BAB III DATA DAN INFORMASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggalakkan pembangunan moda transportasi berbasis rel ini untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia,

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

moda udara darat laut

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. transportasi darat seperti kereta, mobil, bis, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III: DATA DAN ANALISA

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

Jadwal Tiket Kereta Api (KA) Ekonomi, Ekonomi AC, Bisnis, Executive 2014 (per April 13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN DATA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentunya dengan perencanaan terpadu dengan peningkatan kegiatan manusia di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/perusahaan. Maka dari itu perusahaan mencari SDM yang. berkualitas dan profesional untuk mendukung sebuah perusahaan.

Makalah Kreatif Fundamental Inovasi PT KAI

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. : PT Kereta Api Indonesia (Persero) : Pelayanan Jasa Transportasi Perkeretaapian

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO. A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. telah tertuang rencana pembangunan jaringan jalur KA Bandara Kulon Progo -

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang. dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa

Jadwal Tiket Kereta Api (KA) Ekonomi, Ekonomi AC, Bisnis, Executive 2014 (per April 13)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III TINJAUAN UMUM PT KERETA API INDONESIA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN Jaringan Kereta Api di Surakarta dan Kota-Kota Sekitarnya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 4 TINJAUAN WILAYAH

BAB II TINJAUAN OBJEK

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM (Studi Kasus : Kereta Api Prambanan Ekspres Solo-Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi di kota-kota besar seperti di Yogyakarta. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

Transkripsi:

BAB III DATA DAN INFORMASI A. TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA 1. Sejarah dan Kondisi Fisik a. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) DI Yogyakarta merupakan daerah otonomi setingkat dengan provinsi. Provinsi DI Yogyakarta memiliki ibukota bernama Yogyakarta. DI Yogyakarta, khususnya kota Yogyakarta merupakan kota yang memiliki sejarah yang panjang, terbentuk sejak masa kerajaan sampai saat ini memiliki daerah otonomi khusus di Indonesia selain Aceh dan DKI Jakarta. Kota ini dikenal sebagai kota perjuangan, wisata, budaya dan pendidikan. Daerah ini merupakan satu-satunya dimana pemimpin provinsi yang terpilih merupakan Raja dari Keraton Yogyakarta. Pada awalnya nama Yogyakarta atau dalam bahasa Jawa bernama Ngyogyakarta, adalah nama yang diberikan oleh Paku Buwono II (Raja Mataram Tahun 1719-1722) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati. Sebutan kota perjuangan untuk kota ini berkenaan dengan peran Yogyakarta dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Yogyakarta pernah menjadi pusat dari kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman dan pusat pemerintahan RI. Peninggalan sejarah yang begitu bermacam-macam tersebut membuat kebudayaan Yogyakarta salah satu yang banyak. Banyak peninggalan yang berasal dari zaman kerajaan sampai kolonial yang pernah datang ke Yogyakarta. Hal ini menjadi salah satu daya tarik dari potensi wisata dari budaya tradisional yang ada. Data dan Informasi III.1

b. Kondisi Geografi Secara geografi, Yogyakarta terletak pada lintang 7 33 LS, 8 15 LS dan pada bujur 110 5 BT, 110 48 BT. Gambar 3.1 Peta Yogyakarta Sumber. Google.com. 2015 Batas-batas provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi: Barat laut dan utara : Magelang Selatan : Samudra Hindia Timur laut : Klaten Barat : Purworejo Provinsi DIY terdiri dari lima daerah tingkat II yaitu, Kotamadya Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Sleman. c. Kondisi Topografi Kota yogyakarta berada pada ketinggian 81-124m dpl. Dengan kemiringan 1-2% dari utara ke selatan. Titik nol kota Yogyakarta berada pada persimpangan kantor pos besar. d. Kondisi Klimatoogi Seperti provinsi lainnya di Indonesia, provinsi DIY beriklim tropis. Kondisi klimatologi yaitu : Data dan Informasi III.2

2. Penduduk Terdapat dua angin muson, muson tenggara yang biasanya membuat musim panas (April September) dan Barat laut yang biasanya membuat musim Hujan (Oktober Maret) Suhu rata rata 26,7 o Kelembaban 32,2% Kecepatan angin rata-rata 100km/hari Intensitas penyinaran matahari 45% Curah Hujan 2000-3500mm Berdasarkan hasil estimasi jumlah penduduk dari SP2010, jumlah penduduk DIY tahun 2012 tercatat 3.514.762 jiwa, dengan persentase jumlah penduduk laki-laki 49,43 persen dan penduduk perempuan 50,57 persen. Menurut daerah, persentase penduduk kota mencapai 66,37 persen dan penduduk desa mencapai 33,63 persen. Pertumbuhan penduduk pada tahun 201 2 terhadap tahun 2010 mencapai 0,82 persen, menurun dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, yakni 0,86 persen. Dengan luas wilayah 3.185,80 km2, kepadatan penduduk di DIY tercatat 1.103 jiwa per km2. Kepadatan tertinggi terjadi di Kota Yogyakarta yakni 1 2.123 jiwa per km2 dengan luas wilayah hanya sekitar satu persen dari luas DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang memiliki wilayah terluas mencapai 46,63 persen memiliki kepadatan penduduk terendah yang dihuni rata-rata 461 jiwa per km2. Menurut angka proyeksi Penduduk 2000-2025, komposisi penduduk DI. Yogyakarta menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia dewasa yaitu umur 30-34 tahun sebesar 10,36 persen. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat 32,74 persen, kelompok umur 25-59 tahun 53,88persen, dan lanjut usia yaitu umur 60 tahun ke atas sebesar 1 3,38 persen. Besarnya proporsi mereka yang berusia lanjut mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup penduduk DIY. Kabupaten/Kota Regency/City Luas/Area (Km2) Kepadatan Penduduk/The Population Density (jiwa/km2) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Kulonprogo 586,27 656 658 661 663 666 670 Data dan Informasi III.3

