VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam. sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam.

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2011

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

ANALISIS DATA/INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KAMPAR. Lapeti Sari Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

9.1. Analisis LQ Sektor Kabupaten Jembrana Terhadap Sektor Provinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN I 2014 TUMBUH 6,5 PERSEN

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

Lampiran 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Karo

8.1. Keuangan Daerah APBD

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Berlakang. Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

JEFRI TIPKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah Jl. R. A. Kartini No. 15 Kelurahan Namaelo, Masohi

Transkripsi:

102 VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN Adanya otonomi daerah menuntut setiap daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan daerah berdasarkan potensi yang dimiliki daerahnya. Dengan demikian, setiap daerah harus benar-benar mengetahui potensi ekonomi yang dimiliki agar pembangunan ekonomi daerah tersebut berjalan dengan optimal. Dalam kajian ini akan dianalisis potensi ekonomi yang terdapat di Kabupaten Cianjur. Potensi ekonomi suatu daerah secara relatif dapat diketahui dengan analisis Location Quotient (LQ). Pada umumnya analisis ini digunakan untuk melihat keunggulan sektoral dari sutau daerah dibandingkan dengan daerah lainnya. Besaran nilai LQ tersebut dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat sektor-sektor ekonomi yang potensial pada suatu kecamatan di wilayah Cianjur Selatan dibandingkan dengan keadaan secara rata-rata pada tingkat Kabupaten Cianjur. Besaran nilai LQ di Cianjur Selatan dapat diketahui dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Cianjur tahun 2007-2011. Produk Domestik Regional Bruto disajikan dalam sembilan sektor. Semua sektor tersebut terbagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tersier. Sektor primer adalah sektor yang tidak mengolah bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti sektor pertanian dan pertambangan. Sektor sekunder yaitu sektor yang mengolah bahan baku baik yang berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder sendiri menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Sektor yang termasuk ke dalam sektor sekunder adalah sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air minum juga sektor bangunan. Sementara sektor tersier atau yang lebih dikenal sektor jasa-jasa adalah sektorsektor yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk jasa misalnya sektor perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa-jasa.

103 7.1 Perkembangan dan Struktur Ekonomi Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan Kabupaten Cianjur Secara umum, perkembangan pembangunan ekonomi di Kabupaten Cianjur didominasi oleh wilayah Cianjur Utara. Wilayah Cianjur Utara memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB. Untuk wilayah Cianjur Selatan, kontribusi terhadap PDRB anya berkisar antara 13 14 persen. Disamping itu, kontribusi PDRB wilayah Cianjur Selatan terhadap PDRB Kabupaten Cianjur cenderung tetap dari tahun ke tahun. Tabel 7.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Wilayah Pembangunan Kabupaten Cianjur Tahun 2008-2011 Wilbang 2008 2009 2010 2011 PDRB (Juta) Kontri busi PDRB (Juta) Kontri busi PDRB (Juta) Kontri busi PDRB (Juta) Kontri busi Utara 4739548 62.03 4934905 62.15 5132619 61.83 5369476 61.76 Tengah 1826161 23.90 1902524 23.96 1979808 23.85 2072392 23.83 Selatan 1059151 13.86 1103557 13.89 1148499 13.83 1202338 13.83 Cianjur 7639661 7940199 8299884 8693509 Sumber : Bappeda Kabupaten Cianjur, diolah Gambar 7.1. menunjukkan struktur ekonomi wilayah Cianjur Selatan pada Tahun 2010. Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor terhadap perekonomian secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor terhadap pembentukan PDRB maka akan semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di alam perkembangan ekonomi daerah. Secara umum struktur ekonomi Cianjur Selatan masih didominasi oleh sektor primer yaitu sektor pertanian sebesar 79.86 persen dan sektor perdagangan 6 persen. Sedangkan sektor-sektor sekunder dan tersier memberikan kontribusi yang relatif kecil terhadap PDRB Cianjur Selatan.

104 Pertanian 0% 3% 6% 0% 3% 2% 1% 5% Pertambangan dan Penggalian Indistri Pengolahan Listrik, Gas&Air Minum Bangunan/Konstruksi Perdagangan Angkutan&Komunikasi 80% Lembaga Keuangan&Persewaan Jasa-jasa Gambar 7.1. Struktur Ekonomi Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan Tahun 2010 Tabel 7.2. menunjukkan PDRB Kabupaten Cianjur per kapita per wilayah pembangunan. Pendapatan per kapita di Kabupaten Cianjur menunjukkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh penduduk selama satu tahun. Pendapatan per kapita tersebut adalah rasio antara nilai PDRB berlaku terhadap penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2011, PDRB tertinggi adalah wilayah Cianjur Utara sebesar 4.01 juta rupiah. Wilayah Cianjur Tengah menempati urutan PDRB per kapita terendah yaitu 3.36 juta rupiah. Untuk Cianjur Selatan, nilai PDRB per kapita pada tahun 2011 adalah 3.54 juta rupiah. Setiap tahun, wilayah pembangunan Cianjur Tengah dan Selatan selalu memiliki PDRB per kapita dibawah PDRB per kapita Kabupaten Cianjur.

