HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PANDAN ARANG BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT-DOKTER DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP (IRNA) PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PENUMPING KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT-DOKTER DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP (IRNA) PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN TINGKAT KEGAWATAN DENGAN LAMA TINGGAL PASIEN DI IGD RSU GMIM KALOORAN AMURANG

HUBUNGAN BEBAN KERJA, TINGKAT STRES DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG NAKULA RSUD SANJIWANI GIANYAR

HUBUNGAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Stres Kerja, Kinerja Perawat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan.

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

ANALISIS PERBEDAAN RESPONSE TIME PERAWAT TERHADAP PELAYANAN GAWAT DARURAT DI UNIT GAWAT DARURAT DI RSU GMIM PANCARAN KASIH DAN DI RSU TK

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

PENERAPAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN KECELAKAAN DI IGD RSD BALUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PEMBERIAN LABEL TRIASE DENGAN TINDAKAN PERAWAT BERDASARKAN LABEL TRIASE DI IGD RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

Jurnal teknologi kesehatan Vol 5 No 3 ISSN November 2009

HUBUNGAN KECEPATAN PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN WAKTU TANGGAP PELAYANAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI IGD RSUD KABUPATEN SORONG

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

HUBUNGAN PERSEPSI DAN HARAPAN TENTANG MUTU PELAYANAN MAKANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau

Iksirul Anwar 1, Listyana Natalia R. 2, Dian Wardanah 2 ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONSE TIME PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DI IGD RSUP PROF. DR. R. D.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN DI IGD RS. PANTI WALUYO SURAKARTA. Abstrak

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PENANGANAN PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK DI UGD RSUD POHUWATO

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

HUBUNGAN STRES KERJA PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI PROSES KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL.

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

KIAT KEPERAWATAN (CARING) DALAM MENINGKATKAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN TIPS OF NURSING (CARING) TO IMPROVE QUALITY OF NURSING CARE ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords: Dimensions of Quality of nurses services, Patient Satisfaction ABSTRAK

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

GAMBARAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PASIEN DALAM MEMANFAATKAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NANGGULAN

Kata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan.

HUBUNGAN PERILAKU PERAWAT DALAM MEMBERIKAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI POLI UMUM PUSKESMAS PANJATAN 1 KULON PROGO

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ABSTRAK. (v+74 halaman, 1 bagan, 10 tabel, 10 lampiran)

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

Transkripsi:

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PANDAN ARANG BOYOLALI Panggah Widodo * Arum Pratiwi ** Abstract Background : Service of emergency patient is needed quick, right,and responsive to prevent immortality and disability. One of quality serviceindication is time response. Patient entering to Emergency Room cannot be guessed their condition, time and amount. Average patients on every shift a year is 18 patients. There is an appropriate number of nurses between situation and condition. While nursing on Emergency Room, nurses have also taken care patients on hospitalization installation capacity 13 patients. Emergency Room nurses always get complaints that there is a slow service on emergency room. Whereas, the researcher want to know the relation between job duty with emergency nurse s time response based on patient perception on Emergency Room of Pandan Arang general hospital Boyolali Method: This research use correlation model with cross sectional. Sample for variable job duty is 16 nurses, taken by total sampling technique. Sample for time variable nurse response according to patients perceptions are 16 patients, taken by purposive sampling technique. A patient had taken service of nurse values that a nurse using questionnaires. Data collected is the analysis by using statistic test Product Moment. Conclusion: Result of the study shows that (1) Nurses job duty of Emergency Room is categorized hard. (2) Time response emergency nurses according to patients perception is slow and quickly. (3) There is a relationship between physical job duty with nurses time response of Emergency Room. (4) There is no relationship between psychological job duty with nurses time response of Emergency Room. (5) There is no relationship between social job duty with nurses time response of Emergency Room. (6) There is no relationship between totality job duty (physical, psychology and social) with nurses time response of Emergency Room according to patients perception on emergency room of Pandan Arang general hospital Keywords: job duty, emergency room nurses time response, patients perception * Panggah Widodo : Perawat RSU Pandan Arang Boyolali, Jl. Kantil No. 14 Boyolali ** Arum Pratiwi : Dosen Keperawatan FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura PENDAHULUAN Saat ini telah disusun standar tenaga keperawatan di rumah sakit yang diharapkan dapat digunakan untuk menetapkan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan kualifikasi dan jenis pelayanan keperawatan di rumah sakit. Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali merupakan rumah sakit umum tipe C milik daerah. Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat, tepat, dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan. Pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat penting (time saving is life saving) bahwa waktu adalah nyawa. Salah satu indicator mutu pelayanan berupa respon time (waktu ), di mana merupakan indikator proses untuk mencapai indicator hasil yaitu kelangsungan hidup (Depkes, 2004). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 7 April 2006, didapatkan data jumlah pasien yang masuk IGD RSU Pandan Arang Boyolali selama tahun 2005 adalah 19.346 pasien. Rata-rata jumlah pasien setiap hari setiap shif yang masuk IGD RSU Pandan Arang Boyolali berjumlah 18 pasien (Rekam Medis RSU Pandan Arang Boyolali, 2006). Data tenaga perawat yang dinas di IGD RSU Pandan Arang Boyolali berjumlah 17 orang. Pembagian jadual dinas diatur oleh kepala ruang IGD dengan pembagian sebagai berikut: pada shif

