BAB I PENDAHULUAN. tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. ditunjukkan kepada orang lain), membuat pendengar memahami yang

dokumen-dokumen yang mirip
Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

KOMUNIKASI INTERPERSONAL. =Between You and Me=

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibentuk. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pemahaman secara bertahap dan beruntun. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Inter Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu atau berkualitas tinggi. Demikian satu-satunya wadah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, individu tidak dapat terlepas dari

USAHA PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INTERAKTIF (PTK SD N MUNCAR I KELAS IV)

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kondisi masing-masing yang berbeda. Pada kondisi nyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DANI NORA PURWANTI A

ANALISIS SITUASI. IPS. Pelajaran IPS bagi sebagian besar siswa adalah pelajaran yang membosankan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi program diploma III Universitas Andalas dalam mencapai gelar Ahli

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan manusia tidak lepas dari kehidupannya sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 1 ayat (1) (dalam Samino, 2010:36) menyebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

SKALA I. 1 Saya suka menawarkan barang baru dalam usaha saya. 3 Saya malas mencari ide ide baru untuk usaha saya

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem. didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja)

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. pendidikan (UUSPN No. 20 TH. 2003, Bab I pasal 1:2).

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan manusia lain. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Tarigan. bahasa tertentu sebagai alat komunikasinya.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan.

BAB I PENDAHULUAN. dari perilaku, lingkungan, dan kondisi kognitif, terutama faktor-faktor kognitif yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang yang memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif akan selalu mudah menyampaikan dan menerima pesan atau ide terhadap orang lain dalam segala hal dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut. Kemampuan tersebut merupakan upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. William I. Gorden (dalam Ami Purnamawati, 2010: 197), kemampuan berkomunikasi secara efektif merupakan kemampuan dalam menukarkan ide atau gagasan dan pesan terhadap orang lain secara efektif sehingga akan membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (atau melihat yang ditunjukkan kepada orang lain), membuat pendengar memahami yang didengar atau lihat, membuat pendengar menyetujui yang telah mereka dengar (atau tidak menyetujui apa yang dikatakan, tetapi dengan pemahaman yang benar), membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud pengirim dan maksud pengirim bisa diterima, dan memperoleh umpan balik dari pendengar. Sehingga orang tersebut mampu membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept), eksistensi diri (Self Existence), kelangsungan hidup (Live Continuity), memperoleh kebahagiaan (Obtaining Happiness), dan terhindar dari tekanan dan ketegangan 1

Erman Anom (2005: 28), komunikasi merupakan dasar dari seluruk interaksi antar manusia. Karena tanpa komunikasi interaksi antar umat manusia, baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Sebagian interaksi manusia berlangsung dalam situasi komunikasi antar pribadi. Menurut Anggita Dwi Ayuningtyas (2012:2), komunikasi secara efektif siswa dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya dalam pendidikan. Bahkan sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan dalam pendidikan. Suatu pencapaian mutu pendidikan dipengaruhi pula oleh faktor komunikasi secara efektif ini, khususnya komunikasi secara efektif dalam pendidikan. Di dalam pelaksanaan pendidikan formal (pendidikan melalui sekolah), peran komunikasi secara efektif begitu yang sangat menonjol. Proses belajar dan mengajarnya sebagian besar terjadi karena proses komunikasi. Tanpa keterlibatan komunikasi seacara efektif, tentu segalanya tidak dapat berjalan atau akan terhambat dalam pencapaian tujuannya. Kurangnya kemampuan berkomunikasi secara efektif seorang peserta didik, juga merupakan dampak negatif pendidikan di dalam pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah, Salah satu sebab diantaranya adalah Siswa tidak mempunyai keberanian berbicara untuk mengemukakan pendapat atau bertanya ketika proses belajar di kelas berlangsung, sehingga Guru kurang dapat memberi kesempatan siswa berbicara dalam mengutarakan pendapat dan gagasannya. 2

Keterampilan berkomunikasi secara efektif seorang peserta didik perlu terus ditingkatkan guna meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial. Keberadaan siswa sebagai makhluk sosial senantiasa berkembang dalam kebersamaan dengan sesamanya. Melalui kebersamaan itulah seorang siswa mengenal dan membentuk dirinya. Buah pikirannya diuji dalam pikiran orang lain melalui kemampuannya dalam berkomunikasi secara efektif. Dengan meningkatnya kemampuan berkomunikasi secara efektif diharapkan siswa dapat memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi khususnya persoalanpersoalan yang berhubungan dengan evaluasi dari berbagai mata pelajaran yang diperolehnya di sekolah. Agar mampu mengembangkan dan memelihara komunikasi secara efektif peserta didik memerlukan sejumlah keterampilan dasar berkomunikasi secara efektif. Oleh karena itu, keterampilan ini harus dipelajari dan dilatih secara terus menerus. Tetapi pada kenyataannya bahwa di lapangan tidak seperti yang diharapkan, yaitu adanya komunikasi yang kurang baik dan kurang lancar. Seperti halnya siswa yang mulai masuk kondisi lingkungan sekolah dan ajaran baru yang menuntut siswa harus dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan dan situasi baru tersebut. Pada kenyataannya sebagian besar siswa memiliki sifat pemalu, menutup diri sehingga kurang dapat berkomunikasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru tersebut. Akibatnya siswa kurang mempunyai banyak teman untuk bergaul dan mengembangkan diri terhadap informasi-informasi yang ada. 3