Bantul 506,85 1.722 1.748 1.774 1.798 1.818 1.831 Gunungkidul 1.485,36 455 455 455 455 456 461 Sleman 574,82 1.801 1.835 1.870 1.902 1.926 1.939 Yogyakarta 32,50 12.056 12.024 11.990 11.958 11.958 12.123 DIY 3.185,80 1.054 1.065 1.076 1.085 1.095 1.103 Tabel 3.1 Kepadatan Penduduk Yogyakarta Sumber : Estimasi Penduduk berdasarkan SP 2010 3. Fasilitas Transportasi di Yogyakarta Yogyakarta sebagai ibukota provinsi sekaligus kota besar merupakan simpul transportasi yang penting dan besar pula kaitannya dengan mobilitas penduduk. Fasilitas transportasi yang ada harus mampu mengakomodasi pergerakan penduduk maupun orang orang yang memiliki kepentingan di kota ini. Kota ini terhubung dengan kota kota linnya melalui transportasi darat dan udara. Pelabuhan udara sebagai prasarana transportasi udara yaitu Adisucipto International Airport yang terletak disebelah timur kota yang secara geografis masuk dalam wilayah kabupaten Sleman. Saat ini dengan pasar yang semakin meningkat, demi pengembangan transportasi udara yang semakin maju, dilakukan pengembangan pelabuhan udara baru yang dalam rencananya akan dibangun di kawasan kulonprogo. Angkutan darat berupa bus difasilitasi dengan keberadaan terminal penumpang Giwangan yang terletak didaerah selatan kotayogyakarta. Selain bus antar kota, Yogyakarta juga telah menerapkan sistem BRT yaitu Bus Trans Jogja yang telah memiliki beberapa koridor demi melayani transportasi publik di kota Yogyakarta ini sendiri. Selain bus, angkutan kereta menjadi salah satu moda transportasi yang terdapat di Yogyakarta. Selain melayani kereta jarak jauh, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat fasilitas kereta lokal yang melayani kota kota sekitar Yogyakarta seperti Kutoarjo Yogyakarta Klaten dan Solo. Di Yogyakarta sendiri, terdapat beberapa stasiun pemberhentian yang aktif seperti Stasiun Yogyakarta yang terletak di pusat kota dan kawasan Malioboro, Stasiun Lempuyangan yang terletak tidak jauh dari Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Maguwo yang terletak di dekat Bandara Adi Sucipto. Data dan Informasi III.4

B. TINJAUAN STASIUN BESAR YOGYAKARTA SEBAGAI OBJEK RANCANG BANGUN a. Profil Stasiun Kereta Api Yogyakarta Stasiun Yogyakarta dikenal sebagai salah satu tempat pemberhentian kereta tertua di Indonesia yang ter- letak ditengah kota Yogyakarta, dekat dengan objek wisata serta pusat belanja kawasan Malioboro. Stasiun yang mulai di operasikan sejak tanggal 2 Mei 1887 ini merupakan stasiun kereta api kedua di kota Yogyakarta setelah Stasiun Lempuyangan yang telah dioperasikan 15 tahun lebih awal. Jalur kereta api di kota Yogyakarta pada awalnya dibangun untuk kebutuhan pengangkutan hasil bumi dari daerah Jawa Tengah dan sekitarnya yang menghubungkan kota-kota Yogyakarta Solo Semarang. Baru tahun 1905, Stasiun Yogyakarta mulai melayani kereta penumpang. Stasiun Yogyakarta saat ini sudah menjadi stasiun besar dengan enam jalur kereta yang melayani kereta kelas bisnis dan eksekutif untuk berbagai kota tujuan di Pulau Jawa. Stasiun kereta api ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya, karena merupakan pemberhentian utama kereta api yang melayani kereta eksekutif, bisnis dan beberapa kereta ekonomi. Stasiun ini menjadi pintu masuk di pusat kota Yogyakarta dikarenakan letaknya dipusat kota membuat peranan stasiun ini sangatlah penting dimana melayani kepentingan wisata, ekonomi, ataupun budaya. Gambar 3.2 Bangunan eksisting Stasiun Kereta Yogyakarta. (Sumber: http://heritage.kereta-api.co.id/, 2015) Stasiun Tugu Yogyakarta ini juga memiliki jadwal kereta lokal yang melayani kota kota sekitar seperti, Kutoarjo, Purworejo, Klaten, Solo, Sragen Data dan Informasi III.5

dan Madiun. Kereta lokal ini menjadi salah satu moda transportasi andalan masyarakat di kota kota tersebut. Kereta ini menjadi salah satu potensi pengembangan stasiun dan moda transportasi kedepan dimana dengan pengembangan ini akan memberi dampak pada kota kota sekitar. Batas-batas wilayah Stasiun Yogyakarta: Utara : Jalan Wongsordirjan, Jalan Suryonegaran, Hunian dan Perhotelan Barat : Hunian warga, Samsat Kota Yogyakarta Selatan : Jalan Pasar Kembang, Hunian dan Perhotelan Timur : Jalan Margo Utumo dan Jalan Malioboro Gambar 3.3 Stasiun Kereta Yogyakarta. (Sumber: google earth, 2015) b. Data Non Fisik Stasiun Yogyakarta 1. Struktur Organisasi Berikut merupakan bagan struktur organisasi dari stasiun kereta api Skema 3.1 Struktur Organisasi Sumber. Analisis Saktian. 2015 Data dan Informasi III.6