pagi perawat yang dinas berjumlah 6 orang, pada shif siang selalu 3 orang, dan shif malam selalu 3 orang. Shif pagi yang dinas tidak selalu 6 orang perawat karena kadang-kadang ada pegawai yang mengambil libur ekstra atau mengambil cuti tahunan, sedangkan menurut hasil penghitungan kebutuhan jumlah tenaga perawat IGD berdasarkan rumus dari Depkes (2002), kebutuhan jumlah perawat di IGD RSU Pandan Arang Boyolali adalah 38 perawat. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian Hubungan beban verja dengan waktu perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di Instalasi Gawat Darurat RSU Pandan Arang Boyolali. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan waktu perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang METODE PENELITIAN Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental menggunakan desain korelasional dengan pendekatan secara cross sectional. Penelitian ini dilakukan di IGD RSU Pandan Arang Boyolali pada tanggal 30 Januari sampai 7 Februari 2007. Populasi dan sampel Populasi untuk variabel beban kerja adalah semua perawat yang betugas di IGD RSU Pandan Arang Boyolali, sedangkan populasi untuk variabel waktu pasien adalah semua pasien yang masuk ke IGD RSU Pandan Arang Jumlah sampel untuk variable beban kerja adalah 16 perawat, teknik pengambilan sampel secara total sampling, dengan kriteria inklusi perawat tidak sedang menjalani cuti, dan bersedia menjadi responden yang dibuktikan dengan menandatangani tanda bukti yang disiapkan oleh peneliti. Jumlah sampel untuk variabel waktu pasien adalah 16 pasien, teknik pengambilan secara purposive sampling. 3. Cara pengambilan data Pengambilan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner beban kerja dan kuesioner persepsi pasien. Pengambilan data dimulai dengan membagikan kuesioner beban kerja kepada perawat IGD. Kuesioner diberi kode angka 1 sampai 16. Selanjutnya pengumpulan data waktu pasien yang dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada pasien-pasien yang masuk ke IGD dengan kriteria label kuning dan hijau. Kuesioner diberikan sesaat setelah pasien dipindah ke bangsal atau sebelum diperbolehkan pulang apabila rawat jalan. Kuesioner waktu juga diberi kode angka 1 sampai 16. Perawat dengan kode angka 1 dinilai oleh kuesioner pasien dengan angka 1 pula karena pasien dengan kode angka 1 dilayani oleh perawat dengan kode angka 1, demikian seterusnya sampai jumlah responden perawat maupun pasien mencapai 16. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan uji statistik korelasi Product Moment. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat a. Beban kerja perawat Beban kerja perawat dalam penelitian ini merupakan variabel independen yang terdiri dari tiga yaitu beban kerja fisik, psikis, dan sosial. Hasil analisis terhadap variabel beban kerja disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 3. Deskripsi beban kerja fisik perawat IGD RSU Pandan Arang Ringan 4 12 25 75 Berdasarkan tabel di atas, mayoritas perawat IGD RSU Pandan Arang Boyolali yakni 12 orang (75) menilai bahwa beban kerja fisik dalam kategori berat, dan hanya 4 orang (25) yang menilai beban kerja fisik dalam kategori ringan. Beban kerja fisik perawat terdiri dari kegiatan 5 langsung perawat dan kegiatan tidak langsung. Menurut Ilyas (2000), kegiatan langsung adalah kegiatan yang langsung berhubungan dengan kebutuhan pasien, misalnya memasang infus, memberikan kompres dll. Kegiatan tidak langsung adalah kegiatan yang dilakukan oleh perawat yang berkaitan dengan fungsinya, tetapi tidak berkaitan langsung dengan pasien, misalnya menulis rekam medis, menyeteril alat dll. Tabel 4. Deskripsi beban kerja psikologis perawat IGD RSU Pandan Arang Boyolali Ringan 4 25 12 75

