BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Hayanah, 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Angella, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin orang bisa mengunakan bahasa tersebut (Sartinah, 1988;71).

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penelitian banyak dilakukan guna meningkatkan kemampuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fadhillatunisa Salsabilla, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Efektivitas Metode Cooperative Learning

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini perkembangan teknologi informasi sudah. berkembang secara pesat, begitu juga dengan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah satu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke orang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak terlepas dari bahasa dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karenanya manusia melakukan

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN WRITE ON BACK DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. baik, karena komunikasi yang baik di tunjang oleh kemampuan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah penulis melakukan penelitian, penulis memberikan kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut berkaitan satu sama lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Atria Ramadhanty Irawan, 2014 Pengaruh evaluasi formatif pop test terhadap penguasaan huruf hiragana

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa asing untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menyimak dan kemampuan membaca disebut aspek reseptif atau. produktif atau aspek penggunaan (Danasamita 2009:76).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Perancis kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembentukan dan pengembangan generasi bangsa, masyarakat, keterampilan yang cukup memadai dalam pengelolaannya secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, namun masih banyak pembelajaran di sekolah-sekolah yang

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan (Syamsuddin dan Vismaia, 2007: 14). Metode yang digunakan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53).

BAB I PENDAHULUAN. manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini menjadikan berbagai aspek kehidupan untuk senantiasa berjalan selaras. Salah satu aspek yang terkena pengaruh perkembangan IPTEK adalah bidang pendidikan. Nampak jelas dengan jenjang-jenjang pendidikan di Indonesia saling bersaing menyajikan pembelajaran yang mutakhir agar relevan dengan zaman yang semakin berkembang pesat. Satu komponen yang semakin diperbaharui adalah pengajaran bahasa asing. Agar dapat berkomukasi dengan dunia luar, bahasa asing atau disebut bahasa kedua banyak diselenggarakan di sekolah-sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga jenjang perguruan tinggi (PT), salah satu bahasa asing yang diselenggarakan adalah bahasa Jepang. Belajar mengajar adalah suatu proses timbal balik antara pengajar dan pembelajar, yang dalam prosesnya tidak dapat dipisahkan dari 3 aspek edukatif yaitu, afektif, kognitif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut tidak akan pernah lepas dari peran pengajar dalam pemberian materi, teknik dan metode pembelajaran yang digunakan, maupun media serta hal lain yang menunjang pembelajaran di dalam kelas. Masalah mendasar ketika mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jepang adalah unsur-unsur yang dibawa dari bahasa asing tersebut. Salah satu contohnya yaitu, pemahaman kosa kata bahasa Jepang yang disebut kotoba dan berujung pada pemahaman pola kalimat bahasa Jepang yang disebut bunkei.

Di Sekolah Menengah Atas (SMA), bahasa Jepang diajarkan baik berupa mata pelajaran wajib, pilihan maupun dijadikan ekstrakurikuler. Dengan waktu 3x45 menit per minggu diperlukan managemen waktu yang baik agar seluruh konsep pembelajaran dapat tercapai. Salah satunya yaitu pembelajaran memahami pola kalimat, dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional oleh pengajar, menjadikan minimnya pemahaman arti dari setiap kata-kata baru sehingga berakibat pada sulitnya pembelajar dalam pemahaman dan penggunaan pola kalimat, dari landasan tersebut penting untuk memberikan metode pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk memahami kata demi kata sehingga pembelajaran pola kalimat dapat berjalan lancar. Salah satu contohnya yaitu dengan penggunaan metode pembelajaran acak kata dengan pemberian gambaran berupa kata kunci, yang disebut metode scramble teknik give the keyword. Dalam penelitian terdahulu yang ditulis oleh Wulandari (2007, hlm. 2) disebutkan bahwa scramble adalah sebuah permainan guna menyusun kosa dari huruf-huruf atau menyusun kalimat dari kosakata atau menyusun wacana dari kalimat-kalimat yang tersedia dan susunannya telah dikacaukan terlebih dahulu. Namun dalam penelitian ini terdapat perbedaan mengenai sudut pandang pemahaman scramble, fokus dan tujuan penelitian serta, teknik yang digunakan dalam pelaksanaan treatment pada sampel yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini scramble diartikan sebagai salah satu tipe dari pembelajar kooperatif yang biasa disebut cooperative learning scramble thype. Tujuan metode scramble teknik give the keyword dalam penelitian ini antara lain untuk memberikan gambaran awal dari kata kunci berupa kartu kata guna meningkatkan kemampuan pembelajar bukan hanya dalam