105 Tabel 7.2. PDRB per Kapita Wilayah Pembangunan Kabupaten Cianjur Tahun 2008-2011 Wilayah 2008 2009 2010 2011 Pembangunan Utara 3.780087 3.915755 4.052486 4.012047 Tengah 3.166439 3.281965 3.398386 3.366459 Selatan 3.324632 3.446294 3.568895 3.535749 Kab.Cianjur 3.481032 3.576671 3.777188 3.912944 Sumber : Bappeda Kabupaten Cianjur, 2012 7.2 Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cianjur Kemampuan suatu daerah dapat dilihat dari pendapatan yang mampu dihasilkan oleh daerah tersebut. Kondisi ini juga penting diperhatikan untuk mempertimbangkan kemampuan suatu daerah dalam melaksanakan pembangunan daerahnya sendiri. Pendapatan daerah dapat diartikan semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi hak daerah. Komposisi pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Sedangkan belanja daerah merupakan semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah. Komposisi belanja daerah terdiri dari belanja aparatur daerah; belanja pelayanan publik; belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; serta belanja tidak disangka. Pertumbuhan APDB Kabupaten Cianjur tahun 2009-2010 dapat dilihat pada Tabel 7.2.

106 Tabel 7.2. Pertumbuhan APBD Kabupaten Cianjur Tahun 2009-2010 No. Uraian Tahun Rata-rata 2006 2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan I Pendapatan 867381 1036593 1199235 1323090 1477095 14.29 1.1 PAD 60171 69276 77803 93627 114303 17.47 1.2 Dana 781716 900121 1000783 1041234 1085428 8.65 Perimbangan 1.3 Lain-lain 25494 67196 120649 188229 277364 86.62 Pendapatan yang Sah II Belanja 1223256 1238530 1433276 8.49 Belanja 586400 681371 753576 13.40 Aparatur Daerah Surplus/Defisit 636856 557159 679700 4.74 III Pembiayaan -24021 84560 43819-2.50 3.1 Penerimaan 148 62030 25424 208.77 Daerah 3.2 Pengeluaran Daerah 4821 119224 49804 11.57 Sumber : APBD Kabupaten Cianjur tahun 2006-2011, diolah Berdasarkan Tabel 7.2, realisasi pendapatan Kabupaten Cianjur tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 11,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah dari tahun 2006-2010 sebesar 14,29 persen. Kenaikan terbesar dari peningkatan pendapatan ini diperoleh dari kenaikan lain-lain pendapatan yang sah yaitu sebesar 47,35 persen pada tahun 2010 dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu juga jika dilihat dari rata-rata pertumbuhan tahun 2009-2010, yaitu rata-rata pertumbuhan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 86,62 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa dominasi dana dari pemerintah pusat sangat besar dibandingkan PAD Kabupaten Cianjur. Rendahnya PAD salah satunya disebabkan oleh potensi yang tidak diperhitungkan dalam perencanaan APBD sebelumnya.

107 Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat terkait dengan potensi yang ada di daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cianjur yang tinggi merupakan potensi yang sangat menguntungkan bagi pemerintah daerah untuk kenaikan PAD. Usaha meningkatkan PAD Kabupaten Cianjur dapat dilihat dari perbandingan nilai PAD dengan PDRB seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 7.3. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa persentase PAD terhadap PDRB cenderung mengalami peningkatan. Tahun 2011 rasio PAD terhadap PDRB Kabupaten Cianjur sebesar 1,59 persen. Tabel 7.3. Perbandingan PDRB dan PAD di Kabupaten Cianjur tahun 2006-2011 Tahun Rasio PAD PAD PDRB terhadap PDRB 2006 60171 7048228 0.85 2007 69276 7342965 0.94 2008 77803 7639661 1.02 2009 93627 7940199 1.18 2010 114303 8299883 1.38 2011 138338 8693509 1.59 Sumber : APBD Kabupaten Cianjur tahun 2006-2011, diolah 7.3 Potensi Sektor Ekonomi Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan Kabupaten Cianjur Sektor perekonomian di suatu wilayah dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu sektor basis dan sektor non basis. Sektor basis menghasilkan barang dan jasa untuk pasar domestik daerah itu sendiri maupun pasar luar daerahnya. Sedangkan sektor non basis adalah sektor dengan kegiatan ekonomi yang hanya melayani pasar daerahnya sendiri. Kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses pemenuhan tersebut akan menyebabkan mekanisme ekspor dan impor antar wilayah.