Berdasarkan 4, mayoritas perawat IGD RSU Pandan Arang Boyolali yakni 10 orang (62,5) menilai bahwa beban kerja psikologis dalam kategori berat, dan 6 orang (37,5) menilai beban kerja dalam kategori ringan. Tabel 5. Deskripsi beban kerja sosial perawat IGD RSU Pandan Arang Boyolali Ringan 4 12 25 75 Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar perawat IGD RSU Pandan Arang Boyolali yakni 9 orang (56,3) menilai bahwa beban kerja sosial dalam kategori berat, dan 7 orang (43,8) menilai beban kerja dalam kategori ringan. Beban kerja sosial merupakan beban kerja yang berkaitan dengan hubungan seorang pekerja dengan lingkungan kerjanya. Beban ini berupa interaksi seorang perawat dengan teman sejawat, tenaga kesehatan yang lain, pasien, dan keluarga pasien. Seorang perawat adalah profesi yang dituntut untuk berpenampilan ramah, murah senyum dalam memberikan pelayanan kepada pasien (Kariyoso, 1994). Tabel 6. Deskripsi beban kerja total perawat IGD RSU Pandan Arang Ringan 4 25 12 75 perawat gawat darurat disajikan dalam tabel 7 : Tabel 7. Deskripsi waktu perawat gawat darurat di IGD RSU Pandan Arang Boyolali Ringan 4 12 25 75 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 16 pasien yang masuk ke IGD RSU Pandan Arang Boyolali, 8 orang (50) mempunyai penilaian bahwa pelayanan di IGD cepat dan 8 orang (50) mempunyai penilaian pelayanan di IGD lambat. Uji Kenormalan Data Uji kenormalan data menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil yang diperoleh disajikan dalam tabel berikut: Tabel 8. Hasil uji kenormalan data Variabel Beban kerja fisik Beban kerja sosial Beban kerja psikologis Beban kerja total Waktu perawat p 0,216 0,227 0,888 0,080 0,956 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai p untuk semua variabel lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal dan dapat diuji dengan Statistik Parametris. 3. Analisis Bivariat Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan waktu perawat gawat darurat menurut persepsi pasien menggunakan uji korelasi parametrik Product Moment, dengan taraf signifikansi 0,05. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut: a. Beban kerja fisik dengan waktu Hasil analisis hubungan beban kerja fisik dengan persepsi pasien disajikan dalam tabel di bawah ini: Berdasarkan tabel 6, mayoritas perawat IGD RSU Pandan Arang Boyolali yakni 11 orang (68,8) menilai bahwa beban kerja total dalam kategori berat, dan hanya 5 orang (31,3) yang menilai beban kerja total dalam kategori ringan. Beban kerja tersebut meliputi beban kerja fisik, psikis, dan sosial. Menurut standar dari Depkes (2002), kebutuhan perawat IGD RSU Pandan Arang Boyolali seharusnya 38 orang, sedangkan jumlah Tabel 9. Hubungan beban kerja fisik dengan waktu perawat yang ada sekarang hanya 15 orang. Selain perawat gawat darurat di IGD RSU itu, perawat IGD masih diberi tanggung jawab Pandan Arang Boyolali merawat pasien di ruang rawat inap tunggu Waktu Total r p sehingga keadaan tersebut semakin membuat cep lam beban kerja menjadi berat. at bat b. Waktu perawat gawat darurat menurut Be Ringa 75,0 25,0 - persepsi pasien. Waktu perawat gawat ban n 0,54 0,028 darurat dalam penelitian ini merupakan variabel Ker 41,7 58,3 8 dependen. Hasil analisis terhadap variabel waktu ja 127 Hubungan Beban Kerja Dengan Waktu Tanggap Perawat... (Panggah Widodo dan Arum Pratiwi)

