Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN KHUSUS

ABSTRAK ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF J ENIS PO NDASI PADA PEMBANGUNAN GEDUNG POWER PLANT GEO TH ERMAL ULU UMBU NUSA TENGGARA TIMUR

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

BAB VII ANALISA BIAYA

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : SDP.BOR.239.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2017 Tanggal : 17 April 2017

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB VII METODE PELAKSANAAN

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA

ANALISA PENGGUNAAN KOLOM TENGAH PADA BANGUNAN GEDUNG DIDAERAH DITINJAU DARI ANALISA BIAYA PELAKSANAAN

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Analisis Perbandingan Biaya dan Waktu Pelaksanaan Tiang Pancang dan Tiang Bor Studi Kasus Perencanaan Rumah Sakit Kelas B Bandung

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

6 Estimasi Biaya. 6.1 Umum. Bab 6

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF SISTEM PONDASI PADA GEDUNG KAMPUS ABC BALIKPAPAN-KALTIM DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, BIAYA DAN WAKTU

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

BAB 7 METODE KONSTRUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

KOEFISIEN SATUAN UPAH (A) BAHAN (B) (A + B) SATUAN. (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) 3. Jumlah

PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN U R A I A N. ( 10 % x A ) - ( C )

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

PROYEK AKHIR RC

BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Konstruksi Oprit dengan Pile Slab 4. Metode Pelaksanaan 5. Analisa Biaya 6. Penutup

DOSEN PEMBIMBING: IR. DJOKO SULISTIONO, MT

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

PERENCANAAN STRUKTUR CHIMNEY (CEROBONG ASAP) DI PLTU KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

Kata kunci : Jembatan Pagotan Pacitan, pondasi tiang pancang, pondasi sumuran.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG. (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-1

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

proyek, sehingga hams dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin agae diperoleh biaya

ANALISA PENGGUNAAN PONDASI STROUSS DAN PONDASI TELAPAK DITINJAU DARI BIAYA PELAKSANAANNYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DUA LANTAI

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BOX CULVERT PADA PROYEK PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE DI SALURAN SEMOLOWARU KOTA SURABAYA

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1, Vol. 1, Maret 2014

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

Transkripsi:

