PRILAKU SPASIAL (BEHAVIOUR ENVIRONMENT) PRILAKU SPASIAL PERASAAN TENTANG TEMPAT (SENSE OF PLACE) TERITORIALITAS (TERRITORIALITY)

dokumen-dokumen yang mirip
Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

5 elements IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH )

BAB VI KESIMPULAN. Terhadap 5 elemen Citra Kota Kevin Linch. a. Path (jalur)

BAB II TINJAUAN TEORI CITRA KOTA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, citra berarti 1) rupa, gambar,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

PENGEMBANGAN WISATA GOA GONG Di PACITAN

BAB II LANDASAN TEORI

REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

Teori lokasi (Place Theory) Mata Kuliah Arsitektur Kota. Teori Urban Desain

Bab 4 ANALISA & PEMBAHASAN

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan. berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5 elemen yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

Lokasi dan Waktu. Bahan dan Alat. program. Metode Penelitian Lanskap

BAB 2 LANDASAN TEORI. umumnya dikaitkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Ciri

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN ELEMEN ELEMEN CITRA KOTA SEBAGAI PEMBENTUK SERI VISUAL DI KOTA JAYAPURA

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

Tipologi Bangunan Paikhong sebagai salah satu Elemen Dominan (Landmark) dalam Memperkuat Citra Kota Singkawang Kalimantan Barat.

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB III METODE PERANCANGAN

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Tata Ruang Kota (TRK) (RTBL-TRK)

Analisis Citra Kawasan Mangkunegaran berdasarkan Penilaian Stakeholder dengan Konsep Legibility

RUANG : VOLUME DENGAN BATAS-BATAS TERTENTU KARAKTER RUANG TERBUKA TERTUTUP SEMI TERBUKA SEMI TERTUTUP

BAB II KAJIAN TEORI. Lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan manusia, dan secara implisit

BAB I PENDAHULUAN. sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Peta Infrastruktur yang Sudah Dimiliki UI dan akan Dikembangkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

PERANCANGAN ARSITEKTUR dan PERANCANGAN KOTA

6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan

Keterikatan Pekarangan terhadap Ruang Dalam berdasarkan Atribut Privasi pada Kawasan Hunian Jeron Beteng Kraton Yogyakarta

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Taman Pintar telah

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUANG KOMUNAL KELURAHAN KEMLAYAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

POLA PERMUKIMAN MANDALANGEN DI SEKITAR KERATON KASEPUHAN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDDIKAN INDONESIA DESKRIPSI MATERI

BAB III TINJAUAN KHUSUS

KAJIAN TERHADAP KONSEP ELEMEN ALAMI DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TEPIAN PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1. 1 Haryoto Kunto, hal 82 2 Tim Telaga Bakti, hal 1

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vii ABSTRAK viii ABSTRACT. ix

KAJIAN PERKEMBANGAN KOTA BATANG BERDASARKAN STRUKTUR RUANG KOTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REPRESENTASI IDENTITAS KAB. KEDIRI PADA MONUMEN SIMPANG LIMA GUMUL. Oleh: Mitra Alfa Mardhyka ( ) C

KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat)

Dalam konteks branding desa yang baru pada tahap awal, protokol branding dapat dimanfaatkan sedini mungkin :

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN WISATAWAN ELITE

STUDI ELEMEN MENTAL MAP LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK HADRIAN PRANA PUTRA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

MODEL PENDIDIKAN MANAJEMEN QOLBU DAN EKSPRESI ARSITEKTUR ISLAM: STUDI KASUS PADA KAWASAN PESANTREN DAARUT TAUHID BANDUNG

Menelusuri Makna Ruang Publik pada Dermaga di Sungai Musi Palembang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pemahaman mengenai citra suatu kawasan. Adapun teori yang berhubungan

KAJIAN POLA RUANG AKTIVITAS DEMONSTRASI DI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG TUGAS AKHIR

Teori Urban Desain. Mata Kuliah Arsitektur Kota. Figure ground

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

Perencanaan Ruang Terbuka Publik Kawasan Central Business District dengan Pendekatan Image of the City di Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. elemen fisik yang menunjukan rupa kota itu sendiri. Aspek fisik dan sosial ini

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

PUSAT PERTOKOAN DENGAN KONSEP PEDESTRIAN MALL DI KOTA PALU

BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY M. BARRY BUDI PRIMA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area)

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

Pengkaj ian Teori 8

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kota

COMMUNITY CENTER DI TANGGRANG

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN RUTAN KELAS IIB KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH

Transkripsi:

PRILAKU SPASIAL (BEHAVIOUR ENVIRONMENT) Prilaku spasial, adalah tanggapan yang mencakup perasaan dan pikiran yang kemudian memunculkan tindakan atau prilaku pemakai dalam kaitannya dengan objek arsitektur melalui suatu proses pengalaman (berasitektur) tertentu. Pipkin dan La Gory (1983), menyatakan bahwa lingkungan merupakan wadah aktivitas manusia untuk memunculkan corak budaya tertentu. Dengan demikian, prilaku manusia sesungguhnya merupakan produk lingkungan, dan sebaliknya lingkungan buatan (arsitektur) merupakan gambaran dari prilaku manusia dalam merespon gejala lingkungan alam baik bersifat reaktif maupun proaktif. PERASAAN TENTANG TEMPAT (SENSE OF PLACE) TERITORIALITAS (TERRITORIALITY) PRILAKU SPASIAL PERSONAL SPACE /PROXEMICS PRIVASI (PRIVACY) KESESAKAN & KEPADATAN

SENSE OF PLACE Konsep citra kota dari Kevin Linch (1981) dan teori place dari Markus Zanhd (1999), menyatakan bahwa makna dan perasaan pemakai tentang tempat (lingkungan), adalah ketika seseorang mengenal dan memahami lingkungannya, karena memiliki suatu ciri khusus, keunikan, atau kejelasan tertentu. - IDENTITAS Pemahaman berdasarkan identifikasi objek, ciri khas tempat/kawasan dan perbedaan antar objek - MAKNA Pengalaman atas arti objek, arti subjekobjek, perasaan tentang tempat, preseden/peristiwa/ fungsi/aktivitas yang terjadi) - STRUKTUR Penglihatan terhadap pola, hubungan antar objek, dan antar subjek-objek

- IDENTITAS Pemahaman berdasarkan identifikasi objek, ciri khas tempat/ kawasan dan perbedaan antar objek KRITERIA Pemahaman terhadap perkembangan asal mula/sejarah daerah/tempat Pemahaman terhadap perkembangan kondisi sosial ekonomi daerah/lingkungan Pemahaman terhadap perkembangan budaya daerah/lingkungan Pengenalan terhadap tengeran/tanda lingkungan/landmark berupa bangunan atau objek lain yang menjadi pusat perhatian (focal point) di lingkungan Pembedaan terhadap karakter dan pola lingkungan tertentu dibandingkan dengan lingkungan lain Pemahaman terhadap ciri khas/karakter lingkungan Pengenalan tentang lokasi bangunan publik, jalan dan gang, ruang terbuka, serta objek dan elemen arsitektur lingkungan Pemahaman terhadap fasilitas pendukung lingkungan seperti listrik dan air bersih

MAKNA Pengalaman atas arti objek, arti subjek-objek, perasaan tentang tempat, preseden/pe ristiwa/ fungsi/aktivi tas yang terjadi KRITERIA Kesukaan terhadap tempat tinggal, lokasi, elemen arsitektur dan lansekap, ruang terbuka, serta kegiatan pada suatu lingkungan Kebanggaan terhadap tempat tinggal, lokasi, elemen arsitektur dan lansekap, ruang terbuka, serta kegiatan pada suatu lingkungan Makna tentang perasaan memiliki, kebetahan, dan kepedulian terhadap lingkungan tempat tinggal, dan kegiatan kehidupan keseharian penghuni

- STRUKTUR Penglihatan terhadap pola, hubungan antar objek, dan antar subjek-objek Jalur (path) merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum. Path memiliki identitas yang lebih baik kalau memiliki tujuan yang lebih besar serta ada penampakan/pengarah yang jelas atau ada belokan yang jelas. Node (simpul) merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah dan aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain. Node memiliki identitas yang lebih baik jika tempatnya memiliki bentuk yang jelas (karena lebih mudah diingat) serta tampilan yang berbeda dengan lingkungannya (fungsi, bentuk).

- STRUKTUR Penglihatan terhadap pola, hubungan antar objek, dan antar subjek-objek Edge (tepian) adalah elemen liniear yang tidak dipakai atau tidak dilihat sebagai path. Edge berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linear, misalnya pantai, tembok, batasan antara lintasan kereta api, topografi, dan sebagainya. Edge memiliki identitas yang lebih baik jika kontinuitas jelas batasnya. Distrik (kawasan) merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi. Sebuah kawasan distrik memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola, dan wujudnya) dan khas pula dalam batasnya, dimana orang merasa harus mengakhiri dan memulainya. Distrik memiliki identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan posisinya pun jelas.

Landmark (tengeran) merupakan titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk ke dalamnya karena dapat dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen eskternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota. Landmark memiliki identitas lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya, dan ada sekuens dari beberapa landmark serta ada perbedaan skala masingmasing. KRITERIA Kejelasan batas antara kompleks/kawasan ini dengan kawasan lain Akses bagi penduduk di luar lingkungan ke kawasan ini Integrasi sosial penghuni kawasan ini dengan kawasan penduduk sekitarnya Penandaan daerah ruang terbuka/taman, bangunan peribadatan, dan elemen arsitektur sebagai tengaran Pencapaian terhadap lokasi lingkungan ini Pengarah kejelasan arah menuju perumahanan seperti tikungan, pohonan, dan elemen arsitektur Kejelasan batas lingkungan sebagai subkawasan