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa dari perawat dengan beban kerja fisik ringan, 75 pasien menilai waktu perawat cepat dan hanya 25 pasien yang menilai waktu perawat lambat. Perawat dengan beban kerja fisik berat, 58,3 pasien menilai waktu perawat lambat, dan 41,7 pasien menilai waktu perawat lambat. Hubungan antara beban kerja fisik dengan waktu perawat gawat darurat mempunyai nilai r -0,548. Harga r hitung lebih besar dari r tabel. Artinya, ada hubungan antara beban kerja fisik dengan waktu perawat gawat darurat, dan masuk ke dalam kekuatan hubungan yang cukup kuat, di mana nilai p : 0,028 maka hubungan keduanya bermakna. Variabel beban kerja fisik cukup kuat dalam mempengaruhi cepat/lambatnya waktu perawat gawat darurat, yaitu semakin ringan beban kerja fisik perawat, semakin cepat waktu perawat, dan semakin berat beban kerja perawat, semakin lambat pula waktu perawat. b. Beban kerja psikologis dengan waktu Hasil analisis hubungan beban kerja psikologis dengan waktu perawat gawat darurat menurut persepsi pasien disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 10. Hubungan beban kerja psikologis dengan Waktu Tot al r p cep lam Be ban Ker ja at Ringan 33,3 60,0 bat 66,7 40,0-0,076 0,780 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari perawat dengan beban kerja psikologis ringan, 66,7 pasien menilai waktu perawat lambat dan 33,3 pasien menilai waktu perawat cepat. Perawat dengan beban kerja psikologis berat, 60 pasien menilai waktu perawat cepat, dan 40 pasien menilai waktu perawat lambat. Hubungan antara beban kerja psikologis dengan waktu perawat gawat darurat mempunyai nilai r : 0,076 sehingga hubungan antara kedua variable tersebut lemah dan masuk ke dalam kekuatan hubungan yang sangat rendah, di mana nilai p : 0,780 maka hubungan keduanya tidak bermakna. Variabel beban kerja psikologis tidak cukup kuat dalam mempengaruhi cepat/lambatnya waktu perawat gawat darurat. Masa kerja perawat IGD mayoritas sudah lebih dari 4 tahun, sehingga sudah mempunyai banyak pengalaman dalam menghadapi pasien. Jadi dengan pengalaman kerja yang cukup ini membuat kondisi psikologis perawat IGD RSU Pandan Arang Boyolali sudah terbiasa dengan stressor yang timbul sehingga tidak ada hubungan antara beban kerja psikologis dengan waktu perawat. c. Beban kerja sosial dengan waktu Hasil analisis hubungan beban kerja sosial dengan persepsi pasien disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 1 Hubungan beban kerja sosial dengan Waktu Tot al r p cep lam Be ban Ker ja at Ringan 57,1 44,4 bat 42,9 55,6-0,191 0,478 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari perawat dengan beban kerja sosial ringan, 57,1 pasien menilai waktu perawat cepat, dan 42,9 pasien menilai waktu perawat lambat. Perawat dengan beban kerja sosial berat, 44,4 pasien menilai waktu perawat cepat, dan 55,6 pasien menilai waktu perawat lambat. Hubungan antara beban kerja sosial dengan waktu perawat gawat darurat mempunyai nilai r : -0,191 sehingga hubungan antara kedua variabel tersebut lemah dan masuk ke dalam kekuatan hubungan yang sangat rendah, di mana nilai p : 0,478 maka hubungan keduanya tidak bermakna. Variabel beban kerja sosial tidak cukup kuat dalam mempengaruhi cepat/lambatnya waktu perawat gawat darurat. Beban kerja sosial merupakan beban kerja yang berkaitan dengan hubungan seorang pekerja dengan lingkungan kerjanya. Kondisi demikian sudah menjadi tantangan setiap hari bagi seorang perawat bahwa harus senantiasa ramah, murah senyum, komunikatif dalam memberikan pelayanan. Hal inilah yang menyebabkan tidak ada