5.1.3 Analisa Teknis Pada analisa teknis terdapat hasil dari masing-masing alternatif adalah sebagai berikut : 5.1.3.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Alternatif ini menggunakan tiang pancang produksi WIKA dengan spesifikasi tiang pancang berbentuk bulat berongga dan mutu beton K-600. Dari BAB IV telah dihitung perencanaan pondasi tiang pancang dengan diameter 20 cm, panjang 16 m. Untuk menganalisa pondasi tiang pancang untuk membuat perbandingan direncanakan untuk kedalaman yang bervariasi. Yaitu untuk kedalaman 16 m, 13 m, dan 9 m. Berikut ini perhitungan untuk masingmasing kedalaman yang bisa dibuatkan tabel. Untuk perhitungan seperti telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tabel 5.6 Perhitungan Daya Dukung Pondasi tiang pancang Dari perhitungan teknis yang dilakukan dengan penambahan alternatif kedalaman dan perubahan diameter tiang pancang yang digunakan didapat seperti table di atas. Dari table diatas dapat dilihat dengan penambahan kedalaman dan perubahan diameter tiang pancang, dukung satu tiang akan bertambah. Penambahan daya dukung akan mempengaruhi jumlah tiang pancang dalam satu group, sehingga dimensi poer akan menjadi lebih kecil. Demikian juga dengan beban ijin satu group tiang akan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman pondasi dan perubahan diameternya. Berkaitan dengan analisa ekonomi yang akan diuraikan pada sub bab berikutnya, maka diperlukan metode pelaksanaan yang jelas. Adapun urutan pelaksanaan dari pondasi tiang pancang diuraikan di bawah ini : 1. Pemancangan tiang pancang. Pemancangan tiang pancang sebanyak 84 buah tiang pancang. Pekerjaan ini menggunakan satu buah alat pile driver dan satu buah crane. Pelurusan tiang pancang menggunakan theodolit sebanyak satu buah dan satu alat bandul. 2. Pemotongan pile cap Pemotongan pile cap diasumsikan sebanyak 10 % dari total panjang tiang pancang. Pemotongan menggunakan tenaga manusia dengan alat bantu. Untuk pemotongan tulangan tiang pancang, bila diperlukan, menggunakan las listrik. 3. Galian poer Galian poer menggunakan satu buah alat berat excavator dan dua dump truck. Pembuangan tanah hasil galian berjarak 1 km, sehingga tidak dibutuhkan terlalu banyak drump truck. 4. Pembesian poer Pembesian poer dan sloof dilakukan dengan manual tenaga pekerja. Dimulai dengan pemotongan tulangan yang sesuai dengan kebutuhan, kemudian ditekuk dan dirangkai. 5. Begisting poer Begisting ini menggunakan batako, sehingga begisting tidak dibongkar setelah dilakukan pengecoran. 6. Pengecoran poer Pengecoran ini menggunakan ready mix dengan satu alat berat concrete pump. 5.1.3.2 Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang Pada alternatif ini ada tiga variasi kedalaman pondasi tiang pancang yang ditinjau. Dari ketiga variasi kedalaman tersebut dapat dikelompokkan dalam satu table adalah sebagai berikut. Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang Kedalaman Biaya Waktu yang di tempuh 16 m 1.271.369.885.00 31 hari 13 m 1.386.629.782.00 35 hari 9 m 1.286.154.066.00 40 hari Dari table diatas dapat dilihat bahwa dengan variasi kedalaman yang berbeda akan diperoleh biaya yang berbeda pula. Semakin dalam tiang pancang akan semakin murah biaya yang akan dikeluarkan. Sedangkan untuk lama pengerjaan terpengaruh dengan banyaknya jumlah tiang pancang dalam satu poer. Hal ini semakin banyak luasan pembesian dalam satu poer dikarenakan dimensi poer yang semakin besar pula. Dari semua analisa yang telah dilakukan didapat hasil yang dapat dicantumkan dalam table sebagai berikut : 15

Tabel 5.8 Hasil Perhitungan pondasi tiang pancang 5.2 PO NDASI TIANG BOR Penggunaan alat berat yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Disesuaikan dengan keadaan medan dan jenis material b. Disesuaikan dengan volume pekerja 5.2.1 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Tiang Bor 5.2.1.1 Perkiraan Produksi alat berat dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan tanah 1. Galian pada poer pondasi a. Excavator Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah excavator dan dump truck untuk mengangkut pasir galian. Produksivitas excavator per jam dalam pekerjaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : t Vt TP n Perkiraan perhitungan excavator tipe PC 100-6 adalah sebagai berikut : a) Produksi per siklus (q) Kapasitas bucket (kb) 0.5 m 3 Faktor bucket (bf) 0.9 Produksi per siklus kb x bf 0.5 x 0.9 0.45 m 3 b) Waktu siklus (CT) Waktu menggali dan memuat PC 100-6 0.5 menit Lain-lain 0.5 menit Faktor kembang Material 1.2 Waktu siklus 1 x 1.2 1.2 menit c) Faktor effisiensi (E) Faktor effisiensi waktu. normal 0.83 Jadi produktivitas kerja excavator per jam adalah 0.45 60 0.83 TP 1.2 18.675 m 3 /jam b. Dump truck Pada pekerjaan ini penggunaan dump truck dikombinasikan dengan excavator. yaitu dump truck tipe CWA 10 t dan excavator tipe PC 100-6. Produktivitas alat adalah sebagai berikut : a) Jumlah siklus excavator (n) Kapasitas excavator (q l ) 0.5 m 3 Kapasitas dump truck (c l ) 4.00 m 3 Faktor bucket (k) 0.9 Jumlah siklus excavator C 1 q 1 k 4.00 0.5 0.9 8.88 9 b) Waktu siklus dump truck (Cmt) Waktu siklus excavator (Cms) 1.2 menit Jarak angkut (D) 1.0 km Kecepatan muat (v l ) 40 km/jam Kecepatan kosong (v 2 ) 60 km/jam Waktu buang (t l ) 0.5 menit Waktu muat (t 2 ) Waktu siklus n Cms + D 60 + t v 1 + D 60 + t 1 v 2 2 9 1.2 + 1.0 60 40 + 0.5 + 1.0 60 60 14.15 menit c) Jumlah siklus dump truck (m) Jumlah siklus dump truck 0.35 menit + 0.35 Cmt n Cms 14.15 9 1.2 1.88 2 d) Produktivitas per jam (Q) Effisiensi kerja 0.405 m 3 Produktivitas per jam (Q) 2 4.00 60 0.405 91.875 TP n 18.675 1 m C 1 60 E Cmt 14.15 13.73 m 3 Dalam pekerjaan galian ini menggunakan dua alat berat, yang dipilih adalah alat yang paling menentukan dengan melihat produktivitas yang paling besar yaitu excavator. Sehingga banyak alat yang dibutuhkan dan waktu penyelesaian pekerjaan ini dapat dihitung sebagai berikut : Excavator 1buah. maka : t Vt 4.919 jam 5 jam Banyak dump truck yang digunakan : Vt n 1.33 2 dump truck TP t 91.875 13.73 5 5.2.1.2 Perkiraan produksi dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan struktur 1. Pembesian Volume total pembesian pada poer adalah 10662.09 kg Produksi kerja satu hari. Qt 142.86 kg/org/hari Koefisien kerja/kg : Mandor. M 0.0004 jam Tukang. T 0.0007 jam Pekerja. P 0.007 jam 16