2. Visi dan Misi PT. KAI 1. Visi Gambar 3.4 Lambang PT. KAI. (Sumber: Annual Report PT.KAI, 2014) Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders. 2. Misi Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktik bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan, dan Kenyamanan. Budaya Perusahaan: 1. Integritas Gambar 3.5 Nilai Utama PT. KAI. (Sumber: Annual Report PT.KAI, 2014) Data dan Informasi III.7

Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya. 2. Profesional Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain. 3. Keselamatan Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian. 4. Inovasi Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selalu menumbuhkembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder. 5. Pelayanan Prima Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) akan memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung jawab). 1 1 Annual Report PT.KAI, 2014 Data dan Informasi III.8

c. Klasifikasi Stasiun Besar Yogyakarta Berdasarkan buku Jalan dan Kereta Api oleh Ir. Imam Subarkah mengenai klasifikasi stasiun, Stasiun Besar Tugu Yogyakarta ini dapat diklasifikasikan sebagai : a. Menurut besarnya, stasiun ini termasuk stasiun besar dimana intensitas kereta api yang berhenti cukup padat dengan potensi penumpang yang selalu meningkat. b. Menurut tujuannya, stasiun ini termasuk stasiun kereta penumpang ataupun stasiun barang. Hal ini dikarenakan stasiun ini melayani pemberhentian penumpang ataupun barang yang dikirimkan lewat jasa kereta api. c. Menurut letaknya, stasiun ini dapat diklasifikasikan sebagai stasiun menerus, namun pada kenyataanya, kereta ini juga menjadi pemberhentian akhir beberapa kereta api. d. Menurut bentuknya, stasiun ini termasuk stasiun paralel dimana gedungnya sejajar dengan jalur rel. e. Menurut kontruksinya, stasiun ini termasuk stasiun yang terletak diatas tanah atau ground level station. f. Menurut segi fasilitasnya, stasiun ini termasuk stasiun jarak jauh dikarenakan melayani perjalanan penumpang jarak jauh antar kota dan provinsi di pulau Jawa. d. Jumlah Penumpang Kereta Api Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor DAOP 6 Yogyakarta, Perkembangan jumlah volume penumpang yang berangkat melalui Stasiun Yogyakarta ini juga setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2014 dimana pada tahun sebelumnya menurun dikarenakan perbaikan fasilitas oleh PT. KAI. KELAS KA 2009 2010 2011 2012 2013 2014 EKSEKUTIF 465,900 474,152 433,336 462,669 519,616 528,425 BISNIS 471,962 475,404 444,314 377,922 378,913 365,536 EKONOMI - 4,068 23,609 142,196 196,290 274,070 LOKAL AC 733,968 759,231 882,970 778,090 495,427 712,980 Data dan Informasi III.9

JUMLAH 1,671,830 1,712,855 1,784,229 1,760,877 1,590,246 1,881,011 Tabel 3.2 Jumlah volume penumpang Stasiun Yogyakarta tahun 2009-2014 (Sumber: DAOP 6 Yogyakarta, 2015) Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada waktu tertentu terdapat penumpukan penumpang yang berada di ruang tunggu di dalam area stasiun, sehingga banyak penumpang yang menggunakan sisi peron sebagai area menunggu kereta datang. Maka, respon yang dapat diberikan adalah memperluas area ruang tunggu penumpang. e. Jadwal Kegiatan 1) Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) No. KA Nama KA Tujuan Kelas Tiba Berangkat 131 Mutiara Bandung Hall Bisnis AC 00.15 00.30 Selatan (BD) 132 Mutiara Surabaya Gubeng Bisnis AC 00.33 00.48 Selatan (SGU) 44 BIMA Malang (ML) via Eksekutif 00.46 01.05 Surabaya Gubeng (SGU) 100 Malabar Malang (ML) Eksekutif, Bisnis 01.27 01.35 AC, Ekonomi AC 42 Gajayana Malang (ML) Eksekutif 01.44 02.00 82 Lodaya Solo Balapan Eksekutif, Bisnis 02.58 03.04 Malam (SLO) AC 138 Senja Utama Yogyakarta Tugu Bisnis AC 03.16 - Yk (YK) 50 Turangga Surabaya Gubeng Eksekutif 03.25 03.32 (SGU) 8 Argo Lawu Solo Balapan Eksekutif 03.45 03.52 (SLO) 103 Malioboro Yogyakarta Tugu Eksekutif, Ekonomi 03.57 - Malam (YK) AC 54 Taksaka Yogyakarta Tugu Eksekutif 04.20 - Malam (YK) 162 Bogowonto Lempuyangan Ekonomi AC 05.47 05.51 (LPN) 134 Senja Utama Solo Balapan Bisnis AC 05.57 06.05 Solo (SLO) 84 Sancaka Pagi Surabaya Gubeng Eksekutif, Bisnis - 06.45 (SGU) AC 135 Fajar Utama Pasar Senen (PSE) Bisnis AC - 07.00 Yk 102 Malioboro Malang (ML) Eksekutif, Ekonomi - 07.30 Pagi AC 51 Taksaka Gambir (GMR) Eksekutif - 08.00 Siang 79 Lodaya Pagi Bandung Hall (BD) Eksekutif, Bisnis AC 08.02 08.08 Data dan Informasi III.10