hubungan antara beban kerja sosial dengan waktu perawat. 4. Pengujian Hipotesis Analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Korelasi Product Moment, dengan taraf signifikansi 5 dengan derajat kebebasan N- Analisis data menggunakan perangkat komputer program SPSS 1 Hasil analisis disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1 Hubungan beban kerja dengan waktu pasien di IGD RSU Pandan Arang Waktu Total r p cep lambat Be ban Ker ja at Ringan 80,0 36,4 20,0 63,6-0,4 82 0,059 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari perawat dengan beban kerja ringan, 80 pasien menilai waktu perawat cepat, dan 20 pasien menilai waktu perawat lambat. Perawat dengan beban kerja berat, 36,4 pasien menilai waktu perawat cepat, dan 63,6 pasien menilai waktu perawat lambat. Hubungan antara beban kerja dengan waktu perawat gawat darurat mempunyai nilai r : - 0,482, sehingga hubungan antara kedua variabel tersebut lemah dan masuk ke dalam kekuatan hubungan yang rendah, sedangkan nilai p : 0,059, maka hubungan keduanya tidak bermakna. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis noll (Ho) yang berbunyi tidak ada hubungan antara beban kerja dengan waktu perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di instalasi gawat darurat RSU Pandan Arang Boyolali terbukti. Secara statistik tidak ada hubungan antara beban kerja dengan waktu perawat, namun secara deskriptif terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut yakni semakin ringan beban kerja, semakin cepat waktu perawat, dan semakin berat beban kerja, semakin lambat waktu perawat gawat darurat. Menurut Gillies (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja di antaranya jumlah pasien yang dimasukkan ke unit tiap hari/bulan dan tahun, kondisi pasien di dalam unit, rata-rata lama pasien tinggal di IGD, tindakan keperawatan langsung dan tidak langsung, frekuensi masing-masing tindakan, dan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan masingmasing tindakan. Menurut Sunarto (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada 3 yaitu pelaku persepsi, target obyek, dan situasi. Pelaku persepsi meliputi pribadi dari perilaku persepsi individu. Karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengaharapan. Target obyek yang dimaksud adalah karakteristi-karakteristik dari target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Misalnya perawat yang sedang tugas berpenampilan rapi, cantik dan ramah maka pasien akan menilai bahwa perawat tersebut cepat dalam melayani pasien, sebaliknya jika perawat yang sedang tugas berpenampilan kurang rapi, cemberut dan tidak punya senyum, mungkin pasien akan menilai pelayanan pasien tersebut lambat. Keadaan inilah yang dapat mempengaruhi persepsi pasien sehingga tidak ada hubungan antara beban kerja dengan waktu perawat gawat darurat di IGD RSU Pandan Arang KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian hubungan beban kerja dengan waktu pasien di IGD RSU Pandan Arang Boyolali yaitu : Beban kerja perawat IGD RSU Pandan Arang Boyolali dalam kategori berat. Waktu perawat gawat darurat menurut Boyolali dalam kategori yang sama yaitu cepat dan lambat. 3. Ada hubungan antara beban kerja fisik dengan 4. Tidak ada hubungan antara beban kerja sosial dengan waktu perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang 5. Tidak ada hubungan antara beban kerja psikologis dengan waktu perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang 6. Tidak ada hubungan antara beban kerja total (fisik, psikologis, dan sosial) dengan waktu perawat gawat darurat menurut Hubungan Beban Kerja Dengan Waktu Tanggap Perawat... (Panggah Widodo dan Arum Pratiwi) 129

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, peneliti memberikan beberapa saran/masukan sebagai berikut: Bagi Instansi RSU Pandan Arang Boyolali Perlu dipertimbangkan penambahan tenaga, baik tenaga non medis yang bertugas memindah pasien ke bangsal maupun tenaga perawat IGD sehingga beban kerja fisik perawat IGD menjadi berkurang yang mana ternyata beban kerja fisik terbukti dapat mempengaruhi waktu perawat dalam melayani pasien gawat darurat. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan bahan dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya, misalnya meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pelayanan keperawatan gawat darurat di IGD RSU Pandan Arang DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta. Keliat, Anna, B. 1999. Penatalaksanaan Stres. EGC : Jakarta. Kusmiati. 2003. Hubungan Persepsi Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat. Skripsi. (tidak diterbitkan). Fakultas Kedokteran, Universitas Gajah Mada : Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 200 Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. Purwandari. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja Perawat di Instalasi Rawat Intensif RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Skripsi, (tidak diterbitkan). PSIK. FK. UGM : Yogyakarta. Purwanto, N. 1985. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keparawatan. EGC : Jakarta. Rahmat, J. 1993. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya : Bandung. Singgarimbun, M. 1989. Metode Penenlitian Survai. LP3ES : Jakarta.