BERDAMAI DENGAN SAMPAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

Praktik Cerdas TPA WISATA EDUKASI. Talangagung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. masih dioperasikan secara open dumping, yaitu sampah yang datang hanya dibuang

POLEMIK PENGELOLAAN SAMPAH, KESENJANGAN ANTARA PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI Oleh: Zaqiu Rahman *

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH KEBERSIHAN KOTA BANDUNG UNTUK MEWUJUDKAN BANDUNG BERSIH dan HIJAU SECARA BERKELANJUTAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH SKALA RUMAH TANGGA DI DESA PENYARING. Universitas Samawa

1

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram.

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Profil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

Mulai. Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Formulasi Masalah. Menentukan Tujuan sistem. Evaluasi Output dan Aspek

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

EVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

Kata Pengantar. Jakarta, Agustus Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Mohd.

USUL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MESIN PELEBUR SAMPAH (INCINERATOR) PROPOSAL. Mudah dalam pengoperasian. Tidak perlu lahan besar. Hemat energy.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Pendahuluan PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM URBAN FARMING

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang belum bisa ditangani dengan tuntas, terutama dikota-kota besar. Rata-rata

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sampah Kota atau Municipal Solid Waste (MSW) dan Penyelesaian Masalahnya

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PERKOTAAN (Studi Kasus Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Jatibarang)

IbM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KAMPUNG PRO IKLIM (PROKLIM)

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

PENGOLAHAN SAMPAH DI TPA SUKOSARI JUMANTONO TUGAS AKHIR

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

Uji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

MENGURANGI PERMASALAHAN SAMPAH

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia akhir-akhir ini mengalami tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

Transkripsi:

BERDAMAI DENGAN SAMPAH Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati Universitas Sahid Surakarta Jl. Adi Sucipto 154 Surakarta 1) Email : nur_izzah0727@yahoo.com Berdamai Dengan Sampah Abstrak Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Permasalahan serupa ini dialami oleh warga Kelurahan Karangasem terutama RW IV dengan jumlah penduduk yang cukup padat.meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan yang baik dengan metode dan teknik pengelolaan sampah ramah lingkungan guna memberikan dampak postif terhadap kesehatan dan kelestarian fungsi lingkungan terutama di lingkungan perkotaan. Pengelolaan sampah ini dapat lebih optimal dengan lebih memberdayakan masyarakat, maka dari itu kegiatan pengabdian ini melibakan peran aktif dari warga RW 4 dan kelompok tani Wanita Putri Mandiri Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan. Dengan terlibatnya warga secara langsung hal ini bertujuan untuk membekali warga dengan pengetahuan dan ketrampilan bagaimana mengolah sampah yang baik dan benar berdasar jenis sampah, sehingga diharapkanwarga RW 4 dan kelompok tani wanita tersebut dapat menjadi pioner pengolahan sampah di lingkungan wilayah Karangasem. Kegiatan ini memiliki beberapa target yang ingin dicapai yaitu : (1) setiap peserta dapat memahami pentingnya dan cara pengelolaan sampah berdasar jenis sampah, (2) setiap peserta dapat memahami metode composting, (3) setiap peserta dapat memahami metode pengolahan sampah untuk jenis sampah plastik yaitu proses daur ulang sampah plastik menjadi pellet, (4) setiap peserta dapat memahami metode pengolahan sampah untuk jenis sampah kertas yaitu proses daur ulang sampah kertas menjadi bubur kertas/kertas daur ulang,dan (5) membuat kebun percontohan sebagai contoh pemanfaatan olahan kompos. Metode pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan IbM ini adalah mengadakan pelatihan-pelatihan secara langsung kepada peserta berupa praktik pembuatan kompos berbahan dasar sampah rumah tangga, praktik pengolahan sampah plastik menjadi pellet, praktik pengolahan sampah kertas menjadi kertas daur ulang, dan serta praktik pembuatan kebun percontohan yang akan ditanami tanaman buah dan sayur. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan adanya pendampingan terhadap peserta agar kegiatan ini dapat berkelanjutan. Kata Kunci : Pengolahan Sampah, kelompok tani wanita, Kelurahan Karangasem A. PENDAHULUAN Sampah di Indonesia merupakan suatu masalah yang sangat serius dan juga menjadi masalah sosial, ekonomi dan budaya. Hampir di semua kota di Indonesia mengalami kendala dalam mengolah sampah. Hal ini terjadi karena pengelolaan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di sebuah kota lahannya masih sangat terbatas. Padahal setiap harinya sampah meningkat dengan cepat dan bahkan tidak terkendali. Karena keterbatasan lahan inilah sampah semakin menumpuk dan menyebabkan polusi bahkan mampu menyebabkan banjir. Permasalahan yang muncul di TPA, akan merambat sampai ke hulu yang mengakibatkan terhenti atau terhambatnya pengangkutan sampah dari sumber sammpah ke TPA. Sehingga sampah akan menumpuk di kota dan di tambah lagi dampak yang di timbulkan dari pulusi yang disebabkan oleh sampah akan mengganggu kegiatan masyarakat kota dan lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat, meningkatnya daya beli masyarakat serta meningkatnya usaha atau Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati 123