7 Argo Lawu Gambir (GMR) Eksekutif 08.52 08.57 161 Bogowonto Pasar Senen (PSE) Ekonomi AC 09.04 09.08 5 Argo Wilis Bandung Hall Eksekutif 11.15 11.25 (BD) 83 Sancaka Pagi Yogyakarta Tugu Eksekutif, Bisnis 12.55 - (YK) AC 136 Fajar Utama Yogyakarta Tugu Bisnis AC 14.40 - Yk (YK) 164 Gajah Wong Lempuyangan Ekonomi AC 14.55 15.01 (LPN) 80 Lodaya Pagi Solo Balapan Eksekutif, Bisnis 15.12 15.20 (SLO) AC 10 Argo Solo Balapan Eksekutif 15.35 15.42 Dwipangga (SLO) 101 Malioboro Yogyakarta Tugu Eksekutif, Ekonomi 15.40 - Pagi (YK) AC 6 Argo Wilis Surabaya Gubeng Eksekutif 15.56 16.02 (SGU) 52 Taksaka Yogyakarta Tugu Eksekutif 16.32 - Siang (YK) 86 Sancaka Sore Surabaya Gubeng Eksekutif, Bisnis - 16.30 (SGU) AC 137 Senja Utama Pasar Senen (PSE) Bisnis AC - 17.45 Yk 163 Gajah Wong Pasar Senen (PSE) Ekonomi AC 18.04 18.08 133 Senja Utama Pasar Senen (PSE) Bisnis AC 18.26 18.35 Solo 53 Taksaka Gambir (GMR) Eksekutif - 20.00 Malam 81 Lodaya Bandung Hall Eksekutif, Bisnis 20.02 20.08 Malam (BD) AC 41 Gajayana Gambir (GMR) Eksekutif 20.18 20.35 104 Malioboro Malang (ML) Eksekutif, Ekonomi - 20.45 Malam AC 9 Argo Gambir (GMR) Eksekutif 20.52 20.57 Dwipangga 49 Turangga Bandung Hall Eksekutif 21.22 21.28 (BD) 43 BIMA Gambir (GMR) Eksekutif 21.45 22.00 85 Sancaka Sore Yogyakarta Tugu Eksekutif, Bisnis 22.32 - (YK) AC 99 Malabar Bandung Hall (BD) Eksekutif, Bisnis AC, Ekonomi AC 23.25 23.32 Tabel 3.3 Jadwal Kereta Jarak Jauh Stasiun Yogyakarta 2015 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/stasiun_yogyakarta 2) Kereta Lokal No. Nama Kelas Tujuan Tiba Berangkat KA KA 169 Joglo Ekonomi AC Yogyakarta Tugu 07.20 - (YK) 170 Joglo Ekonomi AC Solo Balapan (SLO) - 08.15 145F Sidomukti Bisnis AC Yogyakarta Tugu (YK) 11.02 - Data dan Informasi III.11

146F Sidomukti Bisnis AC Solo Balapan (SLO) - 11.45 Tabel 3.4 Jadwal Kereta Lokal Per 1 Juni 2015 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/stasiun_yogyakarta No. KA 3) Komuter berbasis KRDE/KRDI Nama KA Tujuan Tiba Berangkat 271A Prameks Prembun (PRB) - 04.30 272 Prameks II Solo Balapan (SLO) - 05.30 273A Prameks Prembun (PRB) 06.31 06.35 274A Prameks II Solo Balapan (SLO) 07.27 07.35 275 Prameks II Yogyakarta Tugu (YK) 08.32-276 Prameks II Solo Balapan (SLO) - 09.10 253 Madiun Jaya Ekspres Yogyakarta Tugu (YK) 09.45-278A Prameks Solo Balapan (SLO) 09.56 09.59 277 Prameks Yogyakarta Tugu (YK) 10.40-280 Prameks Solo Balapan (SLO) - 11.05 279 Prameks II Yogyakarta Tugu (YK) 11.58-282 Prameks II Solo Balapan (SLO) - 12.15 256 Madiun Jaya Ekspres Solo Balapan (SLO) - 13.00 281 Prameks Yogyakarta Tugu (YK) 13.26-284 Prameks Solo Balapan (SLO) - 13.50 283 Prameks Yogyakarta Tugu (YK) 14.16-286 Prameks Solo Balapan (SLO) - 14.45 285 Prameks II Yogyakarta Tugu (YK) 15.17-255 Madiun Jaya Ekspres Yogyakarta Tugu (YK) 16.15-254 Madiun Jaya Ekspres Madiun (MN) - 16.35 287A Prameks Prembun (PRB) 17.23 17.25 288 Prameks II Solo Balapan (SLO) - 18.00 289 Prameks Yogyakarta Tugu (YK) 18.15-290A Prameks Solo Balapan (SLO) 20.23 20.25 291 Prameks II Yogyakarta Tugu (YK) 21.11 - Tabel 3.5 Jadwal Komuter Berbasis KRDI Per 1 Juni 2015 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/stasiun_yogyakarta f. Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan di Stasiun Yogyakarta terdiri dari : 1. Pengelola 2. Penumpang Penumpang berangkat Penumpang datang 3. Pengantar dan penjemput 4. Pedagang kios 5. Pengelola stasiun Data dan Informasi III.12