Kebutuhan tenaga : Mandor (Qt x M) / jam efektif 1 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 1 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 5 orang 10662.09 Lama penyelesaian 14.92 15 hari 714.3 Volume total pembesian pada tiang bor adalah 11597.29 kg Produksi kerja satu hari. Qt 142.86 kg/org/hari Koefisien kerja/kg : Mandor. M 0.0004 jam Tukang. T 0.0007 jam Pekerja. P 0.007 jam Kebutuhan tenaga : Mandor (Qt x M) / jam efektif 1 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 1 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 5 orang 11597.29 Lama penyelesaian 16.23 hari 17 714.3 hari 2. Beton K 225 untuk poer Alat yang digunakan : Concrete mixer Kapasitas alat, V 350 m 3 Faktor effisiensi alat, Fa 0.83 Waktu siklus. Ts : - Memuat 2.5 menit - Mengaduk 2.0 menit - Menuang 2.0 menit - Tunggu 1.5 menit Total 8.0 menit Produksi/jam, Q 1 V Fa 60 1000 Ts 350 0.83 60 1000 8.0 2.179 m 3 / jam Produksi beton dalam satu hari, Qt Q 1 x jam eff 15.25 m 3 Koefisien kerja/kg : Mandor. M 0.358 jam Tukang. T 1.265 jam Pekerja. P 4.459 jam Kebutuhan Mandor (Qt x M) / jam efektif 1 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 3 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 10 orang Lama penyelesaian 91.88 6.02 hari 7 hari 15.25 3. Beton K 300 untuk tiang bor Alat yang digunakan : Concrete mixer Kapasitas alat, V 450 m 3 Faktor effisiensi alat, Fa 0.83 Waktu siklus. Ts : - Memuat 2.5 menit - Mengaduk 2.0 menit - Menuang 2.0 menit - Tunggu 1.5 menit Total 8.0 menit Produksi/jam. Q 1 V Fa 60 1000 Ts 450 0.83 60 1000 8.0 2.80 m 3 / jam Produksi beton dalam satu hari, Qt Q 1 x jam eff 19.6 m 3 Koefisien kerja/kg : Mandor. M 0.358 jam Tukang. T 1.265 jam Pekerja. P 4.459 jam Kebutuhan tenaga : Mandor (Qt x M) / jam efektif 1 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 3 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 10 orang 181.43 Lama penyelesaian 9.25 hari 10 hari 19.6 5.2.2 Analisa Biaya dan Waktu Pekerjaan Dalam suatu proyek pasti diperlukan suatu analisa biaya pekerjaan. Dalam hal ini biasa disebut rencana anggaran biaya. Rencana anggaran biaya adalah perkiraan dan perhitungan komponen-komponen yang dilakukan di proyek. Komponen-komponen ini antara lain kebutuhan material. tenaga kerja dan peralatan untuk tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di suatu proyek. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut diusahakan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Tenaga kerja dibutuhkan dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan. jenis keahlian serta upah kerja 2. Bahan-bahan yang digunakan dihitung berdasarkan jumlah. jenis serta harga satuan. 3. Peralatan dihitung berdasarkan jenis peralatan. kebutuhan serta sewa pemakaian. Berikut ini akan dihitung biaya dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut : 17