DIAN MAS, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Peningkatan volume timbunan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang dimaksud adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup. Setelah UU No 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah pada 7 Mei 2008 diundangkan/disahkan, maka paling lambat pada 2013 tidak diperbolehkan lagi mengelola sampah dengan penumpukan sampah secara open dumping atau model tempat pembuangan akhir (TPA) seperti sekarang ini. TPA yang diperbolehkan hanyalah yang berbasis sanitary landfill atau semi sanitary landfill. Kemampuan Pemerintah untuk mengelola sampah hanya mencapai 40,09% di perkotaan dan 1.02% di perdesaan (Tuti Kustiah : 2005:3). UU NO. 18 Tahun 2008 secara eksplisit juga dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban dalam pengelolaan sampah. Dalam hal pengelolaan sampah pasal 12 dinyatakan, setiap orang wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara berwawasan lingkungan. Menurut Hoesein (2011), ada beberapa metode pengelolaan sampah yang dapat digunakan, yaitu antara lain : 1. Metode open dumping. Metode ini adalah penimbunan sampah di lokasi TPA tanpa aplikasi teknologi yang memadai. Metode ini memungkinkan adanya perembesan air lindi (cairan yang timbul akibat pembusukan sampah) melalui kapiler-kapiler air dalam tanah hingga mencemari sumber air tanah, terlebih di musim hujan. 2. Metode sanitary landfill. Metode ini mengelola sampah dengan melakukan pelapisan geotekstil yang tahan karat pada permukaan tanah sebelum ditimbuni sampah. 3. Metode rooftiling, floortiling, walling. Metode ini mengkonversi sampah menjadi material untuk atap (genteng), lantai (tegel/keramik), dan atau bahan-bahan untuk tembok. 4. Metode insenerator. Metode ini dilakukan dengan memasukkan sampah (disortir maupun tanpa disortir) ke dalam unit pembakaran dalam suhu 800 C-1.200 C. 5. Metode gas metana. Metode ini menggunakan teknik fermentasi secara anaerobik terhadap sampah organik. 6. Metode autoclave. Metode ini melakukan pembongkaran langsung dari dump truk masuk ke mesin autoclave. 7. Metode komposting. Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat memungkinkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola (basis komunal) 124 Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati

Berdamai Dengan Sampah Hakim, dkk (2006) memberikan beberapa alternative solusi dalam pengolahan sampah berdasarkan jenis sampah (Gambar 1). Gambar 1. Metode Pengolahan Sampah Berdasar Jenis Sampah (Sumber : Hakim, 2006) Secara garis besar sampah terbagi menjadi dua katagori yaitu sampah organik dan sampah an-organik. Sampah an-organik terbagi lagi menjadi sampah plastik, kertas dan logam yang dapat didaur ulang menjadi bahan baku industri dan memilki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sampah organik penyebab timbulnya bau busuk dapat di daur ulang menjadi kompos yang sangat bermanfaat untuk kesuburan tanaman. Sedangkan untuk sampah lainnya yang tidak dapat didaur ulang dapat dibakar dengan menggunakan incenerator, arangnya dapat digunakan sebagai campuran kompos yang dapat menyerap unsur logam berat yang dikatagorikan sebagai limbah toxic. Dengan demikian zero waste dapat dicapai. Sisa saringan yang tidak dapat digunakan yang jumlahnya sekitar 5-10 % dari total sampah dikubur dalam tanah (Hakim dkk, 2006). Pengetahuan tentang metode pengolahan sampah berdasar jenis sampah ini yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Masyarakat lebih memilih membuang sampah dan menunggu petugas kebersihan untuk mengangkutnya menuju TPA. Sebenarnya pengelolaan sampah ini dapat lebih optimal dengan lebih memberdayakan masyarakat. Pengelolaan berbasis masyarakat memiliki beberapa keuntungan yaitu : (1) dapat mengurangi jumlah total sampah, (2) efisiensi biaya dibandingkan dengan pengolahan secara konvensional, (3) peningkatan tingkat ekonomi melalui penjualan barang-barang daur ulang maupun pelatihan-pelatihan daur ulang, dan (4) menciptakan harmomi sosial dari banyak pihak. Penanganan sampah yang masih konvensional yaitu sampah ditaruh ditempat terbuka untuk dibiarkan membusuk dengan sendirinya menjadikan sumber polusi udara karena baunya, dan polusi air yang dikarenakan penanganan air lindinya (leacheate) kurang bagus sehingga meresap kemana - mana, serta menjadi penyebab terjadinya wabah penyakit dan juga sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir. Inilah salah satu bentuk masalah yang ditimbulkan apabila penanganannya tarlambat dan tidak sistematis. Permasalahan sampah juga menjadi permasalahan yang cukup pelik di Kelurahan Karangasem terutama RW IV - yang termasuk wilayah kecamatan Laweyan karena termasuk Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati 125