6. Petugas kereta api 7. Petugas keamanan g. Pola Kegiatan Pengguna Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pola kegiatan oleh pengguna pada Stasiun Yogyakarta, yaitu : 1. Calon penumpang : datang, berorientasi, bertanya, melihat signage, membeli tiket kereta api, memanfaatkan fasilitas stasiun, menunggu kereta api. 2. Eks-penumpang : turun dari kereta, berorientasi, bertanya, melihat signage, menunggu dijemput, memanfaatkan fasilitas stasiun, keluar dari area stasiun. 3. Pengantar : datang, parkir, masuk stasiun bersama calon penumpang, memanfaatkan fasilitas stasiun (seperti toilet, musholla), menunggu kereta, pulang. 4. Penjemput : datang, parkir, masuk ke stasiun, menunggu kereta, menjemput pengguna kereta api yang dituju, memanfaatkan fasilitas stasiun, pulang. 5. Pedagang Kios : datang, parkir, masuk stasiun, berjualan, memanfaatkan fasilitas stasiun, pulang. 6. Pengelola stasiun : datang, bekerja, memanfaatkan fasilitas stasiun, beristirahat, pulang. 7. Petugas kereta api : datang, bekerja, memanfaatkan fasilitas stasiun, beristirahat, pulang. 8. Petugas keamanan : datang, menjaga keamanan stasiun, beristirahat, memanfaatkan fasilitas stasiun, pulang. h. Atribusi Pengguna pada Setting Tertentu Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan, terdapat beberapa atribusi pengguna pada setting tertentu baik yang sudah berjalan sesuai dengan fungsi ruang, maupun yang menyimpang dari yang seharusnya, diantaranya : 1. Calon Penumpang Kereta Api Data dan Informasi III.13

Calon penumpang di Stasiun Yogyakarta merupakan penumpang yang akan menggunakan moda transportasi kereta api yang memiliki berbagai tujuan baik kereta lokal maupun kereta jarak jauh. Calon penumpang kereta api ini juga berasal dari berbagai moda transportasi seperti kendaraan pribadi (motor, mobil) atau pun kendaraan umum (becak, transjogja, taksi). Bagi pengguna kendaraan pribadi dapat menggunakan fasilitas prakir yang telah tersedia di stasiun. Sedangkan untuk para pengguna kendaraan umum, dapat menggunakan area halte bus dan becak yang tersedia di sebelah pintu selatan dari Stasiun Yogyakarta. Gambar 3.6 Area Parkir Mobil (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Gambar 3.7 Area Parkir Motor Selatan (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Data dan Informasi III.14

Gambar 3.8 Area Parkir Motor Timur (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Terdapat dua buah pintu masuk dari Stasiun Yogyakarta, yaitu pintu selatan (Jalan Pasar Kembang) dan pintu barat (Jalan Margo Utomo). Saat ini pintu barat hanya dikhususkan bagi para calon penumpang kereta jarak jauh, sedangkan bagi calon penumpang kereta lokal, telah dialihkan ke area pintu selatan yang terletak di Jalan Pasar Kembang. Gambar 3.9 Pintu Masuk Selatan (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Gambar 3.10 Pintu Masuk Utara/Timur. (Sumber: http://heritage.kereta-api.co.id/, 2015) Data dan Informasi III.15

Calon penumpang yang melewati pintu selatan sendiri, saat akan membeli tiket harus menuju bangunan reservasi yang terletak di sebelah barat pintu masuk selatan. Namun, saat ini antara gedung reservasi tiket dengan pintu masuk selatan masih terpisah, sehingga memberi ketidaknyaman apabila terdapat cuaca buruk. Gambar 3.11 Gedung Reservasi (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Bagi calon penumpang kereta api, telah dibedakan antara ruang tunggu kereta jarak jauh dan lokal. Bagi calon penumpang kereta lokal, area ruang tunggu yang tersedia terletak di sebelah pintu masuk selatan yang merupakan pintu masuk bagi kereta lokal. Sedangkan bagi calon penumpang kereta jarak jauh, dapat langsung mengakses pada ruang tunggu yang telah disediakan diarea hall Stasiun Yogyakarta. Gambar 3.12 Ruang Tunggu (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Data dan Informasi III.16

2. Eks-penumpang Kereta Api Gambar 3.13 Ruang Tunggu Kereta Lokal (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Eks-penumpang merupakan pengguna moda transportasi kereta api yang telah menggunakan kereta. Setelah sampai di Stasiun Yogyakarta, penumpang menuju pintu keluar yang telah disediakan oleh pihak stasiun. Pintu keluar stasiun terdapat di sebelah barat dan sebelah selatan stasiun. Gambar 3.14 Pintu Keluar Selatan (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Terdapat dua pintu keluar yang ada dibagian selatan. Pintu keluar pertama dapat digunakan oleh pengguna KA lokal atau pun jarak jauh. Pintu keluar ini berhubungan langsung dengan tempat parkir taksi. Data dan Informasi III.17