Tabel 5.9 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Tiang Bor 18

Tabel 5.10 Rencana Anggaran Biaya Pondasi Tiang Bor Tabel 5.11 Bobot Pekerjaan Pondasi Tiang Bor Berikut ini akan dihitung waktu dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. Semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut : 19

Tabel 5.12 Durasi Pekerjaan Pondasi Tiang Bor Gambar 5.2 Hubungan Antar Aktivitas dengan metode CPM Pondasi Tiang Bor Tabel 5.13 Jadwal Pekerjaan Proyek Pondasi Tiang Bor 5.2.3 Analisa Teknis 5.2.3.1 Perhitungan Daya dukung Pondasi Tiang Bor Sama seperti alternatif pondasi tiang pancang. untuk alternatif pondasi tiang bor juga dibuatkan alternatif penambahan kedalaman dan diameter tiang bor. karena dalam perhitungan diameter tiang minimal adalah 0.805 m. Akan digunakan diamerter minimal dengan penambahan kedalaman agar dipenuhi syarat yaitu daya dukung ijin tiang bor lebh besar dari beban kerja. Perhitungan tersebut bisa ditabelkan dengan perhitungan sama dengan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. 20

Tabel 5.14 Perhitungan daya dukung pondasi tiang bor Dari alternatif perhitungan pondasi tiang bor seperti tabel diatas diberikan tiga alternatif kedalaman dan diameter dari pondasi tiang bor. Dilihat daya dukung akibat gesekan tiang semakin besar kedalaman tiang gesekan yang bertambah besar. Berikut ini diuraikan urutan metode pelaksanaan untuk alternatif pondasi tiang bor. Sama sepeti pada sub bab sebelumnya. metode pelaksanaan akan diuraikan sebagai berikut : 1. Pemboran tanah Pemboran tanah ini diasumsikan kapasitas pembor 2-3 bor tiap hari. Pemboran ini menggunakan satu buah alat berat pemboran tanah. 2. Pembuangan tanah hasil pemboran Pembuangan tanah ini menggunakan dua buah drump truck. jarak pembuangan tanah berjarak 1 km. sehingga tidak terlalu banyak membutuhkan drump truck. 3. Pemasangan tulangan dump truck. Pemasangan tulangan tiang bor menggunakan satu alat crane untuk menggangkat tulangan dan dipasang pada tiang bor. 4. Pengecoran tiang bor Pengecoran tiang bor menggunakan ready mix dan cara pengecoran adalah dengan system corong. jadi corong yang panjang akan sampai ke dasar tiang bor kemudian menuangkan ready mix 5. Galian poer Galian poer dan sloof sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan. Pekerjaan ini menggunakan satu buah excavator dan dua buah dump truck. 6. Begisting poer Begisting poer dan sloof sama seperti pada pondasi tiang pancang. yaitu denga menggunakan batako. jadi tidak perlu membongkar setelah pengecoran. 7. Pembesian poer Pembesian poer dan sloof dilakukan dengan manual tenaga pekerja. Dimulai dengan pemotongan tulangan yang sesuai dengan kebutuhan. kemudian ditekuk dan dirangkai. 8. Pengecoran poer Pengecoran ini menggunakan ready mix dengan satu alat berat concrete pump. 5.2.3.2 Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Bor Seperti pada alternatif pondasi tiang pancang. pada alternatif ini juga terdapat variasi kedalaman dan dimensi tiang bor yang digunakan. Ada 3 variasi kedalaman dan dimensi dari tiang bor yang ditinjau. Perbandingan dari ketiga variasi tersebut dapat ditabelkan sebagai berikut. Tabel 5.15 Perhitungan Biaya dan Waktu pondasi tiang bor. Diameter (cm) Kedalaman (m) Biaya Waktu yang di tempuh 0.8 17 1.393.383.342.00 31 hari 0.9 13.5 1.361.519.373.00 30 hari 1 11 1.347.777.708.00 32 hari Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perubahan kedalaman dan diameter akan mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan proyek. Semakin dalam tiang yang akan di bor semakin mahal ini dikarenakan perhitungan pemasangan tiang bor yang per meter. Sedangkan untuk metode pelaksanaan. pada alternatif