Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani dan Nuratul Awwalia ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
THE IMUNOMODULATOR EFFECT OF ETHYL ACETATE FRACTION OF Sonchus arvensis L. LEAVES TOWARD NON SPECIFIC IMMUNE RESPONSE ON MALE MICE BALB/C STRAIN

THE IMMUNOMODULATORY EFFECT OF ETHYL ACETATE FRACTION OF

Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Prihati.

Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Prihati ABSTRACT

THE IMMUNOMODULATORY EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF RED SPINACH LEAVES (Amaranthus tricolor L.) IN MACROPHAGE PHAGOCYTOSIS ACTIVITY ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method.

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H

The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading

BAB 3 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C

THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2014, hal Vol. 11 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri

AINUN RISKA FATMASARI

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN WARU

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

The Effect of Ethanol Extract of Leuchaena glauca Benth Leaves Toward the Sedative Effect on Mice BALB/C

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENGHAMBATAN PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

Jatmiko Susilo, Istianatus Sunnah, Lalu Ahmad Fahrurrozi

Pengaruh Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring ( ) Terhadap Mencit

THE EFFECTIVITY TEST OF DUDUK LEAVES OINTMENT (Desmodium triqurtrum (L.) DC) AS ANTI-INFLAMMATION IN WHITE MALE RATS OF WISTAR STRAIN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

Richa Yuswantina, Sikni Retno K., Adi Nofiana Indarwati. ABSTRACT

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

ABSTRAK Penggunaan asam glycyrrhizic yang merupakan bahan aktif dari Viusid Pet sudah lazim digunakan untuk meningkatkan respon imun.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia Ningsih

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

AKTIVITAS IMUNOMODULATOR FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SOM JAWA (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) TERHADAP RESPON IMUN NON SPESIFIK

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

The Effect of Averrhoa bilimbi Linn. Leaves Extracts toward ALT Levels in Male White Rats of Wistar Strain with Paracetamol Induced.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

THE EFFECT OF 70% ETHANOL EXTRACT OF PURPLE SWEEET POTATO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOLIK DAUN JAMBU BIJI

BAB I PENDAHULUAN. patogen di lingkungan, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit yang dapat

NGUDI WALUYO SCHOOL OF HEALTH PHARMACY STUDY PROGRAM THE EFFECT OF EXTRACTED PAPAYA

BAB III METODE PENELITIAN

Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN Bahan, alat, dan hewan percobaan Bahan Alat Hewan uji 3.2 Penyiapan Ekstrak Petiveria alliacea

Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti, Agnes Barek.

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

ABSTRACT. Key words : Bay leaves, Uric acids, Potassium oxonate, Rattus norvegius L. ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB IV PROSEDUR KERJA

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

The Immunomodulator Activities of Ethanol Extract of Jamblang (Syzygium cumini (L) Skeel) Leaves Toward Non-Specific Immune Response on Male Mice Babl/c Strain Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani dan Nuratul Awwalia ABSTRACT Jamblang leaves contain flavonoid was suspected to has immunomodulator effect. The purpose of this research is find out the immunomodulator effect of ethanol extract is jamblang leaves toward non-specific immune response on male mice balb/c strain. The experimental research post-test and time series design. The sample were 24 mice divide into 4 groups: negative control, ethanol extract of jamblang leaves dose 140mg/kgBW, 210mg/kgBW and 280mg/kgBW. The treatment is given during 5 days. On 7 th day, injected carbon (pelican ink B17) as much 0.1ml/10grBW intravenously. Mice blood was taken before the injection of carbon (in 0 minute) and 4, 8, 12 and 16 minute after. Data are present as phagocytosis index. The results of this research indicated that ethanol is extract of jamblang leaves 140mg/kgBW, 210mg/kgBW and 280mg/kgBW has immunomodulator effect with phagocytosis index 1.2 (low), 1.4 and I, 5 (medium) respectirely. Keywords: Flavonoids, jamblang (Syzygium cumini (L) Skeel), carbon clearence, imunomodulator. i

Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Jamblang (Syzygium cumini (L) Skeel) Terhadap Respon Imun Non Spesifik Pada Mencit Jantan Galur Balb/c Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani dan Nuratul Awwalia INTISARI Daun jamblang mengandung senyawa flavonoid yang diduga mempunyai efek imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek imunomodulator ekstrak etanol daun jamblang terhadap respon imun non spesifik pada mencit jantan galur Balb/c. Penelitian eksperimental dengan rancangan post test and time series design. Pengujian dilakukan pada sampel yang terdiri dari 24 ekor mencit dengan metode uji bersihan karbon, dibagi 4 kelompok yaitu kontrol negatif, ekstrak etanol daun jamblang dosis 140mg/kgBB, 210mg/kgBB dan 280mg/kgBB. Perlakuan dilakukan selama 5 hari. Pada hari ke-7 diinjeksi karbon (tinta pelikan B17) sebanyak 0,1ml/10grBB secara intravena. Darah mencit diambil sebelum penyuntikan karbon (menit ke-0) dan pada menit ke 4, 8, 12, 16. Diukur transmitannya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 627nm. Dari data dihitung indeks fagositosit. asil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jamblang dosis 140mg/kgBB, 210mg/kgBB, 280mg/kgBB mempunyai aktivitas imunomodulator dengan indeks fagositosis 1,2 (imunostimulan lemah), 1,4 dan 1,5 (imunostimulan sedang). Kata kunci: Flavonoid, jamblang (Syzygium cumini (L) Skeel), bersihan karbon, imunomodulator. PENDAULUAN Immunomodulator adalah substansi yang digunakan untuk mempengaruhi sistem imun dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan respon imun atau perlindungan terhadap patogen atau tumor. Secara umum ada dua kategori imunomodulator berdasarkan efeknya yaitu immunosuppressan (menekan) dan immunostimulator (meningkatkan) (Djauzi. 2003). Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeel) digunakan sebagai obat tradisional. Secara empiris kulit batang, buah, daun dan biji digunakan untuk menurunkan kadar gula darah (Arifin et al., 2006 cit Grover et al., 2002). Selain itu kulit batang digunakan juga untuk obat anemia, buah untuk obat diare, disentri, sementara daunnya juga digunakan sebagai anti bakteri Quersetin termasuk ke dalam kelompok flavonol. Quersetin mampu ii

menstimulasi aktivitas makrofag peritoneum dan meningkatkan aktivitas sel NK (Shafi et al., 2002). Uji aktivitas imunomodulator dilakukan pada mencit BALB/c dengan metode bersihan karbon untuk mengamati adanya aktivitas sistem fagositosis yang memiliki aktivitas imunomodulator terhadap respon imun non spesifik pada dosis tertentu dengan metode bersihan karbon. Menurut Widianto (1987) uji bersihan karbon merupakan tes yang biasa dilakukan untuk mengetahui peningkatan sistem imun dalam tubuh pada umumnya berdasarkan adanya aktivitas fagositosis. BAAN DAN CARA Alat: Cawan penguap, kain flanel, ayakan nomor 30 mesh, blender, neraca gram, alat-alat gelas (beaker glass, corong kaca, corong pisah, batang pengaduk, dan gelas ukur), kain flannel, cawan porselen, dan waterbath, kandang hewan, spuit injeksi dengan jarum berujung tumpul (sonde) untuk pemberian oral 1 ml dan timbangan Ohauss. plat tetes, holder mencit, spuit injeksi, pipet mikro, pipet volume 5 ml, kuvet dan spektrofotometer. Bahan: Simplisia kering daun jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeel), ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeel), etanol 70%, aquadest, mencit jantan galur BALB/C, karbon (tinta pelikan B17), natrium sitrat, asam asetat1%. PROSEDUR PENELITIAN a. Determinasi Tanaman Determinasi dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi UNDIP Fakultas MIPA untuk mengetahui kebenaran dari daun jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeel). b. Pembuatan Simplisia Daun Jamblang Bahan baku daun jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeel) diperoleh dari daerah Ungaran, Kabupaten Semarang. Pada daun Jamblang yang masih segar dilakukan sortasi basah dengan cara daun jamblang dipisahkan dari kotoran-kotoran atau bahan asing lainnya agar bebas dari hama, batang dan debu, serta pengotor lainnya. Daun jamblang dicuci dengan menggunakan air mengalir sampai bersih, kemudian dilakukan perajangan untuk mempermudah proses pengeringan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung dengan ditutup kain hitam bertujuan untuk menghindari kerusakan senyawa kimia dalam daun jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeel) oleh sinar matahari. Setelah kering, daun jamblang dipisahkan dari benda-benda asing seperti bagian tanaman iii

yang tidak diinginkan dan pengotor lainnya. Daun jamblang dibuat serbuk dengan cara diblender sampai halus dan diayak dengan ayakan No. 30 mesh. c. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jamblang Pembuatan ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeel) menggunakan metode maserasi dengan perbandingan 1 : 10 bagian untuk 100% ekstrak murni. Maserasi pertama dengan perbandingan 1 : 7,5 bagian Sebanyak 400 g serbuk kering simplisia diberi pelarut etanol sebanyak 3 L. Maserasi dilakukan selama 5 hari dalam ruangan yang terlindung dari cahaya matahari dan dilakukan pengadukan secara berkala kemudian dilakukan remaserasi 2 hari. Ekstrak yang diperoleh disaring, hasil dari maserat tersebut diuapkan pada waterbath temperatur 60 0 C sehingga diperoleh hasil ekstrak kental (Anief, 2000). d. Identifikasi Senyawa Flavonoid Sebanyak 0,1 g ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeel) ditambahkan metanol sampai terendam lalu dipanaskan kemudian filtratnya ditambahkan 2 SO 4, terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi warna merah menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Markham, 1988). e. Uji Bersihan Karbon Pengujian terhadap respon imun nonspesifik didasarkan pada aktivasi fagositosisnya, dengan pembagian kelompok hewan uji adalah: 28 ekor mencit diadaptasikan selama 1 minggu. Diukur transmitannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 627 nm. Selanjutnya dihitung indeks fagositosik yang merupakan perbandingan antara kemiringan garis kelompok perlakuan dan kontrol negatif. Menurut Wagner (1989), nilai K <1,2 tidak bersifat imunostimulan (imunosupresif) jika nilai K antara 1,3-1,5 menunjukkan efek imunostimulan sedang, dan jika nilai K >1,5 menunjukkan efek imunostimulan kuat. ASIL asil determinasi menunjukkan: 1b - 2b - 3b - 4b - 12b - 13b - 14b - 17b - 18b - 19b - 21b - 22b - 23b - 24b - 25b - 26b - 27a 28b 29b 30b 31a 32a 33b 35b 37b 38b 39b - 41b 42b 44b 45b 46e 50b 51b 53b 54b 56b 57b 58b 59b 70b 72b 73b 74a 75b 76a 77a 78b 103c 104b 106b 107b 186b 287b 288b 289a 290b 291a 292b 293b 294b 285b 296a (Famili 84 Myrtaceae) 1a 2b 3b 7b 8b 9b 10b (Genus 9. Syzygium) 1a- 2a (Species. Syzygium cumini). iv

100-%T Reaksi kimia pengujian flavonoid : O O flavonoid + - O O O kalkon (merah) Flavonol kinoid (coklat) Tabel I. Indeks Fagositosis dan Kriteria Efek Imunostimulan Bahan Uji dengan Metode Bersihan Karbon pada Mencit Kel Persamaan regresi Koefisien regresi Indeks fagositosis Kriteria efek imunostimulan I y=-0,619x + 52,41-0,619 II y=-0,765x + 60,48-0,765 1,2 Lemah III y=-0,867x + 57,645-0,867 1,4 Sedang IV y=-0,928x + 53,905-0,928 1,5 Sedang Keterangan: Ku Kk = koefisien regresi kelompok uji = koefisien regresi 70 60 50 40 30 20 10 aquadest 140mg/kgBB 210mg/kgBB 280mg/kgBB 0 0 5 10 15 20 Waktu (menit) Gambar I. Kurva kecepatan bersihan karbon beberapa perlakuan v

PEMBAASAN Pada penelitian ini menggunakan metode bersihan karbon, hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan galur balb/c usia 8-12 minggu dan berat badan 20-22 gram, karena pada usia tersebut sesuai dengan usia dewasa pada manusia. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 627 nm karena pada panjang gelombang 627 nm merupakan panjang gelombang maksimal. Puncak paling rendah dari grafik tersebut digunakan sebagai panjang gelombang maksimal. Dari hasil spektrofotometer didapatkan hasil,koefisien regresi pada kelompok I atau kelompok kontrol (k = -0,619), sedangkan kelompok yang diberikan dosis ekstrak etanol daun jamblang kelompok II atau dosis 140 mg/kg BB (k = -0,765). Demikian juga dengan nilai koefisien regresi pada kelompok III atau dosis 210mg/kgBB (k = -0,867) dan kelompok IV atau dosis 280mg/kgBB (k = -0,928). Nilai koefisien regresi (k) ditentukan untuk mengetahui indeks fagositosis (nilai K). Jika nilai koefisien regresi lebih kecil dari kontrol maka menunjukan aktivitas fungsi fagositik meningkat. Koefisien regresi (k) kemudian diolah lebih lanjut dengan cara membandingkan nilai k kelompok uji dengan kelompok kontrol untuk mendapatkan parameter lain yaitu indeks fagositosit (K). Nilai K ini menunjukan tingkat daya imunostimulan ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini (L) Skeel). Jika nilai K < 1,2 berarti bersifat imunosupresif, sedangkan jika nilai K 1,3 1,5 berarti bersifat imunostimulan sedang dan jika nilai K > 1,5 berarti bersifat imunostimulan kuat. Pada tabel diatas, kelompok yang diberikan dosis ekstrak etanol daun jamblang kelompok II (dosis 140 mg/kg BB) nilai (K) indeks fagositosisnya 1,2 menunjukkan efek imunostimulan lemah, sedangkan kelompok III dan IV (dosis 210 mg/kg BB dan 280 mg/kg BB) nilai (K) indeks fagositosisnya masing masing 1,4 dan 1,5 menunjukkan efek imunostimulan sedang. asil dari nilai (K) indeks fagositosis ini menunjukan bahwa ekstrak etanol daun jamblang (Syzygim cumini (L) Skeel) dapat meningkatkan kemampuan fagositosis partikel karbon. Dapat dikatakan bahwa efek imunostimulan berbanding lurus dengan dosis, semakin tinggi dosis yang diberikan maka nilai indeks fagositosisnya semakin besar. al ini membuktikan senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun jamblang yaitu flavonoid quersetin terbukti dapat memberikan aktivitas imunostimulan sedang dari masing-masing kelompok. Flavonoid dalam daun jamblang (Syzygium cumini (L) Skeel) memiliki mekanisme kerja dengan cara mengaktivasi sel NK untuk vi

merangsang produksi interferon γ. IFN-γ yang diproduksi berbagai sel sistem imun merupakan sitokin utama MAC (Macrophage Activating Cytokine) dan berperan terutama dalam imunitas non spesifik seluler. IFN-γ adalah sitokin yang dapat mengaktifkan makrofag, sehingga makrofag mengalami peningkatan aktivitas fagositosis secara cepat dan efisien dalam menyingkirkan antigen (Baratawidjaja, 2009). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini (L) Skeel) memiliki aktivitas imunomodulator terhadap respon imun nonspesifik pada mencit jantan galur BALB/C 2. Ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini (L) Skeel) pada dosis 140 mg/kg BB, 210 mg/kg BB dan 280 mg/kg BB, dapat memberikan aktivitas imunomodulator terhadap respon imun nonspesifik pada mencit jantan galur BALB/C dengan nilai indeks fagositosis berturut turut 1,2 (imunostimulan lemah), 1,4 dan 1,5 (imunostimulan sedang) Saran 1. Perlu dilakukan uji toksisitas akut dan efek samping terhadap ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini (L) Skeel). 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek imunomodulator ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini (L) Skeel) terhadap respon imun spesifik mencit yang diinfeksi oleh bakteri. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas imunomodulator dengan menggunakan metode selain metode carbon clearence (bersihan karbon), seperti metode penimbangan bobot limpa dan metode perhitungan sel limfosit limpa. UCAPAN TERIMA KASI 1. Kepada Drs.Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes., selaku ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran dan selaku dosen pembimbing utama. 2. Kepada Agitya Resti Erwiyani, S. Farm., Apt., selaku dosen pembimbing pendamping. DAFTAR PUSTAKA Djauzi, S., 2003. Simposium Peranan Echinacea sebagai imunomodulator dalam Infeksi Virus dan Bakteri. Jurnal Sains Teknologi Farmasi, 8 (1), 14 vii

Arifin,., Anggraini, N., andayani, D., dan Rasyid, R., 2006, Standarisasi Ekstrak Etanol Daun Eugenia cumini Merr, Jurnal Sains Teknologi Farmasi, 11 (2), 88 Shafi, P.M., Rosamma, M.K., Jamil, K., dan Reddy, P.S., 2002, Anti Bacterial Activity of Syzigium cumini Leaf Essential Oil, Jurnal of Biology and Biotechnology Division,72 (5), 414 Widianto, M.B., 1987, Imunomodulator, 44, ITB, Bandung. Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik, Cetakan ke 9, 168-169, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Baratawidjaja, K.G., dan Rengganis, I., 2009, Imunologi Dasar, Edisi VIII, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta viii