Gambar 3.15 Pintu Masuk dan Keluar KA Jarak Jauh Selatan (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Pintu keluar kedua merupakan pintu keluar dan pintu masuk khusus bagi penumpang KA jarak jauh. Pintu keluar dan masuk ini berhubungan akses dengan ruang tunggu kereta jarak jauh karena jalur ini merupakan jalur bawah tanah yang tidak melalui peron stasiun namun langsung mengakses ke ruang tunggu penumpang yang ada pada bagian bangunan utama stasiun. Gambar 3.16 Parkir Taksi (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Data dan Informasi III.18

Gambar 3.17 Parkir Becak (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) 3. Pengantar dan Penjemput Pengantar dan penjemput yang membawa kendaraan mengantarkan calon penumpang pintu ke area pintu masuk yang tersedia (pintu selatan dan barat). Bagi pengantar ataupun penjemput pada pintu masuk sebelah barat, tidak disediakan area parkir, sehingga saat ini pengantar atau penjemput hanya dapat melakukan aktifitas drop off penumpang. Sedangkan pada pintu masuk selatan, pengantar atau penjemput dapat memarkirkan kendaraan ditempat yang telah disediakan. Tidak tersedianya area ruang tunggu yang baik bagi pengantar dan penjemput membuat pengguna berdiri ataupun duduk di lantai di area pintu masuk selatan. 4. Pedagang Kios Pedagang kios merupakan salah satu pengguna di stasiun. Pedagang kios saat ini berjualan di area yang disediakan oleh pengelola stasiun yang terletak dekat ruang tunggu. Saat ini area kios masih terlihat bercampur dengan area ruang tunggu, sehingga pada saat frekuensi penumpang tinggi, terlihat berantakan. Data dan Informasi III.19

Gambar 3.18 Toko Stasiun (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Selain itu terdapat juga area berjualan yang ada diluar bangunan stasiun. Terdapat minimarket dan beberapa yang melayani jasa angkutan kereta api. Saat ini untuk jasa angkutan kereta api seperti motor ataupun barang barang yang besar tidak memiliki ruang penyimpanan khusus, sehingga diletakkan didepan yang langsung berhubungan dengan jalur pengguna kendaraan bermotor yang akan ke pintu masuk Stasiun Besar Yogyakarta. 5. Pengelola Stasiun Pengelola stasiun, seperti ruang kepala stasiun, ruang meeting, ruang staff, ruang administrasi, ruang perlengkapan, ruang announcer, dan ruang telepon antar stasiun memiliki ruangan ditengah bangunan stasiun di lantai 1. 6. Petugas / Karyawan Kereta Api Area Stasiun Yogyakarta merupakan induk dari DAOP 6 Yogyakarta, sehingga disini terdapat beberapa beberapa fasilitas DAOP 6 Yogyakarta sebagai penunjang kegiatan pelayanan KAI. 7. Petugas Keamanan Petugas keamanan yang mengatur dan menjaga keamanan tersebar di area Stasiun Yogyakarta. Petugas keamanan berasal dari TNI, Polisi Kereta Api dan Satpam. Petugas keamanan ini terbagi dibeberapa titik Data dan Informasi III.20

yaitu setiap pintu masuk dan emplasemen. Selain itu terdapat ruang istirahat dan ruang pantau bagi petugas keamanan. Gambar 3.19 Petugas Keamanan pada Pintu Keluar Stasiun (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Data dan Informasi III.21

3. Data Fisik Stasiun Besar Yogyakarta a. Eksisting Kawasan Stasiun Yogyakarta. Keterangan: 1 : Stasiun Besar Yogyakartaa 2 : Bengkel Kereta DAOP 6 3 : Pemutar Lokomotif 4 : Pengisi Bahan Bakar 5 : Rumah Penduduk 6 : Parkir Kendaraan 7 : Fasilitas Pengelola Kereta (Area Pengelola dan rumah dinas) Data dan Informasi III.22

1. Stasiun Besar Yogyakarta Bangunan Stasiun Yogyakarta telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya tipe B pada tahun 2007 yang ditetapkan berdasarkan nomor penetapan, PM.07/PW.007/MKP/2007. Penetapan bangunan tipe B ini mempengaruhi ketentuan pada pengembangan fasilitas dari stasiun Yogyakarta. Gambar. 3.20. Bangunan Stasiun Yogyakarta Sumber. Dokumentasi Saktian. 2015 2. Bengkel Kereta DAOP 6 Gambar. 3.21. Bangunan Bengkel DIPO Stasiun Yogyakarta Sumber. Dokumentasi Saktian. 2015 Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas yang menempati kawasan stasiun Yogyakarta. Dibangun bersamaan dengan bangunan utama sejak tahun 1887 yang berfungsi sebagai bengkel kereta api. 3. Pemutar Lokomotif Gambar. 3.22. Pemutar Lokomotif Stasiun Yogyakarta Sumber. Google earth. 2015 Data dan Informasi III.23