ini sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar yang bersebelahan dengan gedung sekolah dan kecamatan. Pada alternatif ini tidak membuat suara gaduh yang bisa mengganggu lingkungan sekitar. Seperti juga pada alternatif pondasi tiang pancang. alternatif pondasi tiang bor telah dilakukan analisa. Hasil dari analisa tersebut dapat dicantumkan pada tabel di bawah ini : Tabel 5.16 Hasil Perhitungan pondasi tiang bor 5.3 PO NDASI PELAT Penggunaan alat berat yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Disesuaikan dengan keadaan medan dan jenis material b. Disesuaikan dengan volume pekerja 5.3.1 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Telapak 5.3.1.1 Perkiraan Produksi alat berat dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan tanah 21

1. Galian pada pondasi a. Excavator Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah excavator dan dump truck untuk mengangkut pasir galian. Produksivitas excavator per jam dalam pekerjaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : t Vt n TP Perkiraan perhitungan excavator tipe PC 100-6 adalah sebagai berikut : a) Produksi per siklus (q) Kapasitas bucket (kb) 0.5 m 3 Faktor bucket (bf) 0.9 Produksi per siklus kb x bf 0.5 x 0.9 0.45 m 3 b) Waktu siklus (CT) Waktu menggali dan memuat PC 100-6 0.5 menit Lain-lain 0.5 menit Faktor kembang Material 1.2 Waktu siklus 1 x 1.2 1.2 menit c) Faktor effisiensi (E) Faktor effisiensi waktu. normal 0.83 Jadi produktivitas kerja excavator per jam adalah Tp 0.45 60 0.83 1.2 18.675 m 3 /jam b. Dump truck Pada pekerjaan ini penggunaan dump truck dikombinasikan dengan excavator. yaitu dump truck tipe CWA 10 t dan excavator tipe PC 100-6. Produktivitas alat adalah sebagai berikut : a) Jumlah siklus excavator (n) Kapasitas excavator (q l ) 0.5 m 3 Kapasitas dump truck (c l ) 4.00 m 3 Faktor bucket (k) 0.9 Jumlah siklus excavator C 1 q 1 k 4.00 0.5 0.9 8.88 9 b) Waktu siklus dump truck (Cmt) Waktu siklus excavator (Cms) 1.2 menit Jarak angkut (D) Kecepatan muat (v l ) Kecepatan kosong (v 2 ) Waktu buang (t l ) Waktu muat (t 2 ) Waktu siklus n Cms + D 60 + t v 1 + D 60 + t 1 v 2 2 9 1.2 + 1.0 60 14.15 menit 40 + 0.5 + 1.0 60 60 1.0 km 40 km/jam 60 km/jam 0.5 menit 0.35 menit + 0.35 c) Jumlah siklus dump truck (m) Jumlah siklus dump truck Cmt n Cms 14.15 9 1.2 1.88 2 d) Produktivitas per jam (Q) Effisiensi kerja 0.405 m 3 Produktivitas per jam (Q) m C 1 60 E Cmt 2 4.00 60 0.405 14.15 13.73 m 3 Dalam pekerjaan galian ini menggunakan dua alat berat. yang dipilih adalah alat yang paling menentukan dengan melihat prodktivitas yang paling besar yaitu excavator. Sehingga banyak alat yang dibutuhkan dan waktu penyelesaian pekerjaan ini dapat dihitung sebagai berikut : Excavator 1buah. maka : t Vt 2887.5 TP n 18.675 1 154.61 jam 155 jam Banyak dump truck yang digunakan : n 1.35 2 dump truk Vt 2887.5 TP t 13.73 155 5.3.1.2 Perkiraan produksi dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan struktur 1. Pembesian Volume total pembesian pada pondasi adalah 38938.97 kg Produksi kerja satu hari. Qt 142.86 kg/org/hari Koefisien kerja/kg : Mandor. M 0.0004 jam Tukang. T 0.0007 jam Pekerja. P 0.007 jam Kebutuhan tenaga : Mandor (Qt x M) / jam efektif 1 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 2 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 4 orang 38938.97 Lama penyelesaian 13.68 hari 14 2857.2 hari 2. Beton K 225 untuk pondasi Alat yang digunakan : Concrete mixer Kapasitas alat, V 450 m 3 Faktor effisiensi alat, Fa 0.83 Waktu siklus. Ts : - Memuat 2.5 menit - Mengaduk 2.0 menit - Menuang 2.0 menit - Tunggu 1.5 menit Total 8.0 menit Produksi/jam, Q 1 V Fa 60 1000 Ts 450 0.83 60 1000 8.0 22