memahami struktur pola kalimat namun, agar dapat memahami arti dari setiap kata dan arti dari pola kalimat-pola kalimat yang diajarkan. Metode pembelajaran ini menuntut pembelajar untuk dapat bekerjasama dalam sebuah kelompok kemudian, bersama-sama merespon apa maksud dari kata kunci yang diajukan oleh pengajar lalu, cepat mengingat dan menyusun pola kalimat yang terdiri dari kata dan partikel yang disusun secara acak dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan kata lain, patokan dalam metode ini adalah kecepatan dan ketepatan dalam pembelajaran pola kalimat. Dengan latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan eksperimen dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang di SMA, yang akan disajikan dalam skripsi yang berjudul Efektivitas Metode Pembelajaran Scramble Teknik Give The Keyword dalam Pembelajaran (Penelitian Eksperimen Quasi terhadap Pembelajar Kelas X Sosial 4 SMA Negeri 1 Lembang) B. Rumusan Masalah Dengan uraian latar belakang tersebut peneliti menyusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan signifikan antara sebelum dan setelah menggunakan metode scramble teknik give the keyword, dilihat dari hasil tes? 2. Apakah metode scramble teknik give the keyword efektif digunakan pada pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang dalam upaya meningkatkan kemampuan menggunakan pola kalimat bahasa Jepang, diukur dengan tes kemampuan? 3. Bagaimana tanggapan pembelajar terhadap metode scramble teknik give the keyword dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang dasar?

C. Batasan Masalah Agar permasalahan tergambar lebih jelas dan tidak meluas, maka penulis menyusun batasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini meneliti bagaimana perbedaan antara hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan metode scramble teknik give the keyword. 2. Penelitian ini dikhususkan pada penelitian efektivitas penggunaan metode scramble teknik give the keyword dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang dasar, dengan materi yang terdapat dalam buku ajar di sekolah (Nihon Go no Sakura 1) 3. Penelitian ini meneliti bagaimana tanggapan siswa setelah belajar menggunakan metode scramble teknik give the keyword. D. Tujuan Penelitian a. Tujuan 1. Untuk membuktikan ada atau tidaknya perbedaan hasil tes siswa dari setelah dan sesudah menggunakan metode scramble teknik give the keyword. 2. Mengetahui seberapa efektif penggunaan metode scramble teknik give the keyword terhadap penguasaan pola kalimat bahasa Jepang dasar diukur dengan tes kemampuan. 3. Mengetahui antusiasme pembelajar yang menggunakan metode scramble teknik give the keyword dalam pembelajaran di kelas. b. Manfaat 1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan ide dalam rangka pengembangan pendidikan yang berkaitan dengan proses dan cara penyampaian materi ajar yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar pembelajar. 2. Manfaat praktis 1. Bagi pembelajar Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi metode atau cara pembelajaran yang dapat memicu pembelajar lebih aktif dalam mengembangkan kemampuan bahasa Jepang dasar di SMA. 2. Bagi pengajar Hasil penelitian ini diharapkan menjadi alternatif proses dan cara penyampaian materi ajar, guna proses belajar mengajar yang lebih baik dan senantiasa relevan dalam proses belajar mengajar di masa kini dan juga nanti. 3. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan baru dalam referensi metode dan cara pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang yang variatif dan efektif. E. Definisi Oprasional Berikut adalah definisi oprasional dari istilah-istilah yang menjadi sentral dalam penelitian ini: 1. Metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun

dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Macam-macam metode pembelajaran meliputi: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode kerja kelompok, metode pemberian tugas, metode demonstrasi, metode ceramah plus, metode eksperimen, metode simulasi, metode examples non examples, metode karya wisata (http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/18/definisi-strategimetode-dan-teknik-pembelajaran-413773.html). 2. Metode pembelajaran scramble Menurut Suyatno (2005, hlm. 53), Scramble merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu. Tahapannya adalah sebagai berikut: - Membuat kartu soal sesuai materi ajar. - Membuat kartu jawaban dengan diacak. - Sajikan materi. - Bagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok. - Pembelajar berkelompok mengerjakan kartu soal dan pembelajar mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal. Soeparno dalam Rahayu (2007, hlm. 29) mengemukakan bahwa metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktifitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan. 3. Teknik pembelajaran

Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan pengajar dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik, misalnya penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang pembelajarnya tergolong aktif dengan kelas yang pembelajarnya tergolong pasif. Macammacam teknik pembelajaran meliputi teknik syarahan, teknik perbincangan, teknik projek, teknik penyelesaian masalah, teknik dapatan, teknik permainan, teknik kooperatif (http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/18/definisi-strategimetode-dan-teknik-pembelajaran-413773.html). Dengan kata lain teknik pembelajaran adalah suatu cara yang diterapkan pengajar agar metode pembelajaran yang telah disiapkan dapat berjalan lancar. Teknik pun tidak dapat dipisahkan dari media yang selaras. 4. Teknik give the keyword Teknik ini merupakan teknik pemberian kata kunci pada saat penerapan materi, diajukan oleh pengajar guna memicu respon dari pembelajar kemudian dengan segera memahami maksud dari kata kunci dan melakukan sesuatu hal berdasarkan kata kunci tersebut. Dalam penelitian ini teknik give the keyword digunakan untuk memberikan gambaran pola kalimat seperti apa yang harus disusun pada saat itu. 5. Pola kalimat Menurut kamus besar bahasa Indonesia online pola kalimat adalah konsep sintaksis yang mencakup konstruksi seperti indikatif, interogatif, imperatif (http: //kamus bahasa indonesia. org/pola/mirip). Dalam penelitian ini difokuskan pada pola

kalimat bahasa Jepang bunkei dalam buku ajar yang terdapat di sekolah. F. Anggapan Dasar Dalam penelitian ini, peneliti beranggapan bahwa dasar dari pemahaman dan penggunaan bahasa asing adalah penguasaan pola kalimat, yang selanjutnya akan berimplikasi pada keterampilan lainnya seperti, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan memahami, keterampilan mendengarkan, dsb. Metode scramble teknik give the keyword yang digunakan sebagai proses dan cara dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang dasar, diharapkan mampu menjadi alternatif pembelajaran yang variatif, efektif dan menarik guna mengembangkan minat pembelajar dalam mempelajari pola kalimat bahasa Jepang dasar. G. Hipotesis Hipotesis dalam sebuah penelitian merupakan pernyatan mengenai distribusi dari sebuah variabel atau hubungan antara dua variabel (atau lebih) yang akan diteliti. Jadi, hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, hipotesis yang dibuat berdasarkan sebuah pertanyaan penelitian harus dapat diuji melalui hasil penelitian (Setiyadi, 2006, hlm. 90). Hipotesis yang peneliti rumuskan guna penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hk: Metode scramble teknik give the keyword terbukti efektif dan memiliki perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pola kalimat bahasa Jepang siswa sebelum dan setelah diterapkan metode ini. 2. Ho: Metode scramble teknik give the keyword tidak terbukti efektif dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar pola kalimat bahasa Jepang siswa sebelum dan setelah diterapkan metode ini. H. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengambilan kesimpulan (Sutedi, 2011, hlm. 53). Untuk mengetahui efektivitas metode scramble teknik give the keyword terhadap pemahanan penggunaan pola kalimat bahasa Jepang, peneliti menerapkan metode eksperimental. Ada tiga ciri khas dari metode ini yaitu, (a) adanya manipulasi terhadap variabel bebas, (b) adanya kegiatan pengontrolan terhadap variabel lain yang berpengaruh, (c) adanya pengamatan dan pengukuran terhadap efek atau pengaruh dari manipulasi terhadap variabel bebas (Sutedi, 2011: 66). Menurut Setiadi (2006, hlm. 141), penelitian dengan desain ini diyakini mempunyai validitas internal dan ekternal yang tinggi. Maka dari itu, peneliti menerapkan metode penelitian ekperimental quasi dengan satu kelas sebagai objek. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : 1. Tes yang berupa tes awal atau pretest untuk mengetahui kemampuan awal objek penelitian. 2. Melaksanakan KBM, di kelas eksperimen dengan menerapkan

metode scramble teknik pembelajaran give the keyword. 3. Tes akhir atau post test untuk mengetahui perbedaan kemampuan dalam pembelajaran pola kalimat bahasa yang dimiliki pembelajar sebelum dan sesudah diberi pengajaran dengan menggunakan metode scramble teknik pembelajaran give the keyword. 4. Menyebarkan angket tertutup yang dimaksudkan untuk memperoleh data kualitatif dan mengetahui tanggapan pembelajar mengenai metode scramble teknik pembelajaran give the keyword dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang. 3. Teknik pengolahan data Teknik pengolahan data dalam penelitian menggunakan Statistik Komparansional. Statistik Komparansional digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada tidaknya perbedaan antara dua variabel (atau lebih) yang sedang diteliti (Sutedi, 2011, hlm. 228). I. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan sedangkan sampel adalah sebagai bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Margono, 2005, hlm. 118). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pembelajar SMA Negeri 1 Lembang, sedangkan sampelnya adalah pembelajar SMA Negeri 1 Lembang kelas X Sosial 4.