Berdasarkan wawancara penulis dengan guru kelas V di beberapa SD Negeri di Gugus Diponegoro Kecamatan Karangkobar diperoleh pengakuan kalau materi layanan tentang pelatihan praktik mengenai keterampilan berkomunikasi secara efektif memang belum pernah diberikan kepada siswa. Masih ada sejumlah siswa yang selalu ragu untuk berbicara ketika proses kegiatan belajar berlangsung di kelas. Ada rasa takut berbicara kalau mengatakan hal yang salah atau mengatakan hal yang benar dengan cara yang salah. Pembelajaran dikelas pun tidak sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia karena masih disisipi dengan penggunaan bahasa daerah (bahasa Jawa). Sehingga suasana belajar menjadi pasif dan tidak bersemangat, akibat tidak adanya keberanian berbicara untuk mengemukakan pendapat atau bertanya dan penggunaan bahasa yang masih bercampur. Menanggapi masalah di atas dalam berinteraksi dengan sesama juga dibutuhkan sikap berani dalam mengkomunikasikan sesuatu. Hal ini juga masih terlihat bahwa keberanian yang dimiliki siswa pada umumnya masih tergolong rendah. Menurut pengamatan penulis di sekolah tersebut masih banyak siswa yang kurang mempunyai sikap berani dalam mengungkapkan perasaan terhadap lawan bicaranya. Akibatnya akan terjadi kegagalan dalam komunikasi yang timbul karena adanya kesenjangan antara apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh lawan bicara. Melihat latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul hubungan kemampuan komunikasi efektif dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V di 4

SD Negeri se-gugus Diponegoro Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara Tahun ajaran 2013/2014 Dari uraian diatas peneliti akan melakukan penelitian dengan judul hubungan kemampuan komunikasi efektif dalam belajar dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V di SD Negeri se-gugus Diponegoro Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara Tahun ajaran 2013/2014 dengan alasan (1) belum pernah ada penelitian tentang komunikasi efektif di SD Negeri segugus Diponegoro Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara, (2) pembelajaran dikelas belum sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena terkadang masing menggunakan bahasa daerah, (3) masih ada sejumlah siswa yang selalu ragu untuk berbicara ketika proses kegiatan belajar berlangsung di kelas, ada rasa takut berbicara kalau mengatakan hal yang salah atau mengatakan hal yang benar dengan cara yang salah, (4) mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan pengajaran kemampuan komunikasi bagi siswa. B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang tersebut diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Sikap siswa dalam memanfaatkan bahasa Indonesia perlu ditingkatkan karena bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar resmi dalam proses belajar mengajar dikelas. 5

2. Prestasi belajar Bahasa Indonesia Siswa SD perlu ditingkatkan, dan peningkatan prestasi belajar itu dipengaruhi oleh banyak faktor. 3. Siswa mengalami masalah adaptasi, kurang cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga kurang mempunyai banyak teman, kurang mempunyai keberanian berbicara untuk mengemukakan pendapat atau bertanya ketika proses belajar di kelas berlangsung. 4. Siswa hendaknya memiliki kemampuan komunikasi secara efektif agar proses belajar siswa dapat berjalan dengan lancar serta dapat mengaktualisasikan diri, pada kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki kemampuan komunikasi secara efektif yang rendah. 5. Belum diketahui hubungan antara kemampuan komunikasi efektif dengan prestasi belajar bahasa Indonesia. C. Batasan Masalah Tidak semua masalah dalam identifikasi masalah tersebut dapat di pecahkan dalam penelitian ini karena berbagai keterbatasan peneliti antara lain waktu, biaya. Penelitian ini hanya dibatasi pada masalah: 1. Sikap siswa dalam memanfaatkan bahasa Indonesia perlu ditingkatkan karena bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar resmi dalam proses belajar mengajar dikelas. 2. Prestasi belajar Bahasa Indonesia Siswa SD perlu ditingkatkan, dan peningkatan prestasi belajar itu dipengaruhi oleh banyak faktor. 3. Siswa hendaknya memiliki kemampuan komunikasi secara efektif agar proses belajar siswa dapat berjalan dengan lancar serta dapat 6

mengaktualisasikan diri, pada kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki kemampuan komunikasi secara efektif yang rendah. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat di simpulkan masalah-masalah pokok dalam penelitian ini adalah sebagi berikut : 1. Bagaimana Kemampuan Komunikasi efektif siswa kelas V SD Negeri segugus Diponegoro Kecamatan Karangkobar Kabupaten banjarnegara? 2. Bagaimana prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri se- Gugus Diponegoro Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara? 3. Adakah hubungan kemampuan komunikasi yang efektif dengan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-gugus Diponegoro Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan pokok di atas, tujuan yanag ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui kemampuan komunikasi efektif siswa kelas V SD Negeri segugus Diponegoro Kecamatan Karangkobar kabupaten Banjarnegara. 2. Mengetahui prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri segugus Diponegoro Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara. 3. Mengetahui hubungan kemampuan komunikasi efektif dengan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri se-gugus Diponegoro Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara. 7

F. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan pendidikan pada umumnya. Harapan harapan itu antara lain : 1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada sekolah bahwa kemampuan komunikasi efektif mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, terutama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. 2. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dalam kehidupan praktek belajar mengajar yang sesungguhnya dan sebagai bekal untuk terjun di dunia pendidikan serta untuk mencapai pemecahan masalah yang ada pada perumusan masalah. 3. Bagi Pembaca Memberikan sumbangan bagi pengembangan khasanah ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan hubungan kemampuan komunikasi efektif dengan prestasi belajar bahasa Indonesia dan dapat dijadikan referensi pada penelitian yang akan datang. 8