2.80 m 3 / jam Produksi beton dalam satu hari,qt Q 1 x jam eff 19.6 m 3 Koefisien kerja/kg : Mandor. M 0.358 jam Tukang. T 1.265 jam Pekerja. P 4.459 jam Kebutuhan Mandor (Qt x M) / jam efektif 2 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 5 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 15 orang Lama penyelesaian 105 5.35 hari 6 hari 19.6 5.3.2 Analisa Biaya dan Waktu Pekerjaan Dalam suatu proyek pasti diperlukan suatu analisa biaya pekerjaan. Dalam hal ini biasa disebut rencana anggaran biaya. Rencana anggaran biaya adalah perkiraan dan perhitungan komponen-komponen yang dilakukan di proyek. Komponen-komponen ini antara lain kebutuhan material. tenaga kerja dan peralatan untuk tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di suatu proyek. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut diusahakan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Tenaga kerja dibutuhkan dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan. jenis keahlian serta upah kerja 2. Bahan-bahan yang digunakan dihitung berdasarkan jumlah. jenis serta harga satuan. 3. Peralatan dihitung berdasarkan jenis peralatan. kebutuhan serta sewa pemakaian. Berikut ini akan dihitung biaya dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut : 23

Tabel 5.17 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Pelat 24

T abel 5.18 Rencana Anggaran Biaya Pondasi Pelat Tabel 5.19 Rencana Bobot Pekerjaan Pondasi Pelat Tabel 5.20 Durasi Pekerjaan Pondasi Pelat 25

Gambar 5.3 Hubungan Antar Aktivitas dengan metode CPM Pondasi Pelat Tabel 5.21 Jadwal Pekerjaan Proyek Pondasi Pelat 26