108 Untuk mengetahui potensi ekonomi yang merupakan sektor basis dan non basis digunakan metode LQ. Sektor yang memiliki nilai LQ>1 disebut sebagai sektor basis yaitu suatu sektor yang keberadaannya pada suatu wilayah tertentu berhubungan langsung dengan permintaan dari luar. Bila besaran LQ<1 disebut sebagai sektor non basis yaitu sektor yang hanya melayani kebutuhan lokal. Dengan berkembangnya sektor basis diharapkan dapat membantu percepatan pembangunan ekonomi lokal di suatu wilayah. Berdasarkan hasil perhitungan LQ di wilayah Pembangunan Cianjur Selatan, maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 sampai dengan 2011 terdapat empat sektor unggulan. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor-sektor basis ini berpotensi untuk mengekspor komoditi yang dihasilkan ke luar wilayah. Sedangkan sektor lain yang memiliki LQ kurang dari satu merupakan sektor non basis sehingga hanya mampu menghasilan komoditi untuk dipasarkan secara lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Tabel 7.3. Nilai Location Quotient (LQ) Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan dan Peranan PDRB sektoral Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan terhadap Kabupten Cianjur Tahun 2007-2010. Lapangan Kontribusi PDRB LQ Usaha 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 43.79 44.47 43.51 42.16 1.79 1.79 1.79 1.84 2 Pertambangan&Penggalian 0.13 0.12 0.12 0.12 1.09 1.11 1.21 1.18 3 Industri Pengolahan 2.83 2.78 2.82 2.93 1.12 1.13 1.15 1.11 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.79 0.79 0.82 0.85 0.08 0.07 0.07 0.07 5 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3.22 3.14 3.24 3.35 1.16 1.17 1.19 1.18 6 Pengangkutan dan Komunikasi 26.42 26.30 26.96 27.72 0.24 0.24 0.24 0.24 7 Keuangan, Persewaan&Jasa Perusahaan 7.53 7.50 7.38 7.57 0.20 0.21 0.22 0.22 8 Jasa-jasa 5.32 5.06 5.21 5.15 0.26 0.27 0.28 0.29 13.86 13.90 13.84 13.83 Sumber : Bappeda Kabupaten Cianjur (diolah)

109 Besarnya koefisien LQ dari sektor-sektor perekonomian tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.3. Sektor pertanian dan sektor perdagangan menjadi sektor basis sesuai dengan peran sektor sektor ptersebut dalam dominasi pembentukan PDRB wilayah Cianjur Selatan. Kontribusi sektor pertanian Cianjur Selatan terhadap PDRB Cianjur selatan pada tahun 2011 adalah 42.16 persen sedangkan kontribusinya terhadap PDRB sektor pertanian Kabupaten Cianjur adalah 25.39 persen. Sementara sektor perdagangan, hotel, dan restoran memiliki kontibusi 3.35 persen terhadap PDRB Cianjur Selatan dan 3.36 persen terhadap PDRB sektor perdagangan, hotel, dan restoran Kabupaten Cianjur. Sektor-sektor yang tidak termasuk ke dalam sektor basis, yaitu sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor jasa-jasa. Sektor pengangkutan dan komunikasi tidak termasuk ke dalam sektor basis meskipun sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor penyumbang kedua terbesar dalam PDRB Cianjur Selatan yaitu sebesar 27.72 persen pada tahun 2011. Hal ini terjadi karena besarnya persentase sektor pengangkutan dan komunikasi di Wilayah Pembangunan Cianjur Tengah dan Cianjur Utara dalam pembentukan PDRB Kabupaten Cianjur. Nilai PDRB dari sektor pengangkutan dan komunikasi di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan pada tahun 2011 hanya berjumlah 2.98 persen dari PDRB sektor pengangkutan dan komunikasi di Kabupaten Cianjur dan 0.2 persen dari PDRB Kabupaten Cianjur. Relatif kecilnya presentase industri angkutan dan komunikasi di wilayah Cianjur Selatan ini di dalam pembentukan PDRB Kabupaten Cianjur menyebbkan sektor ini enjadi sektor bukan basis di Cianjur Selatan. Sektor pertanian merupakan sektor sektor yang memiliki nilai LQ terbesar jika dibandingkan dengan nilai LQ sektor lainnya di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan. Nilai LQ sektor pertanian adalah sebesar 1.84 menunjukkan bahwa derajat spesialisai Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan dalam kontribusinya terhadap pendapatan sektor pertanian di Kabupaten Cianjur adalah sebesar 1.84 kali lebih besar. Nilai LQ tersebut juga menunjukkan bahwa Cianjur Selatan sangat surplus dalam sektor pertanian sehingga memungkinkan untuk mengekspor produk-produk pertanian ke daerah lain.

110 Berikutnya, sektor yang memiliki potensi pengembangan selain sektor pertanian adalah sektor pertambangan dan penggalian. Nilai LQ sektor pertambangan dan penggalian adalah sebesar 1.18. Artinya, derajat spesialisasi wilayah Pembangunan Cianjur Selatan 1.18 kali lebih besar dalam kontribusinya terhadap pendapatan sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Cianjur. Sektor lain yang memiliki prospek pengembangan disamping sektor pertambangan dan sektor pertanian adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Nilai LQ pada tahun 2011 untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran adalah sebesar 1.18. Dengan pengembangan sektor-sektor tersebut diharapkan dapat mendorong perekonomian lokal wilayah Cianjur Selatan dan Kabupaten Cianjur. Pembangunan ekonomi lokal dapat dilakukan melalui pengembangan kegiatan basis ekonomi yang melibatkan pengembangan faktor endogen melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam lokal untuk membentuk lapangan pekerjaan baru yang mampu menstimulasi aktivitas perekonomian lokal.