Pemutar lokomotif ini berfungsi sebagai alat pemutar lokomotif kereta api. Saat ini pemutar ini masih sering digunakan untuk memutar lokomotif kereta. 4. Pengisi Bahan Bakar Loko Gambar. 3.23. Bangunan Pengisi Bahan Bakar Stasiun Yogyakarta Sumber. Dokumentasi Saktian. 2015 Fasilitas ini berfungsi sebagai alat penghisi bahan bakar lokomotif yang menggunakan mesin deisel. Fasilitas ini digunakan oleh lokomotif yang ada dibawah DAOP 6 Yogyakarta. 5. Rumah Penduduk Gambar. 3.24. Rumah Penduduk dan PKL disekitas Stasiun Sumber. Google street. 2015 saat ini, kawasan ini telah beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman penduduk dan juga pedagang kaki lima disepanjang pinggir jalan Pasar Kembang. Hal ini mempersempit ruang dan mengurangi nilai fungsi ruang kawasan sebagai stasiun pelayanan transportasi kereta api. Data dan Informasi III.24

6. Parkir Kendaraan Gambar. 3.25. area parkir DIPO Stasiun Yogyakarta Sumber. Dokumentasi Saktian. 2015 Terdapat dua buah area parkir, area utara yang dicapai dari arah jl. Mangkubumi dan selatan dari jl. pasar kembang. Parkir sebelah utara hanya dgunakan oleh para pengguna kendaraan motor, sedangkan mobil ditempatkan pada parkir selatan, selain mobil di area ini juga menyediakan parkir kendaraan bermotor dan juga parkir bus bus pariwisata yang ada di kota Yogyakarta. 7. Fasilitas Pengelola Gambar. 3.26. Bangunan Pengelola Stasiun Yogyakarta Sumber. Dokumentasi Saktian. 2015 Ini merupakan fasilitas yang tidak ada hubugannya dengan fasilitas pelayanan kereta, karena fasilitas ini merupakan fasilitas yang dibawahi oleh DAOP 6. b. Layout fasilitas Stasiun Yogyakarta Stasiun Besar Yogyakarta merupakan stasiun yang memiliki fasilitas seperti : 1. Fasilitas Pelayanan Penumpang Hall Loket tiket Toilet umum Data dan Informasi III.25

Mushola Kios Cafe Ruang Tunggu Peron Parkir Costumer Services 2. Fasilitas Administrasi R. Kepala Stasiun R. VIP R. Administrasi R. Perbendaharaan R. Pelayanan R. Rapat 3. Fasilitas Operasi R. PPKA R.Waslop R. Pengawas Umum Kereta R. Restorka Data dan Informasi III.26

Gambar 3.27 Layout Stasiun Yogyakarta Sumber : DAOP VI Yogyakarta, PT.KAI 4. Peron Stasiun Terdapat Sembilan jalur yang berada di Stasiun Yogyakarta, yaitu enam jalur langsir dan tiga jalur simpan. Jalur langsir digunakan untuk penumpang kereta, sementara jalur simpan digunakan untuk pergantian lokomotif. Peron yang berada di Stasiun Yogyakarta termasuk peron tinggi yang berukuran 1,2 meter dari kop rel dengan lebar 5 2.8 meter. Panjang tiap peron terdiri dari Peron 1 : 194 m (lebar peron 2.8 meter) Peron 2 : 194 m (lebar peron 2.8 meter) Peron 3 : 213 m (lebar peron 5 meter) Peron 4 : 144 m (lebar peron 2.8 meter) Peron 5 : 286 m (lebar peron 2.8 meter) Peron 6 : 161 m (lebar peron 2.8 meter) Peron 7 : 110 m (lebar peron 2.8 meter) Data dan Informasi III.27

Gambar 3.28. Peron 6 (utara) Stasiun Besar Yogyakarta (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) Gambar 3.29. Peron 3 (selatan) Stasiun Besar Yogyakarta (Sumber: Dokumentasi Saktian. 2015) C. RENCANA PEMERINTAH TERKAIT STASIUN YOGYAKARTA 1. Draft TOR Revitalisasi Stasiun Yogyakarta dan Pedestrian Malioboro Menurut TOR yang dikeluarkan oleh Bappenas pada 2010 tentang revitalisasi Stasiun Yogyakarta dan Malioboro, revitalisasi akan dilaksanakan pada Stasiun Besar Yogyakarta ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan kosong yang tersedia di kawasan stasiun yang ditujukan untuk menunjang kegiatan transportasi publik dikawasan malioboro dan penambahan fungsi terkait potensi yang dimiliki Yogyakarta sebagai kota destinasi pariwisata dan ekonomi. Peruntukan lahan pada Revitalisasi Stasiun Yogyakarta yang diajukan adalah sebagai : a. Pengembangan Stasiun dan Area Komersial didalamnya b. Retail dan Ruko c. Hotel d. Apartemen Data dan Informasi III.28

e. City Park Gambar 3.30. Rencana Peruntukan Lahan pada Revitalisasi Stasiun Yogyakarta dan Pedestrian Malioboro. Sumber. http://www.competitionline.com/en/tenders/63993 oleh Bappenas 2. Rencana Jangka Panjang Perusahaan PT. KAI Berdasarkan RJPP PT. KAI tahun 2014 2018 dimana PT. KAI memiliki Strategi Pengembangan Usaha yaitu : a. Pengembangan Angkutan Penumpang Volume penumpang kereta api di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2010-2014) menunjukkan tren pertumbuhan rata-rata 8% sejak tahun 2012 dan 2013. Pada periode tahun 2010-2011, volume angkutan penumpang mengalami penurunan tetapi kembali meningkat pada periode 2011-2014 dan mencapai 279,52 juta penumpang pada tahun 2014. PT. KAI memprediksikan bahwa nantinya pada tahun 2018 penumpang yang diangkut mencapai 478,08 juta penumpang. Data dan Informasi III.29