5.3.3 Analisa Teknis 5.3.3.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Pelat Pada alternatif pondasi pelat ini tidak dilakukan penambahan alternatif kedalaman atau ukuran dari pondasi. Alternatif pondasi pelat yang direncanakan pada pembangunan gedung berdimensi 5 x 5 x 0.2 m. Dari hasil perhitungan antara lain : 1. Beban yang bekerja pada dasar pondasi sebesar 5.19 t/m 2 2. Daya dukung pada pondasi didapat sebesar 7.068 t/m 2. Perhitungan ini lebih besar dari beban yang bekerja pada dasar pondasi. maka pondasi aman terhadap keruntuhan daya dukung. 3. Perhitungan penurunan konsolidasi telah tercantum dalam tabel 4.3. Dimana didapat penurunan total sebesar 65.2 cm 5.3.3.2 Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Pelat Pada alternatif ini tidak ada penambahan variasi kedalaman seperti pada dua alternatif pondasi yang lain. Dimensi pondasi pelat langsung ditentukan. Berikut adalah tabel perhitungan biaya dan waktu pondasi pelat. Tabel 5.21 Perhitungan biaya dan waktu pondasi pelat Alternatif ini paling lama pengerjaannya. dan biaya yang dikeluarkan besar. Hal ini karena pengecoran dengan volume yang besar. Dan harus menggunakan ready mix karena volume yang terlalu besar tidak bisa menggunakan tenaga manual pekerja. Pada alternatif pondasi pelat tidak dilakukan penambahan variasi kedalaman ataupun dimensi. karena dengan penambahan variasi tersebut pasti akan meperbesar biaya yang dikeluarkan 5.4 ANALISA PERBANDINGAN KETIGA ALTERNATIF Dari analisa teknis yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya maka didapat hasil sebagai berikut : 1. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman, analisa daya dukung ijin tiang pancang telah memenuhi persyaratan dengan batas maksimal 5 % dari beban maksimum yang bekerja. 2. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman dan diameter tiang bor. analisa daya dukung ijin tiang bor telah memenuhi persyaratan dengan batas maksimal 5% dari beban yang bekerja. 3. Analisa daya dukung pondasi pelat telah memenuhi persyaratan batas maksimal dari beban ijin yang bekerja. Pada analisa ekonomi yang juga telah diuraikan pada sub bab sebelumnya didapat hasil sebagai berikut : 1. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman tersebut diperoleh alternatif ketiga yang paling murah. Dengan diameter tiang pancang 20 cm, kedalaman 16 m diperoleh biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan ini sebesar Rp. 1.271.369.885.00 dengan lama pengerjaan 31 hari. 2. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman dan diameter tiang bor diperoleh alternatif ketiga yang paling murah. Diameter yang digunakan adalah 1 m dengan kedalaman 11 diperoleh biaya untuk pekerjaan ini sebesar Rp. 1.347.777.708.00 dan lama pengerjaan 32 hari. 3. Pada alternatif pondasi pelat tidak ada penambahan variasi kedalaman maupun dimensi, jadi untuk alternatif ini hanya diperoleh hasil yaitu biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.916.741.428.00 dengan lama pengerjaan 61 hari. Ketiga alternatif tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan ketiga alternatif tersebut antara lain : 1. Alternatif Pondasi Tiang Pancang b. Kelebihan : - Beban tiang group relatif mendekati dari beban kolom. hanya sekitar 1.46 %. - Waktu yang dibutuhkan lebih cepat. - Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada yang lain. c. Kelemahan : - Mobilisasi tiang pancang yang memerlukan biaya dan waktu. - Untuk metode pelaksanaan, alternatif ini kurang sesuai dengan lingkungan. Hal ini karena pekerjaan ini akan membuat suara yang gaduh. - Kemungkinan tiang patah saat pengerjaan. Hal ini membuat harus diganti baru tiang yang patah tersebut, ini akan menambah biaya dan waktu. 2. Alternatif Pondasi Tiang Bor a. Kelebihan: 28

