BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang yang harus diutamakan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang memegang peranan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat diperlukan untuk menentukan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pada Tanggal 8 Juli 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan tujuan pendidikan nasional yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kemudian secara bertahap dikeluarkan ketetapan dan keputusan yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan. Diantaranya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Standar Kompetensi Kejuruan serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa Standar kompetensi kejuruan berisi pula dasar kompetensi kejuruan yang tertuang dalam struktur kurikulum sekolah menengah kejuruan (SMK). 1

2 Mengacu kepada dasar-dasar peraturan dan keputusan, maka sejak awal, kurikulum SMK diimplementasikan dan diprioritaskan pada kebutuhan pemakaian tamatan (demand driver), yang mendasari lahirnya kurikulum SMK 2004, yang memiliki prinsip-prinsip pengembangan: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, serta kepentingan peserta didik dan lingkungannya 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Atas dasar tujuan pendidikan nasional di atas, maka sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan penting dalam sumbangsihnya terhadap tercapainya tujuan pendidikan nasional. SMK adalah lembaga pendidikan kejuruan teknologi menengah yang mempersiapkan lulusan-lulusan yang kecerdasan, berpengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Seperti yang tertera dalam Penjelasan Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa: KTSP SMK memasukkan pendidikan kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri Kecakapan seorang siswa SMK dapat dilihat sesuai dengan tujuan Garis- Garis Besar Program Pendidikan Dan Pelatihan (GBPP) kurikulum 2004 (2004:3) bahwa: 1. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan sesuai program keahlian agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan

3 pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah. 2. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional sesuai program keahlian. Mengacu pada GBPP kurikulum SMK 2004, maka kecakapan yang harus dimiliki seseorang tersebut berguna untuk memperoleh keterampilan sesuai program keahlian, sehingga sapat bersaing secara mandiri mengisi lowongan pekerjaan. Guna memenuhi tuntutan tersebut, dan agar peserta didiknya mempunyai kecakapan sesuai dengan GBPP, maka SMK Negeri 4 mengadakan salah satu program diklat produktif, yaitu mata diklat Pembuatan Pesawat Elektronika (PPE). Khusus pada PPE tingkat II, membahas mengenai Amplifier. Yang diharapkan siswa memiliki kecakapan dalam mengidentifikasi, menganalisa sampai melakukan perbaikan atau dengan kata lainnya melakukan Troubleshooting pesawat Amplifier. Akan tetapi, di lapangan berdasarkan pengamatan (observasi) penulis, nilai rata-rata kelas masih kurang memenuhi standar nilai ketuntasan pembelajaran. Atau syarat-syarat menurut ketuntasan belajar masih jauh dari standar. Hal tersebut di atas memiliki arti bahwa: 1. Kecakapaan siswa dalam menganalisa kesalahan (troubleshooting) Amplifier masih tergolong rendah. 2. Siswa kurang mengerti materi Amplifier secara teoritis, yang menjadi penyebab kurang cakapnya siswa dalam troubleshooting amplifier.

4 Untuk kedua antara teoritis dan kecakapan yang termasuk ranah psikomotorik (Praktek), tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Brolin (1989) mengartikan yaitu bahwa kecakapan merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan sehingga seseorang mampu melakukan sendiri secara mandiri. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik mengambil judul penelitian ini. Dan terlebih khusus atau terfokus pada untuk mengetahui seberapa besar keterkaitan antara dua hal atau lebih awal lagi apakah ada keterkaitan antara kedua hal tersebut di atas perlu diadakan penelitian lebih lanjut. Dengan pertimbangan tersebut, maka penulis tuangkan dalam penelitian yang berjudul: Hubungan Tingkat Penguasaan Rangkaian Amplifier Pada Mata Diklat Pembuatan Pesawat Elektronik (PPE) Terhadap Kecakapan Menganalisis Kesalahan (Troubelshooting) Amplifier Di Kelas 2 SMK Negeri 4 Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Menurut Suharsimi Arikunto (1993:17) mengatakan bahwa: Agar Penelitian dilaksanakan sebaik-baiknya. Maka peneliti harus merumuskan masalahnya terlebih dahulu sehingga jelas darimana harus mulai, kemana harus pergi, dan dengan apa. Mengacu pada pernyataan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah siswa mengerti dan memahami teori dasar Amplifier sebagai modal utama untuk melakukan identifikasi, analisa dan perbaikan Amplifier?

5 2. Apakah siswa sanggup mengidentifikasi kesalahan yang terjadi pada Amplifier? 3. Apakah siswa mampu menganalisa kesalahan (Troubleshooting) yang terjadi pada Amplifier? 4. Apakah siswa mahir dalam melakukan perbaikan kesalahan yang terjadi pada Amplifier? 5. Adakah hubungan antara penguasaan materi Amplifier terhadap kemampuan, kesanggupan dan kemahiran (Kecakapan) siswa pada troubleshooting Amplifier? 6. Seberapa tinggi hubungan antara penguasaan materi Amplifier terhadap kemampuan, kesanggupan dan kemahiran (Kecakapan) siswa pada troubleshooting Amplifier? 1.3 Pembatasan Masalah Dikarenakan masalah yang penulis kemukakan masih terlalu luas, maka perlu dibatasi. Menurut Winarno Surakhmad (1990:36) berpendapat bahwa: Pembatasan masalah diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi peneliti tetapi juga untuk menempatkan terlebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk mencurahkan tenaga, kecakapan, waktu, biaya, dan hal lain yang timbul dari rencana tersebut. Oleh sebab itu, agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian lebih spesifik, terarah dan terkontrol, maka dibatasi sebagai berikut: 1. Kecakapan dibatasi dalam ranah psikomotorik. Sehingga pembatasan pada persiapan praktek, pelaksanaan praktek troubleshooting amplifier dan proses penutupan atau mengakhiri praktek.