Gambar 3.31. Proyeksi Penumpang 2015-2018 Sumber. Annual Report PT.KAI 2014 Berdasarkan data diatas, PT. KAI melakukan strategi seperti ada peningkatan kualitas pelayanan pelanggan, optimalisasi tarif (pricing strategy), penambahan rute-rute baru serta mengembangkan KA jarak menengah dan angkutan komuter Jabodetabek dan KA Bandara untuk meningkatkan layanan angkutan penumpang. b. Pengembangan Angkutan Barang Volume angkutan barang mulai mengalami pertumbuhan sejak tahun 2011 sejalan dengan berbagai inisiatif strategis Perseroan untuk mendorong kinerja segmen bisnis angkutan barang. Pada 2009 volume barang yang diangkut mencapai 19,01 juta ton dan relatif stagnan pada 18,95 juta ton di tahun 2010. Tetapi sejak 2011 hingga 2013, volume angkutan barang mulai tumbuh dan mencapai 24,71 juta ton pada tahun 2013 atau naik 12% dari tahun 2012 sebesar 22,09 juta ton. Angkutan barang berasal dari angkutan batu bara, peti kemas, bahan bakar minyak (BBM), semen, curah dan perkebunan, general cargo dan BHP serta komoditas lainnya. Dari perhitungan prognosa, angkutan barang berkontribusi sebesar 43% terhadap total pendapatan operasional Perseroan pada tahun 2013. Sasaran strategis Perseroan telah menargetkan peningkatan kontribusi pendapatan dari angkutan barang secara bertahap hingga mencapai 60% Data dan Informasi III.30

melalui investment initiatives yang sudah dilakukan studi kelayakannya, yakni Poyek Ten dan Proyek Fifty. c. Pengembangan Aset Properti Untuk kepentingan pengembangan aset properti (aset non produksi), Perseroan fokus untuk meningkatkan penguasaan aset melalui program sertifikasi tanah dan program penyelesaian kasus-kasus besar terkait kepemilikan aset tanah KAI. Dengan kedua program ini diharapkan asetaset properti Perseroan yang berstatus clean and clear semakin banyak sehingga memberikan keleluasaan untuk pemanfaatan dan pengembangannya. Perseroan menetapkan tiga metode pengembangan aset properti, yaitu: Pengembangan properti melalui investasi dari sumber dana internal. Pengembangan properti melalui sinergi dengan anak perusahaan. Pengembangan properti bekerja sama dengan mitra bisnis BUMN (sinergi BUMN) dan swasta. Dalam jangka pendek, stasiun-stasiun besar akan dikembangkan menjadi pusat bisnis yang melayani berbagai keperluan para pengguna (traveller) kereta api. Sedangkan stasiun-stasiun yang melayani angkutan perkotaan seperti komuter Jabodetabek dikembangkan sebagai kawasan park and ride, dimana penumpang dapat menitipkan kendaraan pribadinya di lokasi parkir yang aman yang disediakan di lingkungan stasiun dan melanjutkan perjalanannya ke tempat tujuan dengan kereta api. Dalam jangka panjang, stasiun-stasiun besar yang memiliki area lahan relatif luas akan dikembangkan sebagai kawasan bisnis terpadu dengan konsep transit oriented development yang menitikberatkan keterkaitan antara transportasi publik dengan fungsi kawasan (landuse). Sedangkan untuk area lahan di luar kawasan operasional kereta api direncanakan pengembangan untuk pembangunan hotel dan/atau area komersial dalam 5 tahun ke depan. Data dan Informasi III.31

3. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional Pemerintah melalui Kementrian Perhubungan mengeluarkan rencana induk perkeretaapian nasional yang tertera pada Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 43 Tahun 2011 tentang Rencana Perkeretaapian Nasional dimana pada tahun 2030 pemerintah memiliki target untuk mewujudkan layanan transportasi perkeretaapian yang memiliki pangsa pasar penumpang sebesar 11% - 13 % dan barang sebesar 15% - 17% dari keseluruhan layanan transportasi nasional. Target tersebut diikuti oleh beberapa cara dan perkiraan yang dilakukan demi memenuhi target yang dicanangkan pemerintah. a. Prakiraan Perpindahan Penumpang Nasional Tabel 3.6 Tabel Perkiraan Perjalanan Kereta Api Sumber. PM 43 Tahun 2011 tentang Rencana Perkeretaapian Nasional Berdasarkan data yang dikeluarkan bahwa dominasi perjalanan masih terdapat di pulau Jawa. Sedangkan secara khusus perkiraan di pulau jawa dimana di Yogyakarta memiliki perkiraan penumpang sebannyak 32.308.000 orang dan 22.490.000 barang. b. Pemenuhan Kebutuhan Prasarana Perkeretaapian Nasional Dalam pemenuhan kebutuhan prasarana nasional, strategi yang dilaksanakan yaitu: Rencana pengembangan jaringan di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, Madura dan Batam. Pengembangan Teknologi dan Industri Prasarana Perkeretaapian. Investasi Prasarana Perkeretapian. Data dan Informasi III.32