- Diameter yang besar maka memperkecil kedalaman yang diperlukan. - Perbandingan daya dukung dengan beban pada kolom adalah sebesar 2.23%. - Untuk metode pelaksanaannya sesuai dengan lingkungan sekitar. yaitu tidak membuat suara yang dapat mengganggu. b. Kelemahan : - Untuk metode pelaksanaan, pada tempat kerja akan lebih kotor karena adanya pengalian tiang bor. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan langsung membuang galian dengan dump truck. - Biaya yang dikeluarkan lebih besar. Hal ini dikarenakan volume beton dan pembesian lebih besar. 3. Alternatif Pondasi Pelat a. Kelebihan : - Kedalaman penggalian tidak perlu terlalu dalam. - Proses pembesian dan pengecoran bisa dikerjakan secara langsung. b. Kelemahan : - Penurunan yang cukup besar dari hasil perhitungan. - Biaya yang dikeluarkan terlalu besar. Dengan memperhatikan analisa teknis dan ekonomi yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya maka penulis membandingkan dari ketiga alternatif pondasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ketiga alternatif pondasi telah memenuhi syarat batasan daya dukung ijin. 2. Untuk analisa ekonomi. biaya yang dikeluarkan dari ketiga alternatif pondasi diperoleh alternatif pondasi tiang pancang dengan diameter 20 cm dan kedalaman 16 m yang paling murah dan lama pengerjaan yang singkat. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Dari analisa pembahasan yang telah dilakukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alternatif pondasi ditinjau dari segi teknis yang meliputi faktor daya dukung, waktu dan biaya, maka dapat disimpulkan bahwa untuk pondasi tiang pancang didapat dimensi 20 cm dengan panjang 16 m berjumlah 4 tiang dalam satu poer dengan biaya sebesar Rp.1.271.369.885,00 selama 31 hari, untuk pondasi tiang bor didapat dimensi 100 cm dengan panjang 11 m berjumlah 1 dalam satu poer dengan biaya sebesar Rp1.347.777.708,00 selama 32 hari, sedangkan untuk pondasi plat didapat dimensi 5 x 5 x 0,2 m 3 dengan biaya sebesar Rp1.916.741.428,00 selama 61 hari. Adapun hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk alternatif pondasi tiang pancang adalah pondasi tiang pancang dipilih diameter 20 cm dengan kedalaman 16 m dan berjumlah 4 dalam satu poer. Daya dukung ijin yang terjadi sebesar 30476,71685 kg. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.1.271.369.885,00 dengan lama pengerjaan 31 hari. 6.2 SARAN Untuk mendapatkan hasil perbandingan pemilihan alternatif yang lebih baik, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih banyak agar didapat pemilihan pondasi yang sesuai. Misalnya kondisi lingkungan sekitar proyek, apakah akan berpengaruh kalau dilakukan pemancangan. 2. Pengujian tanah dilakukan sebanyak mungkin agar didapat parameter-parameter tanah yang mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan serta mempermudah perhitungan. DAFTAR PUSTAKA Bowles, Joseph, E, 1988, Analisa dan Desain Pondasi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga. Das, Braja, M. 1988, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid 1, Jakarta : Erlangga. Fatena, Susy, R, 2002, Alat Untuk Proyek Konstruksi, Jakarta, P.T Rineka Cipta. Hardiyatmo, H.C., 1996, Teknik Pondasi 1, Jakarta, Gramedia Pustaka Umum. I Nyoman Pujawan. 1995, Ekonomi Teknik. Jakarta:Gunawidya Jumikis, Alferd, R, 1971, Foundation Engineering, University of California : Intext Educational Publishers. N. Zaenal, dan Sri, Respati, 1995, Pondasi, Bandung, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 29

Rochmanhadi, 1992, Kapasitas dan Produksi Alat-Alat Berat, Jakarta, Departemen Pekerjaan Umum. Santoso, Budi, 2009, Manajemen Proyek, Yogyakarta, Graha Ilmu. Sosrodarsono, S. dan Kazuto, Nakazawa, 2000, Mekanika Tanah dan Pondasi, Jakarta, Pradnya Paramita. Syafriandi, dan Lynna A.L, Putri, Aplikasi Microsoft Project, Yogyakarta, C.V Andi Offset. Wahjudi, Herman, 1999, Daya Dukung Pondasi Dalam, Surabaya : ITS. 30