6 2. Penguasaan Materi Rangkaian Amplifier dibatasi pada konsep dasar amplifier, uji coba amplifier, pengukuran amplifier, serta troubleshooting amplifier secara teoritis. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dapat diartikan sebagai sasaran dari sebuah penelitian yang nantinya akan menjadi temuan penelitian. Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui Hubungan antara tingkat penguasaan rangkaian amplifier terhadap kecakapan menganalisis kesalahan yang terjadi. Akan tetapi secara khusus penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui penguasaan materi Amplifier pada program diklat Pembuatan Pesawat Elektronika. 2. Untuk Mengetahui kecakapan (kemampuan, kesanggupan, dan kemahiran) siswa dalam sub kompetensi menganalisa kesalahan (Troubleshooting) 3. Untuk mengetahui seberapa besar dan seberapa erat hubungan yang terjadi antara penguasaan siswa terhadap materi amplifier dengan kecakapan (kemampuan, kesanggupan dan kemahiran) siswa dalam menganalisa kesalahan (troubleshooting) amplifier. 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian akan menjadi tidak berarti jika tidak memberikan kegunaan bagi peneliti sendiri maupun bagi lingkungan atau bidang yang

7 berhubungan dengan aspek yang diteliti. Kegunaan yang hendak dicapai sebagai berikut: 1. Mengetahui apakah ada hubungannya antara tingkat penguasaan materi terhadapa kecakapan menganalisis. 2. Memberikan dasar teori pada guru dalam melaksanakan tugas mengajar, terutama PPE yang berhubungan dengan praktek, harus dilakukan pemahaman dahulu atau langsung prakterk. 3. Dapat mengetahui hubungan penguasaan amplifier terhadap troubleshooting amplifier khususnya, sub kompetensi lain umumnya. 4. Secara umum kegunaan dari penelitian ini, mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara penguasaan materi (teori) dengan kegiatan praktikum (produktif). 1.6 Definisi Operasional Untuk menghindari adanya salah penafsiran mengenai judul ini, maka penulis perlu memberikan penjelasan pada istilah atau kata yang terdapat dalam judul. Secara rinci penjelasannya sebagai berikut: Hubungan Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta, 1984:179): Hubungan adalah keadaan berhubungan atau sangkut paut antara satu hal dengan hal lainnya.

8 Kecakapan Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta, 1984:179): Cakap adalah sanggup melakukan sesuatu, pandai, mahir patut, tangkas, dan lain sebagainya. Dalam kamus tersebut juga, kecapakan adalah kesanggupan melakukan sesuatu, kemampuan, kepandaian, kemahiran dalam melakukan pekerjaan. Dalam hal ini, kecakapan menganalisa kesalahan berarti siswa mampu, sanggup, pandai, mahir melakukan analisa kesalahan (Troubleshooting) Amplifier sehingga dapat melakukan perbaikan untuk langkah selanjutnya. Hubungan Tingkat Penguasaan Materi Rangkaian Amplifier Terhadap Kecakapan Analisis Kesahalan Mengetahui tinggi rendahnya hubungan atau tingkat keeratan antara penguasaan rangkaian amplifier terhadap kecakapan menganalisis kesalahan yang terjadi meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan ranah psikomotor pada aspek persepsi, kesiapan, respon terbimbing, mekanisme sub kompetensi Troubleshooting program Diklat PPE kelas 2 SMK Negeri 4 Bandung. 1.7 Asumsi dan Hipotesis 1.7.1 Asumsi Asumsi dapat berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti itu sendiri. Fungsi asumsi dalam sebuah skripsi merupakan titik pangkal

9 penelitian dalam rangka penulisan skripsi. Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis. Asumsi dalam penelitian ini adalah: 1.7.1.1 Siswa yang memiliki kemampuan penguasaan materi amplifier, akan cakap dalam praktek (menganalisis kesalahan) amplifier. 1.7.1.2 Hasil perolehan dari evaluasi dijadikan prediktor akan keberhasilan menganalisis kesalahan amplifier. Prediktor tersebut adalah dengan hasil yang bagus, maka kecakapan analisis kesalahan akan baik pula. 1.7.2 Hipotesis Menurut Winarno Surakhmad (1980:36) dalam tulisan Solehudin (2004:8) menyatakan bahwa: Sebelum sampai pada sebuah dalil (teori yang terbukti kebenarannya), seorang peneliti mula-mula membuat teori sementara. Dengan teori yang bersifat sementara ini. Mencari data dan melihat apakah teori sementara itu benar ataukah salah. Selama data belum terkumpul, ia berpedoman pada teori sementara itu sebagai petunjuk sementara ke arah penyelesaian masalah. Teori sementara yang demikian itulah yang disebut hipotesis. Sedangkan Hipotesis menurut Suharsimi Arikunto (2006:71) adalah: Suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Mengacu pada permasalahan yang ada, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis Kerja (Ha) Ha: ρ 0 : Terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan materi amplifier dengan kecakapan troubleshooting amplifier

10 Hipotesis Nol (H 0 ) H 0 : ρ = 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan materi amplifier dengan kecakapan troubleshooting amplifier 1.8 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu pendukung penelitian dalam mencapai hasil yang diinginkan dan sangat diperlukan dalam pelaksanaan penelitian untuk mencapai tujuan. Metode penelitian yang tepat merupakan pedoman penyelidikan yang terarah. Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1985:131) yang tertuang dalam tulisan Indra Yana (2003:37) bahwa: Metode merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajibannya ditinjau dari penyelidikan dan situasi penyelidikan. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan tingkat penguasaan materi terhadap kecakapan siswa meganalisa kesalahan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.