BPS Kota Serang v 1 9 01 BPS Tangerang Selatan v 1 Jumlah - 9 - - 9 SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Basis Akuntansi A.4. BASIS AKUNTANSI Badan Pusat Statistik Provinsi Banten menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Laporan Perubahan Ekuitas - 17 -

Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar Pengukuran A.5. DASAR PENGUKURAN Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Kebijakan Akuntansi A.6. KEBIJAKAN AKUNTANSI Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsipprinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik yang merupakan entitas pelaporan dari Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah- Laporan Perubahan Ekuitas - 18 -

kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BPS Provinsi Banten tingkat wilayah adalah sebagai berikut : Pendapatan LRA Pendapatan LO Belanja 1) Pendapatan- LRA Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatan-lra dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. 2) Pendapatan- LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/ atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-lo pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut: Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa. Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan Akuntansi pendapatan-lo dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. 3) Belanja Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Laporan Perubahan Ekuitas - 19 -

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Beban Aset Aset Lancar 4) Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 5) Aset Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya. Aset Lancar Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal. Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut: Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Laporan Perubahan Ekuitas - 20 -

Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya sebagai berikut: Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 0.5% 10% 50% 100% Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA. Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan : harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. Aset Tetap Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau Laporan Perubahan Ekuitas - 21 -

harga wajar. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya. Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD. Penyusutan Aset Tetap Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah; b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang Laporan Perubahan Ekuitas - 22 -

yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan. Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jaringan dan Irigasi Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) Masa Manfaat 2 s.d. 20 tahun 10 s.d. 50 tahun 5 s.d 40 tahun 4 tahun Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan. Aset Lainnya Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Laporan Perubahan Ekuitas - 23 -

aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya. Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi. Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Kewajiban 6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Laporan Perubahan Ekuitas - 24 -

Ekuitas 7) Ekuitas Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali 8) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah merupakan implementasi yang pertama. Laporan Perubahan Ekuitas - 25 -

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Selama periode berjalan, Badan Pusat Statistik Provinsi Banten telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut: Pendapatan Tabel 1. Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2015 Uraian Angggaran Anggaran Awal Setelah Revisi Pendapatan Jasa 219.529.000 219.529.000 Pendapatan Lain-lain - - Jumlah Pendapatan 219.529.000 219.529.000 Belanja Belanja Pegawai 29.145.707.000 31.300.990.000 Belanja Barang 24.867.678.000 53.590.121.000 Belanja Bantuan Sosial - - Belanja Modal 7.495.522.000 6.039.617.000 Jumlah Belanja 61.508.907.000 90.930.728.000 2015 Pada Tahun Anggaran 2015 BPS se-provinsi Banten melakukan beberapa kali revisi anggaran melalui Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan Provinsi Banten maupun Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2. Revisi DIPA BPS se-provinsi Banten Tahun 2015 No Satker Anggaran Awal Anggaran Setelah Revisi Jumlah Revisi 1 BPS Prov. Banten 17.181.745.000 20.645.279.000 5 2 BPS Kab. Pandeglang 5.894.224.000 10.445.169.000 5 3 BPS Kab. Lebak 6.975.621.000 10.224.649.000 6 4 BPS Kab. Tangerang 8.116.186.000 14.536.773.000 4 5 BPS Kab. Serang 5.535.310.000 9.645.956.000 4 6 BPS Kota Tangerang 4.728.457.000 8.448.716.000 3 7 BPS Kota Cilegon 3.205.135.000 3.851.578.000 4 8 BPS Kota Serang 6.333.975.000 7.358.653.000 1 9 BPS Tangerang Selatan 3.538.254.000 5.773.955.000 3 Jumlah 61.508.907.000 90.930.728.000 Laporan Perubahan Ekuitas - 26 -