DIAN MAS, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 lingkungan yang padat penduduk. Selama ini pembuangan sampah di wilayah tersebut hanya diletakkan di depan rumah dan akhirnya akan diangkut oleh truk sampah yang akan dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). TPA ini terletak di pinggir jalan besar dan menerima pembuangan sampah dari daerah sekitar termasuk dari kabupaten lain. Kondisi ini menjadikan TPA menjadi membludak karena volume sampah melebihi dari kapasitas TPA. Pengelolaan sampah ini dapat optimal dengan lebih memberdayakan masyarakat. Keberadaan Kelompok Tani Wanita Putri Mandiri di Desa Karangasem menjadi harapan untuk memacu warga setempat dalam meningkatkan peran warga untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat melalui berbagai kegiatan salah satunya pengolahan sampah perkotaan dan perwujudan kampung sayur. Oleh karena itu, tim mengusulkan kegiatan IbM ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung peran masyarakat dalam menciptakan kota yang sehat dan ramah lingkungan lam membangun. Selain itu kegiatan ini merupakan tindakan nyata perwujudan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi untuk andil berperan serta dalam membangun bangsa Indonesia. Dengan kapasistas yang dimiliki sudah selayaknya Universitas Sahid (USAHID) Surakarta memainkan peran yang sangat esensial untuk turut berpartisipasi dalam memotivasi masyarakat yang lebih peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan. B. SUMBER INSPIRASI Kelompok tani wanita putri mandiri Desa Karangasem, Kelurahan Laweyan, Surakarta adalah salah satu wadah ibu-ibu rumah tangga sekitar yang peduli akan lingkungan sehat. Keberadaan Kelompok Tani Wanita Putri Mandiri berdiri mulai tahun 2012 menjadi secercah harapan dalam kegiatan penghijauan lingkungan sekitar. Bidang kegiatan Kelompok Tani Wanita ini meliputi pertanian, peternakan, ketahanan pangan dan usaha kecil menengah. Selama ini kegiatan yang berjalan bagus baru terkait usaha kecil menengah yaitu pengolahan bahan pangan. Sayang sekali jika beberapa kegiatan di kelompok tani wanita putri mandiri tidak berjalan optimal. Padahal keberadaan kelompok tani wanita ini merupakan salah satu potensi untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat dengan cara mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ibu-ibu rumah tangga erat sekali kaitannya dengan sampah, karena berbagai kegiatan rumah tangga seperti memasak, bersih-bersih, dan kegiatan sosial masyarakat tak luput dari sampah. Tak heran jika ibu-ibu tidak dibekali cara pengolahan sampah yang baik dan benar serta tidak mengetahui akan pentingnya hidup bersih dan sehat, mereka akan cenderung cuek dan apatis terhadap sampah. Kesadaran dan kepedulian masyarakat kota Laweyan dalam memilah dan mengolah sampah sangatlah rendah hal ini terlihat dari volume dan jenis-jenis sampah di TPA yang membludak. Namun jika masyarakat RW 4 dan anggota kelompok tani wanita Desa Karangasem yang kesemuanya adalah ibu-ibu rumah tangga dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan bagaimana mengolah sampah berdasar jenis sampah maka ibu-ibu tersebut dapat menjadi pioner pengolahan sampah di lingkungan wilayah Karangasem, yang akhirnya mampu mengurangi volume sampah di TPA dan menciptakan lingkungan bersih dan sehat. 126 Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati

Berdamai Dengan Sampah C. METODE Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan guna mewujudkan lima target utama yang meliputi, (1) setiap peserta dapat memahami pentingnya dan cara pengelolaan sampah berdasar jenis sampah, (2) setiap peserta dapat memahami metode composting, (3) setiap peserta dapat memahami metode pengolahan sampah untuk jenis sampah plastik yaitu proses daur ulang sampah plastik menjadi pellet, (4) setiap peserta dapat memahami metode pengolahan sampah untuk jenis sampah kertas yaitu proses daur ulang sampah kertas menjadi bubur kertas/kertas daur ulang,dan (5) membuat kebun percontohan sebagai contoh pemanfaatan olahan kompos. Semua target yang telah ditetapkan pada akhirnya mampu meningkatakan peran dan partisipasi masyarakat terkecil (keluarga/rumah tangga) dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan, mencegah dan menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Optimalisasi target luaran yang ingin dicapai perlu dilakukan berbagai pendekatan metode dalam kegiatan ini melalui pertama; penyuluhan tentang pentingnya lingkungan sehat terhadap kesehatan diri dan keluarga serta cara pengolahan sampah berdasar jenis dan karakteristinya, kedua; pelatihan pengolahan sampah organik menjadi kompos cair/kering, ketiga; pelatihan pengolahan sampah kertas menjadi kertas daur ulang dan plastik menjadi pellet/ kerajinan tangan, keempat; pembuatan kebun sayur-buah sebagai kebun percontohan dengan memanfaatkan kompos hasil olahan sampah organik. D. KARYA UTAMA Berdamai dengan sampah merupakan solusi yang tepat bagi masyarakat kota guna menciptakan lingkungan bersih dan sehat. Kegiatan IbM pengolahan sampah lingkungan perkotaan ini memfasilitasi adanya penyuluhan kesehatan, pelatihan pengolahan sampah, dan pembuatan kebun percontohan guna meningkatakan pengetahuan masyarakat RW 4 dan kelompok tani wanita Desa Karangasem, Kelurahan Laweyan, Surakarta dalam mengolah sampah rumah tangga secara baik benar. Pada kegiatan IbM ini ada enam buah karya utama yang telah dilakukan, yaitu: penyuluhan tentang pentingnya lingkungan sehat terhadap kesehatan diri dan keluarga; penyuluhan tentang jenis-jenis sampah dan metode pengolahannya, sehingga masyarakat mampu mengolah sampah secara baik dan benar; pelatihan pembuatan kompos dari sampah organik yang berasal dari sampah rumah tangga yang telah dipilah-pilah; pelatihan proses pengolahan sampah plastik menjadi pellet/cacahan plastik dan kerajinan tangan; pelatihan proses pengolahan sampah kertas menjadi kertas daur ulang; pembuatan kebun percontohan dengan memanfaatkan pupuk kompos organik. Selain itu, untuk lebih memaksimalkan peran masyarakat dan kelompok tani wanita putri mandiri Desa Karangasem dalam menyebarkan/membagi pengetahuan dan ketrampilannya dalam mengolah sampah kepada warga lainnya, telah disusun modul pelatihan sederhana sebagai pedoman dalam pengolahan sampah guna mendukung perluasan dan perkembangan kegiatan pengolahan sampah secara baik dan benar di lingkungan perkotaan khususnya desa Karangasem, Kelurahan Laweyan, Surakarta. Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati 127

DIAN MAS, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 E. ULASAN KARYA Masyarakat mempunyai peran sangat penting dalam mewujudkan dan menciptkan lingkungan yang bersih dan sehat. Penyuluhan mengenai lingkungan sehat dan metode pengolahan sampah berdasar jenis dan karakteristiknya dilakukan pada warga RW 4 dan kelompok tani wanita putri mandiri Desa Karangasem Laweyan, Surakarta. Output dari kegiatan ini, kedua mitra mulai memilah-milah sampah rumah tangga antara sampah organik dan sampah anorganik ke dalam tempat yang berbeda. Pemilahan ini bertujuan untuk memudahkan proses pengelolaan sampah. Gambar 2. Penyuluhan Kesehatan dan Pemilahan Sampah Pelatihan pembuatan kompos dari sampah organik yang berasal dari sampah rumah tangga yang telah dipilah-pilah, dengan menggunakan alat composter yang disediakan oleh tim pengusul. Monev pembuatan kompos dilaksanakan 1-3 bulan setelah pelatihan. Output berupa kompos cair yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Gambar 3. Pelatihan Cara Pembuatan Kompos Pelatihan proses pengolahan sampah plastik menjadi pellet/plastik cacahan dan kerajinan tangan, proses pengolahan sampah kertas menjadi kertas daur ulang. Output dari tahap ini akan didapatkan pellet/cacahan plastik dan kertas daur ulang bertekstur yang dapat dijual ataupun sebagai barang hias yang bernilai ekonomi sehingga menjadi pemasukan tambahan bagi anggota kelompok tani wanita. 128 Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati

Berdamai Dengan Sampah Gambar 4. Pelatihan Pengolahan Sampah Plastik Gambar 5. Pelatihan Pengolahan Kertas Daur Ulang Pembuatan kebun percontohan dengan memanfaatkankompos hasil olahan sampah organik rumah tangga. Gambar 6. Pembuatan Kebun Percontohan Kegiatan pengabdian ini berakhir dengan mengukur pengetahuan pengolahan sampah kepada warga RW 4 dan kelompok tani wanita putri mandiri Desa Karangasem, Kecamatan Laweyan, Surakarta menggunakan kuisioner. Tingkat pengetahuan warga dianalisa dengan membandingkan hasil jawaban yang benar terkait pengolahan sampah sebelum dan sesudah pelatihan. Dari hasil analisis sebagian besar pengetahuan warga tentang pengolahan sampah meningkat setelah adanya pelatihan. F. KESIMPULAN Sampah lingkungan perkotaan sampai saat ini masih menjadi masalah yang harus diselesaikan oleh pemerintahan kota. Peningkatan peran masyarakat dalam mengolah sampah rumah tangga berbasis komunal menjadi harapan bagi pemerintah kota untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Kegiatan pengabdian Ipteks bagi Masyarakat (IbM) telah dilaksanakan 100% dengan baik dan lancar melalui kegiatan berupa penyuluhan mengenai lingkungan sehat dan metode pengolahan sampah berdasar jenis dan karakteristiknya; pelatihan cara pembuatan kompos, pengolahan sampah plastik, dan daur ulang kertas; sertapembuatan kebun percontohan. Adanya pembekalan pengetahuan masyarakat dengan cara penyuluhan dan pelatihan pengolahan sampah berdasar jenis dan karakteristiknya meningkatkan kepeduliannya dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat melalui pengolahan sampah dengan tepat dan benar. Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati 129

DIAN MAS, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan oleh tim dari Universitas Sahid Surakarta memberikan dampak positif bagi masyarakat RW 4 dan kelompok tani wanita putri mandiri Desa Karangasem dalam merubah paradigma sampah yang identik dengan suatu hal yang tidak berguna menjadi lebih bermanfaat melalaui cara berdamai dengan sampah. Masyarakat menjadi lebih peka dan tanggap akan sampah serta mampu melakukan pengolahan sampah secara benar, yang dimulai dari pemilahan sampah berdasar jenisnya (organik-anorganik). Pengolahan sampah organik menjadi kompos, sampah jenis plastik dan kertas dapat dilakukan daur ulang menjadi barang yang bernilai ekonomis, sehingga dapat memberikan tambahan pemasukan kas bagi warga dan kelompok tani. Apabila semua warga Laweyan, Surakarta mau berdamai dengan sampah, maka terciptalah lingkungan kota yang bersih dan sehat. Sampah yang mulanya sumber dari masalah/penyakit bermetamorfose menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berharga/bernilai ekonomis. H. DAFTAR PUSTAKA (1) Tuti Kustiah, 2005, Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, Bandung (2) Kementerian Lingkungan Hidup, 2008, Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah, Jakarta (3) Hakim, dkk, 2006, Mencari Solusi Penanganan Masalah Sampah Kota, Disampaikan pada Lokakarya Pengelolaan Sampah Kota Dalam Revitalisasi Pembangunan Hortikultura di Indonesia, Kerjasama Fakultas Pertanian UNPAD Dengan Direktorat Jenderal Hortikultura DEPTAN RI Bandung (4) Hoesein, Asrul, 2011, Metode Pengelolaan Sampah Kota, http://gerakanindonesiahijau.blogspot.com/2011/03/metode-pengelolaan-sampahkota.html, diakses pada 10 Maret 2014 I. PENGHARGAAN Rasa terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada DIKTI sebagai sumber dana dalam kegiatan pengabdian ini, Kelompok Tani Wanita dan Warga RW 4 Desa Karangasem sebagai mitra kami. Penghargaan ini juga kami sampaikan kepada Universitas Sahid Surakarta dan semua pihak yang membantu dalam kegiatan ini kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan pengabdian ini dengan baik dan lancar. 130 Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati