Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK RESTORAN TERHADAP SELF ASSESSMENT SYSTEM STUDI KASUS DI DINAS PENDAPATAN KOTA PALEMBANG

PENGARUH HASIL PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDUNG. (Studi pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung)

BAB II MANFAAT RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN. A. Retribusi Parkir dan Pengaturannya di Daerah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

ANALISIS PERANAN DAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA JAMBI

SUCI WULANDARI. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

PENGARUH PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 2014 TERHADA PERENCANAAN ANGGARAN PENERIMAAN PADA DPPKAD KOTA PALOPO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya)

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 3, No. 2, November 2011,

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DAN PAJAK PARKIR DI DINAS PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah dan pelayanan terhadap masyarakatnya. Daerah otonom

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PENGARUH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALOPO A.TENDRI ESSE IRHAM, SAMSUL BACHRI, M. HALIM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

KONTRIBUSI PAJAK SARANG BURUNG WALET TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BANGKA INDUK

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI)

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN BOALEMO (Studi Pada Kantor BadanPengelolaanKeuangandanAset Daerah KabupatenBoalemo)

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI SURAKARTA. P a r d i STIE AUB Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO

Pengaruh Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah ( Studi Kasus di Pemerintahan Kota Tasikmalaya )

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

ANALISIS PENGARUH PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANYUASIN

ANALISIS POTENSI DAN EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

I. PENDAHULUAN. Penerimaan Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat

ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR

PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN HASIL LABA BUMD TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk dikembalikan ke masyarakat walaupun tidak dapat dirasakan

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

ANALISIS ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) TERHADAP PENDAPATAN DAERAH DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS, DANA BAGI HASIL DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LUWU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis dan mengetahui bagaimana tingkat efektivitas dan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

PENGARUH DESENTRALISASI BPHTB TERHADAP PENERIMAAN DAERAH KABUPATEN BADUNG. Komang Yogi Wirasatya Made Yenni Latrini

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HADIS NIRBETA Universitas Maritim Raja Ali Haji Kota Tanjungpinang ABSTRAKSI

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

Pengaruh Faktor Ekonomi dan Faktor Non Ekonomi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Jakarta pada Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan

Evi Apriani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. adalah tersedianya sumber sumber pembiayaan, sumber pembiayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN KLATEN

KONTRIBUSI DAN PENGARUH PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN ( )

Embun Rahmawati. Universitas Bina Nusantara Palem Puri No 2 Rt 005/007, Pondok Aren Tangerang 15229, , 1 Murtedjo, Ak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN / KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH PERIODE

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

RISKA UTAMA

BAB II TINJAUAN TEORETIS

Transkripsi:

Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang Nariana (zhik_yhana@yahoo.co.id) Siti Khairani (rani.kresna75@gmail.com), Ratna Juwita (ratna_arpani@yahoo.com) Jurusan Akuntansi (S I) STIE MDP Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Palembang. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kausalitas. Penelitian ini meneliti tentang hubungan sebab-akibat antarvariabel. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif antara kontribusi pajak parkir terhadap penerimaan pendapatan asli daerah Kota Palembang Kata kunci : Kontribusi, Pajak parkir, Pendapatan asli daerah Abstract: The purpose of this study is to explain how the contributions made by the parking tax revenue to the city of Palembang. This research method uses the study of causality. This study examines the causal relationship between the variables. This study is expected to provide a positive influence between the parking tax contribution to revenue receipt Palembang. Key Words: Contributions, Parking Tax, Revenue. 1. PENDAHULUAN Dalam perkembangan kendaraan bermotor yang semakin meningkat tiap tahunnya di Kota Palembang, tidak tertutup kemungkinan untuk meningkatkan penerimaan dari sektor parkir. Pendapatan asli daerah dari sektor parkir dapat dikatakan cukup berpotensi dan dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam menunjang pemasukan keuangan Berdasarkan Perda Kota Palembang No. 17 Tahun 2010 tentang pajak parkir, menyatakan bahwa tarif pajak parkir mengalami peningkatan menjadi 30 persen. Meningkatnya tarif pajak parkir diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup membantu Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang khususnya dalam sektor pajak Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil tema Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang (Studi Kasus pada Dispenda Kota Palembang pada tahun 2007-2011). 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Djajadiningrat pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum 2.1.2 Pengertian Pajak Daerah Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 1 angka 10 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Mardiasmo (2006, h.12) pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggarakan pemerintah daerah dan pembangunan 2.1.3 Pengertian Pajak Parkir Menurut Siahaan, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 31 dan 32, pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Sedangkan yang dimaksud dengan parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. 2.1.4 Objek Pajak Parkir 1. Objek Pajak Parkir Objek pajak parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Klasifikasi tempat parkir di luar badan jalan yang dikenakan Pajak Parkir adalah : a. Gedung parkir ; b. Pelataran parkir ; c. Garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran; d. Tempat penitipan kendaraan bermotor. 2. Bukan Objek Pajak Parkir Pada pajak parkir tidak semua penyelenggaraan parkir dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek pajak, sebagaimana di bawah ini : 1. Penyelenggaran tempat parkir oleh pemerintah pusat dan pemerintah Penyelenggaraan tempat parkir oleh BUMN dan BUMD tidak dikecualikan sebagai objek pajak parkir. 2. Penyelenggaran tempat parkir oleh perkantoran yang hanya digunakan untuk karyawan sendiri. 3. Penyelenggaran tempat parkir oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan negara asing dan perwakilan lembaga-lembaga internasional dengan asas timbal

balik. Ketentuan tentang pengecualian pengenaan pajak parkir bagi perwakilan lembagalembaga internasional berpedoman kepada keputusan Menteri Keuangan. 4. Penyelenggaraan tempat parkir lainnya yang diatur dengan peraturan daerah, antara lain penyelenggaraan tempat parkir, tempat peribadatan dan sekolah serta tempat-tempat lainnya yang diatur lebih lanjut oleh bupati atau walikota. 2.1.5 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Parkir Menurut Siahaan, merupakan subjek pajak parkir yaitu orang pribadi atau badan yang melakukan parkir kendaraan bermotor. Sedangkan yang menjadi wajib pajak parkir adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan tempat parkir. Pajak parkir dibayar oleh pengusaha yang menyediakan tempat parkir dengan dipungut bayaran. Pengusaha tersebut secara otomatis ditetapkan sebagai wajib pajak yang harus membayar pajak parkir yang terutang. Dengan demikian, pada pajak parkir subjek pajak dan wajib pajak tidak sama. Konsumen yang melakukan parkir merupakan subjek pajak yang membayar (menanggung) pajak sementara pengusaha yang menyediakan tempat parkir dengan dipungut bayaran bertindak sebagai wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen (subjek pajak) 2.1.6 Dasar Pengenaan, Tarif,dan Cara Perhitungan Pajak Parkir 1. Dasar Pengenaan Pajak Parkir Menurut Siahaan, dasar pengenaan pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir. Jumlah yang seharusnya dibayar termasuk potongan harga parkir dan parkir cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa parkir. 2. Tarif Pajak Parkir Menurut Siahaan, tarif pajak parkir ditetapkan paling tinggi sebesar tiga puluh persen (30%) dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupaten atau kota. Dengan demikian, setiap daerah kota atau kabupaten diberi kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan kota atau kabupaten lainnya, asalkan tidak lebih dari tiga puluh persen (30%). 3. Perhitungan Pajak Parkir Menurut Siahaan, besaran pokok pajak parkir yang terutang di hitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum perhitungan pajak parkir adalah sesuai dengan rumus berikut ini : Pajak terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif PajakxJumlah Pembayaran atau yang seharusnya di bayar kepada penyelenggara tempat parkir 2.1.7 Pengertian Pendapatan Asli Daerah Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 bahwa Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2.1.8 Sumber Pendapatan Asli Daerah Sumber-sumber pendapatan asli daerah menurut Undang-Undang No. 32

Tahun 2004 pasal 157 tentang Pemerintah Daerah (Sonnylazio 2012), yaitu : 1. Pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD yaitu : a. Hasil pajak daerah yaitu Pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Pajak daerah sebagai pungutan yang dilakukan pemerintah daerah yang hasilnya digunakan untuk pengeluaran umum yang balas jasanya tidak langsung diberikan sedang pelaksanannya bisa dapat dipaksakan. b. Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah daerah bersangkutan. Retribusi daerah mempunyai sifat-sifat yaitu pelaksanaannya bersifat ekonomis, ada imbalan langsung walau harus memenuhi persyaratan-persyaratan formil dan materiil, tetapi ada alternatif untuk mau tidak membayar, merupakan pungutan yang sifatnya tidak menonjol, dalam hal-hal tertentu retribusi daerah adalah pengembalian biaya yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk memenuhi permintaan anggota masyarakat. c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Hasil perusahaan milik daerah merupakan pendapatan daerah dari keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan daerah yang dipisahkan, sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka sifat perusahaan dareah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat menambah pendapatan daerah, memberi jasa, dan memperkembangkan perekonomian d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan-pendapatan yang tidak termasuk dalam jenisjenis pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan dinas-dinas. Lain-lain usaha daerah yang sah mempunyai sifat yang pembuka bagi pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan baik berupa materi dalam kegitan tersebut bertujuan untuk menunjang, melapangkan, atau memantapkan suatu kebijakan daerah di suatu bidang tertentu. 2. Dana perimbangan diperoleh melalui bagian pendapatan daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan baik dari pedesaan, perkotaan, pertambangan sumber daya alam dan serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. 3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan daerah dari sumber lain misalnya sumbangan pihak ketiga kepada daerah yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundanganundangan yang berlaku. 2.2 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran analisis kontribusi pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang sebagai berikut : Kontribusi Pajak Parkir (X) Analisis Regresi Sederhana Pendapatan Asli Daerah (Y) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan gambar kerangka pemikiran di atas, dapat di lihat bahwa pendapatan asli daerah di pengaruhi oleh kontribusi pajak parkir. 2.3 Hipotesis Menurut Sanusi (2011, h.44) hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti ragu dan tesis yang berarti benar. Jadi hipotesis adalah kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis merupakan hasil pemikiran rasional yang dilandasi oleh teori, dalil, hukum, dan sebagainya yang sudah ada sebelumnya. Hipotesis dapat juga berupa pernyataan yang menggambarkan atau memprediksi hubungan-hubungan tertentu di antara dua variabel atau lebih, yang kebenaran hubungan tersebut tunduk pada peluang untuk menyimpang dari kebenaran. Untuk analisis kontribusi pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang hipotesisnya dapat berupa : H 0 : Tidak ada pengaruh positif antara kontribusi pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang. H a : Ada Pengaruh positif antara kontribusi pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang. H0 : b i = 0, artinya variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : b i 0, artinya variabel independen merupakan penjelas terhadap variabel dependen. 3 Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas, karena dalam penelitian ini meneliti tentang hubungan sebab-akibat antarvariabel, dimana dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. 3.2 Objek/Subjek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang di lingkungan kecamatan Ilir Barat 1, Jalan Merdeka No. 21 Palembang. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian ini adalah pajak parkir yang ada di Kota Palembang. 3.3 Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah data realisasi penerimaan daerah Kota Palembang dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah data pajak parkir Kota Palembang tahun 2007-2011. 3.4 Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder ini didapat dari tempat dimana penelitian ini dilakukan. Data ini berupa data yang diperoleh dari studi pustaka, dan beberapa sumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Sumatera Selatan dan data dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang. 3.5 Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara yang dilakukan adalah tanya jawab secara langsung ke dinas pendapatan daerah yang berhubungan dengan data penerimaan pajak parkir. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengumpulan

bahan-bahan tertulis berupa buku-buku, data-data yang tersedia dan laporan-laporan yang relevan dengan objek penelitian untuk mendukung data yang sudah ada. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa data realisasi penerimaan daerah Kota Palembang. 3.6 Definisi Operasional 1. Variabel dependen atau variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini dilambangkan dengan Y yaitu, Pendapatan Asli Daerah. 2. Variabel Independen atau variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini dilambangkan dengan X yaitu, Kontribusi Pajak Parkir. 3.7 Teknik Analisis Data 1. Kontribusi pajak parkir terhadap PAD Untuk mengetahui kontribusi pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah menggunakan rumus Realisasi Penerimaan Pajak Parkir Kontribusi= Realisasi Penerimaan PAD 2. Regresi Linear Sederhana x 100% Penelitian ini menggunakan program SPSS statistic versi 17,0. Bentuk umum dari persamaan regresi ini, yaitu : Y = a + bx 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Penerimaan Pajak Parkir Kota Palembang Target dan realisasi penerimaan pajak parkir Kota Palembang dari tahun 2007-2011 adalah sebagaimana tampak pada tabel berikut ini Tahun Target penerimaan pajak parkir (Rupiah) Penerimaan pajak parkir (Rupiah) 2007 1.325.000.000 1.394.332.950 2008 1.700.000.000 1.714.854.098 2009 1.760.000.000 1.889.528.090 2010 2.050.000.000 2.373.884.593 2011 2.748.298.395 3.816.026.337 4.2 Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang Target dan realisasi Pendapatan asli daerah (PAD) Kota Palembang dari tahun 2007-2011 adalah sebagaimana tampak pada tabel berikut ini : Tahun Target Pendapatan Asli Daerah (Rp) Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Rp) 2007 1.084.738.647.355,61 1.168.721.295.856,05 2008 1.209.867.224.532,39 1.209.505.934.544,41 2009 1.336.735.285.945,76 1.219.171.711.299,20 2010 1.499.998.643.806,11 1.648.325.888.374,66 2011 1.946.659.693.576,99 1.917.931.790.520,91 4.3 Pembahasan 4.3.1 Kontribusi Pajak Parkir Terhadap PAD Tahun Pajak Parkir PAD Kontribusi 2007 Rp. 1.394.332.950 Rp.1.168.721.295.856,05 0,11% 2008 Rp. 1.714.854.098 Rp.1.209.505.934.544,41 0,14% 2009 Rp. 1.889.528.090 Rp.1.219.171.711.299,20 0,15% 2010 Rp. 2.373.884.593 Rp.1.648.325.888,374,66 0,14% 2011 Rp. 3.816.026.337 Rp.1.917.931.790.520,91 0,20% 4.3.2 Regresi Linear Sederhana Model R R Square Tabel 4.6 Model Summary Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,904 a,817,756 165227514366,40150 a Predictors: (Constant), x b Dependent Variable: y Hasil regresi menunjukkan angka R sebesar 0,904 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara PAD dengan kontribusi pajak parkir adalah kuat. Definisi kuat karena angka R di atas 0,5. Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,817. Angka R square adalah 0,817 yang dapat ditafsirkan bahwa variabel independen yaitu kontribusi pajak parkir memiliki pengaruh sebesar 81,7% terhadap variabel dependen yaitu PAD dan 18,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel independen. Standart Error of Estimate (SEE) adalah Rp. 165.227.514.366,40150. Semakin kecil

SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen Model 1 (Constant) 982273270048, Hasil regresi linear sederhana tersebut di peroleh persamaan regresi sebagai berikut : PAD=982273270048,678+270,734 X hasil perhitungan regresi linear sederhana menunjukkan nilai t hitung menghasilkan angka signifikan di bawah 0,05 yaitu sebesar 3,657 pada tingkat signifikansi (p value) sebesar 0,035. Oleh karena itu p value (0,035 < 0,05) maka H nol di tolak dan menerima H alternatif, artinya bahwa ada hubungan secara signifikan antara kontribusi pajak parkir dengan pendapatan asli daerah 5. Penutup Coefficients a Unstandardized Coefficients 5.1 Kesimpulan Standardized Coefficients B Std. Error Beta 678 143635425483, 742 Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear sederhana dari regresi partial menunjukkan bahwa kontribusi pajak parkir berpengaruh terhadap pendapatan asli Hal ini didasarkan pada t hitung sebesar 3,657 dengan nilai value sebesar 0,035 pada tingkat alfa 5%. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa kontribusi yang diberikan oleh pajak parkir dapat meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah Kota Palembang. t Sig. 6,839,006 x 1270,734 347,463,904 3,657,035 a. Dependent Variable: y Kota Palembang diharapkan lebih meningkatkan lagi kontribusi Pajak Parkir untuk tahun berikutnya melebihi kontribusi sekarang, karena dengan meningkatkan kontribusi pajak parkir dapat membuat peningkatan pada Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang. Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah bukan hanya dari pajak parkir saja, melainkan pajak daerah lainnya seperti pajak air tanah, pajak sarang burung walet dan lain-lain, sehingga realisasi penerimaan daerah Kota Palembang terus meningkat, Penelitian ini hanya tertuju pada satu kota yaitu Kota Palembang. DAFTAR PUSTAKA (1) Lazio, Sonny 2012, Pengertian dan Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah, Diakses 10 Oktober 2012, dari Http://sonnylazio.blogspot.com/2012/0 6/pengertian-dan-sumber-sumberpendapatan.html. (2) Mardiasmo 2006, Perpajakan Edisi Revisi 2006, Andi Offset, Yogyakarta. (3) Resmi, Siti 2011, Perpajakan:Teori dan Kasus Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. (4) Sanusi, Anwar 2011, Metodologi Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta. (5) Siahaan, Marihot P 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Rajawali Pers, Jakarta. (6) Sugiyono 2006, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. 5.2 Saran Saran yang ingin disampaikan penulis yaitu Dinas Pendapatan Daerah